Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
Fuad Hassan
Jakarta: Pustaka Jaya, 1973
142.7 FUA b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fuad Hassan
Jakarta: Pustaka Jaya, 1976
142.78 FUA b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fuad Hassan
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1976
142.78 FUA b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fuad Hassan
Jakarta: Pustaka Jaya, 1976
142.78 FUA b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fuad Hassan
Depok: Komunitas Bambu, 2014
142.78 FUA p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Yunasti Pratiwi Nur Malitasari
"
ABSTRAKGerakan perempuan di Korea Selatan dipicu sejak Korea berada di bawah penjajahan Jepang. Noh Cheon-myeong adalah seorang perempuan penulis asal Korea yang aktif pada era tersebut. Dalam karya-karya Noh, terdapat unsur-unsur eksistensialisme. Tulisan ini menganalisis anasir-anasir eksistensialisme feminis yang terdapat dalam puisi Ireum Eobsneun Yeoin-i Doieo karya Noh menggunakan teori eksistensialisme dan konstruksi sosial dari feminisme. Sosok perempuan yang ada di dalam puisi Ireum Eobsneun Yeoin-i Doieo, yang berarti Perempuan Tak Bernama, memiliki keinginan untuk menjadi sesosok perempuan tanpa memiliki nama. Tujuan dari tulisan ini adalah memahami sosok perempuan dalam puisi tersebut sebagai ikon eksistensialisme feminis melalui anasir-anasir eksistensialisme feminis yang penulis temukan pada diri sosok tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sosok perempuan tersebut merupakan benar ikon eksistensialisme feminis pada puisi Noh dan Noh Cheon-myeong terbukti sebagai seorang feminis beraliran eksistensialis.
ABSTRACTWomen s movements in South Korea have been thriving since Korea was under Japanese colonisation. Noh Cheon-myeong is a Korean female writer who was active in that era. In Noh s works, there are elements of existentialism. This paper analyses the elements of feminist existentialism found in Noh s poetry titled Ireum Eobsneun Yeoin-i Doieo using the theory of existentialism and social constructs of feminism. The female figure in the Ireum Eobsneun Yeoin-i Doieo poetry, which means Nameless Woman, has the desire to become a woman with no name. The purpose of this paper is to understand the female figure in the poetry as an icon of feminist existentialism through the elements of feminist existentialism that the writer finds within the figure. The results of this study indicates that the female figure is truly an icon of feminist existentialism in Noh s poetry and Noh Cheon-myeong herself has been proven to be an existentialist feminist."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Yeremia Putra Pradana
"Untuk mencapai eksistensi, manusia memerlukan pihak lain untuk menciptakan suatu relasi sosial. Dalam proses ini, manusia hendaknya mampu menerima dan berinteraksi dengan pihak lain demi mencapai eksistensi. Di jaman modern ini, teknologi menjadi bagian penting dalam kehidupan dan sangat mungkin bagi teknologi menjadi bagian dari ‘pihak’ lain. Jurnal ini berfokus pada relasi unik yang tercipta antara manusia dan teknologi dalam film Her (2013) oleh Spike Jonze. Ketika manusia bertemu dengan teknologi, hubungan mereka menjadi lebih kompleks sebab merupakan dua ciptaan yang berbeda. Meminjam pemikiran Martin Buber tentang eksistensialisme manusia, jurnal ini melakukan analisa terhadap kemungkinan dan keterbatasan interaksi hubungan eksistensial antara manusia dan teknologi. Menilik pada emosi dan logika pikir pihak teknologi untuk menjadi sama dengan manusia, jurnal ini hendak membedah bagaimana subyek, yaitu manusia dan teknologi dapat bersatu menjalin hubungan romantis yang bergantung pada sikap seseorang dalam menghadapi masalah dan kondisi suatu hubungan.
To exist, human being needs others to create social relations. In that process, human should accept and interact with others so that they can exist. In this modern era, technology becomes a significant part of human life, and, it is possible for technology to be “the others”. Examining a movie by Spike Jonze titled Her (2013), this essay spotlights a unique relationship between human and technology. When human creates relation with technology, the problem is more complex since the relation is between two different creatures. Using Martin Buber’s theory about human existentialism, this essay will analyze the possibility as well as the limit of human-technology interaction. By criticizing the subject’s emotion and logic in the process in which technology exist like a human being, this writing will highlight how the subjects, both human being and technology could coexist and engage in romantic relations, which depends on how humans reacts to the problems and conditions of the intimacy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Helena
"Artikel ini berfokus pada relasi interpersonal tokoh Medea dalam novel Medea i ee deti Medea dan Anak-Anaknya(1996) karya Lyudmila Ulitskaya. Artikel ini menganalisis mode eksistensi Medea sesuai konsep filosofis Martin Buber mengenai relasi dan cinta. Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana Medea mencapai eksistensinya melalui relasi yang ia bangun dengan dunianya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses penyusunan artikel ini adalah studi pustaka dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap toleransi Medea adalah wujud cinta sekaligus bentuk pencapaian eksistensinya.
This article focuses on interpersonal relationships of the protagonist Medea in the novel Medea and Her Children (1996) by Lyudmila Ulitskaya. This article examines Medeas modes of existence in accordance to Martin Bubers philosophical concept of relation and love. The aim is to see how Medea attains her existential authenticity through establishing relation with her world. This research uses literature study as the technique to collect the data and descriptive analysis as the method. This article ultimately argues that Medeas tolerance is an act of love, thus functions as her attainment of existential authenticity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Andrew Barnabas Samuel D P
"
ABSTRAKEksistensialisme adalah aliran filsafat yang membahas eksistensi manusia. Aliran ini biasanya membicarakan tujuan hidup manusia di dunia ini. Berkaitan dengan tujuan hidup manusia, eksistensialisme sangat erat kaitannya dengan agama dan kepercayaan karena aliran ini juga membahas tentang kehidupan setelah kematian. Agama dan kepercayaan ini memiliki fungsi menjaga manusia dan masyarakat tetap teratur. Selain itu, eksistensialisme juga berbicara tentang krisis eksistensial, sebuah keadaan ketika manusia kehilangan tujuan hidupnya. Krisis eksistensial sering terjadi kepada seseorang yang telah mengalami suatu peristiwa yang meniadakan kepercayaan yang dimilikinya. Krisis eksistensial telah menjadi tema dalam berbagai bentuk sastra, seperti film. Sebuah film animasi dewasa tahun 2016 Sausage Party adalah satu dari sedikit film yang memiliki krisis eksistensial sebagai temanya. Karakter-karakter di dalam film tersebut harus menghadapi krisis yang disebabkan oleh keraguan mereka akan kepercayaan mereka, dan masing-masing karakter memiliki cara yang berbeda untuk mengatasinya. Makalah ini akan membahas bagaimana karakter di dalam film Sausage Party mewakili kepercayaan melalui respon mereka terhadap krisis eksistensial. Diskusi ini berfokusk kepada dua karakter utama film tersebut, Frank dan Brenda.
ABSTRACTExistentialism is a philosophical discipline that discussed about human existence. It usually talks about the purpose of human being alive in this world. Regarding the purpose of human life, existentialism is closely related to religions and beliefs because they usually talk about afterlife. These religions and beliefs have the function of keeping human and the society in order. In addition, existentialism also talks about existential crisis, a state when a human lost his or her purpose of living. Existential crisis often occurs to someone who has experienced an event which negates the belief that he she has. Existential crisis has become a theme in many forms of literature, like film. A 2016 animated adult film Sausage Party is one of a few films that has existential crisis as the theme. The characters have to face the crisis caused by their doubt toward their own belief, and each of them has different ways to deal with it. This paper will discuss how the characters in Sausage Party represent beliefs through their response to existential crisis. The discussion is focused on the two main characters of the film, Frank and Brenda."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nanda Heraini
"Kierkegaard merupakan filsuf yang dijuluki sebagai founder of existentialism. Kierkegaard memberikan pemahaman baru terhadap pemaknaan sebelumnya mengenai eksistensi individu, individu harus menjalani hidup dengan gairah. Memilih merupakan bagian dari gairah dalam kehidupan eksistensial, pilihan-pilihan atas eksistensi individu tidak dapat memberikan kepastian mengenai apa yang akan terjadi. Sehingga diperlukan kebenaran yang diyakini oleh individu untuk memutuskan apa yang menjadi pilihannya sebagai wujud kediriannya.Peter Parker dalam Spiderman 3 merupakan sebuah contoh atas pemahaman eksistensialisme Kierkegaard. Peter Parker berhadapan dengan pilihan atas eksistensinya yang membutuhkan pertimbangan etis dalarn dirinya.
Kierkegaard is a philosopher who called as founder of existentialism. Kierkegaard gave a new understanding toward previous meaning of individual existence, an individual should live his/her life with enthusiasm. Choosing is part of existential life enthusiasm, choices of individual existence giving uncertainty of further things. So that, it is needed individual truth which assured by him/her to choose what further things in order of existence actualization.Peter Parker in Spiderman 3 is an example on Kierkegaard's existentialism comprehension. Peter Parker dealing with his existential choice that needed ethical consideration."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16047
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library