Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Resi Yuki Bramani
"ABSTRAK
Dalam kehidupan sosial, mayoritas individu manusia dalam suatu titik tertentu akan menjadi seorang kakek atau nenek. Lebih dari tiga-perempat orang dewasa-tua (olcleradulls) di Indonesia dan di Amerika Serikat adalah kakek atau nenek (Achir, 2001; Roberto & Stroes, 1992). perubahan perpanjangan rata-rata usia manusia (longevity) dalam beberapa dekade terakhir menyebabkan peningkatan waktu yang dihabiskan oleh manusia sebagai kakek-nenek (Smith, 1991). Kecenderungan ini juga terlihat dari usia atau angka harapan hidup penduduk Indonesia akhir-akhir ini yang telah meningkat secara bermakna yaitu 45, 7 tahun pada tahun 1970, menjadi 59,8 tahun pada tahun 1990 dan diproyeksikan menjadi 71,7 tahun pada tahun 2010 (Achir, 2001). Alasan-alasan tersebut menggugah peneliti untuk meneliti tentang peran mengasuh-cucu di Indonesia. Sayangnya, penelitian yang meneliti pengasuhan-cucu (grandparenting) sangatlah sulit didapatkan di Indonesia, berbeda dengan penelitian yang meneliti pengasuhan-anak (parenting).
Pengasuhan cucu (grandjxirenling) dapat menjadi dasar yang sangat penting dalam kesejahteraan psikologis manusia dalam masa-masa kedewasaan (adulthood). Dalam teori psychosocial developmenl, Erik Erikson (1963, 1980 dalam Thomas, 1989) menyatakan bahwa dewasa muda (middle aged) dan dewasa tua (older adults) akan menghadapi krisis perkembangan dimana mereka harus beijuang untuk menyeimbangkan generativity (memikirkan untuk membimbing generasi yang lebih muda) dan stagnation (tidak beraktifitas, menganggur, dan tidak berarti dalam hidup).
Pada tahun 1964, penelitian yang dilakukan oleh Weinstein dan Neugarten (1964 dalam Peterson, 1999) menemukan bahwa mengasuh-cucu di Amerika Serikat merupakan hal yang tidak menyenangkan karena melelahkan dan less rewarding. Penelitian tersebut ditentang oleh Peterson (1999) yang melakukan penelitian terhadap kakek-nenek dari Australia yang melaporkan bahwa mengasuh-cucu merupakan hal yang menyenangkan. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa jumlah kontak dengan cucu memiliki korelasi positif dengan kepuasan dalam mengasuh-cucu (grandparenting satisfaction). Penelitian ini bertujuan untuk meneruskan penelitian dari Peterson (1999) dengan subyek kakek-nenek dari Indonesia.
Dalam penelitian ini digunakan alat ukur berupa kuesioner yang diadaptasi dari Peterson (1999). Kuesioner ini juga memiliki open ended qnestions yang akan dimasukan ke dalam kategori-kategori hal terbaik maupun terburuk dari peran mengasuh-cucu. Subyek (49 kakek dan 29 nenek) dalam penelitian ini tidak tinggal satu rumah dengan cucunya akan tetapi tetap tinggal satu kota dengan cucunya. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa jumlah kontak langsung memliki korelasi yang signifikan dengan kepuasan dalam mengasuh-cucu. Akan tetapi tidak ditemukan korelasi antara jumlah kontak tidak langsung (telepon atau surat menyurat) dengan kepuasan mengasuh-cucu. Diharapkan penelitian ini akan menyumbang penelitian tentang peran menagsuhcucu dan merangsang penelitian-penelitian yang akan datang. Kelemahan-kelemahan metodologi dan saran-saran juga dibahas dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Fitria Ningsih
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2017
305.495 1 WID a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Umar Riyadi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh "momong cucu" oleh kakek-nenek terhadap status bekerja ibu, dengan memanfaatkan data SUPAS 2015. Sebagai unit analisis adalah perempuan menikah usia 15-54 tahun yang memiliki anak usia 12 tahun ke bawah dan tinggal bersama suami/pasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan kakek-nenek dalam sebuah keluarga memberi pengaruh positif terhadap peluang seorang ibu untuk bekerja baik di sektor formal maupun informal, meskipun kakek-nenek tidak terlibat dalam mengasuh cucu. Pengaruh ini semakin besar ketika kakek-nenek turut serta dalam mengasuh anak, dalam bentuk momong cucu.

ABSTRACT
This study aims to investigate the effect of grand-parenting on mother's work participation, uses SUPAS 2015 data. The unit of analyses are married women aged 15-54 years who live with their husbands or spouses and also have children 12 years old age and younger. The results of this study indicate that the existence of grandparent in a family gives a positive influence on a mother's chances to work both in the formal and informal sectors, although grandparents are not involved in grandparenting. The effect is greater when grandparents participate in childcare, in the form of grandparenting."
2017
T48334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dabita Isyara
"Nama : Dabita IsyaraNPM : 1406536000Program Studi : Ilmu HukumJudul : Pengangkatan Cucu Sebagai Anak Ditinjau dari Hukum Islam Studi Kasus Putusan Nomor 33/Pdt.P/2010/Pa.Dmk dan Nomor 81/Pdt.P/2012/Pa.Bkt Pengangkatan anak adalah konsep yang dikenal dalam Hukum Islam serta dalam peraturan perundang-undangan. Hanya saja, terdapat hal-hal yang diatur lebih rinci terhadap pengangkatan anak dalam hukum Islam. Pengangkatan anak yang dapat dilakukan dalam keluarga sendiri, seperti kakek yang mengangkat cucu. Kemudian, berdasarkan hukum Islam, anak angkat tersebut berhak mendapatkan wasiat wajibah. Skripsi ini akan membahas mengenai pengangkatan anak khususnya dalam hukum Islam serta mengenai wasiat yang akan diterimanya dengan menganalisis putusan. Metode penelitian yang penulis gunakan berbentuk yuridis ndash;normatif dengan menggunakan bahan pustaka sebagai bahan utama yang ditunjang dengan melakukan wawancara dengan beberapa narasumber seperti ketua pengadilan agama dan ulama, dengan tipe penelitian deskriptif-analitis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terhadap putusan Nomor 33/Pdt.P/2010/Pa.Dmk dan Nomor 81/Pdt.P/2012/Pa.Bkt terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selain itu, ditemukan persamaan konsep dalam pengangkatan anak berdasarkan peraturan perundang-undangan yakni keduanya tidak memutuskan nasab antara anak angkat dengan orangtua kandung, tetapi dalam hukum Islam, wajib diberikan wasiat wajibah. Sementara pengangkatan cucu sebagai anak dapat menimbulkan kerancuan terhadap harta peninggalan kakek atau neneknya karena sebagai anak angkat dia akan mendapatkan wasiat wajibah, namun sejatinya cucu bukan merupakan ahli waris sehingga seharusnya dia tidak mendapat harta peninggalan dari kakek atau neneknya kecuali jika ayah atau ibunya meninggal terlebih dahulu. Kata kunci: Pengangkatan anak, wasiat wajibah, cucu
Abstract Name Dabita IsyaraStudent Number 1406536000Program LawTitle The Adoption of Grandchildren as A Child Based on Islamic Law Case Study Verdict number 33 Pdt.P 2010 Pa.Dmk and number 81 Pdt.P 2012 Pa.Bkt . Child adoption is a concept that is known in the Islamic law and also in the legislation. However, there are a number of things that are regulated more specifically in terms of child adoption in Islamic law. Child adoption that can be done in one 39 s own family, such as a grandfather that adopts his grandson. According to Islamic law, the child that is being adopted has a right to get a Obligatory Will. This paper will discuss about child adoption especially in Islamic law and also the will that will be received by him her through analyzing the verdict. The method of this research that is used will be in a form of jurisdictive normative using literatures as the primary source that is supported by interviews with a number of respondents such as the head of religious court and islamic scholar with the descriptive analytical research type. The results of this study indicate that the verdict number 33 Pdt.P 2010 Pa.Dmk and number 81 Pdt.P 2012 Pa.Bkt have some things that are not in accordance with the legislation. In addition, it is found that the concept similarity in the adoption of children based on legislation that both do not decide the blood relation between adopted child with biological parents, but in Islamic law, the adopted child must be given an Obligatory Will. While in the case of grandson adoption can create a confusion concerning the will left by the grandfather or the grandmother because as an adopted child he or she will get Obligatory Will, but clearly a grandson or a granddaughter is not an heir so he or she is not supposed to get the grandfather rsquo s or the grandmother rsquo s legacy unless if the father or the mother is already dead. Keyword Adoption, Obligatory Will, Grandchild"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie G. Retnoningsih
"Bagi sebaglan besar ibu bekerja, terutama yang memlliki anak usia balita, kemudahan untuk mendapatkan bantuan pengasuhan merupakan hal yang panting dan berpengaruh terhadap keiancaran pekerjaan mereka (Strong dan DeVault, 1995). Salah satu altematif bantuan pengasuhan bagi ibu bekerja yang memiliki anak usia 3 hingga 6 tahun adalah bantuan dari kakek dan nenek (Strong dan DeVault. 1995). Hal ini sejalan dengan fungsi simbolis kakek dan nenek dalam keluarganya, yang antara lain fungsi kehadiran {being there) dan fungsi pelindung keluarga {family watchdog) (Hagestad, 1985; Troll, 1983, dalam Bengston, 1985). Keterlibatan kakek nenek pada pengasuhan anak memiliki nilai positif baik bagi orang tua, anak maupun bagi kakek nenek itu sendiri. Namun, keterlibatan yang terlalu jauh tidak jarang membawa masalah bagi keluarga, antara lain masalah penerapan disiplin pada anak. Kakek dan nenek tidak menyetujui prosedur pengasuhan yang ingin diterapkan oleh orang tua, atau sebaliknya (Duval dan Miller, 1985; Leninger, 1994). Padahal, masalah penerapan disiplin merupakan masalah yang sangat penting bagi keluarga yang memiliki anak usia prasekolah, karena usia 3 hingga 6 tahun merupakan masa dimana anak membentuk sikap-sikap dasar terhadap dirinya, keluarganya serta dunianya (Signer, 1994; Hamner dan Turner, 1991; Duvall dan Miller, 1985). Oleh karena itu keputusan untuk melibatkan kakek dan nenek sebagai altematif bantuan pengasuhan anak dapat menjadi pedang bermata dua bagi orang tua. Bila keterlibatan kakek nenek terlalu besar dan tidak sesuai dengan keinginan orang tua, justru dapat menimbulkan konflik pada orang tua, ketidakpastian bagi kakek nenek, dan lebih jauh menimbulkan konflik pada hubungan antara kakek nenek dengan orang tua.
Berdasarkan latar beiakang masalah tersebut, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai bagaimana peran yang diharapkan ibu bekega dari kakek dan nenek pada pengasuhan anak mereka yang berusia prasekolah. Subyek penelitian ini adalah ibu beken'a yang memiliki anak usia 3 hingga 6 tahun (usia prasekolah), berpendidikan minimal SMA, dan melibatkan kakek atau nenek atau keduanya untuk membantu pengasuhan anaknya tersebut, baik secara regular (setiap hari) maupun temporer (sesekali saja bila diperlukan).
Penelitian ini merupakan penelitian awal berupa studi deskriptif, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran harapan ibu bekeija teitiadap peran kakek dan gambaran harapan ibu bekerja terhadap peran nenek, sekaligus ingin melihat profil harapan pada masing - masing peran kakek nenek tersebut, serta ingin melihat perbedaan gambaran harapan terhadap peran kakek dan peran nenek. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner, dimana alat yang digunakan untuk mengukur harapan terhadap peran kakek dan peran nenek berupa skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori peran kakek dan nenek yang dikemukakan oleh Neugarten dan Weinstein serta Cherlin dan Furstenberg.
Penarikan sampelnya dilakukan secara insidental, di sekitar wilayah Jakarta, Bogor dan Bekasi. Untuk pengolahan datanya dilakukan perhitungan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dari 101 orang subyek, yang terdiri dari ibu bekerja yang melibatkan kakek saja. nenek saja, serta kakek maupun nenek, hasil yang diperoleh antara lain bahwa peran kakek dan nenek yang paling diharapkan adalah sebagai sumber kebijaksanaan keluarga, yaltu mengajarkan berbagai nilai dan pengetahuan serta menjadi teladan bagi cucu maupun bagi orang tua cucu. Sementara, ada perbedaan antara harapan terhadap peran kakek dan harapan terhadap peran nenek, dimana nenek lebih diharapkan berperan sebagai figur formal, sebagai teman cucu dan sebagai orang tua pengganti."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library