Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lies Luthariana
"Pyogenic liver abscess may have serious complications that need specific management. We reported a case of a young male patient aged 24 years old and complained of abdominal enlargement since 2 (two) weeks before. Abdominal ultrasound revealed multiple liver abscesses. Liver aspiration was performed and about 500 cc of yellowish purulent fluid was drained. During hospitalization the symptoms of fever and shortness of breath were getting worse although adequate antibiotic treatment had been given. Chest X-ray examination showed elevated right hemidiaphragm and right pleural effusion. Thoracocentesis and proof puncture showed purulent fluid. He was diagnosed with empyema as a complication of pyogenie liver abscess. Water Sealed Drainage (WSD) was performed to evacuate the fluid and he was given antibiotics. The patient's condition improved in several days."
2005
IJGH-6-1-April2005-22
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Telly Kamelia
"ABSTRAK
Abses hepar merupakan lesi inflamasi pada hepar yang dapat menyebar ke ronga pleura sehingga mengakibatkan empiema maupun abses paru. Salah satu penyebab penyebaran ke rongga pleura adalah karena adanya fitsula hepatopleura. Dalam kasus ini, seorang laki-laki, 43 tahun, datang dengan keluhan sesak napas yang memberat sejak 1 minggu yang lalu, disertai nyeri perut bagian atas, batuk darah sebanyak satu kali, perut dirasakan membesar, serta terdapat riwayat merokok, promiskuitas, dan minum alkohol. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan paru kanan tertinggal saat inspirasi, vocal fremitus menurun, perkusi redup, dan suara vesikuler menurun pada lapang paru kanan dan hepatomegali. Hasil IDT amoeba adalah 1,92 dan pemeriksaan cairan pleura, didapatkan kesan eksudat. Didapatkan gambaran efusi pleura masif pada foto toraks. Hasil USG hepatologi didapat abses hepar, hepatomegali, dan efusi pleura kanan. Pada pemeriksaan USG Toraks didapat efusi pleura kanan dengan gambaran loculated. CT scan torak dengan kontras didapat gambaran kavitas dengan air-fluid level pada hemitoraks kanan dan lesi segmen 4,5 hepar. Hasil analisis cairan pungsi abses hepar didapatkan pemerikasaan mikrobiologi tidak ditemukan kuman, BTA negatif, kultur tidak ditemukan mikroorganisme maupun kuman anaerob, pemeriksaan patologi didapatkan cairan berwarna coklat kental, dan pemeriksaan mikroskopik didapatkan sediaan sitologi abses hepar yang mengandung massa nekrotik, serta serabut jaringan ikat."
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kandida Syifaa Diandra Putri
"Tuberkulosis dan empiema merupakan kondisi penyakit pernapasan yang dapat mempengaruhi pasien secara signifikan serta memerlukan manajemen terapi yang baik dan tindakan yang sesuai. Pengobatan tuberkulosis yangdisertai empiema bergantung pada keparahan dan kompleksitas dari kondisinya. Pemantauan terapi obat berperan penting pada pasien rawat inap dengan tuberkulosis dan empiema. Penggunaan obat antituberkulosis dapat menyebabkan efek samping termasuk hepatotoksisitas yang parah hingga mengancam jiwa. Maka dari itu, pasien menderita tuberkulosis harus dimonitor terkait efek samping, khususnya pada pasien yang memiliki komorbiditas, sedang menerima obat-obatan lainnya (polifarmasi) yang mungkin dapat menimbulkan interaksi antar obat, dan gangguan ginjal. Penelitian dilakukan dengan menyeleksi pasien, mengumpulkan data terkait pasien, melakukan pemantauan terapi obat, dan menelaah keberadaan masalah terkait obat. Berdasarkan pementauan dan analisis terapi obat pasien yang telah dilakukan, beberapa masalah terkait obat yang dapat diidentifikasi berdasarkan panduan PCNE dan metode Hepler and Strand yaitu indikasi tanpa terapi, interaksi obat, efek samping, dosis obat berlebih, dosis obat kurang, dan durasi penggunaan obat berlebih. Selebihnya, terapi yang diterima oleh Tn. D tepat indikasi dan tepat dosis. Masalah terkait obat yang muncul dapat direkomendasikan penyelesaian berupa pemberian obat yang sesuai, pemantauan efek terapi obat melalui hasil laboratorium dan gejala yang timbulkan, pemberian jeda konsumsi obat, dan penyeseuiaan dosis sesuai tatalaksana dan kondisi pasien.

Tuberculosis and empyema are respiratory disease conditions that can affect patients significantly and require good therapeutic management and appropriate measures. Treatment of tuberculosis accompanied by empyema depends on the severity and complexity of the condition. Monitoring drug therapy plays an important role in hospitalized patients with tuberculosis and empyema. The use of antituberculosis drugs can cause side effects including severe hepatotoxicity to life threatening. Therefore, patients suffering from tuberculosis must be monitored for side effects, especially in patients who have comorbidities, are receiving other drugs (polypharmacy) that may cause interactions between drugs, and kidney disorders. Research is carried out by selecting patients, collecting patient-related data, monitoring drug therapy, and examining the existence of drug-related problems. Based on the monitoring and analysis of patient drug therapy that has been carried out, several drug-related problems that can be identified based on the PCNE guidelines and the Hepler and Strand method are indications for no therapy, drug interactions, side effects, excessive drug doses, insufficient drug doses, and duration of excessive drug use. The rest, the therapy received bythe patients is proper in terms of indications and doses. Drug-related problems that arise can be recommended for solutions in the form of administering appropriate drugs, monitoring the effects of drug therapy through laboratory results and the symptoms they cause, giving pauses in drug consumption, and adjusting doses according to the management and condition of the patient."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library