Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasmine Khairiyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dukungan orang tua dan motivasi berprestasi pada remaja yang berasal dari keluarga miskin. Dukungan orang tua dibedakan menjadi hubungan antara ayah dan ibu, sedangkan motivasi berprestasi dibedakan sesuai dengan dimensinya yaitu, hope for success dan fear of failure. Studi dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 105 remaja 47 laki-laki dan 58 perempuan dengan usia terbanyak partisipan 14 tahun 76 .. Dukungan orang tua diukur dengan Children rsquo;s Report of Parental Behavior CRPBI dan motivasi berprestasi diukur dengan Achievement Motivation Scale Revised AMS-R yang memiliki dua dimensi: hope for success dan fear of failure. Hasil analisis data menggunakan Pearson rsquo;s Correlation menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi berprestasi r 105 = 0.270; p < 0.01 untuk dimensi hope for success,sedangkan untuk dimensi fear of failure terdapat hubungan r 105 = -0.217; p < 0.05. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan program intervensi terkait pengembangan motivasi berprestasi pada remaja melalui pemberian dukungan yang tepat bagi remaja.
ABSTRACT
p.p1 margin 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px font 12.0px Helvetica Neue color 454545 span.s1 text decoration line through The aim of this study is to look for a relationship between parental support and achievement motivation among adolescents from poor family. Parental support is differentiated into support from father and from mother, while achievement motivation is differentiated according to its dimensions, hope for success and fear of failure. Participants were 105 adolescents 47 males, and 58 females with the majority of the participants age is 14 years old 76 from the total participant . Parental support was measured using Children rsquo s Report of Parental Behavior while achievement motivation was measured using Achievement Motivation Scale Revised AMS R which has two dimensions hope for success and fear of failure. Results from Pearson rsquo s Correlation show that there is a significant relationship between parental support and achievement motivation with r 0.270 p 0.01 for hope for success dimension and r 0.217 p 0.05 for fear of failure dimension. Findings from this study can be used to conduct an intervention program for adolescents to develop their achievement motivation through a right kind of support to build their achievement motivation.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natassha Safira Abigail Hartanto
Abstrak :
ABSTRAK Dalam menghadapi berbagai perubahan yang ditimbulkan era industri 4.0, penting bagi mahasiswa untuk memiliki adaptabilitas karir. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan adaptabilitas karir adalah dukungan orang tua. Meskipun demikian, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya inkonsistensi pengaruh dukungan orang tua terhadap adaptabilitas karir. Inkonsistensi hasil tersebut mengarah pada adanya keterlibatan faktor internal, yaitu kepribadian proaktif. Oleh sebab itu, penelitian ini hendak menguji peran kepribadian proaktif dalam memediasi pengaruh dukungan orang tua terhadap adaptabilitas karir mahasiswa. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa program sarjana (N=551) dari berbagai universitas di Jabodetabek yang sedang menempuh semester 6 atau lebih. Ketiga variabel penelitian diukur menggunakan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS), Career-Related Parent Support Scale (CRPSS), dan Proactive Personality Scale (PPS). Pengolahan data dilakukan secara statistik menggunakan Pearson Correlation serta macro PROCESS dari Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan orang tua dapat berpengaruh pada adaptabilitas karir melalui kepribadian proaktif. Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan peran kepribadian pada orang tua, karakteristik partisipan, dan faktor-faktor lain yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap adaptabilitas karir.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elizabeth L Tanty
Abstrak :
Ketunarunguan adalah kecacatan yang disebabkan oleh kurang maksimalnya fungsi organ pendengaran (Mittler, 1987)- Masalah utama ketunarunguan terletak pada ketidakmampuan dalam melakukan komunikasi yang berdampak pada ketrampilan berbahasa, kemampuan menulis, penyesuaian sosial, prestasi akademis, serta aspek perkembangan dan kehidupan. Kendala komunikasi ini berpangkal dari kesulitan para penyandang tunarungu dalam menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, kebutuhan, dan kehendak mereka. Selain sulit bagi orang lain untuk mengerti, mereka juga sukar untuk memahami orang lain sehingga timbul perasaan terkucil atau terisolasi dari lingkungan sosial mereka (Mangunsong, 1998). Oleh karena itu, seorang penyandang tunarungu perlu dilihat sebagai pribadi yang memiliki berbagai kemampuan serta ketidakmampuan secara bersamaan. Setelah itu, kelebihan yang dimiliki perlu dikembangkan dan diangkat menjadi suatu andalan (Semiawan, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 3 hipotesis menggunakan metode korelasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua baik secara masing-masing maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu di SLTPLB. Sampel penelitian adalah siswa SLTPLB bagian B Santi Rama sehanyak 49 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua secara sendiri-sendiri maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu. Hal ini berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa bila motivasi belajar dan dukungan orang tua pada siswa penyandang tunarungu semakin besar baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, maka prestasi akademis yang diperoleh akan semakin meningkat. Akan tetapi, hubungan antara dukungan orangtua dan prestasi akademis ternyata Iebih kuat dibandingkan hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademis. Kesimpulan penelitian adalah dukungan orang tua mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan siswa penyandang tunarungu di sekolah, karena mereka sangat membutuhkan dukungan dari lirngkungan sekitar terutama dari orangtua dalam mengatasi kendala komunikasi sebagai sarana pencrimaan dan pengakuan eksiqnsi dalam pergaulan. Pembabasan kesimpulan diuraikan dalam diskusi dan implikasi penelitian, kemudian dikemukakan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat bermanfaat, agar tumbuh konsep diri yang realistik dan mampu mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Asri Christine
Abstrak :
ABSTRAK
Dukungan orang tua merupakan faktor penting yang memengaruhi konsumsi sayur dan buah remaja. Dukungan orang terbagi menjadi dukungan instrumental dan dukungan emosional. Walaupun penting, sebagian besar orang tua di SMPN 8 Kota Bogor masih memberikan dukungan emosional yang negatif dengan tidak menjadi role model perilaku makan sehat bagi anak. Konsumsi sayur dan buah anak pun ternyata kurang. Hal ini merepresentasikan isu di Kota Bogor. Kota Bogor merupakan kota/kabupaten di Jawa Barat yang paling kurang mengonsumsi sayur dan buah dengan proporsi penduduk yang paling besar adalah remaja 10-14 tahun. Belum terdapat usaha dari pemerintah untuk meningkatkan dukungan orang tua dalam rangka meningkatkan konsumsi sayur dan buah remaja. Hal ini mendorong peneliti untuk merancang intervensi yang menyasar pada peningkatan dukungan orang tua kepada anak untuk mengonsumsi sayur dan buah. Melalui studi baseline dengan wawancara terhadap 5 orang tua siswa SMPN 8 Kota Bogor, peneliti mendapati bahwa anak seluruh partisipan kurang konsumsi sayur dan buah serta dukungan orang tua pun belum menyeluruh dan optimal. Peneliti kemudian melakukan intervensi buletin selama sepuluh hari dengan tujuan untuk meningkatkan dukungan orang tua. Desain penelitian adalah pre-test and post-test control group design. Terdapat total 33 dan 35 partisipan dalam kelompok intervensi dan kontrol yang terlibat dari pre-test hingga post-test. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa skor dukungan orang tua dalam kelompok intervensi meningkat dari 84,697/120 ke 87,242/120 dan melalui teknik dependent t-test diketahui bahwa peningkatan ini marginally significant dengan p=0,079. Wawancara untuk evaluasi intervensi terhadap 3 orang anak dan 5 orang tua menunjukkan bahwa orang tua mengalami perubahan perilaku dukungan. Orang tua lebih banyak atau sering memasak dan membelikan buah, mengajak atau mengingatkan anak untuk lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah, serta memberitahukan manfaat sayur dan buah. Dari hasil ini, peneliti menyimpulkan bahwa intervensi buletin mampu meningkatkan perilaku dukungan orang tua.
ABSTRACT
Parental support is one primary factor that afects adolescents rsquo vegetable and fruit intake. Parental support can be categorized as instrumental and emotional support. Despite its importance, parental support was not implemented optimally by parents of students in Junior High School 8 Bogor. They did not emotionally support their children by becoming negative role models in term of healthy eating. The results further showed that most of the students rsquo vegetable and fruit intake did not meet the recommended daily servings. This issue represented the bigger issue in Bogor. Bogor City has the lowest vegetable and fruit intake in West Java province with the largest proportion of population aged 10 14 years. There has not been an effort yet from government to promote parental support. This encouraged researcher to design an intervention aiming at promoting parental support by improving those factors. Through interviews to 5 parents, researcher found that all children consumed less vegetables and fruits and parent did not implement an integrated and optimal support. Researcher then conducted a 10 day bulletin intervention to promote parental support for adolescents rsquo vegetable and fruit intake. The reseach design was pre test and post test control group design. There were 33 and 35 participants in intervention and control group participated from pre test until post test. Hypothesis testing showed that parental support score increased from 84,697 120 to 87,242 120 and according to dependent t test this increasement could be considered as marginally significant with p 0,079. Interview to evaluate intervention to 3 children and 5 parents showed that there were several improvements in parental support behavior. Parents cooked more amount and frequency , instructed and reminded their children to eat more vegetable and fruit more frequently, and informed their children about the benefits of vegetables and fruits more frequently. From these results, researcher concluded that bulletin intervention could promote parental support.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Khairun Nisa
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada sumbangan bermakna yang diberikan self-esteem, dukungan orang tua, guru, dan teman sebaya secara bersama-sama terhadap kepuasan sekolah siswa tunarungu di SMP dan SMA/SMK inklusi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keempat variabel bebas tersebut memberikan sumbangan bermakna terhadap kepuasan sekolah. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 50 responden yang merupakan siswa tunarungu di sekolah inklusi. Sementara itu, berdasarkan hasil regresi sederhana secara masing-masing self-esteem, dukungan guru, dan teman sebaya memberikan sumbangan yang bermakna, sedangkan dukungan orang tua tidak memberikan sumbangan bermakna terhadap kepuasan sekolah. ...... The purpose of this study was to investigate the significant contribution of self-esteem, parental support, teacher support, and peer support simultaneously to the school satisfaction of deaf students in inclusive junior and senior high schools. The results showed that the four independent variables had significant contribution to school satisfaction This research was conducted using quantitative approach involving 50 deaf students of inclusive schools as respondents. Meanwhile, based on a simple regression of each independent variables, selfesteem, teacher and peer support had meaningful contributions, while the parental support did not contribute significantly to the school satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31188
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Yulia W. S.
Abstrak :
ABSTRAK
Keputusan karir remaja merupakan masalah penting dan perlu diperhatikan. Erikson mengatakan bahwa kemampuan memilih dan menentukan keputusan karir pada masa remaja merupakan pemecahan masalah identitas remaja sehingga ketidakmampuan memilih dan menentukan karir dapat menganggu perkembangan diri remaja (dalam Seligman, 1994). Remaja yang mampu membuat keputusan karir pada masa ini ternyata cenderung memiliki keberhasilan akademik yang lebih tinggi daripada remaja yang tidak membuat keputusan karir (Seligman, 1994). Remaja yang tidak mampu membuat keputusan karir dengan mantap dapat mengalami berbagai kesulitan pada saat mereka terjun di dunia kerja antara lain: cemas dan tidak yakin menghadapi dunia kerja, ketidakpuasan kerja bahkan mengalami kegagalan (Mappiare, 1992). Untuk meningkatkan daya saing angkatan kerja Indonesia dalam menghadapi era globalisasi, potensi karir individu sebelum masuk ke dunia kerja perlu ditingkatkan sejak awal antara lain sejak masa remaja. Masa remaja merupakan saat penting dalam perkembangan karir karena merupakan masa persiapan terakhir individu sebelum memasuki dunia kerja. Berbeda dengan masa perkembangan sebelumnya, pada masa ini remaja dituntut untuk membuat keputusan karir yang akan menentukan arah kehidupan berikutnya. Bila remaja mampu membuat keputusan karir dengan baik, hal ini dapat meningkatkan keberhasilan mereka dalam menghadapi dunia kerja dan memperkecil kemungkinan mereka mengalami kegagalan. Penelitian Tumer & Helms (1995), Zanden (1993), dan Grotevant & Durret (dalam Papalia & Olds, 1993) menunjukkan gejala-gejala adanya remaja yang mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan karir. Banyak yang mengalami kebimbangan dan tidak mampu memilih karir kemudian menunda keputusan karir mereka, sampai pada saatnya mereka harus memilih mereka tidak memiliki cukup waktu untuk memilih dengan baik. Sampai saat ini tampaknya belum ada data yang sistematis mengenai status keputusan karir remaja di Indonesia. Untuk meningkatkan potensi remaja dalam memilih dan menentukan karir, orangtua perlu meningkatkan keterlibatan mereka dalam perkembangan karir remaja (Palmer & Cochran, 1991). Walaupun dalam kehidupan remaja orangtua tidak lagi menjadi tokoh sentral, namun, sehubungan dengan merencanakan karir remaja masih membutuhkan nasehat dan saran-saran dari orangtua khususnya mengenai masalahmasalah keuangan, pendidikan, dan rencana karir (Papalia & Olds, 1992) Beberapa penelitian terdahulu (Palmer & Cochran, 1988; Papalia & Olds 1993; Blustein, 1991) mengungkapkan pendingnya dukungan orangtua terhadap perkembangan karir remaja namun ada pula gejala-gejala yang menunjukkan bahwa keterlibatan (dukungan) orangtua dalam karir remaja justru mempersulit posisi remaja dalam menentukan depan mereka. Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti ingin melihat (a) gambaran status keputusan karir remaja, (b) gambaran dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja, (c) apakah ada hubungan antara dukungan orangtua terhadap keputusan karir dengan status keputusan karir remaja, dan (d) bentuk dukungan yang paling berperan terhadap status keputusan karir remaja. Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan pada 184 murid kelas III SMUK III, Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data. Instumen pertama untuk mengukur status keputusan karir remaja (Skala Keputusan Karir) dan instrumen yang kedua untuk mengukur dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja (Skala Dukungan Orangtua). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subyek penelitian ini telah memiliki keputusan karir dengan taraf keyakinan tergolong cukup yang berarti subyek penelitian cukup yakin bahwa keputusan karir yang dipilih sesuai dengan keadaan dirinya. Secara umum subyek menilai orangtua mereka telah memberikan dukungan terhadap keputusan karir remaja dengan baik. Penelitian ini juga mengungkapkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua terhadap keputusan karir dengan status keputusan karir remaja. Semakin tinggi dukungan orangtua yang diterima subyek maka semakin tinggi pui a status keputusan karir subyek, sebaliknya semakin rendah dukungan orangtua yang diterima subyek maka semakin rendah pula status keputusan karir subyek. Dukungan orangtua terdiri dari 6 bentuk yaitu bimbingan, bantuan instrumental, keberadaan orangtua sebagai sekutu yang dapat diandalkan, kelekatan orangtua-anak, pengakuan akan kemampuan subyek dan kesamaan minat antara orangtua dan remaja. Dari keenam bentuk dukungan tersebut, ternyata dukungan pengakuan paling berperan terhadap status keputusan karir remaja. Untuk penelitian lebih lanjut peneliti menyarankan agar pengukuran variabel dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja juga dilakukan terhadap orangtua subyek dan difokuskan pada seluruh tahap-tahap perkembangan subyek agar didapatkan gambaran yang lebih terintegrasi yaitu sejak masa kanak-kanak awal sampai masa remaja. Selain itu untuk mempertajam hasil penelitian, subyek penelitian diambil berdasarkan asal sekolah yang lebih beragam (SMU Negeri) dengan jumlah subyek yang berasal dari jurusan IPA/IPS yang seimbang, suku, pekerjaan dan penghasilan orangtua yang lebih beragam. Dengan karakteristik responden yang lebih beragam ini diharapkan hasil penelitian akan lebih kaya dan tajam mengungkapkan jenis intervensi (dukungan orangtua) yang paling sesuai untuk meningkatkan perkembangan karir remaja dengan kondisi-kondisi yang lebih beragam.
1998
S2952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Septiono
Abstrak :
In Indonesia, the prevalence of smoking among 5 ? 9 years old children has increased from 0.4% in 2001 to 2% in 2007. Among present adults smok- ers (>20 years), 17% started to smoke before the age of 13 years. This study identified factors related to smoking behaviour among 8 ? 12 years old children in Jakarta, Indonesia using a questionnaire based cross sec- tional survey to obtain smoking status and possible predictors towards smoking habit. The total sample size was 1,097 students among 3rd - 7th grade students from schools in Jakarta. Self-reported smoking status was defined as whether the child had smoked tobacco within the past two months prior to the interview. The prevalence of smoking was 13.4%. Logistic regression analysis showed that high parental approval on tobac- co use (OR=13.4; CI 95%: 5.1 ? 35.1) was the strongest predictor on chil- dren smoking status, followed by low parental control (OR=12.1; CI 95%: 6.9 ? 21.2), being a male compared to a female (OR=10.7; CI 95%: 5.3 ? 21.7), mother (OR=10.58; CI 95%: 3.96 ? 28.28), father (OR=7.69; CI 95%: 3.59 ? 16.47), sibling (OR=7.91; CI 95%: 4.41 ? 14.17) smoking status. Smoking parents and siblings, low parental control, and high parental ap- proval on smoking were related to higher odds of smoking among children. The results were used as a rationale for suggestions and recommendations of relevance for future intervention programs and tobacco related research with specific focus on children.

Prevalensi anak perokok umur 5-9 tahun di Indonesia meningkat dari 0,4% di tahun 2001 menjadi 2% di tahun 2007. Tujuh belas persen perokok de- wasa menyatakan mulai merokok ketika berumur di bawah 13 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor terkait perilaku merokok anak umur 8-12 tahun di Jakarta dengan menggunakan pendekatan potong lintang untuk menjaring perokok anak dan faktor yang mungkin menye- babkan perilaku tersebut. Kuesioner digunakan untuk menjaring status Artikel Penelitian perilaku merokok anak dalam dua bulan terakhir sebelum survei. Total 1.097 murid kelas 3 sampai 7 di Jakarta menjadi sampel penelitian dengan 13,4% responden merokok dalam 2 bulan terakhir. Analisis regresi logistik menun- jukkan bahwa pembolehan merokok di dalam rumah oleh orang tua (OR=13,4; CI 95%: 5,1 ? 35,1) menjadi penyebab terkuat, diikuti dengan rendahnya kontrol orang tua (OR=12,1; CI 95%: 6,9 ? 21,2), siswa laki-laki (OR=10,7; CI 95%: 5,3 ? 21,7), ibu (OR=10.58; CI 95%: 3.96 ? 28.28), ayah (OR=7,69; CI 95%: 3,59 ? 16,47), dan saudara kandung yang perokok (OR=7,91; CI 95%: 4,41 ? 14,17). Orang tua dan saudara kandung yang merokok, rendahnya pengawasan orang tua, dan tingginya pembolehan merokok di dalam rumah menjadi penyebab perilaku merokok anak umur 8- 12 tahun. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai rekomendasi untuk program intervensi di masa depan dan penelitian terkait tembakau dengan fokus kepada anak-anak.
University of Copencahagen Denmark, Copenhagen School of Global Health, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library