Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Christy
"Young adults is at an elevated risk of poor diet quality because of their bustle and the influence of food industry’s development. Processed and packaged foods consumption which are commonly contained of high sugar, salt, and fat become a part of their daily dietary intake. Poor diet quality will eventually lead to nutrition related health problem such as obesity, coronary heart disease and diabetes mellitus. Therefore, a preventive action need to be taken to improve dietary practice among young adults whom are the foundation of future health. Nutrition fact panel (NFP) use could be considered as a simple yet rational tool for improving dietary habit since it is available on most packaged food and young adults are currently exposed to it. The aim of this study was to assess the association between nutrition fact panel (NFP) use and diet quality among young adults living in dormitory of Universitas Indonesia, Depok, West Java. A comparative cross sectional study among 172 young adults was conducted in 2019. They were classified as NFP users and non-users based on the frequency of reading NFP. Data about socio-economic-demographic characteristics, behavior characteristics, nutrition knowledge, prior exposure to nutrition label and NFP use were collected through interview using structured questionnaire. Weight status was obtained by direct height and weight measurement. Dietary data was measured using Diet Quality Index-International (DQI-I), derived from 3x24 h recall. Finding of this study showed that the characteristics among NFP users and non-users were not differed significantly except for nutritional knowledge (p<0.05; OR = 1.852; 95% CI, 1.009-3.396) and weight loss or gain attempt (p<0.05; OR = 3.024; 95% CI, 1.547-5.192). The median total diet quality score was categorized low (44 out of 100). There was no association between NFP use and total diet quality score even after controlling for possible confounder. However, the exploration in each component of diet quality measurement showed adequacy score of calcium was statistically different between NFP users and non-users (p<0.05). Future nutrition interventions could consider NFP use as an alternative way to improve diet quality among young adults.

Kelompok dewasa muda beresiko memiliki kualitas diet yang buruk karena kesibukan mereka dan pengaruh perkembangan teknologi. Konsumsi makanan kemasan yang pada umumnya mengandung tinggi gula, garam dan lemak, telah menjadi bagian dari perilaku makan mereka sehari-hari. Pada akhirnya, kualitas makan yang buruk mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit seperti obesitas, penyakit jantung dan diabetes. Usaha pencegahan harus dilakukan untuk melindungi kelompok dewasa muda. Salah satu upaya sederhana namun cukup efektif adalah penggunaan label informasi nilai gizi (ING) yang tersedia hampir di seluruh makanan kemasan. Tujuan penelitan ini yaitu mengetahui hubungan antara penggunaan label ING dengan kualitas diet kelompok dewasa muda yang tinggal di asrama Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Studi komparatif dengan metode potong lintang ini dilakukan tahun 2019 terhadap 172 responden. Responden dikategorikan sebagai pengguna atau bukan pengguna ING berdasarkan frekuensi membaca label. Studi ini mengumpulkan data pengetahuan, paparan terdahulu terhadap ING, karakteristik sosial, ekonomi, demografi dan perilaku responden dengan wawancara tersturuktur. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran berat dan tinggi badan secara lansung, sedangkan data asupan makanan didapatkan dengan metode 24-hour food recall selama 3 hari. Skor kualitas diet diukur dengan Diet Quality Index International (DQI-I). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada karakteristik pengguna dan bukan pengguna ING kecuali pada variabel pengetahuan gizi (p<0.05; OR = 1.852; 95% CI, 1.009-3.396) dan usaha untuk menaikkan atau menurunkan berat badan (p<0.05; OR = 3.024; 95% CI, 1.547-5.192). Kualitas diet responden dikategorikan rendah dengan skor total kualitas diet hanya mencapai 44 dari maksimum 100 poin. Penelitian ini juga menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara penggunaan ING dengan total skor kualitas diet. Namun, analisis terhadap komponen skor kualitas diet menunjukkan adanya hubungan bermakna antara skor kecukupan kalsium (p<0.05). Intervensi gizi dapat mempertimbangkan penggunaan ING sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas makanan kelompok dewasa muda."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Hasna Arifa
"Prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa di Indonesia relatif tinggi, dengan faktor kontribusi seperti kualitas diet dan praktik makan. Diantara praktik-praktik tersebut, sarapan memiliki signifikansi sebagai kebiasaan penting untuk menjaga kesehatan, dengan variasi dalam aspek sosial dan temporal. Penelitian ini menggunakan data dari Indonesian Food Barometer (IFB) tahun 2018 untuk mengeksplorasi hubungan antara praktik sarapan dan variabel covariate (karakteristik sosiodemografi dan ekonomi, termasuk usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis tempat tinggal) dengan skor diet quality index international (DQI-I) di kalangan orang dewasa di daerah pedesaan dan perkotaan. Variabel independen mencakup berbagai praktik makan sarapan, seperti lokasi makan, teman makan, persiapan makan, melewatkan sarapan, dan aktivitas saat makan. Penelitian ini difokuskan pada 770 orang dewasa Indonesia berusia 26-45 tahun, menggunakan analisis statistik melalui Chi-square (p<0.05) dan regresi linear untuk menilai hubungan antara kualitas diet dan variabel independen. Skor DQI-I menunjukkan 48 dan 46 untuk daerah pedesaan dan perkotaan, masing-masing, menandakan kategorisasi sebagai diet buruk (skor <60). Perlu dicatat bahwa terdapat hubungan antara praktik sarapan, khususnya aktivitas saat makan, dan skor kualitas diet (skor total DQI-I) di kalangan responden di daerah pedesaan. Namun, tidak terdapat hubungan signifikan antara praktik sarapan dan skor kualitas diet di kalangan responden di daerah perkotaan. Perbedaan karakteristik yang diamati antara populasi perkotaan dan pedesaan mungkin memengaruhi praktik sarapan yang berbeda dan dampaknya terhadap skor kualitas diet. Untuk mengatasi hal ini, promosi diet dan dorongan terhadap praktik sarapan yang lebih sehat sangat diperlukan baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

The prevalence of obesity among adults in Indonesia is relatively high, with contributing factors such as diet quality and eating practices. Among these practices, breakfast holds significance as a crucial habit for maintaining health, exhibiting variations in social and temporal aspects. This study utilized data from the 2018 Indonesian Food Barometer (IFB) to explore the association between breakfast practices and covariate variables (sociodemographic and economic characteristics, including age, gender, job, education level, income level, and type of living) with diet quality index international (DQI-I) scores among adults in both rural and urban areas. The independent variables encompassed various breakfast eating practices, such as eating location, eating companion, meal preparation, skipping breakfast, and activity while eating. The study focused on 770 Indonesian adults aged 26-45 years, employing statistical analysis through Chi-square (p<0.05) and linear regression to assess the association between diet quality and independent variables. DQI-I scores revealed 48 and 46 for rural and urban areas, respectively, indicating a categorization as poor diet (score <60). Notably, an association was found between practices at breakfast, specifically activity while eating, and diet quality scores (DQI-I total score) among rural respondents. However, in urban respondents, no significant association was observed between breakfast practices and diet quality scores. The observed differences in characteristics between urban and rural populations may influence distinct practices at breakfast and subsequently impact diet quality scores. To address this, dietary promotion and the encouragement of healthier breakfast practices are crucial in both urban and rural settings."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library