Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tangel, Martin Leonard
Abstrak :
Bagi para pengusaha tempat umum seperti mal, bioskop, dan lainnya, data jumlah pengunjung dibutuhkan untuk berbagai keperluan. Selama ini proses penghitungan pengunjung dilakukan secara manual oleh para petugas yang bersiaga di pintu masuk. Proses penghitungan secara manual rawan akan kesalahan (human error), mengingat petugas tersebut harus siaga sepanjang waktu operasional tempat tersebut. Dalam Tugas Akhir ini, dikembangkan prototipe sistem yang mampu melakukan penghitungan jumlah pengunjung. Sistem ini disebut dengan Sistem Penghitung Pengunjung (SiPP). Sistem tersebut dikembangkan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode jarak Euclidian dan metode pengukuran fuzzy. Jarak Euclidian digunakan untuk menjejaki seseorang berdasarkan hasil pengukuran jarak pergerakannya antar dua buah frame. Sementara pengukuran fuzzy menjejaki seseorang berdasarkan nilai derajat kepercayaan. Kedua sistem tersebut telah dibandingkan kinerjanya dari segi akurasi penjejakan objek dan akurasi hasil penghitungan. Berdasarkan hasil eksperimen yang di lakukan dengan masukan berupa video rekaman pada Multimedia Understanding Lab 1237 dan Stasiun UI, baik metode jarak Euclidian maupun metode pengukuran fuzzy memiliki kinerja akurasi yang sama. Metode jarak Euclidian memiliki sedikit keunggulan dari segi waktu komputasi, namun perbedaannya tidak signifikan. Sistem yang di hasilkan dari Tugas Akhir ini dapat digunakan oleh pihak yang me - merlukan data jumlah pengunjung. Untuk penelitian lebih lanjut, sistem ini dapat dikembangkan untuk menghitung objek ? objek lain.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanum Wulandari
Abstrak :
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama global dan terdapat kenaikan prevalensi PTM di Indonesia. PTM mendominasi pola penyakit penderita rawat jalan rumah sakit menurut golongan umur 45-75 tahun di Kota Depok. Program Rujuk Balik (PRB) dimaksudkan sebagai alat kendali mutu dan biaya oleh BPJS Kesehatan dalam menangani peserta penyakit kronis yang sudah dinyatakan stabil dengan merujuk kembali pasien ke faskes primer. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui implementasi pelaksanaan PRB di wilayah kerja BPJS Kesehatan KC Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam kepada pelaksana PRB. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi program rujuk balik masih belum optimal dilihat dari angka capaian yang masih dibawah target/potensi, hambatan ketersediaan obat, serta sistem aplikasi yang kurang terintegrasi antara BPJS, faskes, maupun apotek. ......Non-Communicable diseases (NCD) the leading cause of death globally and there is increasing prevalence of NCD in Indonesia. NCD dominates hospital out-patients disease by age 45-75 in Depok. The Counter-Referral Program (CRP) is a program intended as cost and quality tool by BPJS Kesehatan in managing patients with chronic disease that has been declared stable then referring the patients back to the primary health care. The purpose of this research is to understand the implementation of CRP in working area of BPJS Kesehatan Depok. This research was conducted using qualitative method by in-depth interview. The result showed that the implementation of CRP has not yet concluded running optimally referred to lower outcome number than the target/potential number, unavailability of medicines, and unitegrated information system among BPJS Kesehatan, health care and pharmacy institutions.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosua Praditya Suratman
Abstrak :
Peningkatan jumlah serangan siber yang terjadi saat ini menandai bahwa Indonesia adalah sasaran empuk bagi aktor kejahatan di dunia siber. Serangan siber dipilih karena jauh lebih efektif dibandingkan serangan konvensional - militer, dan aktornya tidak terlihat. Belum lagi, kapasitas penanganan siber, baik infrastruktur, dana, maupun sumberdaya manusia-nya di Indonesia berbanding terbalik dengan jenis perkembangan serangan siber yang semakin meningkat dalam satu dekade terakhir. Langkah dan strategi intelijen, utamanya kontra intelijen, menjadi salah satu jawaban untuk menangkal dan mendeteksi secara dini serangan tersebutdisampingpemerintah membenahi regulasi dan kebijakan terkait penanganan ancaman siber nasional.
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2017
345 JPUPI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yosua Praditya Suratman
Abstrak :
The increasing number of cyber attacks that occur today indicates that Indonesia is an easy target for crime actors in the cyber world. Cyber attacks are selected because they are far more effective than conventional attacks - the military, and the actors are also invisible. Not to mention, the capacity of cyber handling, both infrastructure, funds, and human resources in Indonesia is inversely proportional compared to the number of cyber attacks in the last decade. Intelligence strategies, primarily counter-intelligence, isthe answer to deter and detect the attacks,while the government fixing the regulations and policies of national cyber threats.
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2017
345 JPUPI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nobel Hiroyama Reppie
Abstrak :
Tesis ini membahas ancaman dan kerawanan Indonesia terhadap terorisme, terutama penyebaran narasi radikal dan atau terorisme, serta mengajukan model kontra narasi sebagai strategi dalam bidang pencegahan ancaman terorisme di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, untuk menganalisis ancaman, dan kerentanan, dan skenario untuk penguatan dan usulan pembentukan model sebagai sistem deteksi dini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ancaman narasi radikal atau terorisme di Indonesia berada pada posisi yang tinggi, diikuti dengan tingkat kerentanan Indonesia yang tinggi. Sehingga perlu dilakukan kontra narasi dan dilakukan penguatan terhadap strategi tersebut, serta diperlukan suatu model yang berlaku nasional sebagai dasar acuan ......This thesis discusses the level of threats and vulnerabilities of Indonesia against terrorism, especially the spread of radical and or terrorism narratives, as well as propose a model of counter narrative as the strategy in the field of prevention in order to tackle the threat of terrorism in Indonesia. This study used a qualitative approach, to analyze the threats and vulnerabilities, as well as a scenarios for strengthening and proposed the establishment of a model as an early warning system. The results of this study indicate that the threat of radical or terrorism narratives in Indonesia is at a high level, followed by a high degree of vulnerability in Indonesia. Hence, it is necessary to apply the counter-narratives, and to strengthen the counter narative strategy, as well as we need a model that applicable nationwide as a platform.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Mulya
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tingkat ancaman dan kontra intelijen terhadap aksi penyadapan yang dilakukan oleh intelijen negara asing terhadap Indonesia pada tahun 2009. Akibat dari penyadapan tersebut menimbulkan kerugian pada Indonesia sehingga perlu untuk kesiapsiagaan intelijen pada masa yang akan datang sehingga dapat dilakukan pencegahan. Pendekatan Tesis menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Data yang diperoleh dari sumber terbuka dan tertutup, dokumentasi, dan dari wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan adanya penyadapan yang terjadi pada tahun 2009. Narasumber dari IT VVIP, BIN, Lemsaneg, Kemenlu, Kominfo, Cyber Crime Polri, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, serta dari staf teknis luar negeri yang mengetahui detil permasalahan tersebut. Upaya Kontra Intelijen diupayakan untuk menemukan solusi atas penyadapan yang terjadi dan rencana respon pada masa yang akan datang. Membahas penyadapan adalah persoalan yang relatif sensitif sehingga perlu untuk upaya pendekatan untuk mengakses informasi yang ada. Kepentingan negara asing relatif tinggi terhadap Indonesia yang memicu upaya memperoleh informasi dengan cara penyadapan yang merupakan upaya intelijen. Kaitan dengan hal tersebut, maka perlu diupayakan kesiapsiagaan dan kemampuan untuk menangkis aksi penyadapan yang dilakukan oleh negara asing dengan Pendekatan dan langkah-langkah kontra intelijen sehingga pada masa mendatang dapat dicegah atau bahkan dilawan dengan menyerang balik
ABSTRACT
This thesis discusses the level of threat and counter-intelligence against the action of intelligence wiretaps conducted by foreign countries against Indonesia in 2009. As a result of the wiretapping causing losses in Indonesia so the need for preparedness intelligence in the future so as to do prevention. Thesis approach uses qualitative research methods descriptive analysis. Data obtained from open and closed source, documentation, and from direct interviews with the parties related to the wiretapping that took place in 2009. Speakers from VVIP IT, BIN, Lemsaneg, Ministry of Foreign Affairs, Communications and Information Technology, Cyber Crime Police, Regulatory Agency Telekomunikasi Indonesia, as well as from foreign technical staff who know the details of the problem. Efforts to Counter Intelligence attempted to find a solution on interception happens and response plans in the future. Discussing the tapping is relatively sensitive issues so it is necessary to approach attempts to access information. The interests of a foreign country is high relative to Indonesia that triggered efforts to obtain information by tapping an intelligence efforts. In this regard, it should be pursued preparedness and ability to fend tapping action undertaken by a foreign country with the approach and counter-intelligence measures so that in the future can be prevented or even resisted by striking back.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman Febriyanto
Abstrak :
Kontra (counter) pemberitaan adalah konsep hak jawab dari institusi Polri untuk melakukan sanggahan terhadap suatu pemberitaan. Pemberitaan yang perlu dilakukan konter adalah pemberitaan yang dapat mempengaruhi image masyarakat terhadap institusi Polri mendiskriditkan Polda Metro Jaya dan melanggar kode etik jurnalistik). Konter pemberitaan perlu dilakukan untuk mempengaruhi opini publik yang sudah terbentuk oleh pemberitaan sebelumnya. Ketepatan dalam memaknai suatu teks berita merupakan modal utama dalam menyusun atau membuat berita sanggahan, sehingga konter berita yang dibuat benar-benar cepat dan tepat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman personil Dispen Poida Metro Jaya terhadap teori analisa semiotik dan analisa wacana yang digunakan sebagai landasan dalam memaknai suatu teks berita, sehingga konter berita yang dibuat sesuai dan benar. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian dokumen. Peneliti ingin memotret gambaran yang terjadi sebelumnya melalui penelitian dokumen dengan analisa semiotik dan analisa wacana khususnya terhadap pemberitaan Tommy Soeharto. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi institusi Polri khususnya Polda Metro Jaya untuk menentukan kebijakan yang diperlukan, utamanya pada fungsi penerangan Polri. Temuan penelitian menunjukkan bahwa konter berita yang selama ini dilakukan oleh Dispen Polda Metro Jaya tidak dilandasi suatu landasan teori dan konsep yang mendukung, yaitu analisa semiotik dan analisa wacana. Personil Dispen Polda Metro Jaya dalam melakukan tugas pokoknya masih mengacu pada produk-produk (Juklak/Juknis) yang dibuat pada tahun 1991 dan 1993, sehingga konsep yang ada dalam Juklak/Juknis tersebut masih mengacu pada kebijakan Mabes ABRI. Kondisi ini bertentangan dengan kemandirian Polri yang mengarah civilian society, dampaknya sangat berpengaruh terhadap otoritas dan kreativitas para personil Dispen Polda Metro Jaya serta kecepatan konter berita sampai pada masyarakat. Kepustakaan : 35 buku 6 Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Kliping Koran Khusus pemberitaan Tommy Soeharto.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T1812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Lovenza Anastacia
Abstrak :
ABSTRAK
Delapan tahun telah berlalu sejak film ldquo;Green Zone rdquo; dirilis secara internasional dan jelas menuai banyak kritik karena film ini menjadikan pemerintah Amerika sebagai tokoh antagonis. Padahal sebelum invasi, pemerintah Amerika yang membingkai Irak sebagai yang menyimpan dan mengembangkan senjata pemusnah massal. Argumen penelitian ini adalah bahwa film Green Zone merupakan film yang disampaikan kepada masyarakat untuk melawan bingkai pemerintahan Bush terhadap Irak selama ini bahwa Irak adalah negara penghasil WMD dan bahwa hanya Amerika yang dapat membantu Irak untuk dibebaskan dari Saddam Hussein. Peneliti menggunakan metode framing oleh William A. Gamson untuk menguraikan pesan yang disampaikan dalam film Green Zone. Ditemukan bagaimana film Green Zone memberikan counter terhadap frame yang selama ini disebarkan oleh media internasional Amerika bahwa invasi Irak oleh Amerika melibatkan frame injustice, agency, dan identity oleh Gamson. Terdapat kekuatan pemerintah yang mendominasi media dan menyebabkan media framing dapat dilakukan. Jika sebelumnya media Amerika berusaha membingkai Irak sebagai negara teroris penghasil WMD, film Green Zone 2010 yang menjadi objek penelitian ini memberikan perlawanan dan melalui setiap karakter yang direpresentasikan, film ini justru kembali membingkai pemerintahan Amerika sebagai pemerintahan yang berbeda dengan apa yang diklaim oleh pemerintah Amerika sendiri sebelumnya. Yaitu dengan menunjukkan pemerintah Amerika sebagai pemerintah yang menggunakan powernya atas media untuk melegitimasi penyerangan ke Irak.
ABSTRACT
Eight years have passed since the movie Green Zone released internationaly and gaining lots of critics because the movie as if intentionaly making America rsquo s government as a villain. Even though before the invasion happened America rsquo s government is the one who framed Iraq as the villain who keeps and developing weapons of mass destruction. The thesis argument is that Green Zone is a movie told to the public to counter Bush administration rsquo s frame towards Iraq all these time which said that Iraq is a WMD developing country and that only the US who can help and free Iraq from Saddam Hussein rsquo s tyranny. Researcher used framing method by William A. Gamson to analyze the message sent by Green Zone. It was found how Green Zone countered the frames spread by America rsquo s media about Iraq rsquo s invasion include injustice, agency, and identity frame by Gamson. There was political power which dominates America rsquo s international media causing the media framing was able to be done. If before America rsquo s media tried to frame Iraq as a terrorist and weapon of mass destrtuction producing country, Green Zone on the other hand countered the frame and through every character represented, this movie frame America rsquo s administration instead. Counter frame that Green Zone did is through showing that America rsquo s administration used their power over media to legitimate their attack to Iraq.
2018
T51281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Indra Wijaya
Abstrak :
Kebijakan kontra-terorisme adalah salah satu pilar utama Indonesia melawan terorisme serta upaya mencegah adanya serangan serangan teror di seluruh wilayah Indonesia. Penelitian ini berusaha memberikan penilaian obyektif terhadap efektivitas kebijakan kontra-terorisme Indonesia. Aksi-aksi serangan teror yang masih terjadi di Indonesia, terutama selama periode 2009 – 2018 adalah salah satu indikator ketidakefektivan kebijakan kontra-terorisme Indonesia. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah mengapa kebijakan kontra-terorisme Indonesia masih kurang efektif. Banyak pendapat menyatakan bahwa salah satu sebab ketidakefektivan kebijakan kontra-terorisme di Indonesia adalah ketidakmampuan regulasi tentang pemberantasan tindak pidana terorisme memberikan landasan hukum untuk mencegah serangan teror sebelum kejadian. Tesis ini mengajukan alternatif jawaban terhadap pertanyaan mengapa kebijakan kontra-terorisme Indonesia dinilai kurang efektif. Pertama, berdasarkan tipologi Zelinsky dan Shubik, terjadi evolusi perubahan organisasi teroris di Indonesia. Kedua, berdasarkan kerangka pemikiran Ranya Ahmed, terjadi perubahan target sasaran serangan teror di Indonesia. Ketiga, menurut Leo Suryadinata dan Kirsten Schulze terjadi perubahan taktik operasional dari kelompok teroris di Indonesia. Ketiga kerangka pemikiran tersebut memberikan hipotesa penelitian bahwa evolusi perubahan kelompok teror di Indonesia tidak dapat diakomodasi oleh kebijakan kontra-terorisme yang ada. Kebijakan yang kurang beradaptasi terhadap evolusi kelompok teroris di Indonesia menjadikan kebijakan kontra-terorisme kurang efektif mencegah serangan aksi teror di Indonesia. ......Counter-terrorism policy is a main pilar on Indonesia’s attempt to eradicate terrorism and also an effort to prevent terrorists’ attacks within the territory. This study aims to objectively measures the effectivity of Indonesian counter-terrorism policy. Terrorists’ attacks which still happened within the period of 2009-2018 were a clear indication that the counter-terrorism policy remains ineffective. Hence, the main question in this study is why the policy is still ineffective. Previous studies suggest that Indonesian laws and regulations do not accommodate appropriate measures to prevent terrorists attacks from happening. This study would like to add an alternative answer to the question. It is important to acknowledge in this study that terrorists’ networks do evolve. A study made by Zelinsky and Shubik recognised terrorists organisation and structure might evolve based on command and financial structures. Another study made by Ranya Ahmed concluded that terrorist networks have different targets in their actions. Another study also assumed that terrorist networks might change their operational tactics due to modification in technology. Based on those assumptions, a working hypothesis of this study is Indonesian counter-terrorism policy is not flexible enough and not able to accommodate different evolutions of Indonesian terrorist networks.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdiantyara Mardhika
Abstrak :
Ideologi gender yang mengacu pada peran-peran gender telah dikonstruksi dan memisahkan peran laki-laki dan perempuan dengan istilah feminitas dan maskulinitas. Ketika pandangan ideologi gender dipercaya oleh masyarakat kemudian membentuk sebuah hegemoni. Hegemoni juga disebarkan melalui budaya populer film. Seringkali, film memunculkan ketidaksetaraam gender dan membentuk perempuan sebagai kaum marginal di bawah dominasi kaum laki-laki. Namun fenomena hegemoni menciptakan pihak oposisi yang disebut dengan intelektual organik yang menciptakan suatu resistensi akan dominasi yang ada melalui film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana counter-hegemony digambarkan dalam film Barbie (2023). Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, pendekatan kualitatif serta analisis wacana kritis yang digunakan untuk membedah teks dalam film dengan menempatkan posisi subjek-objek dan posisi penonton film Barbie (2023). Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa film Barbie (2023) menayangkan hegemoni yang terjadi ketika digambarkan oleh pemeran lawan seperti film-film pada umumnya. Kemudian muncul resistensi yang dilakukan oleh sutradara film yang juga merupakan intelektual organik melalui gagasan feminis yang disampaikan pada film Barbie dan kemudian menggambarkan counter-hegemoni stereotip gender dalam film Barbie (2023) ......Gender ideology which refers to gender roles has been constructed and separates the roles of men and women using  the terms femininity and masculinity. When the views of gender ideology are believed by society, then hegemony is formed. Hegemony is also spread through popular film culture. Often, films raise gender inequality and shape women as marginal people under male domination. However, the phenomenon of hegemony creates an opposition party called organic intellectuals who creates resistance to existing domination through film. This research aims to find out how against hegemony depicted in the film Barbie (2023). This research uses a critical paradigm, a qualitative approach and Sara Mills' critical discourse analysis which is used to dissect the text in the film by placing the subject-object position and the position of the audience in the film Barbie (2023). From the results of the analysis carried out, it is known that the Barbie film shows the hegemony that occurs when portrayed by opposing actors, like films in general. Then resistance emerged by the film director who is also an organic intellectual through the feminist ideas conveyed in the film Barbie (2023) and then depicting counter-hegemony in the film Barbie (2023).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>