Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiah Rakhma Wisnu Wardani
Abstrak :
Anggur merupakan salah satu buah yang sudah dikenal. Masyarakat biasanya hanya dikonsumsi buah dan kulitnya saja padahal pada bijinya terkandung polifenol yang bermanfaat sebagai antioksidan. Namun, biji anggur dan ekstraknya memiliki rasa yang kurang enak. Oleh karena itu, pada penelitian ini ekstrak biji anggur diformulasikan menjadi sediaan tablet effervescent untuk menutupi rasa yang kurang enak. Tablet effervescent ekstrak biji anggur dibuat dalam tiga formulasi yang dibedakan konsentrasi effervescent mix-nya dan dibuat menggunakan metode granulasi basah di ruangan dengan kelembaban relatif (RH) 40% pada suhu 25°C. Selain dilakukan evaluasi granul massa tablet dan tablet, tablet effervescent ekstrak biji anggur ketiga formula dilakukan uji kesukaan kepada 30 responden. Hasil evaluasi granul massa tablet dan tablet effervescent ekstrak biji anggur menunjukkan hasil yang baik. Untuk hasil pengujian terhadap waktu larut berkisar antara 3,67 menit dan 4,69 menit. Selanjutnya, berdasarkan uji pH didapatkan hasil dengan rentang antara 5,18 dan 5,80. Berdasarkan analisis uji kesukaan, larutan effervescent ekstrak biji anggur disukai dari segi penampilan, rasa, dan aroma serta cukup disukai dari segi penampilan tabletnya. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa tablet effervescent ekstrak biji anggur berpotensi untuk diproduksi sebagai sediaan nutrasetika yang menarik. ...... Grape is one of the most well-known fruits. People usually consume only the fruit and the skin, whereas the seed actually has polyphenol content which can act as antioxidant. However, grape seed and its extract have unpleasant taste. For that reason, the aim of this study was to formulate grape seed extract into effervescent tablets, in order to overcome the unpleasant taste. Effervescent tablet of grape seed extract was formulated into three formulas which were differentiated by the percentage of effervescent mix. The effervescent tablet was prepared by wet granulation in condition of 40% relative humidity (RH) and 25˚C temperature. The effervescent granules and tablets were evaluated. Effervescent tablets and solutions of three formulas were also evaluated with hedonic test which involved 30 panels. The effervescent granules and tablets evaluation showed good characteristics. Disintegration time of three formulas was in acceptable range, between 3.67 minutes and 4.69 minutes. pH of effervescent solution was between 5.18 and 5.80. From hedonic test result, it was showed that all effervescent solutions of grape seed extract were favorable for their appearance, taste, and flavor. It can be concluded that effervescent tablet of grape seed extract is potential to be produced as nutraceutical dosage form.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Adyartie Krisnawardhani
Abstrak :
[Penelitian ini dilakukan pada perusahaan farmasi di Indonesia. Masalah yang dialami oleh perusahaan tersebut adalah rendahnya yield pada lini produksi effervescent selama tahun 2014. Penyelesaian masalah ini dilakukan dengan menggunakan metode Lean-DMAIC. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dihasilkan beberapa perbaikan yang diimplementasikan pada mesin, operator, dan material. Hasil penerapan usulan perbaikan tersebut memberikan dampak yang positif bagi perusahaan, antara lain meningkatnya yield sebesar 3,59%, menurunnya waste cost komponen material sebesar 26,79%, dan menurunnya downtime mesin sebesar 74,30%. ......This study is conducted in one of the most well-known pharmaceutical company in Indonesia. Problem starts when effervescent line production yield was too low throughout 2014 so that the targeted yield could not be reached. This study applies Lean-DMAIC method to solve the problem. Lean-DMAIC analysis results in several improvements on machine, operators, and material. Result shows that the implemented improvements give several benefits for company, such as increasing 3,59% yield, reducing 26,79% material waste cost, and reducing 74,30% machine downtime. , This study is conducted in one of the most well-known pharmaceutical company in Indonesia. Problem starts when effervescent line production yield was too low throughout 2014 so that the targeted yield could not be reached. This study applies Lean-DMAIC method to solve the problem. Lean-DMAIC analysis results in several improvements on machine, operators, and material. Result shows that the implemented improvements give several benefits for company, such as increasing 3,59% yield, reducing 26,79% material waste cost, and reducing 74,30% machine downtime. ]
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Rohanah
Abstrak :
Parasetamol mempunyai sifat agak sukar larut dalam air (1:70). Penelitian ini membuat granul effervescent parasetamol dengan menggunakan pencampuran antara parasetamol dengan larutan asam sitrat 60% W/V yang dipanaskan pada suhu 80°C. Serbuk parasetamol dan larutan asam sitrat dicampurkan dengan kecepatan 1000 rpm dan dipanaskan pada suhu 50°C sampai membentuk bubur. Setelah kering, campuran tersebut diayak lalu ditambahkan bahan effervescent mix (natrium bikarbonat) dan bahan tambahan lainnya, kemudian campuran tersebut disatukan dengan campuran parasetamol sitrat hingga menjadi suatu sediaan granul effervescent pada kondisi ruangan dengan Rh 40% dan suhu 16°C. Granul effervescent yang telah terbentuk mempunyai kadar air kurang dari 2% dan waktu rekonstitusi kurang dari 3 menit. Paracetamol is slightly soluble in water (1:70). This study was done to produce an effervescent granule of paracetamol by using the mixing of paracetamol and citric acid of solution 60% W/V which was warmed at 80°C in slurry form. Paracetamol powder and the citric acid of solution was mixed at 1000 rpm rate and warmed at 50°C. After drying, the complex form was sieved to determine the particle size distribution. This mixing form of paracetamol was added to effervescent mix (sodium bicarbonate) and others substances, to produce paracetamol effervescent granule at temperature 16°C and humidity (Rh) 40%. The granule effervescent have a water content less than 2% and the time of reconstitutions less than 3 minutes.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Jangkrik sangat berguna sebagai bahan makanan karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Sebagai obat tradisional jangkrik kalung (Gryllus testaceus. Walk) dapat dibuat untuk meningkatkan gairah seks karena mengandung hormon testosteron. Pada penelitian ini ekstrak jangkrik kalung (Gryllus testaceus. Walk) diformulasikan menjadi sediaan granul effervescent menggunakan metode peleburan. Serbuk simplisia diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol absolut. Serbuk ekstrak kering dibuat dengan menambahkan maltodekstrin pada ekstrak kental jangkrik kalung dengan perbandingan 1:1,5. Granul effervescent dibuat dalam 3 formula dengan penambahan effervesnet mix yang terdiri dari asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat dengan berbagai perbandingan. Campuran ekstrak kering dan effervescent dikeringkan dalam oven dengan suhu 50o C. Granul effervescent dievaluasi berdasarkan waktu larut, laju alir, sudut diam, kadar air dan pH. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil ketiga formula memenuhi syarat-syarat granul effervescent.
Universitas Indonesia, 2007
S32588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Meyer
Abstrak :
Dengan semakin banyak beredarnya campuran asam asetil salisilat dan asam askorbat dalam sediaan tablet efervesen, maka perlu dikembangkan suatu metode yang sensitif dan mudah didalam menganalisis kadar sediaan tersebut. Metode yang digunakan adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan menggunakan kolom C-18 ODS (3,9 mm x 300 mm); detektor UV-Vis (panjang gelombang 280 nm); fase gerak asetonitrildapar fosfat pH 3,5 (30:70, v/v) dengan laju alir 1,2 mL/menit.Parameterparameter analitik menunjukkan bahwa metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar asam asetil salisilat dan asam askorbat secara bersamaan. Pada penetapan kadar sampel diperoleh hasil kadar asam asetil salisilat 94,59 ± 1,33% dan kadar asam askorbat 104,58 ± 1,01%.
Universitas Indonesia, 2007
S32625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Octarina
Abstrak :
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan buah yang banyak manfaatnya tapi penggunaannya kurang optimal. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh formula granul dan tablet effervescent dengan bahan berkhasiat ekstrak kering buah belimbing wuluh dengan variasi konsentrasi aspartam sebagai pemanis sehingga dapat dikonsumsi sebagai minuman suplemen sehat komersial. Granul dan tablet dibuat dengan metode granulasi kering pada kondisi kelembaban relatif (RH) 40 % dengan suhu 25 0C. Ketiga formula granul dan tablet effervescent yang dibuat memenuhi syarat evaluasi granul dan tablet effervescent. Hasil analisis kesukaan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kesukaan dari ketiga formula granul dan tablet effervescent dari penampilan, rasa dan aroma.
Averrhoa bilimbi is fruit that has many benefits but the usage is not optimal. That is why the aim of the research is to get formulation of effervescent granule and tablet containing dry Averrhoa bilimbi extract with modified concentration of aspartame as sweetening agent for commercial healthy drink. Granules and tablets were produced with dry method granulation with 40 % of relative humidity (RH) and 25 0C of temperature. The three of formulations were qualified as effervescent granules and tablets. Favorite tests showed that no significant differences of appearances, tastes and flavors for three of effervescent granules and tablets.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Juita
Abstrak :
Lidah buaya merupakan salah satu tanaman obat yang sangat berguna di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula tablet effervescent dengan bahan berkhasiat tepung daging lidah buaya yang dapat digunakan sebagai minuman sehat komersial. Pada penelitian ini, tablet dibuat dengan granulasi kering pada kondisi kelembaban relatif (RH) 34% dengan suhu 20oC. Formulasi tablet effervescent dilakukan dengan memvariasikan jumlah effervescent mix dalam lima formula. Hasil evaluasi sediaan didapat bahwa empat dari lima formula yang ada sudah memenuhi syarat, hanya formula V yang tidak memenuhi syarat waktu larut tablet effervescent (< 5 menit). Pada uji statistik kesukaan dengan uji Krusskal-Wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesukaan secara bermakna baik terhadap penampilan, aroma, rasa, maupun secara total dari kelima formula tablet effervescent tepung daging lidah buaya. Sedangkan penilaian crosstabulation menunjukkan bahwa lima formula tablet effervescent yang dihasilkan disukai oleh responden. ......Aloe vera is one of useful herbs in Indonesia which can be used as a medicine. The objective of this study was to obtain suitable formulation for effervescent tablet containing aloe powder for a commercial healthy drink. In this study, the production of tablet was performed with dry granulation at a specific condition with relative humidity (RH) 34% and temperature 20oC. Five different formulations were perfomed for effervescent tablet by modifying the amount of effervescent mix ingredients. The result showed that four out of five had met qualifications of effervescent tablet. The solubility time of formula V for effervescent tablet was under the qualification (< 5 minutes), apparently. The hedonic test with Kruskal-Wallis test showed that there was no significant differences in preference of five formulas of aloe effervescent tablet on appearance, odor, taste, and totally preference. Futhermore, the crosstabulation showed that respondents liked five formulas of aloe effervescent tablet.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32666
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia P. Rahmah
Abstrak :
Ekstrak herba seledri (Apium graveolens L) dan ekstrak daun tempuyung (Sonchus arvensis L) diketahui mempunyai khasiat antihipertensi. Campuran kedua ekstrak dibuat dalam bentuk granul effervescent karena bentuk sediaan granul effervescent lebih stabil, praktis, dan disukai. Ekstrak herba seledri dan daun tempuyung didapatkan dengan cara maserasi selama sembilan hari, hingga filtrat tidak berwarna. Herba seledri menggunakan pelarut etanol 30% dan daun tempuyung menggunakan pelarut etanol 50%. Ekstrak kental dibuat menjadi ekstrak kering dengan penambahan laktosa. Granul effervescent dibuat dengan metode kering dalam tiga formula yang mempunyai kadar effervescent mix yang berbeda. Kadar effervescent mix yang berbeda mempengaruhi waktu larut dan pH, semakin banyak kadar effervescent mix semakin cepat waktu larutnya dan semakin asam pH yang dihasilkan. Uji kesukaan menunjukan ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan rasa dari granul effervescent, tapi tidak ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan warna, aroma, dan kesukaan secara total terhadap warna, rasa dan aroma granul effervescent.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ashri Boydalexa Bachtiar
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan pada lini produksi tablet effervescent di sebuah perusahaan farmasi di Depok, Indonesia. Masalah berawal dari tingginya throughput time (8,89 jam/batch) lini produksi yang belum mencapai target yang diharapkan, yaitu sebesar 7,35 jam/batch. Setelah melakukan penjabaran komponen yang mempengaruhi, didapatkan kontribusi terbesar diberikan oleh reworking time atau jumlah barang defect. Oleh karena itu dibuatlah tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan rekomendasi perbaikan yang dapat mengurangi jumlah barang defect sehingga throughput time dapat ditekan. Untuk melakukannya, digunakan pendekatan lean-six sigma dan metodologi DMAIC yang secara sistematis dapat menentukan akar permasalahan serta memberikan rekomendasi perbaikan yang paling sesuai. Hasil pemantauan pelaksanaan implementasi empat (4) dari delapan (8) solusi perbaikan yang diajukan telah menghasilkan 21% penurunan throughput time menjadi 6,98 jam/batch, 12,54% peningkatan sigma level serta penghematan biaya sebesar lebih dari 600juta rupiah per tahun. Penurunan throughput time tersebut menandakan tujuan penelitian ini telah tercapai. ...... This study was conducted on effervescent line production in a pharmaceutical company at Depok, Indonesia. The main problem was the throughput time value (8.89 hours/batch) that was too high compared to the company’s target, 7.35 hours/batch. After pulling some historical data, reworking time or number of defect products was determined to be the component that had the largest non-value added time contributing to throughput time. Thus, the objective of this study was to recommend some improvement actions which reduce number of defect products and therefore minimize the throughput time value. DMAIC methodology from Lean-Six Sigma approach was used to specify the root cause and provide the most feasible improvement actions systematically. Controlling and monitoring session after implementation of 4 (out of 8) improvement solutions action resulted 21% reduction of throughput time to 6.98 hours/batch, 12.54% of sigma level enhancement and also over 600 million rupiah annual saving. The decreasing of throughput time finalized that the objective of this study was successfully achieved.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Noorlaela Zakarya
Abstrak :
Industri farmasi adalah salah satu industri yang berpotensi menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun. Oleh karena itu dirasa perlu untuk menangani limbah yang dihasilkannya dengan cara menghilangkan limbahnya atau mengurangi limbah yang dihasilkannya (minimisasi) menjadi limbah yang tidak beracun sesuai dengan baku mutu yang diperbolehkan oleh pemerintah. Penelitian dilakukan pada salah satu industri farmasi multinational, yaitu PT Roche Indonesia dengan produk utamanya adalah tablet effervescent yang setiap hari diproduksi. Bahan baku yang digunakan dalam produk ini terutama dari golongan vitamin, mineral, flavour, dan gula. Pada analisis bahan baku digunakan bahan-bahan kimia, sedang analisis produk jadi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia pelarut organik (seperti alkohol, metanol, dan heksan) yang dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Rumusan permasalahan yang dapat disusun adalah: 1. Penerapan konsep minimisasi limbah dalam kegiatan industri farmasi formulasi belum optimal. 2. Penerapan konsep minimisasi limbah yaitu, reduksi pada sumbernya, belum optimal dijalankan, sehingga masih dihasilkan limbah berbahaya. Beberapa pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penerapan konsep minimisasi limbah yang telah dilakukan oleh PTRI memberikan hasil yang diharapkan, yaitu zero waste 2. Apakah penerapan standar operasi zero defect yang telah dilakukan oleh PTRI telah tercapai, sehingga produk yang dihasilkannya senantiasa berkualitas tinggi Sedangkan tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah konsep minimisasi limbah telah diterapkan di PT Roche Indonesia 2. Untuk mengetahui tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya minimisasi limbah 3. Untuk mengkaji banyaknya penghematan air yang dapat dilakukan 4. Untuk mengkaji kemungkinan pemanfaatan limbah melalui reuse dan recycle Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Masih banyak limbah yang dihasilkan dalam produksi effervescent, karena belum optimalnya penerapan konsep minimisasi Iimbah 2. Belum optimalnya penerapan konsep minimisasi limbah, baik itu reduksi pada sumber maupun pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan, sehingga konsep zero waste yang menjadi salah satu tujuan perusahaan belum tercapai. Metode penelitian adalah metode deskriptif melalui survei. Data yang dikumpulkan berupa data primer, yaitu neraca bahan, neraca air, kualitas air limbah, dan analisis air cucian. Data sekunder, meliputi pengelolaan bahan, dan kebijakan manajemen dalam minimisasi limbah. Penelitian dilakukan pada 2 macam tablet effervescent yang meliputi proses pembuatan, neraca bahan, neraca air, pengelolaan limbah dan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh industri tersebut di atas dalam rangka penerapan minimisasi limbahnya. Hasil penelitian yang didapat adalah adanya perbedaan yang nyata untuk jumlah limbah yang dihasilkan pada proses pembuatan kedua tablet tersebut. Tablet effervescent Calcium D-Redoxon (CDR) menghasilkan tablet jelek/rusak sebesar 2,49%, sedangkan tablet effervescent Redoxon menghasilkan tablet jelek/rusak sebesar 1,01%. Limbah debu yang dihasilkan pada proses pembuatan kedua tablet ini adalah 0,29%, dibakar ke dalam incinerator. Sebagai bahan bakarnya, incinerator ini menggunakan alkohol hasil penampungan kembali proses produksi dan pelarut organik bekas analisis di laboratorium, sehingga minimisasi telah dilakukan oleh industri ini. Limbah debu ini dapat dikurangi dengan melakukan modifikasi bahan baku, dari bahan yang berbentuk fine powder (serbuk halus) menjadi bahan yang berbentuk granul. Dapat juga dilakukan dengan modifikasi proses produksi, yaitu pada proses pengayakan bahan baku, dilakukan secara tertutup sehingga debu tidak berterbangan kemana-mana. Selain hal tersebut, minimisasi dapat dilakukan dengan pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari proses produksi, yaitu alkohol yang dipakai pada proses pembuatan tablet tersebut ditampung kembali dan digunakan sebagai tambahan bahan bakar incinerator. Minimisasi dengan mengurangi penggunaan air dapat dilakukan pada proses pencucian wadah (drum) penampung tablet siap kemas. Perlu dilakukan validasi apakah wadah-wadah ini dapat dipakai untuk menampung kembali tablet siap kemas dengan jenis yang sama tanpa dilakukan pencucian. Apabila hal ini dapat dilakukan, pengurangan air yang dapat dialkukan adalah 3,6 m3 per hari atau 79,2 m3 per bulan. Pengurangan pemakaian air dapat pula dilakukan pada proses dan waktu penyiraman tanaman, yaitu penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari, yang mana matahari tidak terlalu panas, dan cara penyiraman yang efisien. Hal ini dapat mengurangi pemakaian air sebesar 300 m3 per bulan. Penyiraman dapat pula dilakukan dengan menggunakan air dari pencucian cooling tower yang dapat menghemat air sebanyak 50 m3 per bulan. Atau dapat juga dengan menggunakan air hasil pengolahan limbah dari water pond. Selain hal tersebut di atas, penghematan air dapat dilakukan pada air untuk keperluan domestik, yaitu memberikan pelatihan cara menggunakan keran air/shower yang disediakan pada wakatu dipakai mandi. Hal ini dapat mengurangi pemakaian air sebesar 132 m3 per bulan. Daftar Kepustakaan: 29 (1971-2003) Waste Minimization in Pharmaceutical Industry: A Case Study In Pt Roche Indonesia Pharmaceutical industry is one of industries that is potential to produce hazardous wastes. It is necessary to handle the waste by eliminating or reducing (minimizing) the waste to become non hazardous waste to fulfill the government regulation. The research was conducted in a multinational company, PT Roche Indonesia, which almost everyday produce effervescent tablets as the main product. The raw materials to be used in the products are vitamins, minerals, flavor and sugar. The Quality Control uses chemicals to analyze the raw materials and mostly organic solvent for the bulk or finished product analysis that will also give impact on the environment. Problem observed: 1. The waste minimization concept was not being optimally implemented yet in this pharmaceutical industry formulation (?) 2. The waste minimization concept which is reduction of materials from the source was not optimally implemented and the hazardous waste still being produced. The aims of this research are: 1. To know what waste minimization concept has implemented 2. To see what can be done to minimize the waste 3. To recite how much water can be reserved 4. To recite the possibility of reuse and recycle of the wastes The hypothesis of this research is: 1. Still more waste in effervescent production, due to waste minimization concept was not optimally implemented. 2. The waste minimization concept such as reduction from the source or reuse the waste produced was not optimal so the zero waste concept which is one of the company goals was not achieved yet. This research used descriptive method. Data collected are primary data and secondary data. Primary data were consisting of mass balance, water balance, waste qualities, and wastewater analysis. Secondary data were collected of mass management and management policy in waste minimization. The collected study is limited on the two effervescent products, Calcium D-Redoxon and Redoxon, includes the production process, material balance and water balance, waste treatment and some efforts made by the company related to the waste minimization. This study found that there is a significant difference in waste produced between the 2 effervescent products during manufacturing. The Calcium D-Redoxon (CDR) has damaged tablet 2,49% and Redoxon has 1,01% damaged tablets. Dust waste has 0,29% in production process both of effervescent was combustion by incinerator. Fuel of incinerator was reusing alcohol from production process and chemical solvent from laboratories, so that minimization has done by the industry. Reduce dust waste can be done with material modification, from fine powder to granular form. Can be done also with process modification of sieving material in closed. To minimize the usage of water can be done in the cleaning and washing of production equipment, such as containers of bulk tablets before packaged. This practice needs to be validated since the good manufacturing practice for drugs requires the batch integrity, mixed up should be avoided. If it is can be done, reduce the water per month is 79,2 m3. Reduce the water usage can be done also if the watering of the plant can be done every two days with reduce the water about 300 m per month, or usage water from cooling tower with 50 m3 reduce of water per month. Number of Reference: 29 (1971-2003)
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>