Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizavia Mardhika Putri
Abstrak :
Organization well off inside area nominalizing particle always change, cause of that organization with economic base must be more responsive with change in era free market, in other that for organization can survive from tight competition. PT. EMS Indoappliances to confront the free market with tight competition attempt to create opportunity with rise new business in Indonesia. To deal with new business PT. EMS need human resources with good skill dan personality. Human play an important role in build, manage and develop organization. The leader have a big challenge to motivate the employee to work harder and make the employee more productive to achieve aim organization/company, for that situation the leader need to know the knowledge abaout motivation. This research has objective to know about work motivation of the employee in PT. EMS Indoappliances and also to know employee PT.EMS Indoappliaces perception about motivation. The research in PT.EMS Indoappliances take around 45 sample (fourty five) of responden from 62 (sixty two) of EMS employee. The research rapproachement to quantitative methode, to process questionnaire data become frequency table and interview data to support the research. This research based on Frederich Herzberg theory which devide work motivation into 2 (two) dimension that is intrinsic dimension and extrinsic dimension. Intrinsic dimension is motivation factor from work it self such as acknowledgement, achievement, work it self, responsibility, promotion and development career. And the extrinsic dimension it is came from outer work such as company administration policy, company supervision, work condition, work relation, salary and work peacefulness. Result from this research are that Intrinsic motivation factor more dominated than extrinsic factor, this result has positive value because be in accordance with FrederichHerzberg theory that intrinsic factor ( factor from work it self ) will be main trigger for employee and will give employee gratification by doing they job, extrinsic factor only impact as a trigger to the employee for a while because the trait for maintenance.Further the employee perception about work motivation in PT.EMS indoappliances for intrinsic factor very good and for extrinsic factor is well. The suggestion from this research that PT.EMS indoappliances company management should be more enrich of the jobdesk from each employee and give the employee more responsible to make each employee more productive,creative and also improve their skill not only doing administration, marketing and support only. The management PT.EMS indoappliances need to concern for the employee carrer, rotation for allay employee bored with their job desk and routine activity and training from the company should be more manage. And the PT. EMS management need more concern about amount of salary and allowance for the employee because there is still negative perception, also the annuity for the employee to make they feel safe, comfortable and loyal.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mailani Amperawan
Abstrak :
Sekretariat Negara Republik Indonesia (Setneg RI) sebagai lembaga pemerintah yang berkedudukan dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI harus selalu tanggap dan siap memberi dukungan staf dan pelayanan administrasi secara efektif dan efisien kepada Presiden RI. Kondisi ini menimbulkan konsekuensi diperlukan adanya dukungan anggaran yang optimal untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan kegiatan Sekretariat Negara. Dalam menjawab konsekuensi tersebut, peneliti berkeyakinan bahwa diperlukan adanya penilaian terhadap kinerja perencanaan anggaran di Kantor Sekretariat Negara Republik Indonesia dalam koridor menuju clean government dan good governance. Penelitian terhadap persepsi pegawai tentang perencanaan anggaran di Setneg RI ini dilatarbelakangi oleh pentingnya efektivitas kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi. Adapun rumusan masalah yang diketengahkan dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana pendapat responden terhadap perencanaan anggaran di Setneg, dan 2) bagaimana praktik penerapan pendekatan tugas, prioritas, yuridis, efisiensi, partisipasi, dan waktu dalam perencanaan anggaran di Setneg RI. Dengan mengacu pada beberapa teori perencanaan dan anggaran yang berkaitan dengan kinerja/prestasi, ternyata terdapat kesamaan substansi yang menunjukkan bahwa perencanaan pada hakikatnya mengandung unsur-unsur yang berkaitan dimana kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan harus sesuai dengan tugas organisasi yang akan dicapai; mengutamakan kegiatan yang sifatnya prioritas; kegiatan yang dilakukan tersebut sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku, dengan kata lain, mengandung unsur yuridis; kegiatan yang ingin dicapai senantiasa dilaksanakan secara efisien; kegiatan yang direncanakan dirancang dengan partisipasi sumberdaya manusia yang ada di departemen/lembaga/instansi; serta kegiatan yang dirancang tersebut memperhitungkan waktu memproses dan waktu pelaksanaannya. Sedangkan anggaran pada hakikatnya mengandung unsur-unsur pengeluaran dalam satuan uang yang direncanakan membiayai kegiatan-kegiatan dengan standar harga yang berlaku untuk pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; penerimaan dalam satuan uang yang direncanakan dan keterangan dari mana penerimaan tersebut diperoleh; serta sesuai dengan waktu yang direncanakan untuk pengeluaran maupun penerimaan. Pemahaman tersebut di atas diperoleh setelah melalui tahapan mengeksplorasi, mengelaborasi, menginterpretasi, dan menjustifikasi atas definisi, pengertian, peranan, dan manfaat perencanaan anggaran sehingga diperoleh benang merah bahwa perencanaan anggaran mengandung unsur-unsur: tugas, prioritas, yuridis, efisiensi, partisipasi, dan waktu. Dengan demikian sebagai dasar menilai kinerja perencanaan anggaran di Kantor Sekretariat Negara Republik Indonesia secara, objektif dapat menggunakan unsur-unsur tersebut sebagai indikator. indikator-indikator tersebut diukur/dinilai untuk menguji kebenaran melalui persepsi responden yang berjumlah 260 dari 793 pegawai negeri di Kantor Sekretariat Negara Republik Indonesia yang diproses berdasarkan teknik stratified random sampling (sampel acak terstrata) dan cara pengambilan sampelnya berdasarkan variable sampling fraction (disproposional/optimal). Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan statistik deskriptif, antara lain, label persepsi, perhitungan persentase, arithmetic mean, modus, distribusi frekuensi (sederhana/kelompok), kondisi umum indikator, grafik balok persepsi pegawai, grafik lingkaran rata-rata hitung. Berdasarkan statistik deskriptif tersebut, data yang telah dikuantifisir diinterpretasi untuk menjawab masalah-masalah manajemen perencanaan anggaran di Kantor Sekretariat Negara Republik Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi pegawai dalam perencanaan anggaran dirasakan belum memadai karena tidak diikutsertakannya pegawai noneselon/non-fungsional (NEINF), misalnya: di dalam menghimpun data kegiatan; di dalam merencanakan tujuan, sasaran, dan manfaat kegiatan yang sesuai dengan tugasnya; serta di dalam menyusun kerangka acuan kegiatan. Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa perencanaan anggaran yang diusulkan tersebut tidak transparan dan atau tidak dikomunikasikan kepada pegawai NEINF. Sedangkan penelitian terhadap praktik penerapan pendekatan tugas, prioritas, yuridis, efisiensi, dan waktu dalam perencanaan anggaran di Setneg adalah relatif efektif, meskipun tidak semua pernyataan di dalam setiap pendekatan yang digunakan tersebut menunjukkkan kadar yang efektif. Namun, secara umum, perencanaan anggaran di Setneg dalam dua tahun terakhir ini relatif kurang efektif. Agar efektivitasnya optimal disarankan 1) perlu dilakukan koordinasi dan sinkronisasi, 2) perlu dilakukan pendistribusian UU Propenas, 3) perlu diinformasikan peraturan/ketentuan yang berkaitan dengan perencanaan anggaran, 4) perlu meminta persetujuan mengenai standar harga sektoral kepada Depkeu, 5) perlu penataan kembali format formulir usulan yang memuat tujuan, sasaran, dan manfaat kegiatan, dan 6) perlu keikutsertaan pegawai NEINF dalam perencanaan anggaran di unit-unit kerja. Setelah melalui tahapan analisis data, ada baiknya dilakukan penelitian lanjutan serupa dalam institusi yang berbeda dengan jumlah sampel yang lebih besar. Dengan cara ini, diharapkan dapat lebih valid dan reliabel sehingga dapat dijadikan referensi ilmiah secara memadai.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Setiawan
Abstrak :
Tesis berjudul "Pengaruh Variabel Struktural Organisasi Terhadap Kinerja BUMN Jasa Keuangan Nonbank: Ukuran Persepsional Eksekutif Lini" merupakan hasil penelitian mengenai perilaku organisasi atau OB (organizational behavior) BUMN jasa keuangan non-bank. Keterangan yang diperoleh berasal dari ukuran persepsional 10 eksekutif fungsi lini di BUMN yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan model Melcher (1985), Likert (1967), dan Robbins (1995). Model Melcher mengetengahkan hubungan antara faktor-faktor struktural primer dan sekunder dalam organisasi dengan perilaku individu dan kelompok, melalui intervensi gaya kepemimpinan. Sedangkan model Likert mengemukakan bagaimana manajer melalui organisasi mencapai tujuan akhir berupa prestasi dan kinerja, seperti produktivitas, volume penjualan, pemborosan, mutu pelayanan, dan sebagainya. Robbins juga mengaitkan variabel organisasi dari level individu, grup, hingga sistem organisasi, dengan produktivitas, turn over, absensi, dan kepuasan kerja. Model OB untuk penelitian ini sebagian besar mengadopsi variabel yang dikemukakan Melcher. Dengan demikian, secara hipotetikal dapat dijelaskan bahwa variabel struktural primer (aliran kerja, kompleksitas tugas, dan pembatas ruang-fisik) bersama variabel struktural sekunder (hubungan kewewenangan formal dan kontrol formal) dengan intervensi gaya kepemimpinan (perwakilan, partisipasi, pengarahan, peraturan, dan stimulasi berupa sanksi dan penghargaan) diharapkan berpengaruh terhadap pola perilaku (individu, kelompok, antargrup, dan vertikal), yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Di sini ini, pengaruh yang dimaksud adalah hubungan timbal balik atau korelasi. Hasilnya antara lain, perilaku individu BUMN yang diteliti menjurus pada pola perilaku fungsional, yang kondusif guna meningkatkan kinerja. gaya kepemimpinannya, transisional menuju demokratisasi. BUMN yang diteliti tidak lepas dari cirinya yang kental sebagai organisasi birokratis. Hasil penelitian ini menunjukkan keadaan seperti itu, misalnya kompleksitas tugas yang terspesialisasi dengan interdependensi moderat (considerable spesialization). Spesialisasi di BUMN mempengaruhi keterlibatan kerja, kepuasan kerja, dan komitmen kerja. Kuncinya terletak pada upaya untuk menjaga aliran kerja tetap terprogram dan menetapkan sasaran yang dapat diprediksi hasilnya. Selain itu, hasil yang akan dicapai cukup terprediksi, meski aliran kerjanya (work flow) kurang terprogram. Delegasi kewewenangannya cenderung sentralistis. Kontrol formal lebih mengandalkan pendekatan individual ketimbang kelembagaan. Pengarahan masih bersifat direktif (komando), tetapi cenderung adaftif (demokratis). Esprit de corp-nya moderat. Hubungan antara atasan dan bawahan yang harmonis menjadi kunci untuk memperkuat tim kerja menuju organisasi yang efektif.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T18846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjut Meutia Imelda Tenriwali
Abstrak :
Dari data tentang karakteristik kepemimpinan kepala cabang Bank Syariah XYZ, ternyata terdapat fakta bahwa dalam periode kepemimpinan kepala cabang yang dipersepsi buruk oleh pegawai, kualitas pembiayaan Bank juga buruk. Sedangkan kualitas kepemimpinan kepala cabang yang dipersepsi baik mempunyai kinerja pembiayaan yang juga baik. Jika merujuk pada alqur'an surat al hujuraat ayat 12, yang membahas mengenai prasangka maka penulis ingin membuktikan dengan melihat hubungan antara persepsi pegawai tentang kepemimpinan kepala cabang Bank Syariah XYZ dengan kinerja pembiayaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Penelitian ini menggunakan teknik korelasional karena penelitian ini berusaha menyelidiki hubungan antara beberapa variabel penelitian yaitu variabel nilai kepemimpinan dengan tingkat NPF dan realisasi pembiayaan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi negatif pegawai tentang kepemimpinan Kepala Cabang dengan tingkat NPF dan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi positif pegawai dengan realisasi pembiayaan sehingga dapat hal ini dapat dijadikan data pendukung Al Quran surat Al Hujuraat ayat 12 yang menguraikan mengenai prasangka.
From the data on characteristics of leadership of Branch Manager of Bank Syariah XYZ, it appears that it is factual that within the period of leadership of branch manager perceived to be poor by employees, financing quality of the bank is also poor. In the meantime, leadership quality of branch manager perceived to be good also results in good financing performance. Referring to Sura Al Hujuraat verse 12 of the Al Qur?an, discussing the prejudice, writer would like to prove by seeing the relationship between perception of employees on leadership of Branch Manager of Bank Syariah XYZ and financing performance. The method used in this research is survey method. This research uses correlational technique because this research tried to study the relationship between some variables of research, namely leadership value variable at the level of NPF and financing realization. Based on the result of research, it is known that there is a significant relationship between negative perception on leadership of Branch Manager and the level of NPF and there is a significant relationship between positive perception of employee and financing realization that it will be used as supporting data of Sura Al Hujuraat verse 12 of the Al Qur'an which describes the prejudice.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25510
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sardikin Giriputro
Abstrak :
Dalam manajemen sumber daya manusia, masalah motivasi karyawan untuk bekerja dan berprestasi merupakan hal yang sangat penting. Walaupun bukan satu-satunya, uang merupakan salah satu motivator yang sangat penting, berkaitan dengan kepuasan kerja dan kinerja baik individu maupun kelompok. RSPI Suhanti Saroso adalah rumah sakit pemerintah pengguna Penerimaan Negara Bukan Pajak, memperoleh anggaran suplemen di mana 40 % dari pendapatan fungsional RS dapat dipergunakan untuk peningkatan mutu SDM termasuk insentif berupa Insentif Pelayanan (IP) yang dibagikan kepada seluruh karyawan. Selama ini belum ada Pola Pembagian IP yang disepakati seluruh (kelompok) karyawan, sehingga sering timbul ketidak-puasan, konflik antar kelompok, protes, demotivasi sampai mogok. Dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap IP, tingkat kepuasan dan hubungannya dengan motivasi kerja serta mendapatkan masukan dan karyawan tentang faktor dasar penyusunan Pala Pembagian IP. Penelitian dilakukan secara "cross-sectional" menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam terhadap sejumlah responden yang 'mewakili kelompok-kelompok karyawan, dilakukan pada bulan Mei - Juni 2002. Data yang dianalisa adalah karakteristik karyawan, persepsi karyawan tentang IP dan hubungannya dengan motivasi kerja. Analisis kuantitatif dikerjakan dengan menggunakan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari 97 karyawan yang menjadi responden sebanyak 89 orang (91.8%) merasa kurang puas dengan imbalan yang diterima. Sebanyak 38 orang (39.2%) memiliki motivasi kurang. Pada analisis bivariat didapatkan faktor yang berhubungan dengan motivasi hanya umur, Untuk analisis multivariat didapatkan 3 variabel yang dapat dianggap sebagai kandidat namun setelah dianalisis ternyata tidak ada variabel yang memiliki nilai p < 0.05 sehingga tidak daat disusun suatu model regresi motivasi. Sebagian besar karyawan menghendaki agar pola pembagian IP yang ada sekarang dirubah dengan memperhatikan sejumlah faktor sebagai kriteria untuk menentukan besarnya IP yang diterima masing-masing karyawan. Sebagai kesimpulan penelitian, pengetahuan karyawan tentang IP masih belum memadai, hampir seluruh karyawan masih belum merasa puas terhadap berbagai faktor IP. Motivasi bekerja karyawan belum memadai. Tidak ada hubungan bermakna antara faktor faktor kepuasan terhadap IP dan karakteristik karyawan dengan motivasi kerja kecuali faktor umur. Daftar Pustaka 24 (1974 - 2002)
Correlation Analysis between Characteristic and Employee's Perception on Incentive to Motivation to Work in Sulianti Saroso HospitalIn human resources management, motivating people is of very important thing. Although it is not the only thing, money is one of the very important motivator and well correlated with work satisfaction and performance both in individual and group as well. Sulianti Saroso Hospital is a government-owned hospital, Non-tax State Income user. The Government provides Supplementary Budget of which around 40% of it's functional income can be used to increase quality of the human resources, including incentive known as Insentif Pelayanan or IP (service fee, a component in hospital tariff). The incentive is distributed to all employees every month. To date there is no Distribution Pattern on IP which is agreed by the neither whole employee nor groups. As a consequence not rarely un satisfaction is expressed, conflicts between groups, protests, de motivation and even strikes takes place. A study is performed in order to disclose employee's perception on IP, level of satisfaction and its correlation with motivation for work, and also to collect inputs from the employee about basic factors in determining criteria?s for distribution pattern of the IP. The study is conducted cross-sectionals, through questioners and depth interview to representative number of respondents on May through June, 2002. Data was analyzed for employee's characteristic and employee's perception which are hypothetically correlated with motivation for work. Statistical analysis is using univariate, bivariate and multivariate analysis as well. The study revealed that out of 97 respondents, 89 (91.8%) feel unstisfied upon the incentive. Thirty-eight (39.2%) shows lack of motivation. Bivariate analysis found factor related to motivation is nothing but age. We found 3 variables which can be regarded as favorable candidate fit for multivariate analysis. Unfortunately there was no variable significant for developing a regression model for motivation. Most employees demanding the need for improvement of IP's distribution pattern, and a number of factors are proposed as criterion for determining the amount of incentive for every employee. As a conclusion, the employee's knowledge on incentive was still unsatisfactorily, almost all employee felt un satisfaction toward IP's factors. Motivation for work was low. There was no significant correlation between 1P's factors and employee's characteristic with motivation except respondent's age. Bibliography 24 (1974-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Harmaningsih
Abstrak :
Penelitian tentang persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi ini menggunakan 2 latar belakang pengaruh yang diambil dari Krech dan Crutchfield yaitu faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional meliputi pengalaman. pengetahuan, dan hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor personal, sementara faktor struktural berasal dari lingkungan, antara lain network komunikasi. Keduanya saling berinteraksi dalam melakukan persepsi. Karena masing-masing individu memiliki latar belakang berbeda, maka persepsi tentang sesuatu obyek belum tentu sama. Dengan demikian persepsi bersifat individual, artinya dengan stimulus yang sama belum tentu semua orang memiliki persepsi yang sama pula. Perbedaan persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi diduga terkait dengan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan network komunikasi. Hal ini diuji dengan menggunakan One way Anova. Namun sebelumnya komponen-komponen iklim komunikasi, yaitu kepercayaan, kejujuran, pembuatan keputusan bersama, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi diuji dengan teknik analisis faktor. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa: Tidak ada perbedaan persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi yang disebabkan latar belakang pendidikan. Artinya karyawan dengan pendidikan rendah(SLTP), sedang (SLTA), dan tinggi (Sarjana) memiliki persepsi sama terhadap iklim komunikasi organisasi. Artinya hipotesis tentang adanya perbedaan persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi harus ditolak. Tidak ada perbedaan persepsi pada karyawan terhadap iklim komunikasi yang disebabkan latar belakang jenis pekerjaan (grade). Dalam hal ini jenis pekerjaan (grade) memiliki dimensi masa kerja dan kelas jabatan. Karyawan dengan masa kerja pendek, sedang dan lama mempunyai persepsi sama terhadap iklim komunikasi organisasi. Demikian pula pegawai yang memiliki kelas jabatan tinggi, sedang, dan rendah persepsinya tidak berbeda terhadap iklim komunikasi. Karena itu hipotesis tentang adanya perbedaan persepsi pada karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi harus ditolak. Ada perbedaan persepsi pada karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi yang disebabkan keterlibatannya dalam network komunikasi. Karyawan yang keterlibatannya tinggi dan sedang memiliki persepsi yang sama tentang iklim komunikasi organisasi. Tetapi persepsi yang berbeda terjadi pada karyawan dengan keterlibatan yang rendah dan sedang. Artinya hipotesis tentang adanya perbedaan persepsi karyawan berdasarkan keterlibatannya dalam network komunikasi diterima. Dari hasil penelitian dapat disarankan agar penelitian tentang persepsi iklim organisasi selain menggunakan kuesioner dilengkapi juga dengan indepth interview, dan observasi. selain itu penggunaan metode observasi partisipatif dan secara berkesinambungan akan memberikan hasil lebih baik dibandingkan menggunakan teknik one shot study. Bagi institusi, pemahaman iklim komunikasi organisasi akan memberikan perluasan cakrawala tentang pentingnya komunikasi efektif, termasuk memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek psikologis karyawan yang berguna untuk meningkatkan kinerja dan menentukan strategi perusahaan dalam pengembangan sumber daya manusia.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi Syukur
Abstrak :
Penelitian ini berusaha mengkaji fenomena penerapan penilaian kinerja diberbagai perusahaan di Indonesia, khususnya di Jakarta, terutama yang menyangkut pendapat karyawan terhadap manfaat penilaian kinerja; sejauh mana hasil penilaian kinerja dimanfaatkan oleh perusahaan dalam rangka kebijakan dan praktek Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ); sejauhmana persepsi karyawan terhadap proses wawancara penilaian kinerja dan mendeskripsikan profil sumber penilaian kinerja dan sumber bias yang terjadi dalam proses penilaian kinerja dalam perusahaan. Peneltian ini mengambil sampel sebanyak 50 orang yang masing masing mewakili 50 perusahaan, yang dilakukan dengan Sara purposive sampling. Artinya, memilih sampel yang tergabung dalam anggota HRD Club yang berjumlah sekitar 1000 orang, yang mewakili berbagai perusahaan di Jakarta. Analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian menggunakan analisis deskriptif dengan teknik frekuensi distribusi dan prosentase yang bertujuan untuk menggambarkan sikap karyawan terhadap manfaat penilaian kinerja dan bagaimana evaluasi kinerja dikaitkan dengan fungsi fungsi SDM lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penilaian kinerja mempunyai manfaat terhadap usaha peningkatan kinerja karyawan dan komunikasi antara atasan dan bawahan. Hasil penilaian kinerja pada umumnya dimanfaatkan untuk menentukan kompensasi, promosi dan peningkatan karir. Proses wawancara dalam penilaian kinerja dilihat oleh atasan maupun bawahan sebagai proses partisipatif yang bertujuan untuk pemecahan masalah, sehingga kedua pihak dapat memahami usaha perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Di dalam proses penilaian kinerja, sumber evaluasi lebih banyak berasal dari atasan dan diri sendiri, sehingga belum banyak melibatkan teman sejawat dan departemen SDM. Dengan demikian pendekatan 360 derajat yang saat ini popular digunakan di negara negara maju, masih belum dapat diterapkan secara penuh disini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haris Nugroho
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi dampak implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada Proses Pelaporan Keuangan Rumah Sakit XYZ, dengan cara melihat bagaimana persepsi para penggunanya terhadap proses pelaporan keuangan yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data primer berupa kuesioner dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan antara lain melakukan triangulasi antara data kuesioner dan wawancara, dilanjutkan dengan analisis dan membuat kesimpulan. Hasil dari penelitian antara lain staf akuntansi dan keuangan merasakan bahwa ERP memberikan dampak positif pada kualitas laporan keuangan. Penerapan ERP meningkatkan efisiensi pada staf akuntansi dan keuangan. ERP juga membuat koordinasi dari staf akuntansi dan keuangan meningkat. Begitu pula dengan tingkat kepuasan staf yang juga meningkat. Selain itu dengan adanya ERP integrasi informasi juga meningkat. Namun dikarenakan ERP pada Rumah Sakit XYZ masih terus dikembangkan, masih ada permasalahan yang dihadapi Rumah Sakit XYZ, seperti risiko salah input tarif BPJS karena masih manual, sehingga perlu diperiksa oleh atasan. Beberapa staf memerlukan waktu untuk beradaptasi, perlu adanya pelatihan lanjutan dan buku manual yang lengkap. Munculnya bugs yang berulang-ulang, perlu meminta vendor ERP untuk dapat melakukan evaluasi untuk menemukan solusi agar bugs tersebut dapat diatasi. ......This study aims to evaluate the impact of Enterprise Resource Planning (ERP) implementation on Financial Reporting Process at Hospital XYZ, by looking at perceptions of its user towards financial reporting process. This study used a qualitative approach with primary data in the form of questionnaires and interviews. The data analysis methods used include triangulating between questionnaire and interview data, followed by analysis and making conclusions. The results of this study indicate that accounting and finance staff felt that ERP have a positive impact on the quality of financial reports. ERP implementation also increases the efficiency of accounting and finance staff. ERP also improves the coordination of accounting and finance staff. Likewise, the level of staff satisfaction has also increased. In addition, with the ERP, information integration also increased. However, because ERP at Hospital XYZ is still being developed, there are still problems faced by Hospital XYZ, such as the risk of incorrect input of BPJS rates because it is still manual, so it needs to be checked by superiors. Some staff need time to adapt, so further training and a complete manual book are needed. The emergence of bugs that are repeated, need to ask the ERP vendor to be able to conduct an evaluation to find solutions so that the bugs can be resolved.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eisya Sista Prabhandari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas persepsi karyawan terhadap peran Departemen SDM tempat karyawan bekerja pada saat ini berdasarkan HR value proposition yangdikemukakan oleh Ulrich dan Brockbank 2005 . Metode analisis data yangdigunakan adalah analisis deskriptif dan content analysis. Responden diperolehdengan menggunakan teknik non-probability sampling dengan conveniencesampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakankuesioner yang didistribusikan secara online. Hasil penelitian secara keseluruhanmenunjukkan bahwa Departemen SDM dipersepsikan oleh karyawan sudah cukupbaik menjalankan peran employee advocate dan lumayan baik dalam functionalexpert, human capital developer, HR leader, dan strategic partner.
ABSTRACT
This study discusses the employees perception of the Human Resources Department HRD role based on the HR value proposition proposed by Ulrichand Brockbank 2005 . Data were analyzed by using non probability samplingtechnique with descriptive and content analysis. Respondents in the study wasobtained by using convenience sampling. Data in this study were collected viaonline questionnaire. Overall result of this study indicate that HR department isperceived to be pretty good performing the role of employee advocate, and quitegood employing functional expert, human capital developer, HR leader, andstrategic partner.
2017
S65908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirma Saragih
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini adalah tentang Persepsi Karyawan PT Federal Motor tentang Pengembangan Karir. Pengembangan karir dapat ditinjau dari dua sudut. yakni sudut individu karyawan dan sudut institusi atau organisasi. Tinjauan dari sudut individu disebut Perencanaan Karir Individu (perencanaan karir). dan tinjauan dari sudut institusional atau organisasi disebut Manajemen Karir Institusional (manajemen karir).

Objek studi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Federal Motor. dengan populasi adalah karyawan tetap golongan 3 s/d golongan 5, dengan alasan syarat minimal untuk menduduki jabatan adalah golongan 3. sedangkan golongan 6 dan 7 merupakan jabatan politis. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa tinggi Perencanaan Karir. Manajemen Karir, dan Karir karyawan PT Federal Motor, serta untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara Perencanaan Karir dengan Karir. Manajemen Karir dengan Karir, dan Perencanaan Karir dengan Manajemen Karir.

Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Perencanaan Karir tinggi (84.19 %), tingkat Manajemen Karir cukup tinggi (69.30%), dan tingkat Karir juga cukup tinggi (46.02%). namun korelasi antara Perencanaan Karir dengan Karir sangat rendah dan negatif (r=-0.1365 dan p = 0.240). korelasi antara Manajemen Karir dengan Karir sangat rendah dan positif ( r = 0.1292 dan p = O. 266). dan korelasi antara Perencanaan Karir dengan Manajemen Karir rendah dan positif (r = 0.2370 dan p = 0.039). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Perencanaan Karir dengan Karir, dan Manajemen Karir dengan Karir, kecuali antara Perencanaan Karir dengan Manajemen Karir ada hubungan yang signifikan. akan tetapi tingkat hubungan ini tergolong rendah.

Sangat rendahnya hubungan Perencanaan Karir dengan Karir, Manajemen Karir dengan Karir} dan Perencanaan Karir dengan Manajemen Karir mungkin disebabkan beberapa faktor. antara lain; Pertama, dalam melakukan perencanaan karir individu karyawan tidak mengetahui atau tidak berpedoman pada program manajemen karir institusional. Kedua, perusahaan tidak melakukan sharing program manajemen karir institusional terhadap karyawannya. Ketiga, program manajemen karir yang hanya berorientasi untuk kebutuhan saat ini saja. tanpa berorientasi untuk masa depan dan tanpa menunjang karir karyawan. Keempat, keterbatasan biaya untuk kebutuhan program pengembangan karir dan dampak program pengembangan karir (seperti naik jabatan. golongan. dan gaji), Kelima, peraturan perusahaan yang membatasi karir karyawan. Keenam, tidak adanya peta karir karyawan yang diperlukan untuk memprediksi kedudukan atau jabatan dan kualifikasi yang dibutuhkan seorang karyawan di masa yang akan datang.

Berdasarkan keenam faktor di atas. maka setiap karyawan sebaiknya membuat sinkronisasi antara perencanaan karirnya dengan manajemen karir, manajemen perusahaan sebaiknya membuat suatu perencanaan program manajemen karir yang jelas dan melakukan sharing program manajemen karir terhadap karyawan serta membuat suatu peta karir yang baik.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>