Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benny Kristanto
Abstrak :
Karya akhir ini memperlihatkan efisiensi Bank Bukopin sebelum dan setelah Initial Public Offering (IPO), menggunakan pendekatan parametrik Stochastic Frontier Approach, untuk melihat apakah IPO dapat memacu peningkatan efisiensi. Membandingkan 39 decision making unit (DMU): satu unit Jakarta, tujuh cabang kelas A, empat cabang kelas B, 22 cabang kelas C, dan lima cabang syariah. Hasil pengolahan data memperlihatkan tidak ada DMU Bank Bukopin yang memiliki skor 1 (efisien secara teknikal), baik sebelum maupun setelah IPO, Efisiensi teknikal Bank Bukopin setelah IPO lebih baik dibandingkan sebelum IPO. Mean efficiency meningkat dari 0.97946245 menjadi 0.98661037. Karya akhir ini juga memperlihatkan profil peringkat efisiensi DMU Bank Bukopin.
This paper exhibit the efficiency of Bank Bukopin before and after Initial Public Offering (IPO), using parametric approach Stochastic Frontier Approach, to know whether IPO push its efficiency raised. Comparing 39 decision making unit (DMU): Jakarta, seven A class branches, four B class branches, 22 C class branches, and five sharia branches. The result show that there is no Bank Bukopin DMU got the perfect score 1 (technically efficient), whether before nor after IPO. Technical efficiency of Bank Bukopin after IPO is better than before IPO. Mean efficiency raised from 0.97946245 to 0.98661037. This paper also show the efficiency rank profile of Bank Bukopin DMU.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25538
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nine Wuri Handayani
Abstrak :
Semakin .ketatnya kompetisi diantara perusahaan-perusahaan dalam industri manufaktur menuntut perusahaan untuk meniilik manajemen manufaktur yang unggul. Konsep manufaktur merupakan kunci bagi perusahaan manufaktur untuk mampu menjawab tantangan kompetisi tersebut. Filosofi Just-In-Time manufaktur adalah eliminasi aktisiitas, yang idak memberikan nilai tambak terhadap produk dari serangkaian proses manufaktur mulai dari pembelian, produksi sampai dengan pengiriman. Dengan demikian dalam kondisi waktu.manufaktur yang dihabiskan seluruhnya berisikan aktivitas yang memberikan nilai tambah terhadap produk. Dengan fleksibilitas yang tinggi dan didukung oleh kualitas yang prima, penerapanJust-In-Time manufaktur akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi perusahaan. Just-In-Time bukan hanya milik perusahaan-perusahaan Jepang saja, namun juga dapat diterapkan dalam perusahaan manufaktur Indonesia: Dengan segala manfaat dari penerapan. Just-In-Time manufaktur, perusahaan tidak hany.a mampu beikompetisi kualitas yang tinggi tapi sekaligus menjadi Iow cost producer.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcus Subakat
Abstrak :
ABSTRAK Bank merupakan usaha jasa keuangan disamping bergantung pada kepercayaan masyarakat atau nasabah juga tergantung pada kemampuan dari manajemen dalam mengelola bisnisnya. Keduanya saling mempengaruhi terhadap perkembangan usaha perbankan. Manajemen Bank harus mampu mengambil kebijaksanaan yang tepat dalam upaya pengembangan bisnis dan sekaligus menjaga kepercayaan dari nasabah. Bank yang dikelola oleh manajemen yang profesional akan lebih meningkatkan kepercayaan para nasabahnya. Terlebih pada era globalisasi dewasa ini, nasabah akan menuntut para manajemen bank untuk dapat mengambil dan melaksanakan kebijaksanaan yang tepat dan cepat namun penuh dengan kehati-hatian (prudent). Dalam mengambil kebijakan, manajemen bank harus mempertimbangkan banyak aspek, sehingga kebijakan yang diterapkan dapat menghasilkan seperti apa yang diharapkan. Untuk itu diperlukan informasi yang cepat dan tepat serta akurat khususnya mengenai kondisi keuangan bank yang dikelolanya, agar manajemen dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan perusahaan untuk dipakai sebagai dasar dalam penetapan kebijakan untuk pengembangan dan memperbaiki kinerja bank. Informasi yang diperlukan mengenai kondisi keuangan bank akan tercermin pada laporan keuangan yang pada umumnya disajikan secara konsolidasi. Laporan konsolidasi tersebut diperlukan baik oleh manajemen, nasabah bank (balk nasabah deposan maupun nasabah pemberi pinjaman) maupun pihak institusi. Namun untuk keperluan manajemen bank, informasi dari laporan keuangan konsolidasi saja tidak cukup karena tidak terinci menurut pelaku pasar yang ada, sehingga tidak dapat teridentifikasi secara jelas kegiatan masing-masing segmen pasar. Sementara itu setiap segmen pasar mempunyai karakteristik yang berbeda dan diperlukan kebijakan yang berbeda pula. Agar manajemen dapat memperoleh gambaran secara jelas mengenai kinerja masing-masing segmen maka disamping laporan keuangan konsolidasi, juga diperlukan laporan keuangan yang terpisah menurut unit bisnis, sehingga informasi yang diperoleh lebih rinci dan tepat. Dengan disusunnya laporan keuangan menurut unit bisnis, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih mendalam dengan berbagai rasio keuangan yang ada, sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam pengendalian likuiditas, pengendalian biaya bunga, biaya overhead dan sebagainya. Dengan kebijakan yang tepat, bank dapat meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi persaingan pasar global yang semakin tajam.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rizal Purnama
Abstrak :
Untuk meningkatkan tingkat return dalam portofolio investasi syariah dibutuhkan informasi tentang efisiensi pasar saham syariah di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pasar saham syariah dikatakan efisien jika pergerakan harga saham syariah di pasar tersebut bergerak secara random. Dari titik tolak ini, peneliti menguji efisiensi bentuk lemah pada pasar saham syariah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEJ. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian koefisien korelasi terhadap saham syariah, indeks JII dan indeks IHSG untuk melihat hubungan antara harga saham atau indeks hari ini dengan hari kemarin dengan menggunakan lag 1 hari. Hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa terdapat beberapa jenis saham yang pergerakan harganya bersifat random dan terdapat beberapa jenis saham yang pergerakan harganya tidak bersifat random. Tetapi secara keseluruhan pasar saham syariah efisien. Pasar saham syariah tidak memiliki korelasi yang signifikan, sehingga pergerakan harga sagam syariah secara keseluruhan yang diwakili oelh indeks JII bersifat random. Berbeda dengan indeks IHSG yang memiliki hubungan korelasi yang nyata berbeda dengan nol pada level 1%, karenanya pasar saham secara keseluruhan di BEJ yang diwakili oleh indeks IHSG tidak efisien. ......The information of market efficiency in Sharia market index in Jakarta Stock Exchange is needed for increasing return in Sharia portofolio investment. In an efficient market the movement of stock price is random. In this regard the researcher intend to conduct a weak form efficiency test for Sharia share including to the Jakarta Islamic Index (JII) and the Jakarta Islamic Index as a whole is also observe. The result from the observation ont the JII will be compare with the test on the Composite Index (IHSG). The correlation coefficient will be observed on the Sharia share and Jakarta Islamic index to realize the correlation between stock price today and its price on yesterday movement with 1 lag day. The result of the test indicates that some of the share categorized as Sharia share could prove to be random and the others not to be random. The comparison of the result of JII and IHSG found that the IHSG have correlation coefficient in the 1% level of confident that indicates JII is an efficient market.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muarifin Umar Shodiq
Abstrak :
Tesis ini meneliti tentang penilaian efisiensi relatif 14 SMP di Kotamadya Depok pada tahun ajaran 2007/2008-2009/2010 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Metode DEA dipilih karena kelebihannya dalam mengolah lebih dari satu input dan output. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan VRS input oriented. Variabel input terdiri dari 4 variabel, yaitu: NEM, anggaran pembiayaan, rasio guru per siswa dan rasio kelas per siswa. Variabel output terdiri dari 2 variabel, yaitu: total nilai rata-rata UAN dan persentasi tingkat kelulusan . Hasil perhitungan dengan DEA menghasilkan enam SMP efisien secara teknis dan delapan SMP tidak efisien secara teknis. Bagi SMP yang tidak efisien secara teknis dapat diperbaiki nilai efisien nya dengan cara menurunkan anggaran pembiayaan yang ada di variabel input berdasarkan hasil perhitingan DEA.
This thesis examines the relative efficiency assessment 14 junior high schools in Depok municipality in the academic year 2007 / 2008-2009 / 2010 using Data Envelopment Analysis ( DEA ). DEA method chosen because of its advantages in processing more than one input and output. The approach used is the VRS input oriented approach. Input variables consist of four variables, namely : NEM, budget financing, the ratio of teachers per student and per- student classroom ratio. Variable output consists of two variables, namely : the total value of the average percentage of UAN and graduation rates. Results of calculation by DEA produce technically efficient SMP six and eight junior technically inefficient. For SMP inefficient technically efficient irreparable its value by lowering financing budget in input variables based on the results perhitingan DEA.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T43925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Muhibah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan melakukan analisis perbandingan kinerja keuangan, tingkat efisiensi dan analisis perbedaan efisiensi antara BMT berbasis kelompok dan BMT berbasis perorangan di Kota Tasikmalaya dengan mengestimasi fungsi profit BMT dan menghitung rasio BOPO. Secara teoritis dengan mengestimasi fungsi profit, dapat diukur profit maksimum yang diperoleh dari hasil input dan output yang digunakan. Dari hasil fungsi profit tersebut, kemudian dihitung error term dengan pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja total profit BMT Al-Hidayah lebih baik dibandingkan dengan tiga BMT lainnya. Berdasarkan metode SFA dan rasio BOPO Tingkat efisiensi BMT berbasis kelompok lebih baik dibandingkan BMT berbasis perorangan selama periode 2011-2015. Hasil uji Two sample pendekatan SFA memberikan hasil rata-rata nilai efisiensi BMT berbasis kelompok berbeda dengan rata-rata nilai efisiensi BMT berbasis perorangan sedangkan dengan pendekatan BOPO diperoleh hasil rata-rata nilai efisiensi BMT berbasis kelompok tidak berbeda dengan rata-rata nilai efisiensi BMT berbasis perorangan. ...... The aim of this study is to conduct a comparative analysis of financial performance, the level of efficiency and the analysis of differences in efficiency between group-based BMT and individual-based BMT in Tasikmalaya city by estimating the profit function of BMT and calculating BOPO ratios. Theoretically by estimating the profit function, we can measure maximum profit obtained from the input and output are used. Then, from the results of the profit function, we may calculate error term with the approach of Stochastic Frontier Analysis (SFA). The results showed that the total profit performance of BMT Al-Hidayah is better than the other three BMTs. Based on the SFA method and BOPO ratio, efficiency rate of group-based BMT is better than individual-based BMT over the period of 2011-2015. The result of Two test sample of SFA approaches show the average yields of efficiency values in group-based BMT is in contrast to the average value of the individual-based BMT. At the same time, according to the approach of BOPO, the average result of efficiency value of group-based BMT has no different from the average efficiency value of individual-based BMT.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Mukminin
Abstrak :
ABSTRAK
Modal merupakan salah satu komponen yang sangat esensial dalam mendukung pengembangan usaha, apapun skalanya, baik usaha besar, menengah apalagi kecil. Bagi usaha besar masalah pendanaan dapat diatasi melalui pinjaman dan bank atau menjual sahamnya ke pasar modal. Tapi bagi usaha kecil, akses untuk mendapat bantuan modal dan bank relatif sulit.

Untuk mempercepat pertumbuhan usaha kecit dan membuatnya menjadi usaha yang tangguh, salah satu usaha yang dilakukan adalah memben kemudahan untuk memperoleh, bantuan modal. Pemerintah melalui Menteri Keuangan, dengan Surat Keputusan Nomon 1232/KMK.O1 3/1 989 yang kemudian disempumakan dengan Surat Keputusan Nomor 316/KMK.016/1994 telah mewajibkan seluruh BUMN untuk menyalurkan laba yang diperolehnya sebesar 1% sampai dengar, 5 % guna menibanitu permodalan usaha kecil.

Bantuan yang sudah dimulai pada tahun 1990, menunjukkan nilai yang besar. Penggunaan sumber-sumber ekonomi yang demikian besar, apabila tidak dikelofa secara baik akan menimbulkan pemborosan.

Untuk melihat lebih dekat mengenaí penyaluran dana pembinaan usaha kecil oleh BUMN, dalam karya akhir ini kami mencoba membahas mengenai efisiensi penyaluran dana pembinaan tersebut oleh PT JM (Persero) dan PT WK (Persero) perlode sampia dengan tahun 1996.

Mitra binaan JM dan WK meliputi beibagai jenis usaha yang tersebar di berbagai daerah. Bantuan yang diberikan kepada mitra binaan tersebut meliput hibah berupa pendidikan dan pelatihan, bantuan pemasaran dan bantuan modal kerja.

Dari penelitian yang dilakukan temyata bantuan pendidikan dan pelatihan yang diberikan belum terarah kepada mitra binaan. Sebagian hibah untuk pendidikan dan pelatihan diserahkan kepada lembaga pendidikan yang penggunaannya diserahkan kepada lembaga pendidikan tersebut dan sebagian lagi digunakan untuk melatih usaha kecil yang bukan merupakan mitra binaan. Akibatnya mitra binaan yang memerlukan pendidikan dan polatihan mengenai aspek teknis produksi dan aspek manajenal tidak memperolehnya.

Bantuan pemasaran yang diberikan dalam bentuk mengikut sertakan mitra binaan dalam pameran-pameran telah membantu usaha kecil dalam memperkenalkan produk yang dihasilkannya ke pasar dan mitra binaan tersebut menjadí tahu apa yang díinginkan oleh konsumen terhadap produk yang dihasilkannya.

Bantuan modal kerja yang merupakan alokasi paling besar atas dana pembinaan usaha kecil, telah disalurkan ko berbagal jenis usaha kecil di berbagalidaerah. Untuk mendapatkan bantuan modal kerja, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon mitra binaan relatif mudah, bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut jauh lebih rendah dibandingkan bunga bank, serta untuk mendapatkannya tidak disyaratkan untuk menyerahkan jaminan kebendaan. Kemudahan-kemudahan tersebut telah mengudang banyak usaha kecil
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Rahardjo
Abstrak :
Fenomena Post-earning Announcement Drift (PAD) pertalna kali dikenali keberadannya di NYSE dan AMEX pada tahun 1968 oleh Ball dan Brown. Penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown tersebut merupakan penelitian terhadap pergerakan return saharn disekitar pengumuman laba (laporan keuangan). Ball and Brown menemukan bahwa return saham ? saham perusahaan yang telah mengumumkan earning yang lebih besar dan perkiraan, returnnya cenderung untuk meningkat terus menerus selama beberapa waktu setelah pengumuman tersebut. Dan hal sebaliknya juga terjadi, yaitu return saham akan turun terus menerus selama beberapa waktu setelah pengumuman laporan keuangan yang mengumumkan laba lebih rendah dan perkiraan. Studi ini meneliti tentang keberadaan fenomena PAD di Indonesia khususnya di BET. Penelitian yang dilakukan meliputi saham ? saham perusahaan yang telah tercatat di BEJ sejak tahun 1992 dan pengafliatan dilakukan atas sembilan puluh saham yang dipiih secara acak. Pengamatan terhadap return saham - saham dalam pengamatan dilakukan disekitar pengumUnlan laporan keuangan pertengahan dan akhir tahun dalam peniode tahun 1995 sampai dengan tahun 1997. Unexpected earnings dihitung berdasarkan perkiraan dan time series of earning perusahaan - perusahaan tiap semesternya. Pengumuman laporan keuangan tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok berdasarkan pada besarnya standardized unexpected earnings (unexpected earnings per standard error of unexpected earnings), dari kelompok 1 (very bad news) hingga kelompok 5 (very good news). Abnormal return di sekitar pengumuman laporan keuangan dihitung berdasarkan return saham dikurangi dengan return portfolio yang terdiri dari saham - saham perusahaan dengan kelompok nilai kapitalisasi yang sama. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa bertambahnya abnormal return secara terus menerus untuk perusahaan yang mengumumkan "good news" laporan keuangan dan berkurangnya abnormal return bagi yang mengumumkan "bad news" terjadi di BEJ, tetapi tidak berarti secara statistik. Selain itu juga ditemukan bahwa perbedaan pergeseran antara kelompok "very good news" dan "very bad news", yaitu selisih CAR antara kedua kelompok tersebut semakin membesar secara berarti untuk beberapa periode pengamatan (terus bergeser pada arah yang berlawanan). Pengelompokican saham - saham berdasarkan nilai kapitalisasinya menunjukkan bahwa untuk "very good news" laporan keuangan, harga saham bereaksi secara berarti tepat pada saat pengumuman laporan keuangan untuk perusahaan - perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar besar. Sedangkan untuk perusahaan - perusahaan dengan nilaial kapitalisasi pasar kecil, abnormal return justru bergerak negatif dimulal sebelum laporan keuangan tersebut diumumkan. Untuk pengumuinan "very bad news" laporan keuangan, pergeseran abnormal return untuk saham perusahaan - perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil terjadi pada periode 1 hingga 10 hari setelah pengumuman. Sedangkan perusahaan - perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar, cumulative abnormal return saham ? saham tersebut bergerak secara berarti dan 40 han sebeluni hingga 20 han setelahnya. Fenomena PAD teijadi di BE! secara lemah, yang berarti bertambahnya abnormal return disekitar pengumuman laporan kcuangan secara tenus menerus sangat kecil. Tetapi dari hal tersebut tidak dapat ditarik kesimpulan logis bahwa BEJ telah efisien dalam bentuk setengah kuat. Hal ini dapat dililiat dari arah dan besarnya respon dan pasar tepat pada saat tanggal pengumuman laporan keuangan, yang mana BEJ hanya memberikan respon dengan arah yang sesuai dan berarti secara statistik pada pengumuinan "very good news". Dua kemungkinan penyebab hal tersebut adalah laporan keuangan yang tidak dianggap sebagai informasi yang berarti bagi publik atau kelemahan dalam metodology penelitian PAD ini.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Kusuma Dewi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan efisiensi Puskesmas di Kota Depok tahun 2015. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Efisiensi Puskesmas diperoleh dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis, model Variable Returns to Scale, dan berorientasi output. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Depok, yaitu sebanyak 35 Puskesmas, yang terdiri dari 7 Puskesmas Rawat Inap dan 28 Puskesmas Non Rawat Inap, serta terbagi dalam 11 Kecamatan. Hasil perhitungan efisiensi teknik menunjukkan bahwa semua Puskesmas Rawat Inap sudah efisien, Puskesmas Non Rawat Inap sebanyak 14 Puskesmas 50 efisien. Berdasarkan wilayah, sebanyak 8 kecamatan 72,7 efisien. Ketidakefisienan Puskesmas Non Rawat Inap, berdasarkan slack input masih terdapat pemanfaatan input yang belum optimal pada semua variabel, dan berdasarkan slack output masih terdapat pencapaian output yang belum maksimal pada variabel jumlah kunjungan. ...... This study aims to identify efficiency and factors related to efficiency in PHC in Depok City 2015. This study used a cross sectional design with quantitative approach. The efficiency of PHC was collected with Data Envelopment Analysis method, Variable Returns to Scale model, and output orientation. The number of samples in this study were 35 PHCs, which was the total sample that consisted of 7 PHCs with inpatient facility and 28 PHCs without inpatient facility, and were divided into 11 districts. The results from the technical efficiency calculation showed that all PHCs with inpatient facility were efficient. As many as 50 PHCs without inpatient facility were efficient. According to district area, 72,7 PHCs were efficient. The inefficiency of PHCs without inpatient facility according to the slack input was that the utilization of all variables were not optimal, and according to the slack output, the output achievement in the visit amount variable was still not maximal.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willyam
Abstrak :
Gabungan sektor bangunan dan konstruksi menyumbang lebih dari sepertiga konsumsi energi final global dan hampir 40% dari total emisi CO2 langsung dan tidak langsung. Di antara semua jenis bangunan komersial, intensitas penggunaan energi bangunan hotel adalah yang paling tinggi di antara jenis bangunan komersial lainnya. Dan di antara berbagai tahapan siklus hidup bangunan, tahapan operasi menyumbang sebagian besar konsumsi energi. Sayangnya, seringkali sebagian besar energi yang digunakan disebabkan oleh pemborosan yang tidak perlu dan penggunaan yang tidak terkontrol. Pendekatan bisnis-seperti-biasa dalam melacak penggunaan energi melalui tagihan bulanan biasanya terlambat (post-facto) dan terlalu kasar (berada di tingkat bangunan secara keseluruhan) untuk mengidentifikasi penyebab pemborosan. Dan jika masalah tetap tidak terdeteksi untuk waktu yang lama, dapat menyebabkan sekitar 15 hingga 30 persen energi terbuang percuma di gedung komersial. Hal ini akan berdampak pada pengeluaran rutin hotel yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan bulanan. Oleh karena itu, perlu dicari cara atau sistem untuk meningkatkan kinerja operasional agar lebih efisien dalam penggunaan energi tanpa mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan, khususnya tamu hotel. Dalam upaya mencari jawabannya dilakukan studi pustaka, kuesioner dan wawancara terstruktur terhadap objek studi PT. Archipelago International Indonesia (PT. AII). Perusahaan ini merupakan operator hotel swasta dan independen terbesar di Indonesia, namun sayangnya implementasi efisiensi energi dalam kegiatan operasional masih dilakukan secara manual dan dalam skala kecil. PT. AII memiliki banyak portofolio sehingga cocok untuk dijadikan objek penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpotensi dalam penghematan energi, dan seberapa besar peningkatan efisiensi energi yang dapat dicapai dalam kegiatan operasional hotel PT. AII, sehingga dapat mengurangi biaya rutin bulanan hotel dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan. Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen tersebut terhadap variabel dependen, dilakukan survey kuantitatif kepada profesional operasional hotel, yang kemudian akan diolah dan dianalisis dengan metode Structural Equation Modeling Partial Least Square (SEMPLS). Hasil studi menunjukkan bahwa di antara keempat variabel, tantangan dalam penerapan efisiensi energi adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi energi pada kegiatan operasional hotel PT. AII. ......The building and construction sectors combined account for more than a third of global final energy consumption and nearly 40% of total direct and indirect CO2 emissions. Among all types of commercial buildings, the energy use intensity of hotel buildings is the highest among other types of commercial buildings. And between the various stages of the building's life cycle, the operation stages account for the majority of energy consumption. Unfortunately, often most of the energy used is caused by unnecessary waste and uncontrolled use. The business-as-usual approach of tracking energy use through monthly bills is usually late (post-facto) and too abrasive (at the level of the building as a whole) to identify the causes of waste. And if the problem remains undetected for a long time, it can cause about 15 to 30 percent of energy wasted in a commercial building. This will have an impact on routine hotel expenses which in turn will reduce monthly profits. Therefore, it is necessary to look for ways or systems to improve operational performance in order to be more efficient in energy use without affecting the health and comfort of building users, especially hotel guests. In an effort to find the answers, literature studies, questionnaires and structured interviews were carried out on the study object of PT. Archipelago International Indonesia (PT. AII). This company is the largest private and independent hotel operator in Indonesia, but unfortunately the implementation of energy efficiency in operational activities is still done manually and on a small scale. PT. AII has many portfolios so that they are suitable as objects of research. The purpose of this study was to determine the factors that have the potential to save energy, and how much energy efficiency improvements can be achieved in the operational activities of PT. AII, so as to reduce the routine monthly hotel costs and ultimately increase profits. To test the effect of these independent variables on the dependent variable, a quantitative survey was conducted to hotel operational professionals, which would then be processed and analyzed using the Structural Equation Modeling Partial Least Square (SEM-PLS) method. The results of the study show that among the four variables, challenges in the application of energy efficiency are the most influential factors in increasing energy efficiency in the operational activities of PT. AII.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>