"Latar Belakang
Malformasi arteri-vena (MAV) adalah kondisi di mana arteri dan vena terhubung langsung tanpa pembuluh kapiler. MAV otak memiliki risiko tinggi untuk perdarahan yang berpotensi fatal. Insiden MAV otak berkisar antara 1.12 hingga 1.42 kasus per 100,000 orang per tahun, dengan tingkat mortalitas sekitar 10-15%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan hasil studi mengenai perbaikan pasien MAV otak pasca SRS di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Harapannya, dapat memberikan wawasan yang berharga dalam memperlancar penanganan kondisi ini.
Metode
Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan jenis studi kuantitatif. Pasien yang diteliti adalah pasien yang dirawat dengan SRS di RSCM, dan terdata dalam kurun tahun 2018-2023. Waktu follow-up pasien adalah 3 tahun. Luaran klinis yang dinilai adalah sefalgia dan kejang. Luaran lainnya adalah radiologis, dan komplikasi pasca-tindakan SRS.
Hasil
Penelitian dilakukan pada 41 pasien (63.4% laki-laki, 36.6% perempuan, rerata usia 25.7 tahun; usia minimum 5 tahun, dan usia maksimum 72 tahun). Seluruh pasien (41 orang) mengalami sefalgia sebagai manifestasi awal, dan seluruh pasien mengalami perbaikan pada masa follow-up 1 tahun. Kejang merupakan manifestasi terbanyak kedua (15 orang), dan perbaikan kejang mencapai 86.7% pada masa follow-up 1 tahun. Manifestasi lainnya adalah defisit motorik, gangguan bahasa, gangguan memori, dan gangguan lapang pandang. Komplikasi pasca-tindakan yang terjadi pada pasien adalah edema serebri dan perdarahan.
Kesimpulan
Seluruh pasien (41 orang) MAV otak mengalami perbaikan sefalgia, hal ini tercatat pada masa follow-up 1 tahun. Pada masa follow-up 2 tahun, 86.7% pasien mengalami perbaikan kejang dari total 15 pasien MAV dengan manifestasi kejang. Semakin kecil volume nidus MAV, maka semakin besar obliteration rate. Komplikasi terbanyak yang dialami oleh pasien MAV otak yang ditatalaksana dengan SRS di RSCM adalah perdarahan, dengan angka 9.8% (4 orang).
BackgroundArterial-venous malformation (MAV) is a condition in which arteries and veins are directly connected without capillary vessels. MAVs of the brain have a high risk for potentially fatal bleeding. The incidence of brain MAV ranges from 1.12 to 1.42 cases per 100,000 people per year, with a mortality rate of approximately 10-15%. The aim of this study is to provide the results of a study on the improvement of cerebral MAV patients after SRS at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Hopefully, it can provide valuable insights in expediting the management of this condition.MethodsThis study was a descriptive observational study with a quantitative study type. The patients studied were patients treated with SRS at RSCM, and recorded in the period 2018-2023. Patient follow-up time was 3 years. The clinical outcomes assessed were cephalgia and seizures. Other outcomes were radiological, and post-treatment complications of SRS.ResultsThe study was conducted on 41 patients (63.4% male, 36.6% female, mean age 25.7 years; minimum age 5 years, and maximum age 72 years). All patients (41 people) had cephalgia as the initial manifestation, and all patients experienced improvement at the 1-year follow-up period. Seizures were the second most common manifestation (15 patients), and seizure improvement was 86.7% at 1-year follow-up. Other manifestations included motor deficits, language impairment, memory impairment, and visual field impairment. Post-operative complications that occurred in patients were cerebral edema and hemorrhage.ConclusionAll patients (41 people) of cerebral MAV experienced improvement in cephalgia, this was noted at the 1-year follow-up period. At the 2-year follow-up period, 86.7% of patients had seizure improvement from a total of 15 MAV patients with seizure manifestations. The smaller the MAV nidus volume, the greater the obliteration rate. The most common complication experienced by brain MAV patients who were treated with SRS at RSCM was bleeding, with a rate of 9.8% (4 people)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024