Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Agung Pratama
Abstrak :
Skripsi ini mencoba memberikan usulan dan ide untuk penelitian yang lebih mendalam terhadap hubungan antara pergantian Chief Excecutive Officer (CEO) dan insentif manajer dalam hal pendapatan. Sebelum itu, didalam skripsi ini, akan mencoba untuk mendapatkan alasan dibalik konflik pro dan kontra tentang fakta- fakta mengenai insentif pendapatan dan pergantian CEO yang terdapat di literatur yang sudah ada. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan klasifikasi variabel yang berhubungan dengan insentif pendapatan dan pergantian CEO di poin berikutnya. Didalam skripsi ini, ditemukan 2 tipe pergantian CEO yakni secara sukarela dan secara paksa dan 4 tipe insentif manajemen dalam hal insentif untuk overstating laporan keuangan dan pemalsuan data laporan keuangan; yakni perjanjian kompensasi, kontrak hutang dengan perjanjian, insider trading, dan pendanaan eksternal. Namun, skripsi ini memiliki batasan dalam pencarian variabel klasifikasi, penjelasan, dan desain penilitian sehingga skripsi ini tidak akan melakukan analisis data. ......This study tries to propose a further research toward the relationship between the CEO turnover and earning managerial incentive. Before hand, this study would like to try to find the reason behind the mix evidence, which happened in the prior literatures. Next, explanation about variable classification regarding CEO turnover and earnings management incentive will be conducted. This study has found two types of CEO turnover; voluntary and involuntary turnover, and four types of earning management incentive in terms of overstating and manipulating reported earnings; compensation agreement, debt contract with covenants, insider trading, and external financing. However, this study limits the finding up to variables classification, explanation, and the construction of the research design. Therefore, this study will not conduct any data analysis.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Yasmin
Abstrak :
Poli Jantung Eksekutif merupakan salah satu poli yang sedang menjadi target bagian pemasaran RS Hermina Depok dalam peningkatan kualitasnya. Jumlah pasien poli Jantung Eksekutif mengalami peningkatan dan penurunan setiap bulannya yang menyebabkan Poli Jantung Eksekutif belum stabil. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan strategi pemasaran berdasarkan STP ( Segmentasi, Target, dan Posisi ) pasar Rawat Jalan Poli Jantung Eksekutif RS Hermina Depok pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah Segmen pasar yang dibagi berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis, perilaku, dan loyalitas. Target pasar yang paling sesuai merupakan hasil segmen pasar yang dianggap potensial yaitu, Lansia berusia 45 tahun ke atas yang tinggal di daerah kota Depok dan sekitarnya dengan pendapatan 2,5 juta-5 juta perbulannya . Posisi pasar yang terbentuk adalah Pelayanan kesehatan poli jantung eksekutif dengan tenaga kesehatan berkualitas dan fasilitas lengkap serta tetap mengutamakan Service Excellent kepada pelanggan. ......Excecutive Heart Clinic is one of the clinic that is being targeted by the marketing division of Hermina Hospital Depok for improving it’s quality. The number of Executive Heart Clinic patients has increased and decreased for each month which causes Executive Heart Clinic has not been stable. The purpose of this study was to determine a marketing strategy based on STP (Segmentation, Targeting, and Positioning) of the Outpatient Excecutive Heart Clinic market in Hermina Hospital Depok 2019. This research uses descriptive analysis research with quantitative and qualitative approaches. The results of this study are market segments which are divided based on geographical, demographic, psychographic, behavioral, and loyalty variables. The most appropriate target market is the result of a market segment that is considered potential, elderly aged 45 years and over who live in Depok and the surrounding areas with an income of 2.5 million-5 million each month. The market position is Excecutive Heart Clinic health services with qualified health workers and complete facilities and also do the prioritize Service Excellence to customers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Djuwita Hatma
Abstrak :
Kemajuan teknologi dan ekonomi akhir-akhir ini memberikan dampak perubahan pola hidup yang menyebabkan pergeseran pola penyakit. Terlihat pada peningkatan penyakit kardiovaskular pada kelompok eksekutif usia produktif. Hiperkolesterolemia adalah satu-satunya faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulanya aterosklerosis. Asupan gizi terkait erat dengan hiperkolesterolemia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara asupan gizi serta pola makan dengan hiperkolesterolemia pada kalangan eksekutif di Jakarta. Desain penelitian adalah potong lintang. Populasi penelitian adalah kelompok eksekutif Indonesia dewasa berusia 25 _ 60 tahun. Sampel penelitian terdiri dari 280 responden berusia 25 _ 60 tahun yang merupakan kelompok eksekutif dari beberapa perusahaan yang ada di sekitar Jakarta. Kadar low density lipoprotein (LDL) kolesterol diperiksa dengan mengumpulkan sampel darah puasa. Asupan gizi dinilai dengan metode 24 hour recall dan pola makan dinilai dengan metode food frequency questionnaire (FFQ). Prevalensi hiperkolesterolemia pada kalangan eksekutif 46,1%. Prevalensi hiperkolesterolemia ini lebih tinggi secara bermakna pada laki-laki (50,9%) dibandingkan pada perempuan(29,7%). Prevalensi hiperkolesterolemia cenderung lebih tinggi pada kalangan eksekutif yang berumur di atas 40 tahun, berpendidikan tinggi dan berpenghasilan tinggi. Asupan gizi, khususnya protein hewani serta frekuensi mengonsumsi sapi, memiliki hubungan dengan prevalensi hiperkolesterolemia. Asupan protein nabati, kekerapan mengonsumsi tempe, asupan serat serta kekerapan mengonsumsi sayur dan buah dapat dipertimbangkan sebagai makanan yang protektif atau dapat menurunkan kadar LDL kolesterol dalam darah.
Technology and economical development recently poses impact toward changes of lifestyle which cause shifted of the disease pattern. The escalating of cardiovascular appears to be more common among executive productive age group. Hypercholesterolemia is the only risk factor that by itself can cause atherosclerosis. Hypercholesterolemia might be influenced by nutrient intake. The objective of this study is to know the relationship of between nutrient intake as well as food pattern and hypercholesterolemia among executive group surrounding Jakarta. Low density lipoprotein (LDL) content was assessed by collecting fasting blood samples. 24 hour recall and food frequency questionnaire (FFQ) was conducted to assess nutrient intake. Prevalence hypercholesterolemia was 46.1% among this excecutive group.The prevalence of hypercholesterolemia was significant higher among men (50.6%) compared to women (29.7%).Hypercholesterolemia prevalence tend to be higher among those who were over 40 years old, had higher education and had higher income. There was a relationship between nutrient intake especially animal protein intake as well as more frequent consuming beef with the prevalence of hypercholesterolemia. Non-animal protein intake, more frequent consuming tempe, fibre intake as well as more frequent consuming fruit and vegetable might be considered as protective food toward lowering effect of the LDL plasma cholesterol level.
Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Etika Elsa
Abstrak :
Pilkada merupakan salah satu agenda nasional yang harus dilaksanakan setiap lima tahun sekali agar mendapatkan pemimpin yang baik dan berkualitas untuk kesejahteraan rakyat. Tesis ini menyoroti tentang permasalahan dalam pendanaan pilkada. Penelitian dilakukan di 18 daerah, dengan rincian 8 daerah yang mengalami pengurangan anggaran dan 10 daerah yang mengalami penambahan anggaran. Menggunakan teori politik anggaran dari Aaron Wildavsky dan Model ROCCIPI dari Ann Seidman untuk melihat bagaimana proses perubahan anggaran pilkada. Proses penyusunan anggaran terbagi dalam beberapa tahap. Riset difokuskan pada tahap perencanaan dan ratifikasi anggaran. Dengan menggunakan model ROCCIPI (Rule, Opportunity, Capacity, Communication, Interest, Process, Ideology) dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan keputusan penambahan/pengurangan dana hibah tidak hanya melibatkan satu faktor. Semua faktor berperan penting dalam pengambilan keputusan. Pada daerah yang mengalami pengurangan anggaran terdapat faktor opportunity dan interest, tetapi petahana memilih untuk tidak menggunakannya. Peran petahana tidak terlalu berpengaruh justru pemda lah, dalam hal ini TAPD, yang lebih berpengaruh dalam pengurangan tersebut. Hal tersebut dikarenakan kondisi pandemi yang membuat daerah membutuhkan banyak dana untuk mengantisipasi wabah tersebut. Sedangkan dalam penambahan anggaran semua faktor dapat ditemukan dan dipergunakan. Faktor interest petahana dapat ditemukan di enam daerah yang mengalami penambahan anggaran. ......Pilkada is one of the national agendas that must be organized every five years in order to get good and quality leaders for the public welfare. This thesis focuses on the pilkada funding. The research was conducted on 18 regions, 8 of which experienced budget reductions and the other 10 regions got additional budget additions. This thesis using budgeting politics theory from Aaron Wildavsky and ROCCIPI model from Ann Seidman. Budgeting process is divided into several stages and this research focused on the planning and budget ratification. By using the ROCCIPI model (Rule, Opportunity, Capacity, Communication, Interest, Process, Ideology) can be conclude that the decision to increase/deduct funds does not influence by one factor. All factor in ROCCIPI become important in decision making. In the decision to reduce the budget, there are opportunity and interest factor, but the incumbent decide not to use these factors. The research, shows that in the regions that got budget reduction the incumbent’s role was not too involved, but the local government in this case TAPD was more influential in the reduction. This is due to the pandemic conditions that make the region need a lot of funds to cope with the outbreak and thus cutting the election costs. Meanwhile, in areas that experienced additional budgets, all the factor can be found and used. The role of the incumbent and interest factor was quite visible in 6 regions that get additional budgets.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library