Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heriandi Sutadi
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0451
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana
"Pada anak usia sekolah, kesehatan gigi memerlukan perhatian khusus. Karena pada usia ini gigi susu digantikan oleh gigi permanen. Menurut Depkes (2006), derajat kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia tergolong rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan gigi pada anak sekolah.
Penelitian ini dilakukan di SDN Cikande Permai dengan jumlah responden 61 orang yang terdiri dari 30 anak kelas 5 dan 33 anak kelas 4. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan menggunakan instrumen kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini rnenyimpulkan bahwa anak yang memiliki perawatan gigi baik sebesar 54,l%. Ada hubungan bermakna antara motivasi anak dengan perawatan gigi anak (P value= 0,018; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara peran orangtua dengan perawatan gigi anak (P value= 0,225; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara cara menggosok gigi dengan perawatan gigi anak (P value= 0,693; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara frekuensi menggosok gigi dengan perawatan gigi anak (P value= 0,095; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara keterjangkauan pelayanan kesehatan dengan perawatan gigi anak (P value= 0,16; a=0,005). Dari pembahasan diketahui ada faktor lain yang mempengaruhi perawatan gigi anak, oleh karena itu sebaiknya penelitian yang mendatang meneliti faktor-faktor tersebut."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5584
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Misniarti
"Angka kejadian caries gigi pada anak usia prasekolah mencapai 89 % disebabkan kurangnya keterampilan menggosok gigi. Penelitian bertujuan mengetahui efektivitas edukasi teknik menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi pada anak TK. Desain penelitian quasi eksperiment dengan pre and post test with control group. Sampel anak TK berusia usia 5-6 tahun, mandiri, berjumlah 44 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rerata keterampilan menggosok gigi antara kelompok kontrol dan intervensi, edukasi teknik menggosok gigi efektif meningkatkan keterampilan anak sebesar 64 %. Edukasi teknik menggosok gigi perlu dilakukan di sekolah dengan partisipasi aktif guru dalam meningkatkan kemampuan anak.

The incidence of dental caries in preschool children reached 89% due to lack of brushing skills. The research aims to determine the effectiveness of educational techniques for teeth brushing skills in kindergarten children. Quasi-experimental research design with pre and post test with control group. Sample of kindergarten children aged 5-6 years old, independent, total amount are 44 people. Collecting data used the observation sheet.
The results showed there is difference the mean of brushing skills between the control and intervention groups, teeth brushing techniques education effectively improve children's skills are 64%. brushing techniques education should to be done in the schools through active participation of teachers to improve the skill of brushing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Hartini Sundoro
"Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh minum air susu ibu dan minum susu dengan botol terhadap terjadinya karies pada gigi sulung, dengan subyek anak usia 3-5 tahun di Posyandu dari 5 wilayah di DKI Jakarta. Sebanyak 105 anak diperiksa gigi-giginya untuk mengetahui frekuensi, def-t dan def-s rata-rata, keparahan karies yang diukur dengan klasifikasi Ochiai (1963), serta urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies. Kebiasaan minum susu sejak lahir ditanyakan kepada ibu-ibu subyek. Ternyata 92.38% dari subyek menderita karies dengan def-t rata-rata 8.28 dan def-s rata-rata 19.62. Pada anak yang minum air susu ibu frekuensi karies dan rata-rata def-t dan def-s lebih tinggi dibandingkan dengan minuet susu dengan botol. Demikian pula ukuran keparahan karies, yang ditunjukkan dengan banyaknya penderita karies kelas 4. Namun dengan perhitungan statistik keparahan karies antara yang minum ASI, minum susu botol, dan kombinasi ASI dan botol, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Sedang urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies antara yang minum air susu ibu dan susu botol adalah sama; yaitu permukaan proksimal, kemudian permukaan halus, dan yang terakhir permukaan oklusal."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Iwany Amalliah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi defek email gigi pada anak periode usia gigi sulung dan tetap. Tujuan lain adalah mengetahui distribusi dari tipe, lokasi dan luas defek tersebut pada gigi anak, serta menguji hubungan terbentuknya defek email dan status sosial ekonomi keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Serpong pada 2 kelompok umur, yaitu usia gigi sulung dan usia gigi permanen. Jumlah sample adalah minimal 630 anak tiap kelompok umur yang diambil secara acak dan proporsional dengan jumlah murid Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLIP).
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa prevalensi defek email cukup tinggi, yaitu 41% pada kelompok usia gigi tetap dan 28% pada kelompok usia gigi sulung. Tipe yang banyak ditemukan adalah tipe hypoplasia dan demarcated opacities pada rahang atas dengan luas 113 permukaan gigi. Ditemukan pula hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, jumlah anak dalam keluarga dan jenis pekerjaan ayah terhadap terbentuknya defek email gigi anak. Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa terjadinya defek email gigi yang cukup tinggi pada anak dapat memberikan gambaran tingkat kesejahteraan keluarga, yang menunjukkan pentingnya kelainan ini."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harini Soemartono
"Gigi molar pertama tetap adalah gigi yang paling peka terhadap karies, sehingga pada anak sering di jumpai gigi molar pertama tetapnya telah mengalami kerusakan yang cukup berat. Sehubungan dangan hal tersebut telah diupayakan berbagai cara untuk mencegah karies pada gigi tetap, terutama pada gigi molar pertama, karena erupsinya paling awal. Salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan menutup pit dan fisur, karena biasanya karies dimulai dari daerah tersebut. Untuk penelitian ini digunakan semen glass ionomer.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana semen glass- ionorner dapat mencegah karies pit dan fisur gigi molar pertama tetap dan sejauh mana semen tersebut dapat bertahan di dalam fit dan fisur gigi molar tetap pertama. Subjek penelitian adalah gigi molar pertama tetap siswa sekolah dasar TRISULA Salemba Tengah kelas I, II. III. dengan- usia 6 - 9 tahun. Sejumlah 69 anak telah terpilih untuk diteliti. Setiap anak di lakukan penutupan pit dan fisur pada 2 gigi molar pertama tetap atas dan bawah secara silang, sehingga seluruh gigi perlakuan 138 buah. Sedang 2 gigi yang lain dipergunakan sebagai kontrol."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Made Rasmini, Author
"ABSTRAK
Penyakit gigi dan mulut adalah penyakit yang terdapat secara luas pada masyarakat, baik pada anak-anak maupun orang dewasa, karena dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi tetap. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum, yang penting dalam fungsi pengunyahan, bicara dan kecantikan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan maka perlu ditanamkan kebiasaan hidup sehat sejak dini yang dimulai dalam lingkungan keluarga dan disekolah. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada murid sekolah yang disebut Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) mempunyai tujuan agar tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
Hasil penelitian Study Evaluasi Program UKGS di wilayah DKI Jakarta pada tahun 1988, menunjukkan prevalensi karies gigi 86,71 % dengan DMF-T rata-rata 2,98 dan tahun pada tahun 1996 meningkat menjadi 93,72 % dan DMF-T menurun menjadi 2,66. Performed Tratment Index (PTI) adalah 9,06 % pada tahun1988 dan menurun menjadi 6,39 % pada tahun 1996.
Melihat keadaan tersebut dan mengingat indikator derajat kesehatan gigi mulut pada tahun 2000 adalah DMF-T rata-rata < 3 dan PTI > 50 % serta kebersihan mulut termasuk kriteria baik, untuk umur 12 tahun, maka perlu diadakan suatu penelitian untuk memperoleh informasi faktor-faktor yang menyebabkan belum tercapinya PTI pada murid SD yang telah menerima pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Tahap III.
Peneltian menggunakan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian pada 6 SD di Kecamatan Palmerah dan 4 SD di Kecamatan Tambora. Sampel yang diteliti adalah murid kelas 6 yang telah memperoleh pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dimana sample
diambil secara multistage cluster random sampling, dengan jumlah sampel 426 murid. Juga dilakukan wawancara dengan guru UKS dan pelaksana UKGS yang bertugas pada SD terpilih, dimana jumlahnya masing-masing 10 orang. Wawancara pada murid dilakukan untuk mendapatkan data, faktor demografi, pengetahuan, perilaku pelihara diri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut serta dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi . Wawancara dengan guru UKS untuk memperoleh data mengenai peran serta guru dalam kegiatan UKGS sedangkan wawancara dengan tenaga kesehatan gigi untuk memperoleh pelaksanaan kegiatan UKGS di lapangan. Data diolah secara statistik, mulai analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan regresi logistik mutipel dengan program stata.
Hasil penelitian memperlihatkan prevalensi karies pada murid kelas 6 adalah 82,9 % dengan DMF-T rata-rata 3,04 dan PTI murid adalah 6 %. Hasil model akhir menunjukkan bahwa PTI murid dipengaruhi oleh : pendidikan ibu, kebersihan mulut murid, jenis kegiatan dan tindakan kuratif yang dilaksanakan tenaga kesehatan gigi serta adanya interaksi pendidikan ibu dan jenis tindakan kuratif
Kesimpulan dari penelitian ini adalah selain pendidikan ibu murid mempunyai peranan yang besar dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan kegiatannya kurang melibatkan guru UKS dan orang tua murid. Pada penelitian ini kurang terlihat peranan guru UKS dalam kegiatan UKGS.
Disarankan bagi tenaga kesehatan gigi agar dalam melaksanakan kegiatan UKGS, selain guru kelas, hendaknya melibatkan guru UKS dan guru kelas 1 dan 2, karena materi kesehatan gigi dan mulut diberikan pada saat murid duduk di kelas 1 dan 2. Juga sangat diperlukan memberikan penjelasan pada orang tua murid secara langsung atau paling tidak pada POMG, sehingga dimengerti manfaat dari program. Untuk meningkatkan PTI, bagi murid yang takut perawatan gigi dengan bur. dapat digunakan bahan tumpatan Atrarrmatic Restorative Treatment.
Daftar Pustaka : 46 ( 1962 - 1998 )

ABSTRACT
Oral and dental diseases are widely spread community diseases which are found in both children and adults since they affect deciduous as well as permanent teeth. Oral Health constitutes an integral part of health in general with important aspects in relation with the mastication, speech and esthetic functions.
In order to enhance the quality of health, healthful living styles should be instituted as early as possible in life, starting within the family and school environments. The objective of oral health care services for schoolchildren, or School Oral Health Services ( SONS ), is the achievement of an optimal degree of oral and dental health.
The School Oral Health Service Evaluation Study Program in the Jakarta Special Area in 1988 showed a dental caries prevalence of 86.71% with an average DMFT of 2.98; the prevalence figure rose to 93,72 in 1996 while for that same year the average DMFT decreased to 2,66. Performed Treatment Index ( PTI) decreased from 9.06% in 1988 to 6.39% in 1996.
In view of these developments and the established dental health indicators for 2000 which comprise among others an average DMFT not exceeding 3,0, a PTI of at least 50% and a "satisfactory" degree of oral hygiene for the 12-year age group, a study to obtain further information on the factor relating to the failure to achieve an acceptable PTI level for schoolchildren with degree III SOHS in Jakarta was undertaken.
The study is of cross-sectional design. It involves six primary schools in the Palmerah and four primary school in the Tambora subdistricts. The sample studied are sixth graders who have received oral health care; the sample was taken through multistage cluster random sampling amounting to a total of 426 children. Also caned out were interviews with schoolteachers responsible for school health services and operators of SOHS, with a total of 10 persons at each target school. The objective of the interviews with the children was the collection of data on demography and knowledge and self care practices in dental health.
The children received dental examinations. Interview with the school health teachers was to acquire data on the participation and role of teachers in SOHS, while information on the implementation of SOHS was the goal of the interview with the dental health stag The data obtained was statistically processed, from univariat to bivariat and multivariat analysis with multiple logistic regression and strata program.
The results show a caries prevalence of 82,9% with and average DMFT of 3,04 and a PTI of 6%. The latest model indicates that PTI in schoolchildren is influenced by their mother's level of education, the children's state of oral hygiene, types of activities and curative care provided by the dental personnel and the existence of interaction between the level of the education of the mother and type of curative care rendered.
he conclusions reached in this study are that apart from the prominent role of the level of education of the children's mothers in maintaining oral health care, school health teachers and parents have not been adequately involved in SOHS activities. The role of the school health teacher in SOHS is in this study not too apparent.
It is recommended that beside the classroom teachers involved, the dental health staff also need to actively participate the school health teachers and the this and second grade teachers, since the school curriculum already provides dental health information material for first and second graders. It is also essential that information be disseminated directly to parents or in parent-teacher-association meetings to permit better understanding of the school dental program. To help increase the PTI figure, schoolchildren unwilling to be treated with dental burs should be provided treatment according to the Atraumatic Restorative Treatment ( ART) method.
Reading : 46 (1962 - 1998)
"
Depok: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarworini Bagio Budiardjo
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
PGB 0577
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Rahardjo
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
PGB 0583
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Andi Rahmayanti Laya
"[ABSTRAK
Kraniofasial mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada masa periode gigi sulung. Palatum merupakan bagian dari nasomaksilaris kompleks kraniofasial. Pertumbuhan dan perkembangan palatum dapat dipengaruhi oleh kebiasaan bottlefeeding. Pemberian breastfeeding pada anak yang baru lahir hingga usia beberapa bulan membantu menstimulasi pembentukan palatum yang normal yang secara fisiologis terbentuk dari pengisapan normal selama breastfeeding. Penelitian ini bertujuan menganalisa perbedaan palatum antara anak breastfeeding dan bottlefeeding dengan anak bottlefeeding. Dimensi palatum yang diukur ialah lebar palatum (transversal), panjang palatum (anteroposterior) dan tinggi palatum (vertikal). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada lebar palatum posterior, panjang palatum posterior dan tinggi palatum antara anak breastfeeding dan bottlefeeding dengan anak bottlefeeding (p≤0,05) sedangkan pada lebar palatum anterior dan panjang palatum posterior terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05).

ABSTRACT
The growth and development of craniofacial rapidly change during the period of primary teeth. The palate is part of craniofacial complex. Growth and development of the palate can be affected by bottlefeeding habits. Giving breastfeeding in children from birth to the age of a few months is to help stimulate the formation of a normal palate that is physiologically formed from suckling during breastfeeding. This study aimed to analyze the palate dimension differences between breastfed and bottlefed children with bottlefed children. The palate dimensions measured the width of the palate (transversal growth), the length of the palate (anteroposterior growth) and the depth of the palate (vertical growth) .The result showed that the width and length of the posterior palate and the depth of the palate between breastfed and bottlefed children with bottlefed children were significantly difference (p<0,05) while the width and length of the anterior palate were not significantly difference (p≥0,05)., The growth and development of craniofacial rapidly change during the period of primary teeth. The palate is part of craniofacial complex. Growth and development of the palate can be affected by bottlefeeding habits. Giving breastfeeding in children from birth to the age of a few months is to help stimulate the formation of a normal palate that is physiologically formed from suckling during breastfeeding. This study aimed to analyze the palate dimension differences between breastfed and bottlefed children with bottlefed children. The palate dimensions measured the width of the palate (transversal growth), the length of the palate (anteroposterior growth) and the depth of the palate (vertical growth) .The result showed that the width and length of the posterior palate and the depth of the palate between breastfed and bottlefed children with bottlefed children were significantly difference (p<0,05) while the width and length of the anterior palate were not significantly difference (p≥0,05).]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>