Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayunda Nurvitasari
"ABSTRAK
Tesis ini berfokus pada bentuk-bentuk pemberdayaan perempuan era digital yang dilakukan oleh majalah daring feminis pertama di Indonesia, Magdalene. Penelitian ini bertujuan memetakan bagaimana contributor Magdalene menanggapi, mengontestasi, ataupun menegosiasi norma patriarkal dalam konteks Indonesia dengan medium tulisan. Penggunaan narasi personal sebagai strategi kontributor disorot dalam penelitian ini untuk menelusuri wujud agensi perempuan dalam mengungkapkan opini, kritik, serta aspirasi mereka, yang dalam tataran lanjut turut mendorong perubahan sosial. Penelitian ini juga meninjau secara kritis mengenai posisi Magdalene dalam pergulatan diskursus konteks Indonesia terutama terkait implikasinya terhadap pola interaksi internet, yakni dengan cara melakukan analisis pada pola interaksi pembaca. Dengan menggunakan metode netnografi dan analisis tekstual, penelitian ini menyorot implementasi agensi perempuan dalam majalah daring Magdalene serta kompleksitasnya dalam pergulatan diskursus era digital. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perwujudan agensi para kontributor berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada pengalaman, cara pandang, serta lingkungan sosial. Pada isu interaksi pembaca, penelitian ini menemukan bahwa majalah daring Magdalene masih bersifat ekslusif pada kelompok individu tertentu saja sehingga argumen yang disuarakan hanya berputar pada ruang vakum echo-chamber . Meski demikian, eksklusivitas tersebut tak dapat dilepaskan dari konteks sosial-politik Indonesia. Dengan demikian, upaya membumikan wacana feminisme di Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai aspek dan strategi. Kata Kunci: Majalah daring, patriarki, agensi, echo-chamber, MagdaleneTesis ini berfokus pada bentuk-bentuk pemberdayaan perempuan era digital yang dilakukan oleh majalah daring feminis pertama di Indonesia, Magdalene. Penelitian ini bertujuan memetakan bagaimana contributor Magdalene menanggapi, mengontestasi, ataupun menegosiasi norma patriarkal dalam konteks Indonesia dengan medium tulisan. Penggunaan narasi personal sebagai strategi kontributor disorot dalam penelitian ini untuk menelusuri wujud agensi perempuan dalam mengungkapkan opini, kritik, serta aspirasi mereka, yang dalam tataran lanjut turut mendorong perubahan sosial. Penelitian ini juga meninjau secara kritis mengenai posisi Magdalene dalam pergulatan diskursus konteks Indonesia terutama terkait implikasinya terhadap pola interaksi internet, yakni dengan cara melakukan analisis pada pola interaksi pembaca. Dengan menggunakan metode netnografi dan analisis tekstual, penelitian ini menyorot implementasi agensi perempuan dalam majalah daring Magdalene serta kompleksitasnya dalam pergulatan diskursus era digital. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perwujudan agensi para kontributor berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada pengalaman, cara pandang, serta lingkungan sosial. Pada isu interaksi pembaca, penelitian ini menemukan bahwa majalah daring Magdalene masih bersifat ekslusif pada kelompok individu tertentu saja sehingga argumen yang disuarakan hanya berputar pada ruang vakum echo-chamber . Meski demikian, eksklusivitas tersebut tak dapat dilepaskan dari konteks sosial-politik Indonesia. Dengan demikian, upaya membumikan wacana feminisme di Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai aspek dan strategi.Kata Kunci: Majalah daring, patriarki, agensi, echo-chamber, Magdalene.

ABSTRACT
This thesis focuses on how women empowerment in the digital era is implemented by the first feminist online magazine in Indonesia, Magdalene. The purpose of this research is to map how Magdalene rsquo s contributors respond, contest, or negotiate patriarchal norms and values in Indonesian context by writing. The use of personal narration as a contributor rsquo s strategy to gain support is one of the highlights of this research, specifically to investigate women rsquo s agency while expressing opinion and critics. This research also critically examines the positioning of Magdalene in the contestation of discourse within the Indonensian context based on readers rsquo interaction. By using netnography and textual analysis as the main methods, this research highlights the implementation of women rsquo s agency and its complexity in online debates. The result of this research shows that the implementation of agency differs based on each personal experience, perspective, and social context. On top of this, readers rsquo interaction tends to show the exclusivity of the magazine as the discourses are merely consumed, understood, and echoed by those coming from similar backgrounds echo chamber , which is highly affected by the socio political context in Indonesia. Subsequently, the attempt to popularize feminism discourse in Indonesia should consider multiple aspects and strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandani Difratia Prihabida
"Frasa kunci “Twitter, please do your magic” yang masif digunakan di Indonesia untuk saling menolong masuk dalam tren percakapan yang mendominasi selama beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana keterlibatan perasaan yang sama (shared emotion) di balik aksi filantropi dalam produksi cuitan dengan frasa kunci “Twitter, please do your magic” memicu budaya partisipasi dalam aktivisme digital. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual untuk melihat tingkat pelibatan (engagement); jumlah retwit, suka, dan balasan serta konten pada cuitan dengan frasa kunci tersebut. Korpus penelitian dibatasi pada tiga akun Twitter yang masuk dalam kategori populer dan mencuitkan lebih dari satu cuitan dengan frasa kunci tersebut, yaitu @elsyandria, @Rumbunisme, dan @naoctua. Temuan penelitian menunjukkan bahwa frasa kunci “Twitter, please do your magic” dalam cuitan ketiga akun tersebut mengaktivasi reflex dan moral emotions para pengguna Twitter lainnya dan memicu budaya partisipasi. Melalui proses tersebut, aktivisme digital berbasis empati pun tercipta ketika ketiga akun sebagai penggagas (opinion leaders) menyebabkan moral shocks atau pemobilisasian massa untuk memenuhi tujuan dari cuitan dengan frasa kunci tersebut. Selain itu, terdapat ambivalensi di balik aksi filantropi yang mengarah ke kesalehan digital dengan frasa kunci tersebut, yaitu komodifikasi atau audiens yang lebih luas.

“Twitter, please do your magic” key phrase tweets which massively used in Indonesia to help each other featured in the dominated conversation trend in the past few years. This study aims to explore the involvement of shared emotions in “Twitter, please do your magic” key phrase tweets trigger a participatory culture in digital activism. This study uses textual analysis methods to analyze the level of engagement (the number of retweets, likes, and replies) as well as the content of tweets containing these key phrases. The corpus of this study is limited to three Twitter accounts in top tweets category and produce more than one tweet using that key phrase, which are @elsyandria, @Rumbunisme, and @naoctua. This study shows that the “Twitter, please do your magic” key phrase tweets from those three accounts activates the reflex and moral emotions of other Twitter users and triggers a participatory culture. Through this process, empathy-based digital activism is created when the opinion leaders create moral shocks or successfully mobilize the mass support to fulfill the purpose of the tweets using that key phrase. Furthermore, the philanthropy acts leading to digital piety with that key phrase create ambivalence between commodification or wider philanthropy audience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library