Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hary Christady Hardiyatmo
Bulaksumur, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2017
690.1 HAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bisanto Kadarisman
"ABSTRAK
Pelaksanaan pembuatan fondasi yang tersebar akan sangat berbeda
dengan pelaksanaan pembangunan fondasi yang terpusat disatu
tempat tertentu.
Karena pelaksanaan pekerjaannya yang tersebar, banyak faktor luar
yang mempengaruhinya antara lain tidak tersedianya jalan kerja
dan jarak pencapaiannya sangat jauh, disamping harus dapat
menghadapi dan mengatasi keadaan tanahnya yang terkadang sangat
buruk.
Tiang pancang harus dapat memikul beban struktur yang disangganya
dan juga dapat berfungsi sebagai tiang angkur pada tanah
lempung yang dapat mengembang.
Untuk mengatasi kendala-kendala dilapangan tersebut perlu dipersiapkan
suatu sistem tiang pancang yang harus dapat memenuhi
segala tuntutan dan persyaratan teknis yang dibutuhkan, mudah
untuk dikemas, diangkut dan dipaaang dilokasi proyek dengan biaya
yang semurah mungkin.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Christady Hardiyatmo
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2015
690.1 HAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yuwono
"Disertasi ini membahas kenaikan respon spektrum gempa akibat update SNI 1726:2019 dan adanya penemuan sesar Baribis di selatan Jakarta pada tahun 2016.Fondasi bangunan yang sudah ada selama ini didesain untuk berperilaku elastik dan tidak mengalami kerusakan atau kegagalan terhadap gempa, oleh karena itu untuk bangunan existing yang berada di wilayah Jabodetabek maupun wilayah lainnya perlu dilakukan asesmen struktur fondasi existing untuk mengecek kinerja struktur fondasi terhadap peraturan gempa yang terbaru dan meningkatnya percepatan gempa dan respon spektrum di Jabodetabek akibat adanya sesar tersebut, hanya saja untuk struktur bawah belum ada peraturan yang mengatur untuk asesmen pada fondasi. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk model asesmen struktur fondasi. Didalam laporan disertasi ini dilakukan penelitian tentang penemuan sesar Baribis di selatan Jakarta dan mengenai model asesmen terhadap fondasi bangunan existing akibat peningkatan respon gempa yang disebabkan oleh keberadaan sesar tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berupa analisa numerik yang dilakukan dengan bantuan software finite element.

This dissertation discusses the increase in the earthquake response spectrum due to the update of SNI 1726: 2019 and the discovery of the Baribis fault in the south of Jakarta in 2016. The existing building foundations have been designed to behave elastically and not experience damage or failure in earthquakes, therefore for buildings existing structures in the Jabodetabek area and other areas need to assess the existing foundation structure to check the performance of the foundation structure against the latest earthquake regulations and increased earthquake acceleration and spectrum response in Jabodetabek due to the presence of the fault, it's just that there are no regulations governing the substructure assessment on the foundation. For this reason, further research is needed for the foundation structure assessment model. In this dissertation report, research is conducted on the discovery of the Baribis fault in southern Jakarta and the assessment model of existing building foundations due to increased earthquake response caused by the presence of the fault. This research is quantitative in the form of numerical analysis carried out with the help of finite element software."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tampilan feminisme dan purity pada idola K-Pop perempuan terhadap intensi fanship dari fans laki-laki. Partisipan dalam penelitian ini adalah 93 individu laki-laki yang mengidentifikasi diri sebagai fans K-Pop dengan rentang umur 15–35 tahun (M = 20.88, SD = 4,02). Partisipan diberikan stimulus berupa vignette fiktif berupa foto, biodata fiktif, dan deskripsi kepribadian dari model dengan variasi pada tampilan ideologi feminisme dan pelanggaran purity. Hasil analisis Repeated Measures ANOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tampilan Feminisme (F(2,184) = 7,74, p = 0,001, ηp2 = 0,08) dan Purity (F(2,184) = 14,26, p < 0,001, ηp2 = 0,13) pada idola K-Pop perempuan terhadap intensi fanship, serta tidak terdapat interaksi yang signifikan antara feminisme dan purity pada idola K-Pop perempuan dalam mempengaruhi intensi fanship pada fans laki-laki (F(2,184) = 1,62, p > 0,05, ηp2 = 0,02). Post-hoc paired samples t-test dilakukan dan ditemukan bahwa perbedaan tingkatan intensi fanship lebih tinggi secara signifikan pada perlakuan feminisme dibandingkan dengan non-feminisme dan pada perlakuan tampilan purity dibandingkan dengan perlakukan purity violation. Penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki tidak ingin menjadi fans dari idola K-Pop perempuan yang menampilkan pelanggaran purity dan beridentitas feminis dengan menggunakan label feminis, tetapi justru memiliki preferensi terhadap idola yang menampilkan ideologi feminisme tanpa label.

This research aims to examine the influence of the display of feminist ideology and purity in female K-Pop idols on the fanship intentions of male fans. The participants in this study were 93 male individuals who identified themselves as K-Pop fans, ranging in age from 15 to 35 years (M = 20.88, SD = 4.02). Participants were presented with stimuli in the form of fictional vignettes containing ‘idol’ photos, fictional biodata, and personality descriptions of a model with variations in the display of feminist ideology and purity violation. The results of the Repeated Measures ANOVA analysis show that there is a significant influence between the display of Feminism (F(2,184) = 7.74, p = 0.001, ηp2 = 0.08) and Purity (F(2,184) = 14.26, p < 0.001, ηp2 = 0.13) on female K-Pop idols towards fanship intention, and there is no significant interaction between feminism and purity in influencing fanship intentions for male fans (F(2,184) = 1.62 , p > 0.05, ηp2 = 0.02). Post-hoc paired samples t-test was carried out and it was found that the difference in fanship intention levels was significantly higher in the feminism treatment compared to non-feminism and in the display of purity treatment compared to the purity violation treatment. This findings indicate that men do not intend to be fans of female K-Pop idols who display purity violations and feminist labels, instead males prefer idols who display feminist ideology without labels."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Salsabila Cahyaningrum
"Boikot konsumen terhadap Israel sudah berjalan di Indonesia lebih dari satu tahun. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa boikot dapat terjadi karena berkaitan dengan dasar moral yang dimiliki oleh setiap individu. Dasar moral merupakan pedoman alamiah manusia yang membedakan tindakan benar maupun salah. Dasar moral ini kemudian memengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan boikot. Dasar moral terbagi menjadi dua, yaitu fondasi moral individual dan fondasi moral kolektif. Berdasarkan penelitian sebelumnya, fondasi moral individual memiliki sikap yang mendukung aksi boikot. Maka dari itu, peneliti berhipotesis fondasi moral individual memiliki hubungan yang lebih kuat dibandingkan fondasi moral kolektif terhadap intensi boikot produk yang terafiliasi Israel. Hasil penelitian ini menemukan fondasi moral individual tidak memiliki hubungan yang lebih kuat dibandingkan fondasi moral kolektif dalam mengestimasi intensi boikot terhadap produk terafiliasi Israel. Namun, ditemukan bahwa agama secara kuat mengestimasi intensi boikot.

Consumer boycotts against Israel have been ongoing in Indonesia for more than a year. Previous research has found that boycotts may occur due to the moral foundations held by individuals. Moral foundations are innate human guidelines that distinguish between right and wrong actions. These moral foundations then influence consumers' decisions to engage in boycotts. Moral foundations are divided into two categories: individualizing moral foundations and binding (collective) moral foundations. Based on previous studies, individualizing moral foundations are more likely to support boycott actions. Therefore, the researcher hypothesized that individualizing moral foundations would have a stronger relationship with boycott intention compared to binding moral foundations toward products affiliated with Israel. However, the findings of this study revealed that individualizing moral foundations did not have a stronger relationship than binding moral foundations in predicting boycott intention. Nonetheless, it was found that religion strongly predicts the intention to boycott."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Salsabila Cahyaningrum
"Boikot konsumen terhadap Israel sudah berjalan di Indonesia lebih dari satu tahun. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa boikot dapat terjadi karena berkaitan dengan dasar moral yang dimiliki oleh setiap individu. Dasar moral merupakan pedoman alamiah manusia yang membedakan tindakan benar maupun salah. Dasar moral ini kemudian memengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan boikot. Dasar moral terbagi menjadi dua, yaitu fondasi moral individual dan fondasi moral kolektif. Berdasarkan penelitian sebelumnya, fondasi moral individual memiliki sikap yang mendukung aksi boikot. Maka dari itu, peneliti berhipotesis fondasi moral individual memiliki hubungan yang lebih kuat dibandingkan fondasi moral kolektif terhadap intensi boikot produk yang terafiliasi Israel. Hasil penelitian ini menemukan fondasi moral individual tidak memiliki hubungan yang lebih kuat dibandingkan fondasi moral kolektif dalam mengestimasi intensi boikot terhadap produk terafiliasi Israel. Namun, ditemukan bahwa agama secara kuat mengestimasi intensi boikot.

Consumer boycotts against Israel have been ongoing in Indonesia for more than a year. Previous research has found that boycotts may occur due to the moral foundations held by individuals. Moral foundations are innate human guidelines that distinguish between right and wrong actions. These moral foundations then influence consumers' decisions to engage in boycotts. Moral foundations are divided into two categories: individualizing moral foundations and binding (collective) moral foundations. Based on previous studies, individualizing moral foundations are more likely to support boycott actions. Therefore, the researcher hypothesized that individualizing moral foundations would have a stronger relationship with boycott intention compared to binding moral foundations toward products affiliated with Israel. However, the findings of this study revealed that individualizing moral foundations did not have a stronger relationship than binding moral foundations in predicting boycott intention. Nonetheless, it was found that religion strongly predicts the intention to boycott."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Wulandari
"Cijeruk adalah salah satu daerah strategis yang akan digunakan untuk pariwisata karena lingkungannya masih asri dan memiliki akses yang mudah dari Jakarta dengan adanya ruas Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi, tol Ciawi-Cigombong. Sayangnya, Cijeruk memiliki potensi gerakan tanah longsor sedang hingga tinggi sejak awal 2019. Oleh karena itu, perencanaan pembagunan yang baik diperlukan untuk mengurangi risiko bencana dari gerakan tanah longsor. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan membuat fondasi bangunan hingga ke batuan dasar. Metode yang digunakan untuk menentukan kedalaman batuan dasar adalah Ground Penetrating Radar (GPR). Alat GPR yang digunakan dalam penelitian ini memiliki frekuensi 25 MHz, penetrasi gelombang mencapai kedalaman75 m. Dari penelitian ini, peneliti memperoleh gambaran bawah permukaan secara 2 dimensi, kedalaman batuan dasar antara 10-20 m. Hasil ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk fondasi bangunan tahan longsor.

Cijeruk is one of the strategic locations to be used for tourism because the environment is still beautiful and it has easy access from Jakarta with the existence of the Section 1 toll road Bogor-Ciawi-Sukabumi, Ciawi-Cigombong toll road. Unfortunately, Cijeruk has medium to high potential for landslide movements in early 2019. Therefore, good development planning is needed to reduce the disaster risk of landslide movements. One geophysical efforts that can be done by making the foundation of the building down to the bedrock. The method used to determine the depth of the bedrock is Ground Penetrating Radar (GPR). GPR tool used in this research has frequency range 25 MHz, depth penetration 75 m. From this research, we obtained 2D subsurface visualization, bedrock detected at depth 10-20 m. This result could be used as a reference for the foundation of landslide-resistant buildings."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfindra Primaldhi
"ABSTRAK
Partisipasi warga dalam pemilu di Indonesia cukup tinggi. Sejak Pemilu 2004 hingga Pemilu 2014, tingkat partisipasi di atas 70 . Namun, dalam kurun waktu yang sama, pemilihan oleh warga tampak tidak konsisten. Tiga partai politik yang berbeda memenangi tiga pemilu legislatif di tahun 2004, 2009, dan 2014. Selain itu perolehan suara pasangan presiden-wakil presiden yang menjadi pemenang pilpres cenderung tidak sejalan dengan perolehan suara partai dalam koalisi yang mengusung pasangan itu. Untuk menjelaskan tingkah laku memilih warga yang tampak tidak konsisten, penelitian ini menggunakan pendekatan moral intuisionisme Haidt, 2001 , Moral Foundation Theory Haidt Graham, 2007 , dan gairah harmonis Vallerand, 2008, 2015 . Studi ini menggunakan tiga penelitian dengan pendekatan kuantitatif sebagai dukungan empiris. Penelitian pertama menggunakan metode survei pada 903 pemilih di 34 provinsi; penelitian kedua menggunakan metode kuasi-eksperimental pada 165 partisipan masyarakat umum; dan penelitian ketiga menggunakan metode eksperimental pada 179 partisipan masyarakat umum. Hasil studi pertama menunjukkan pada Pilpres 2014 profil moral pemilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla berbeda dengan profil moral pemilih Prabowo-Hatta, dan perbedaan dukungan terhadap fondasi moral keadilan, kepedulian, kesetiaan, dan kepatuhan, serta gugus moral individualizing mengarahkan pemilih pada pasangan kandidat yang berbeda. Selanjutnya, hasil studi kedua, menunjukkan profil moral pemilih berhubungan langsung dengan tingkah laku memilih kandidat presiden fiktif. Pemilih cenderung memilih kandidat presiden yang memiliki fondasi moral dominan yang sama dengan dirinya. Hasil studi ketiga menunjukkan hubungan tersebut bergantung pada gairah politik pada pemilih. Semakin besar gairah politik semakin kuat pengaruh fondasi moral dominan dalam mengarahkan pilihan kandidat presiden. Secara keseluruhan penelitian ini menunjukkan walaupun tampak tidak konsisten, pada dasarnya warga memilih kandidat presiden yang sejalan dengan fondasi moral dominan dalam dirinya, dengan dimoderasi oleh gairah politik Kata-kata kunci: intuisi moral, fondasi moral, gairah politik, tingkah laku memilih, Moral Foundation Theory, Social Intuisionist Model

ABSTRACT
Citizen participation in Indonesian General Election is quite high. Voters turnout are consistently above 70 since 2004 election to the last election in 2014. However, voters seem inconsistent in casting their vote. Three different political parties have won in three legislative elections in 2004, 2009 and 2014. Further, the total vote for the winning presidential-vice presidential pair does not correspond to the overall vote for the coalition of political parties which they represent. To address this seemingly inconsistent voting behavior, this study use a combination of moral intuitionist approach Haidt, 2001 , Moral Foundation Theory Haidt Graham, 2007 , and harmonious passion Vallerand, 2008, 2015 . Three studies with quantitative approach were conducted. The first study surveyed 903 voters in 34 provinces; the second study is a quasi experimental design with 165 participants from the general public; and a third study is an experimental design with 179 participants from the general public. Results from the first study show that overall, in the 2014 presidential election, moral profile of voters for Joko Widodo-Jusuf Kalla is different from voters for Prabowo-Hatta. Further, differing support for fairness, care, loyalty, and authority moral foundations, and individuallizing moral dimension among voters are correlated to different candidate pair choice. Results from the second study, show voter 39;s moral profile is directly related to their hypothetical presidential candidate choice. Voters 39; tend to vote for a presidential candidate who share the same dominant moral foundation with them. Results from the third study show that this relationship depends on voters political passion. The greater the political passion the stronger the influence of the dominant moral foundation in directing presidential candidate choice. Overall these studies show that although voters seem inconsistent, their voting preference are directed by their dominant moral foundation, and moderated by political passion. Keywords: moral intuition, moral foundation, political passion, voting behavior, , Moral Foundation Theory, Social Intuisionist Model "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2499
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhenisa Ratna Augustin
"Bendungan Cabean merupakan salah satu proyek Kementerian PUPR. Bendungan ini merupakan tipe bendungan serbaguna dengan fungsi untuk mengairi daerah irigasi, pengendalian banjir, pembangkit listrik, pariwisata, ketahanan air, dan ketahanan pangan di Kabupaten Blora. Lokasi area rencana pembangunan bendungan di daerah Cabean, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di daerah penelitian ini, telah dilakukan akuisisi data resistivitas dan data bor. Data resistivitas dan data bor digunakan sebagai data sekunder. Pada penelitian ini, penulis mengidentifikasi area dan kedalaman lapisan keras di bawah permukaan tanah dengan menggunakan metode geolistrik dan data bor untuk menentukan jenis fondasi yang dapat digunakan. Akuisisi data resistivitas dilakukan dengan membuat empat lintasan besar, yang mana masing-masing lintasan memiliki panjang 240 m. Hasil akhir dari pengolahan ini adalah persebaran nilai resistivitas batuan di bawah permukaan. Lintasan 1 – 4 memiliki sebaran nilai resistivitas yang beragam, dengan kisaran nilai di antara 2,7 Ωm hingga >579 Ωm. Nilai resistivitas di area penelitian cenderung lebih rendah dikarenakan lokasi penelitian berada di area persawahan. Area ini memiliki banyak vegetasi dan juga irigasi, sehingga banyak air yang tersebar ke dalam lapisan tanah. Selanjutnya, dilakukan korelasi antara data resistivitas dengan data bor. Melalui korelasi data resistivitas dan data bor, dapat dilakukan identifikasi lapisan tanah keras yang mengacu pada SNI 1726:2019. Litologi utama pada area penelitian ini adalah residual soil pada kedalaman 0 – 5 m yang dikategorikan sebagai lapisan tanah sedang – keras, dan perselingan batupasir-batulanau-batulempung pada kedalaman > 5 m yang dikategorikan sebagai lapisan tanah keras. Oleh karena itu, jenis fondasi tanah keras yang digunakan berdasarkan kedalamannya adalah jenis fondasi tiang pancang atau fondasi bored pile.

The Cabean Dam is one of the projects undertaken by the Ministry of Public Works and Housing (PUPR). This dam is a multifunctional type, serving purposes such as irrigation, flood control, electricity generation, tourism, water security, and food security in Blora Regency. The planned construction site of the dam is located in Cabean, Todanan Subdistrict, Blora Regency, Central Java. In this research area, resistivity data and borehole data have been acquired. Resistivity data are used as primary data, while borehole data are used as secondary data. In this study, the author identifies the area and depth of the hard layer beneath the ground surface using geoelectrical methods and borehole data to determine the type of foundation that can be utilized. The acquisition of resistivity data was conducted by creating four major traverses, each consisting of several minor traverses, and complemented by ten borehole data points. The final result of this processing is the distribution of subsurface rock resistivity values. Traverses 1 to 4 have a diverse range of resistivity values, ranging from 2.7 Ωm to >579 Ωm. The resistivity values in the research area tend to be lower because the location is in a rice field area. This area has abundant vegetation and irrigation, causing a significant amount of water to infiltrate into the soil layers. Subsequently, a correlation was made between the resistivity data and the borehole data. Through the correlation of resistivity and borehole data, the identification of the hard soil layer in accordance with SNI 1726:2019 can be conducted. The main lithology in this research area is residual soil at a depth of 0 – 5 meters, categorized as a medium-hard soil layer, and interbedded sandstone-siltstone- claystone at a depth of > 5 meters, categorized as a hard soil layer. Therefore, the type of hard soil foundation used based on its depth is either a pile foundation or a bored pile foundation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>