Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dienni Nuragustin
Abstrak :
Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja yang baik, efektif, aman dan nyaman. Ergonomi memiliki tujuan agar manusia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan nyaman dan sehat. Dimana sistem kerja yang ada disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia. Jika semua elemen-elemen yang terkait dalam suatu proses produksi telah sesuai dengan prinsip ergonomi maka diharapkan pekerjaan dapat berjalan dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien. Dari Occupational Health Service PT Unilever Indonesia didapatkan data hasil anamnesa ergonomi pekerja pada packing line Royco, pabrik SCC&C yang menyatakan adanya keluhan sakit pada bagian tubuh tertentu saat bekerja. Hal ini menjadi indikasi bahwa pekerja merasa tidak nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga mengganggu produktivitas dan efisiensi kegiatan produksi. Penelitian ini memberikan usulan metode kerja dan rancangan tempat kerja yang disesuaikan dengan prinsip ergonomi. Diharapkan dengan usulan ini operator dapat bekerja dengan lebih nyaman sehingga efisiensi dan produktivitas kerja dapat tercapai. Data awal dikumpulkan berupa data work environment, ukuran work station serta peralatan kerjanya, dan metode kerja. Data work environment yang ada, dibandingkan dengan standar dalam ergonomi yang berlaku. Hasil perbandingan menyatakan bahwa keadaan awal work environment telah sesuai dengan standar ergonomi kecuali untuk iluminasi. Ukuran work station awal digunakan sebagai acuan pengembangan desain work station. Dalam pengembangannya, diterapkan prinsip ergonomi, motion economy, dan data antropometri, serta digambarkan dengan menggunakan software AutoCAD. Setelah didapatkan desain work station, yang ergonomis, maka metode kerja pun disesuaikan dengan dengan desain work station yang baru. Untuk mengetahui apakah desain work station dan metode kerja yang baru ini dapat meningkatkan produktivitas, maka dilakukan pengujian dengan mengukur waktu kerja secara tidak langsung metode MTM. Perhitungan menunjukkan pada work station awal waktu dalam 1 siklus adalah 1425,65 TMU. Sedangkan work station usulan membutuhkan waktu 1374,7 TMU. Sehingga produksi meningkat dari 561 fibrite/work station menjadi 581 fibnte/work station. ......Ergonomic is a kind of systematic knowledge concern with human ability and limitation in designing good, effective, secure and comfortable work system. Creating a comfortable and healthy work place is the purpose of Ergonomic. Where ihe work place fit the man, not vice versa. When all the element in work system fit with ergonomic standard, all the task can be performed effectively an efficient. From PT Unilever Indonesia occupational health service, there was an information about fatigue complaint by packer in Royco packing line, SCC&C factory. Those complaint indicate disturbance on packer health during work, where they feel uncomfortable with the packaging task, it can reduce production productivity and efficiency. This final paper recommend an ergonomic work method and work place design. By using this proposed method and design, can reduce operator health complaint, and increase efficieny and productivity. Early collected data are, work environment data such as humidity rate, noise level, illumination, and temperature, work station and tools measurement and work method. Present work environment data are compared with ergonomic standard. Comparison result show that all work environment condition has fit ergonomic standard except illumination. Present work station measurement will be used as a guidance in designing proposed work station. Indonesian anthropometry data is used in designing proposed work station. The design is implemented by using AutoCAD. After getting ergonomic work station design, the next step are adjusting work method. To figure out whether proposed work station and method design increase productivity, indirect work time measurement was held with MTM method. The result show that in present work station and work method design took 1425.65 TMU in one cycle packaging process. Whereas proposed work station and work method design took 1374.7 TMU. So the output increase from 561 fibrite/day per work station to 581 fibrite/ day per work station.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Natassia
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang peranan ergonomi dalam ruang kerja terkait dengan penggunaan komputer di PT.X. Skripsi ini bertujuan agar pekerja memiliki pengetahuan mengenaipentingnya ergonomi dalam rangka meningkatkan kesehatan, terutama untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan akibat bekerja di depan layar komputer setiap hari. Penelitian ini adalah penelitian semi kualitatif, dengan mengambil data wawancara dari pekerja yang sehari-hari bekerja lalu kemudian melakukan analisa terhadap data-data tersebut berdasarkan standar ergonomi yang berlaku internasional.
This study sought to discover whether simple ergonomic interventions can have a significant impact on muscular pain in office workers. An office worker's environment was investigated for opportunities for physical improvements that would reduce pain that the worker suffers as a result of a shoulder injury. This study also analysis posture and subjectiver response to interviews. This study for office ergonomic. Improvements were noted especially during mouse use and source document handling. Subjective assessment of interventions revealed that the office worker was more satisfied with the new work environment and felt significantly less pain related to her shoulder injury, though problems were reported in becoming accustomed to the touchpad mouse.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Wahyulianti Hartono
Abstrak :
Masalah gangguan otot rangka masih menjadi masalah besar di tempat kerja berhubungan dengan kesehatan pekerja pada beberapa negara di dunia. Salah satu penyebab umum gangguan tersebut yaitu terkait dengan aktivitas manual handling. Berdasarkan hasil tinjauan awal di PT Evonik Sumi Asih ditemukan masih banyak melibatkan kegiatan manual handling pada proses produksinya, salah satunya pada tahap packing produk. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan packing mungkin berisiko bagi pekerja dalam mengalami gangguan otot rangka. Penelitian ini menganalisis makna interaksi faktor ergonomi yang terlibat pada tiap aktivitas dalam tahap packing. Desain studi yang digunakan bersifat deskriptif dan eksploratif dengan pendekatan analisis kualitatif. Hasil pengukuran faktor ergonomi, observasi lapangan dan telaah dokumen perusahaan menunjukkan bahwa aktivitas packing produk dapat dikatakan fitting the man to the job. Hal ini dikarenakan 3 dari 5 aktivitas berisiko disebabkan oleh interaksi dari postur tubuh janggal (faktor manusia), gerakan berulang dan lama durasi aktivitas, beban produk yang berat, tinggi peralatan yang tidak sesuai (faktor pekerjaan) dan temperatur area kerja yang tidak nyaman (faktor lingkungan). Salah satu rekomendasi peneliti yaitu menggunakan peralatan seperti output flaker, meja, timbangan dan conveyor dengan desain tinggi yang lebih menyesuaikan pada antropometri pekerja. ......One of the common causes of the disorders is related to manual handling activity. The preliminary results found in PT Evonik Sumi Asih shown that there are numerous of manual handling activity involved in production process persistently, amongst them is during the packing stage. This indicates that the workers are prone to be exposed to the risk of musculoskeletal disorders during the packing stage. This study analyzing meaning of ergonomic factors interactions involving in each activity during the packing stage. A descriptive and explorative with qualitative data analysis technique is being used as design study in this thesis. The results from the measurement of ergonomic factors, field observation and document review were shown that the packing stage is fitting the man to the job. 3 out of 5 activity is risky and caused by interaction of awkward postures (human factor), repetitive movements and duration of activity, heavy products load, inappropriate equipment height (workload factor) and uncomfortable work area temperature (environmental factors). The researchers recommendation is to using equipment such as output flaker, table, scale and conveyor with height design is more suitable for the worker anthropometry.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandita Tonyka Maharani
Abstrak :
UNESCO telah mengakui batik Indonesia sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia pada tahun 2009. Industri batik sangat berkembang dan mempekerjakan banyak orang. Hasil penelitian sebelumnya di perusahaan X menunjukkan bahaya tertinggi adalah kimia dan ergonomik, mereka bekerja dengan statis selama 6-8 jam/hari dalam posisi janggal dan banyak yang mengeluhkan pegal di seluruh bagian tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe kursi dan gawangan yang disesuaikan dengan data antropometri pekerja dan menguji coba prototipe yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pengukuran antropometri. Hasilnya menunjukkan prototipe memperkecil risiko ergonomi pada bagian punggung, tangan/pergelangan tangan, dan leher tanpa mempertimbangkan keluhan MSDs. ......UNESCO recognized batik Indonesia as Intangible Cultural Heritage of Humanity at 2009. Batik is a widespread industry and employed many workers. The previous study in the company stated that chemical and ergonomical are the highest hazards, work for 6 8 hours day in awkward position and complaint about the weariness. The purpose of the study was to develop the prototypes according to the workers rsquo anthropometry data and to test them. The study was conducted by observation, interview, and anthropometry measurement. The result stated that the prototypes decrease the ergonomic risks on the back, wrist hand, and the neck without considering the MSDs complaints.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desvia Dwiaryani
Abstrak :

Penelitian ini membahas tentang gambaran secara umum tingkat risiko ergonomi dan keluhan subjektif muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja pada pekerja Dinas Aircraft Support and Power Services PT GMF AeroAsia Unit Gas Turbine Repair and Overhaul. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan metode Quick Exposure Checklist (QEC) dan Nordic Musculoskeletal Questtionaire (NMQ). Keluhan selama 12 bulan terakhir yang paling sering dialami pekerja Unit Gas Turbine Repair and Overhaul adalah leher (87%), bahu kanan (87%), punggung atas (67%), punggung bawah (60%), dan pergelangan tangan kanan (67%) dengan variasi kategori risiko dari sedang hingga tinggi.


......This analysis aims to explain a description of the risk level of ergonomic and the overview of Musculoskeletal disorders on Aircraft Support and Power Services workers at PT GMF AeroAsia Gas Turbine Repair and Overhaul Unit. This research is a quantiative descriptive study with cross sectional aprroach. Quick Exposure Checklist and Nordic Musculoskeletal Quiestionnaire were used as the methodology in this research. For the last 12 months, the result shows that the most frequent Musculoskeletal disorders (MSDs) complained by the workers are on the neck (87%), right shoulder (87%), upper back (67%), lower back (60%), and right wrist (67%) with variate risk categories starts from medium to high.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Eka Putri
Abstrak :
Skripsi ini membahas masalah MSDs yang dialami oleh perawat di Rumah Sakit X yang dinilai dengan metode REBA dan NBM. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat tiga (3) aktivitas yang berisiko tinggi yaitu, mengangkat pasien, mendorong branchar, dan menarik branchar. Sedangkan tiga (3) aktivitas lain menunjukkan tingkat risiko yang sedang, yaitu pada aktivitas mendorong kursi roda, memasang infus, dan mengukur tensi darah. Adapun keluhan subjektif paling banyak dirasakan perawat pada bagian leher bagian atas, bahu kiri, bahu kanan, punggung, pinggang bagian atas, pinggang bagian bawah, lutut kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri. Oleh karena itu diperlukan pengendalian baik secara engineering maupun administratif untuk mencegah cedera. ......Focus of this study is problem of MSDs experienced by nurses at Hospital X as assessed by the REBA and NBM methods. The results of the assessment showed that there were three (3) high-risk activities, namely lifting the patient, pushing the branchar, and pulling the branchar. Meanwhile, three (3) other activities showed a moderate level of risk, namely pushing a wheelchair, placing an infusion, and measuring blood pressure. The subjective complaints were mostly felt by nurses in the upper neck, left shoulder, right shoulder, back, upper waist, lower waist, right and left knees, right and left legs. Therefore it is necessary to control both engineering and administrative to prevent injury.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Renya Rosari
Abstrak :
Proses kerja di bagian Bagging Off memiliki risiko MSDs untuk pekerja. Penelitian ini menggambarkan tingkat risiko ergonomi yang berpotensi menyebabkan gangguan muskuloskeletal pada pekerja dan gambaran dari keluhan subjektif gangguan muskuloskeletal dari pekerja di PT. JAPFA Comfeed Indonesia Unit Tangerang. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan REBA dan RULA untuk menilai tingkat risiko ergonomi pada setiap tahap proses kerja dan Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui di mana keluhan pada pekerja. Berdasarkan penilaian REBA pada proses palleting bekerja menunjukkan tingkat risiko sangat tinggi, penilaian RULA pada proses penjahitan menunjukkan tingkat risiko yang sangat tinggi dan penilaian REBA pada proses pengantongan menunjukkan tingkat risiko tinggi dan tingkat risiko sedang. Penilaian NBM menunjukkan ada 20 pekerja memiliki keluhan di pinggang, 8 pekerja mengeluh di bawah pinggang dan 7 pekerja memiliki keluhan di leher bagian atas dan bahu kanan. Tingkat risiko dapat dikurangi dengan menyediakan Pallet Adjustable Berdiri untuk proses kerja palleting, mendesain ulang tempat kerja pada proses penjahitan dan memberikan kursi yang cocok untuk pekerja pada proses pengantongan. Selain itu, pekerja harus meregangkan otot sebelum bekerja, di tengah-tengah bekerja dan setelah bekerja, dan kemudian bekerja dengan postur tubuh yang benar. ......Working process in section Bagging Off has the risk of MSDs to workers. This study describe the risk level of ergonomic which potentially causing musculoskeletal disorders to workers and an overview of complaint subjective musculoskeletal disorders on workers at PT. JAPFA Comfeed Indonesia Unit Tangerang. The design of this study is cross sectional using REBA and RULA to assess the ergonomic risk level at each stage of working process and Nordic Body Map (NBM) to know where the complaints on workers. Based on REBA assessment on working process of palleting showed very high risk level, RULA assessment on working process of sewing showed very high risk level and REBA assessment on working process of bagging showed high risk level and medium risk level. NBM assessment showed there is 20 workers have complaint in waist, 8 workers have complain in under waist and 7 workers have complaint in upper neck and right shoulder. This level of risk can be reduced by providing Adjustable Pallet Stand to working process of palleting, redesign workplace on working process of sewing and providing chair which is suitable to workers on working process of bagging. Besides that, workers have to stretch the muscles before working, in the middle of working and after working, and then working with the correct posture.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danita Apriyani
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan pada pekerja manufaktur di PT Antam UBPP Logam Mulia Pulo Gadung ndash; Jakarta Timur, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi serta gambaran keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs pada pekerja manufaktur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quick Exposure Check QEC dan Nordic Map Questionnaire NMQ. Keluhan MSDs selama 12 bulan terakhir yang paling sering dialami pekerja manufaktur terakhir berupa keluhan pada leher 40,32, bahu kanan 25,81, punggung bawah 33,87, punggung atas 22,58 dan pergelangan tangan kanan 19,35 dengan variasi kategori risiko mulai dari sedang hingga tinggi. ......This research was conducted on manufacture workers of PT Antam UBPP Logam Mulia in Pulo Gadung, East Jakarta. The purpose of this research was to determine the risk level of ergonomic and the overview of Musculoskeletal Disorders MSDs among manufacture workers. Quick Exposure Check QEC dan Nordic Map Questionnaire NMQ were used as the methodology in this research. For the last 12 months, the result shows that the most frequent Musculoskeletal Disorders MSDs complained by the workers are on the neck 40,32, right shoulder 25,81, lower back 33,87, upper back 22,58 and right wrist 19,35, with variative risk categories starts from medium to high.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Septiani Putri
Abstrak :
Beberapa studi sebelumnya telah mengidentifikasi bahwa faktor-faktor psikososial dan fisik berhubungan dengan perkembangan gangguan muskuloskeletal (MSD). Namun, hubungannya MSD dengan faktor psikososial dan fisik belum sepenuhnya dipelajari di Air Pekerja Layanan Lalu Lintas (ATS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko PT gejala MSD pada pekerja kantor dan Pengendali Lalu Lintas Udara (ATC). Itu desain penelitian adalah cross-sectional, dengan 50 pekerja kantor dan 70 ATC dari Area Unit Control Center (ACC) terlibat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan Daftar Periksa Eksposur Cepat (QEC). Univariat dan bivariat Analisis Regresi Logistik digunakan untuk mencari hubungan antara faktor psikososial dan fisik dengan gejala MSD. Variabel termasuk dalam ini penelitian adalah faktor individu (jenis pekerjaan, jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, merokok status, dan lama kerja), faktor psikososial (tuntutan pekerjaan, kontrol pekerjaan, peran dan tanggung jawab, dukungan sosial, kepuasan kerja, dan stres kerja), faktor fisik (postur canggung, postur statis, dan gerakan berulang), dan faktor lingkungan (pencahayaan dan iklim kerja). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala muskuloskeletal gangguan pada leher, bahu, dan punggung bawah adalah MSD yang paling umum. Sana adalah hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dan stres kerja dengan gangguan dalam bahu dan punggung bawah, jenis kelamin dan usia dengan gangguan bahu, kontrol bekerja dengan gangguan di leher, dan tingkat risiko pada punggung dan pergelangan tangan dengan gangguan punggung bawah. Oleh karena itu, perlu untuk mengambil langkah-langkah kontrol lebih lanjut mengurangi masalah gejala MSDs di tempat kerja.
Several previous studies have identified that psychosocial and physical factors are associated with the development of musculoskeletal disorders (MSD). However, the relationship of MSD with psychosocial and physical factors has not been fully studied in Water Traffic Service Workers (ATS). The purpose of this study was to analyze the risk factors of PT MSD symptoms in office workers and Air Traffic Control (ATC). The research design was cross-sectional, with 50 office workers and 70 ATC from the Area Unit Control Center (ACC) is involved. The instrument used in this study was a questionnaire and a Fast Exposure Checklist (QEC). Univariate and Bivariate Logistic Regression Analysis are used to find the relationship between psychosocial and physical factors with MSD symptoms. Variables included in this study are individual factors (type of work, sex, age, body mass index, smoking status, and length of work), psychosocial factors (job demands, job control, roles and responsibilities, social support, job satisfaction, and work stress), physical factors (awkward postures, static postures, and repetitive movements), and environmental factors (lighting and work climate). The results showed that the symptoms of musculoskeletal disorders in the neck, shoulders, and lower back were the most common MSDs. There is a significant relationship between the type of work and work stress with internal disturbances shoulders and lower back, gender and age with shoulder disorders, controls working with disorders in the neck, and the level of risk in the back and wrists with lower back disorders. Therefore, it is necessary to take control steps to further reduce the problem of MSDs symptoms at work.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfina Damayanti
Abstrak :
Gangguan muskuloskeletal berada pada peringkat kedua penyakit penyebab disabilitas di dunia menurut WHO. Di Indonesia, pada tahun 2013 prevalensi periode gangguan muskuloskeletal pada kalangan usia 15 tahun ke atas mencapai 24,7%. Berdasarkan penelitian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa pekerjaan dengan prevalensi penderita terkait keluhan muskuloskeletal tertinggi adalah petani. Hal ini dikarenakan pekerjaan yang dilakukan petani memiliki faktor risiko ergonomi utama yaitu tingginya pengulangan aktivitas pekerjaan, penggunaan tenaga yang kuat, dan postur canggung yang berulang dan berkelanjutan. Untuk mengetahui risiko gangguan muskuloskeletal yang mungkin terjadi pada petani saat menanam bawang merah, penelitian ini akan melakukan perekaman postur dan pembuatan virtual human untuk mengetahui nilai RULA dan REBA yang merupakan salah dua metode untuk mengetahui nilai risiko terjadinya gangguan muskuloskeletal. Penilaian ini berdasarkan kelima aktivitas yang dilakukan petani pada saat penanaman bawang merah yang dimulai dari pengolahan tanah, penanaman biji, pemberian pupuk, penyemprotan obat, dan panen. Dari perhitungan tersebut ditemukan nilai RULA dan REBA yang tinggi pada aktivitas menanam biji dan untuk memberikan rekomendasi sebagai bentuk pencegahan dalam terdampak gangguan musculoskeletal bagi petani, dilakukan perancangan dengan menggunakan framework Nigel Cross. Dengan demikian, hasil dari penelitian ini adalah rancangan alat tanam untuk penanaman bawang merah. ...... Musculoskeletal disorders are ranked second in disability-causing diseases in the world according to WHO. In Indonesia, in 2013 the prevalence of musculoskeletal disorders among the age of 15 years and overreached 24.7%. Based on research by the Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan in 2013 shows that the occupation with the highest prevalence of sufferers related to musculoskeletal complaints is farmers. This is because the work done by farmers has major ergonomic risk factors, namely high repetition of work activities, strong use of force, and repetitive and continuous awkward postures. To determine the risk of musculoskeletal disorders that may occur in farmers when planting shallots, this study will record posture and make virtual humans to determine the score of RULA and REBA which are two methods to determine the risk score of musculoskeletal disorders. This assessment is based on the five activities carried out by farmers at the time of planting shallots starting from tillage, seed planting, fertilizing, drug spraying, and harvesting. From these calculations, it was found that the high value of RULA and REBA is in seed planting activities and to provide recommendations as a form of prevention in the impact of musculoskeletal disorders for farmers, a design was carried out using the Nigel Cross framework. Thus, the result of this study is the design of planting tools for planting shallots.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>