Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Shofi Rosyadi
"Latar belakang penelitian ini didasari oleh isu-isu pilpres 2019 yang beredar secara masif di media sosial. Dari isu-isu tersebut muncul polarisasi dan membagi menjadi dua belah pihak yang saling berseberangan. Namun, pengguna pada dasarnya tidak disuguhkan informasi yang berimbang akibat dari sistem rekomendasi pada sosial media. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian dampak media sosial khususnya pada kajian sistem rekomendasi dengan konteks di Indonesia.
Tesis ini mengkaji sistem rekomendasi yang dirancang oleh operator media sosial cenderung seragam atau selaras dengan pandangan politik pengguna saja. Fenomena tersebut adalah The Filter Bubbles dimana informasi yang beredar pada media sosial kita disaring hanya sesuai dengan pandangan pengguna itu sendiri. Polarisasi menjadi efek yang bisa dipengaruhi oleh sistem rekomendasi karena penerimaan informasi dari pengguna setelah melalui sistem kurasi berdasarkan personalisasi memunculkan berita seragam.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem rekomendasi membuat posisi polarisasi pengguna semakin ekstrim. Hal ini ditandai dengan semakin teguhnya opini dan pandangan politik yang dipegang oleh pengguna sebelumnya.
The background of this research is based on 2019 election issues that spread massively in social media. From these issues comes the polarization and divides into two opposing sides. However, users are basically not presented with balanced information as a result of the recommendation system on social media. This research is expected to enrich the study of social media impact, especially on study of recommendation system with context in Indonesia.This thesis examines the recommendation system designed by social media operators tends to be uniform or aligned with the user's political views only. The phenomenon is The Filter Bubbles where the information circulating on our social media is filtered only in accordance with the user's own views. Polarization becomes an effect that can be influenced by the recommendation system because the acceptance of information from the user after going through a personalized curation system raises uniform news.This research uses quantitative approach with experiment method. The results of this study indicate that the recommendation system makes the polarization position of users more extreme. This is marked by increasingly persistent opinions and political views held by previous users"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50255
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Trisha Dantiani
"With the new emerging media that caters to the audience's personal bias and reamplifying their beliefs. It aided with social media algorithms that personalize and limit the content consumption, it raises the question of whether we construct our own bubbles or are we simply victims of the algorithm. Tribal journalism being one of the methods that is used by emerging media to perpetuate these echo chambers among their audience. This study uses digital ethnography and in-depth interviews with followers and contributors of Magdalene.co to determine the engagement in cognitive dissonance and selective exposure to construct their own filter bubbles and echo chambers. The findings of the research revealed that echo chambers exist within emerging media in the form of ‘safe space’ to share opinion and how followers curate the content they consume on social media. Echo chambers are not entirely homogeneous due to the different standpoints that followers hold. Tribal journalism aids in the development of echo chambers as followers not only interact with the content, they are also able to produce their own work and include it into the online discussion.
Munculnya media baru memberikan audiens wadah bersuara dan mengamplifikasi keyakinan. Dibantu dengan algoritma media sosial yang mempersonalisasi dan membatasi konsumsi konten, hal ini menimbulkan pertanyaan terkait apakah pengguna membuat ‘gelembung’ nya sendiri atau hanya korban dari algoritma. Jurnalisme tribal menjadi salah satu metode yang digunakan oleh media baru untuk mengabadikan ‘ruang gema’ ini di antara audiens mereka. Penelitian ini menggunakan etnografi digital dan wawancara mendalam dengan follower dan contributor Magdalene.co untuk menentukan apakah pengikut mereka secara aktif terlibat dalam disonansi kognitif dan paparan selektif untuk membangun gelembung filter mereka sendiri dan ruang gema. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa ruang gema ada dalam media yang muncul dalam bentuk 'tempat aman' untuk berbagi opini dan bagaimana follower mengkurasi konten yang mereka konsumsi di media sosial. Ruang gema ini tidak sepenuhnya homogen karena sudut pandang yang berbeda yang dipegang follower. Jurnalisme tribal berkontribusi pada kemunculan ruang gema karena follower tidak hanya berinteraksi dengan konten, mereka juga mampu menghasilkan karya mereka sendiri dan memasukkannya ke dalam diskusi online."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library