Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Perdarahan perimenopause dan perdarahan menopause dapat disebabkan karena berbagai penyebab. Salah satu penyebab yang berbahaya adalah hiperplasia atipik dan karsinoma endometrium. Terdapat beberapa faktor risiko terhadap kemungkinan timbulnya karsinoma endometrium. Kelompok yang mempunyai risiko ini termasuk pada kelompok risiko tinggi. Pada kelompok risiko tinggi ini diperlukan suatu metode untuk mengetahui perubahan kelainan endometrium. Salah satu alternatifnya adalah pemeriksaan sitologi endometrium. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji sensitifitas, spesifitas serta uji kesesuaian antara sitologi endometrium dibandingkan dengan histologi endometrium. Penelitian merupakan penelitian uji diagnostik dengan membaningkan pemeriksaan sitologi endometrium dengan histologi endometrium. Sitologi endometrium dilakukan dengan modifikasi cytobrush dan selongsong IUD. Spesimen dilarutkan dalam NaCI, yang disentrifus, endapan diproses untuk pemeriksaan sitologi dengan pewarnaan Papanicolaou dan Giemsa. Setelah pengambilan sitologi, dilanjutkan dengan kuretase endometrium, spesimen diproses untuk pemeriksaan histologi. Keduanya diperiksa oleh spesialis patologi anatomi. Analisa statistik menggunakan uji diagnostik dengan baku emas pemeriksaan histologi spesimen kuretase. Dalam kurun waktu penelitian terkumpul 45 sampel penelitian, 12 (26.66%) adenokarsinoma endometrium, 6 (13.33%) dengan hiperplasia atipik, 11 (24.44%) hiperplasia nonatipik, 15 (33.33%) sampel tanpa kelainan dan 1 sampel dengan endometritis. Nilai kesesuaian nyata 57.8%, kesesuaian karena peluang 3.38%, kesesuaian bukan karena peluang 54.42%, potensi kesesuaian bukan karena peluang 96.62% dan Kappa 0.56. Disimpulkan bahwa pemeriksaan endometrial cytology dengan cytobrush dapat digunakan sebagai metoda screening pada kelainan ketebalan endometrium, dengan sensitivitas 62.5% dan spesivisitas 62.2%. (Med J Indones 2004; 14: 87-91)
Perimenopausal menopausal hemorrhage can be due to by a variety of causative factors. One of its dangerous causes is atypical hyperplasia and endometrial carcinoma. There are a number of risk factors for the occurrence of endometrial carcinoma. The group that has this risk belongs to high-risk group. In this high-risk group, it is necessary to have a method to identify the changes in endometrial abnormality. One of the alternatives is the examination of endometrial cytology. The objective of this study was to evaluate the sensitivity, specificity and correlation test between endometrial cytology and endometrial histology. This study was a diagnostic test of cytological examination of the endometrium as compared with endometrial histology. Endometrial cytology was performed with a modification of cytobrush and IUD shell. Specimen was dissolved into the centrifuged NaCl, and its deposits were then processed for cytological examination with Papanicolaou and Giemsa staining. After the taking of cytology, the process was continued with curettage of the endometrium, and the specimens were processed for cytological examination. Both of them were examined by anatomic pathologist. Statistical analysis used diagnostic test using histological examination of curettage specimens as gold standard. During the period of study 45 study samples were collected, among which 12 (26.66%) were endometrial adenocarcinoma, 6 (13.33%) with atypical hyperplasia, 11 (24.44%) with non-atypical hyperplasia, 15 (33.33%) were samples without abnormality, and one sample with endometritis. Actual correlation value was 57.8%, correlation because of possibility 3.38%, and correlation not because of possibility 54.42%, potential correlation not because of possibility 96.62%, and Kappa value 0.56. It was concluded that cytological examination of the endometrium with cytobrush could be employed as a screening method in the abnormalities of endometrial thickness, with sensitivity of 62.5% and specificity of 62.2%. (Med J Indones 2004; 14: 87-91)
Medical Journal of Indonesia, 14 (2) April June 2005: 87-91 , 2005
MJIN-14-2-AprJun2005-87
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2012
616.994 ADV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Merry Amelya Puspita
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara ekspresi reseptor leptin endometrium dengan ekspresi reseptor αvβ3 integrin endometrium pada fase luteal madya pasien infertilitas, untuk mencari tahu salah satu penyebab kegagalan implantasi. Nilai leptin lokal endometrium dinilai melalui ekspresi leptin endometrium dan daya terima endometrium dinilai melalui ekspresi reseptor αvβ3 integrin endometrium. Penelitian ini dengan desain potong lintang di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Ekspresi reseptor dinilai dari H-score pada pewarnaan imunohistokimia yang diambil dengan cara biopsi endometrium sebagai baku emas. Dari 30 sampel didapatkan ekspresi reseptor leptin endometrium baik pada 23 sampel (76,7%), ekspresi reseptor leptin endometrium buruk pada 7 sampel (23,3%), sedangkan hasil daya terima endometrium baik pada 24 sampel (80%), dan daya terima endometrium buruk pada 6 sampel (20%). Uji analisis membuktikkan kadar leptin serum berkorelasi kuat dengan ekspresi leptin endometrium (r=0,67;p<0,01) dengan ekspresi leptin endometrium, dan ekspresi leptin endometrium berkorelasi dengan daya terima endometrium (r=0,72;p<0,01). Analisis multivariat menyebutkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya terima endometrium secara berurutan adalah progesteron, ekspresi leptin endometrium, dan kadar leptin serum. ;The aim of this study is to correlate between endometrial leptin receptor expression with endometrial integrin αvβ3 expression on mid luteal phase of infertility patients to know one of the cause of implantation failure. Leptin played important role in female neuroendocrine and endometrial implantation. Local leptin value were assessed through the expression of leptin endometrial receptor and endometrial receptivity assessed through the expression of integrin αvβ3 endometrial. This study was crosssectional design in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. The expression of the receptor rated of H-score on immunohistochemical staining were taken by endometrial biopsy as the gold standard. From 30 samples obtained, good endometrial leptin receptor expression were found in 23 samples (76.7%), poor endometrial leptin receptor expression in were found 7 samples (23.3% ), good endometrial receptivity were found in 24 samples (80%) and poor endometrial receptivity in 6 samples (20%). Result of this study show leptin serum was strongly correlated (r=0,67;p<0,01) with leptin endometrial receptor expression and endometrial leptin receptor expression was strongly correlated with endometrial integrin αvβ3 expression (r=0,72;p<0,01). Multivariate analysis show factors that correlate to endometrial receptivity sequentially are progesterone, endometrial leptin receptor, and leptin serum.
2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Dwi Prasojo
Abstrak :
Infertilitas adalah suatu masalah ataupun keadaan yang komplek dan berhubungan dengan banyak hal. Didefinisikan sebagai keadaan tidak terjadinya kehamilan setelah >1 tahun melakukan hubungan seksual secara normal dan teratur, tidak ada usaha menunda dan atau mencegah kehamilan, serta tidak menggunakan salah satu metode kontrasepsi . Hal ini diderita oleh sekitar 10% - 15% pasangan usia reproduksi. Saat ini jumlah kasus maupun penderita infertilitas yang mencari pengobatan meningkat. Kehamilan tidak mungkin terjadi tanpa keberhasilan implantasi dan plasentasi. Implantasi merupakan proses yang kompleks dimana terjadi proses penggabungan embrio pada dinding endometrium. Selama siklus haid, endometrium mengalami berbagai perubahan yang diperlukan untuk implantasi embrio. Penelitian-penelitian menunjukkan implantasi blastokista terjadi pada hari ke-20 siklus haid pada siklus ideal 28 hari. Endometrium reseptif terhadap implantasi hanya dalam waktu yang sempit pada fase luteal, yang sering disebut sebagai jendela implantasi. Pada manusia, jendela implantasi hanya terjadi pada waktu yang terbatas, yaitu pada hari ke 6 sampai ke 10 setelah ovulasi. Agar proses implantasi berlangsung baik dibutuhkan suatu keadaan lingkungan endometrium yang optimal / resepfive, untuk menerima blastokista yang akan berimplantasi, dikenal sebagai jendela implantasi.5'7 Pada manusia, jendela implantasi hanya terjadi pada waktu yang terbatas yaitu pada hari ke 6 sampai ke 10 setelah ovulasi. Dalam dekade terakhir, dilakukan penelitian untuk mencari marker spesifik guna menilai reseptivitas endometrium. Banyak protein endometrium yang diusulkan menjadi marker ini. Beberapa peneliti memfokuskan integrin sebagai marker potensial, dan menemukan bahwa molekul integrin di epitel dan desidua mengalami perubahan pada saat implantasi. Integrin adalah kelompok molekul adhesi, berfungsi dalam pengikatan sel dan matriks ekstraseluler, merupakan glikoprotein heterodimer yang mengandung subunit a dan b. Saat ini telah ditemukan 22 molekul integrin yang berbeda, dan tersebar di seluruh tubuh. Integrin avb3 ditemukan pada banyak tipe sel, termasuk sel endotel. Reseptivitas endometrium, yaitu pada jendela implantasi (hari ke 20-24 siklus haid), ditandai dengan adanya integrin spesifik endometrium pada waktu tertentu. Penyakit Radang Panggul (PRP) adalah kelompok gangguan yang mengenai traktus genitalia atas wanita, yang diakibatkan karena penyebaran organisme ke atas dari serviks atau vagina menuju endometrium (endometritis), tuba falopii (salpingitis) dan struktur di sekitarnya (abses tubo-ovarium, peritonitis pelvik), sebagian besar penyebab mikroorganisme PRP ialah Chlamydia trachomatis, Nisseria gonorrhoeae atau kuman lain yaitu Bacterial vaginosis, Trichomonas, Escherichia coil, Bacteroides sp, Anaerobic cocci, Mycoplasma hominis, dan Ureaplasma urealyticum.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wa Ode Zulhulaifah
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor proliferasi sel sebagai peyebab ketidaksiapan endometrium untuk implantasi setelah pemberian berbagai dosis rekombinan FSH (rFSH) dengan melihat tingkat ekspresi FSH-Reseptor (FSHR) dan ekspresi protein KI-67. Sampel penelitian ini adalah bahan biologi tersimpan (BBT) dari jaringan endometrium Macaca nemestrina. Total sampel 15, sampel terdiri dari tiga kelompok yang diberikan GnRH agonis dosis tetap dan rFSH dengan dosis stimulasi berbeda, yaitu 30IU, 50IU, dan 70IU dan satu kelompok kontrol. Tidak ditemukan perbedaan signifikan antara berbagai dosis rFSH yang diberikan dengan ekspresi FSHR dan ekspresi protein Ki67 pada sel endometrium Macaca nemestrina. Tingkat ekspresi FSHR dan ekspresi Ki67 ditemukan tidak berkorelasi siginifikan. Dosis rFSH yang lebih tinggi tidak menurunkan ekspresi FSHR dan Ki67 serta tidak terdapat korelasi antara ekspresi FSHR dengan ekspresi Ki67. ......This study was conducted to look at cell proliferation factors as causes of endometrial unpreparedness for implantation after administration of various recombinant FSH doses (rFSH) by looking at FSH-receptor (FSHR) expression and expression of KI-67 proteins. The study sample was stored biological material (SBM) from endometrial tissue of Macaca nemestrina. The total sample was 15, the sample consisted of three groups given fixed-dose GnRH agonists and different stimulation doses, namely 30IU, 50IU, and 70IU and one control group. we found not significantly different between various doses of rFSH with FSHR and Ki67 expression in endometrial tissue Macaca nemestrina. We found not correlation significantly between FSHR expression and Ki67 Expression endometrial tissue Macaca nemestrina. Higher rFSH doses did not reduce FSHR expression and Ki67 and there was no correlation between FSHR expression and Ki67 expression.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Ardi Perdana
Abstrak :
Latar Belakang: Sindrom ovarium polikistik dan obesitas memperlihatkan dampak pada kemampuan endometrium untuk menerima hasil konsepsi. Penggunaan Ultrasonografi Doppler memiliki peran penting dalam pemeriksaan reseptivitas endometrium karena efisiensi dan prosedur non-traumatis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek modifikasi gaya hidup pada penerimaan endometrium wanita obesitas dengan sindrom ovarium polikistik menggunakan ultrasonografi. Metode: Penelitian observasional ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo Jakarta, Indonesia dari Agustus 2019 hingga Mei 2020. Total 32 subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini pada awalnya. Karena kasus loss to follow up, subjek akhir dikurangi menjadi 14 orang. Subyek pertama dievaluasi dengan USG trans-vaginal untuk melihat gambar endometrium, kemudian disarankan untuk mendapatkan konseling gizi oleh ahli gizi klinis dan kemudian ditindaklanjuti selama 6 bulan menggunakan ultrasonografi trans-vaginal. Hasil: Sebanyak 19 subjek menerima konseling gizi oleh spesialis Gizi Klinis. Tapi kemudian, hanya 14 subjek yang dievaluasi dengan Ultrasonografi. Ada beberapa hasil yang signifikan antara sebelum dan sesudah perawatan beberapa subjek seperti kalori, berat badan, indeks massa tubuh, lingkar pinggang (p<0,05) dan jenis zona vaskular, volume endometrium, indeks aliran vaskular dalam endometrium (p<0,05). Kesimpulan: Belum didapatkan korelasi yang signifikan antara perubahan antropometri dan asupan kalori harian dengan perubahan Zona Vaskular endometrium disebabkan tingginya angka loss to follow-up dan belum tekontrolnya asupan kalori harian dari setiap subjek.
Background: Polycystic Ovarian Syndrome and obesity have shown an impact on endometrium ability to accept the results conception. The use of a Doppler Ultrasonography has an important role in the examination of endometrial receptivity due to efficiency and non traumatic procedure. The aim of this study is to investigate the effect of lifestyle modification on endometrial receptivity of obese women with polycystic Ovarian Syndrome using ultrasonography. Methods: This observational study was conducted at Cipto Mangunkusumo General Hospital Jakarta, Indonesia from August 2019 to May 2020. From a total of 32 subjects were participated in this study. Due to loss of follow up case, the final subject was decrease into 14 person. The subjects were firstly evaluated with the trans-vaginal ultrasound to see the picture of the endometrium, then advised to get nutrition counseling by Clinical nutritionist and then followed up for 6 months using trans- vaginal ultrasonography. Results: A total 19 subjects were received nutrition counseling by Clinical Nutritionist. But then, only 14 subjects were evaluated by Ultrasonography. There were several significant results between before and after treatment of some subjects such as calories, body weight, body mass index, waist circumference (p<0,05) and type of the vascular zone, endometrium volume, vascular flow index in endometrium (p<0,05). In this study, no significant results have been found on the correlation between dietary changes and changes of endometrial receptivity. Conclusion: No significant correlation has been found between changes in antropometrics and daily calorie intake with changes in endometrial vascular zones due to high loss to follow-up rates and uncontrolled daily caloric intake for each subject.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Dian Novita
Abstrak :
Latar belakang : Implan kontrasepsi adalah batang subdermal yang melepaskan progestin selama 3-5 tahun. Efek samping implan yang paling umum dan sering terjadi adalah perdarahan uterus abnormal (PUA). Berbagai teknik diagnostik tersedia untuk menentukan penyebab PUA. Namun, belum ada penelitian tentang temuan patologi endometrium dari ultrasonografi (USG) transvaginal dan histeroskopi yang dikonfirmasi dengan histopatologi endometrium pada akseptor kontrasepsi implan satu batang Monoplant®. Tujuan : Untuk menentukan temuan patologi endometrium dari USG transvaginal, histeroskopi, dan histopatologi pada akseptor kontrasepsi implan satu batang Monoplant® Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan metode cross sectionaldilakukan pada akseptor implan levonorgestrel batang tunggal yang mengalami perdarahan uterus abnormal usia 20-35 tahun. Wanita dengan kanker serviks, stenosis serviks, penyakit radang panggul, atau penyakit yang tidak memungkinkan dilakukan pemeriksaan ini dieksklusikan dari penelitian ini. Semua subjek dalam penelitian ini diperiksa menggunakan USG transvaginal, histeroskopi, dan pemeriksaan histopatologi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Hasil : Sebanyak 20 subjek direkrut untuk penelitian ini. Semua subjek diperiksa menggunakan USG transvaginal, histeroskopi, dan pemeriksaan histopatologi. Tidak ada patologi lain selain penipisan endometrium dan atrofi endometrium. Hasil USG transvaginal dan histeroskopi dibandingkan dengan hasil histopatologi. Kesimpulan : Atrofi endometrium adalah penyebab utama perdarahan uterus abnormal pada wanita yang menggunakan implan satu batang levonorgestrel. Namun, pemeriksaan harus dilakukan untuk menyingkirkan etiologi tambahan yang menyebabkan perdarahan uterus abnormal. ......Background:Contraceptive implants are subdermal rods that release progestins over a 3-5 year period. The most common and frequent side effect of implants is abnormal uterine bleeding (AUB). Various diagnostic techniques are available to determine the cause of AUB. However, there have been no studies on the findings of endometrial pathology from transvaginal ultrasound and hysteroscopy confirmed by endometrial histopathology in single-rod Monoplant®implant contraceptive acceptors Objective : To determine the findings of endometrial pathology from transvaginal ultrasound, hysteroscopy, and histopathology in single-rod Monoplant®implant contraceptive acceptors Methods:An observational descriptive study using cross sectional method was performed on acceptors of single rod levonorgestrel implant having abnormal uterine bleeding aged 20-35 years old. Women with cervical cancer, cervical stenosis, pelvic inflammatory disease, or any disease that would the examination impossible were excluded. All of the subjects in this study was examined using transvaginal ultrasound, hysteroscopy, and histopathology examination. Collected data was then analyzed accordingly. Results: A total of 20 subjects was recruited to the study. All of the subjects were examined using transvaginal ultrasound, hysteroscopy, and histopathology examination. There was no other pathology other than endometrial thinning and endometrial atrophy. Results of transvaginal ultrasound and hysteroscopy were compared to histopathologic results. Conclusion:Endometrial atrophy is the main cause of abnormal uterine bleeding in women using single rod levonorgestrel implant. However, examinations should be performed to eliminate additional etiologies causing abnormal uterine bleeding.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Adenin
Abstrak :

Kontrasepsi Copper T (AKDR CuT) menggantikan kontrasepsi lippes loop (AKDR LL) disebabkan efektivitas yang lebih tinggi dan rendahnya angka ekspulsi. Kontrasepsi CuT diketahui mendukung kerusakan pada epitel endometrium dan menstimulasi produksi glikodelin A (GdA), yang memiliki peran bermakna dalam cara kerja kontrasepsi. Belum diketahui peran polietilen dalam meningkatkan GdA dan peran komponen inflamasi mengenai GdA.

 

Penelitian ini menggunalan desain penelitian eksplorasi yang dilakukan di Laboratorium Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor pada November 2017–Maret 2018. Total 22 tikus sprague dawley yang dibagi menjadi kelompok polietilen + tembaga (AKDR CuT) dan kelompok polietilen tunggal (Kelompok LL AKDR). Darah dari arteri lakrimal dan jaringan dari kornua diperiksa dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dan imunohistokimia (IHK).

 

Sebagai hasilnya ditemukan kelompok kontrasepsi CuT menyebabkan perubahan lebih besar pada sel epitel permukaan endometrium dan sel-sel epitel kelenjar dibandingkan dengan kelompok kontrasepsi LL. Terdapat peningkatan yang bermakna pasca-penyisipan polietilen pada ekspresi TNF-α (p = 0,037) dan EGR-2 + (p = 0,039). Ditemukan peningkatan yang bermakna pasca-penyisipan polietilen pada ekspresi GdA (p < 0,001). Ekspresi delta GdA lebih besar pada polietilen 43,67 ± 36,36 dibandingkan kelompok CuT 13,50 ± 10,34.

 

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ditemukan ekspresi GdA lebih besar dalam polietilen tunggal daripada kombinasi polietilen + tembaga (AKDR CuT). TNF-α dan makrofag CD38 + adalah komponen inflamasi terbesar yang menyebabkan peningkatan ekspresi GdA.

 

Kata kunci: glikodelin A, kerusakan epitel endometrium, komponen inflamasi, polietilen, polietielen+tembaga.

 


Copper T IUD (CuT IUD) contraception replaces lippes loop IUD (LL IUD) due to its effectiveness and rarely expulsion capability. The CuT IUD is known to promote endometrial epithelial damage and to stimulate the production of glycodelin A (GdA). GdA has significant role in the contraception mechanism of action. It has not yet known the role of polyethylene in increasing GdA and the role of the inflammatory components regarding GdA.

 

This study is an exploratory research design conducted at the Laboratory of Surgery of the Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University on November 2017–March 2018. A Total of 22 sprague dawley rats were divided into polyethylene+copper  (CuT IUD) and single polyethylene (LL IUD groups). Blood from the lacrimal artery and tissue from the cornua were examined by enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) and immunohistochemistry (IHC) methods.

 

It was found that CuT IUD group caused greater change to the endometrial surface epithelial cells and glandular epithelial cells compared to LL IUD group. There was a significant increase in post-insertion of polyethylene on the expression of TNF-α (p = 0.037) and EGR-2+ (p = 0.039). There was a significant increase in post-insertion of polyethylene on expression of GdA (p < 0,001). Delta expression of GdA was greater in the polyethylene 43.67 ± 36.36 than in the CuT IUD group 13.50 ± 10.34.

 

As a conclusion, the expression of GdA was found to be greater in the single polyethylene than combination of polyethylene+copper (CuT IUD). TNF-α and macrophages CD38+ are the biggest inflammatory components that cause an increase in GdA expression.
 

Keywords: endometrial epithelial damage, glycodelin A, inflammatory omponents, polyethylene, polyethylene+copper.

 

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Putra Julianno
Abstrak :
Latar belakang: Saat ini prevalensi penyakit tidak menular, salah satunya obesitas, mengalami tren peningkatan. Obesitas dapat menimbulkan berbagai komplikasi dan dapat menjadi penyakit penyulit sehingga menjadi tantangan dalam menata laksana berbagai penyakit. Perubahan fisiologis yang dibawa oleh obesitas dapat menjadi faktor risiko perkembangan kanker endometrium. Obesitas dapat memicu paparan estrogen berlebih dari konversi androgen pada jaringan adiposa perifer. Selain itu, dengan perubahan hormonal akibat menopause, terjadi gangguan keseimbangan hormon yang dapat mencetuskan kanker endometrium. Saat ini masih sedikit sekali penelitian yang meneliti hubungan antara obesitas dan awitan kanker endometrium terutama yang merefleksikan populasi Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mendalami topik tersebut berserta hubungannya dengan menopause pada pasien kanker endometrium di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2019-2021.  Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode potong lintang menggunakan rekam medis pasien yang terdiagnosis kanker endometrium di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2019-2021. Terdapat 54 subjek penelitian dari sampel tersedia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.  Hasil: Terdapat 122 kasus kanker endometrium yang ditemukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2019-2021. Sebanyak 48,2% dari seluruh subjek tergolong mengalami obesitas berdasarkan kriteria APAC. Sebanyak 40,7% subjek yang mengalami awitan kanker endometrium sebelum menopause dan terdapat 59,3% dari seluruh subjek yang mengalami awitan kanker endometrium setelah menopause.  Kesimpulan: Walaupun tidak terdapat hubungan statistik bermakna antara obesitas dan awitan kanker endometrium terhadap menopause, namun perbandingan proporsi menunjukkan bahwa 50% subjek kelompok obesitas mengalami awitan sebelum menopause dibandingkan 32,1% subjek pada kelompok IMT normal. ......Introduction: Currently, prevalence of non-communicable diseases, including obesity, is increasing. Obesity can present numerous complications and may be comorbidity that can bring challenges in treatments. Physiological changes provoked by obesity can be a risk factor for precipitating endometrial cancer. Obesity can cause excessive estrogen exposure from androgen conversion conveyed in peripheral adipose tissue. In addition, with hormonal changes attributed to menopause, hormonal imbalance may occur and precipitate endometrial cancer. At present, the availability of study discussing obesity and onset of endometrial cancer is still limited. This study is conducted to delve this topic with respect to menopause in patients with endometrial cancer at RSUPN Cipto Mangunkusumo in 2019-2021.  Method: This study is based on cross-sectional design study using health record of patients diagnosed with endometrial cancer at RSUPN Cipto Mangunkusumo in 2019-2021. There are 54 subjects from available sample and complying with inclusion and exclusion criteria.  Result: This study found 122 cases of endometrial cancer diagnosed at RSUPN Cipto Mangunkusumo in 2019-2021. As many as 48,2% of all subjects classified as having obesity in reference to APAC criteria. Proportion of patients with onset before menopause is 40,7% of all subjects while patients with onset after menopause is 59,3% from all subjects.  Conclusion: While this study suggests that there are no significant statistic association between obesity and onset of endometrial cancer compared with menopause, comparison of proportion of endometrial cancer onset shows that 50% of subjects with obesity experience onset before menopause compared to 32,1% subjects with normal BMI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Mainanda
Abstrak :
Latar Belakang: Perdarahan Uterus Abnormal PUA merupakan salah satu penyebab tersering wanita datang ke Poliklinik Ginekologi. Data WHO yang didapat tahun 2015 menyimpulkan kejadian PUA dapat berkisar hingga 27. Pada tahun 2016-2017 di RSCM Jakarta, PUA menjadi lima diagnosis terbanyak di poli Ginekologi. Tindakan penilaian adanya kelaianan struktural sebagai etiologi dari PUA menjadi hal yang penting untuk dilakukan dalam penegakkan diagnosa serta tatalaksana. Kuretase menjadi tehnik yang paling umum digunakan, walaupun dengan biaya yang tinggi, akurasi dalam ketepatan pengambilan jaringan biopsi, lama rawat, hingga komplikasi yang dapat ditimbulkan. Histeroskopi menjadi pilihan utama di negara maju dikarenakan memiliki tingkat ketepatan pengambilan jaringan biopsi yang baik, minimal biaya serta akurasi. Namun hingga saat ini, belum ada data yang dimiliki untuk penilaian akurasi histeroskopi dalam penilaian kelainan struktural di Indonesia Tujuan : Mendapatkan nilai diagnostik Office Hysteroscopy sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif dan AUC dalam mendiagnosis kelainan struktural di kavum uteri pada pasien dengan Perdarahan Uterus Abnormal di RSCM. Metode : Studi diagnostik metode potong lintang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sejak Juni 2014-Juli 2017. Kami mengumpulkan data berdasarkan data kunjungan poli Histeroskopi kemudian menginklusi berdasarkan kriteria PUA penelitian dengan dugaan kelainan struktural ketebalan endometrium Premenopause >8mm dan Menopause >5mm , kemudian menganalisa data temuan saat histeroskopi dan hasil Patologi Anatomi PA sesuai Standar Baku yang digunakan berdasarkan kriteria FIGO. Operator Histeroskopi telah dilakukan uji kesesuaian dengan nilai Kappa 92. Data selanjutnya dilakukan perhitungan sensitivitas, spesifisitas dan menilai AUC dari tindakan histeroskopi dibandingkan hasil PA Hasil : Kemampuan diagnostik OH dinilai sangat baik dalam evalusi kelainan di kavum uteri yakni sebesar 94. Akurasi OH dalam mendiagnosis kelainan polip sangat baik yakni dengan sensitivitas 87, spesifisitas 92, NDP 89, NDN 89, RKP 10,26, RKN 0,15, akurasi 89, dan AUC sebesar 89,1 CI 95 83,2-94,9. Kemampuan diagnostik OH dalam mendiagnosis hyperplasia juga memiliki kemampuan yang baik dengan sensitivitas 83, spesifisitas 95, NDP 89, NDN 92, RKP 17, RKN 0,18, akurasi 91, dan AUC seesar 87,9 CI 80,9 83,2-94,9. Dalam mendiagnosis leiomyoma, OH memiliki kemampuan yang sangat baik dengan sensitivitas 100 , spesifisitas 100, NDP 100, NDN 100, akurasi 100, dan AUC sebesar 100 CI 95 100-100. Kemampuan OH dalam mendiagnosis malignansi juga sangat baik dengan sensitivitas 94, spesifisitas 97, NDP 91, NDN 98, RKP 36,875, RKN 0,06, akurasi 97, dan AUC sebesar 100 CI 95 100-100. Kesimpulan: Kemampuan OH dalam mendiagnosis kelainan struktural di kavum uteri pada pasien PUA memiliki nilai akurasi 94. Terlebih pada pasien dengan kelainan lesi fokal, OH memiliki nilai AUC > 87. ......Abnormal Uterus Bleeding AUB is one of the most common causes of women coming to Gynecology Polyclinics. WHO data obtained in 2015 concluded the incidence of AUB can range up to 27. In 2016 2017 at RSCM Jakarta, AUB became the top five diagnoses in our outpatient clinic. Assessment of structural anomaly as the etiology of AUB becomes an important thing to do in diagnosis and management for the patient. Curettage is the most commonly used technique, albeit at a high cost, accuracy in precision of biopsy tissue taking, length of stay, until complications can be generated. Hysteroscopy is the main choice in developed countries because it has a good accuracy of biopsy tissue retrieval, minimal cost and accuracy. However, until now, there is no data available for the assessment of hysteroscopic accuracy in the assessment of structural abnormalities in Indonesia Objective Obtain an Office Hysteroscopy diagnostic value sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value and AUC in diagnosing structural abnormalities in the uterine cavity in patients with abnormal Uterus Bleeding at RSCM. Methods A cross sectional diagnostic study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital from June 2014 July 2017. We collected data based on histeroscopy visit data then inclusive based on AUB study criteria with suspected structural abnormalities endometrium thickness of Premenopause 8mm and Menopause 5mm then analyzed the findings data during hysteroscopy and Anatomy Pathology PA as gold Standard based from FIGO Criteria. Hysteroscopic operator has been tested for conformity with 92 Kappa value. Further data were calculated for sensitivity, specificity and rate of AUC from hysteroscopic result compared to PA results Results OH diagnostic ability was assessed very well in the evalution of abnormalities in the uterine cavity by 94. The accuracy of OH in diagnosing polypic abnormality was excellent with 87 sensitivity, 92 specificity, 89 PPV, 89 NPV, 89 accuracy, and AUC of 89.1 CI 95 83.2 94.9. The diagnostic ability of OH in diagnosing hyperplasia also has good ability with 83 sensitivity, 95 specificity, 89 PPV, 92 NPV, 91 accuracy, and AUC of 87.9 CI 80, 9 83.2 94.9. In diagnosing leiomyoma, OH has excellent ability with 100 sensitivity, 100 specificity, 100 PPV, 100 NPV, 100 accuracy, and 100 AI 100 CI 95 CI 100 100. OH s ability to diagnose malignancy is also excellent with 94 sensitivity, 97 specificity, 91 PPV, 98 NPV, 97 accuracy and 100 CI 100 CI 95. Conclusions The ability of OH in diagnosing structural abnormalities in the uterine cavity in PUA patients has an accuracy of 94. Especially in patients with focal lesion abnormalities, OH has an AUC value of 87.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>