Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Suwarsa
"Penyakit tuberkulosis paru adalah merupakan penyakit menular yang bersifat kronis dan memiliki dampak sosial yang cukup besar. Penularannya melalui hubungan yang lama dan akrab, karena itu kontak serumah dengan penderita TB paru diduga merupakan risiko yang tinggi untuk terjadinya penularan. Walaupun demikian tidak semua kontak serumah tertular, oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penularan penyakit TB paru pada kontak serumah.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten garut dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini diduga 552 kontak serumah dengan penderita TB paru BTA (+). Sampel sebanyak 155 yang terdiri dari 55 penderita TB paru BTA (+) dan 100 bukan penderita TB paru BTA (+) yang dipilih dengan metode stratified random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan 1 diantara 2,8 kontak serumah menderita TB paru. Beberapa faktor yang diduga berhubungan adalah: keeratan, lama kontak, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, status gizi dan hygiene sanitasi (p<0,05), dan variabel hygiene sanitasi memiliki hubungan yang paling kuat (POR= 12,30). Dari hasil analisis multivariat ternyata hanya ada 4 variabel utama yang berhubungan yaitu: sanitasi rumah, keeratan, status gizi dan pendidikan, sehingga dapat dikemukakan sebuah model dengan 4 variabel tersebut. Setelah dilakukan penilaian interaksi ditemukan ada 1 interaksi yang bermakna antara status gizi dan sanitasi rumah sehingga dapat dikemukakan sebuah model dengan 4 variabel utama dan 1 variabel interaksi.

Lung tuberculosis is an infectious disease, which tend to become chronic and causing big social impact. The infection needs close and long contact, so that house hold contact of lung tuberculosis patient has a high risk to be infected. Nevertheless not all the house hold contact will be infected, thus it is important to be know factors related to the infection of the hhouse hold contacts of tuberculosis patient.
The research was done at Garut regency using cross sectional design. Population of the study was 552 house hold contacts with the lung tuberculosis patient. A random sample of 155 respondent were inclided in the study, 55 of them turn out to be infected and the tirest were free of the disease.
The result shows that 1 of 2.8 house hold contacts has the disease. Factors examined in the study consist of close association, the length of contact, education, job, knowledge, nutritional status and dwelling sanitation (p<0.005), and the dwelling sanitation variable has the strongest correlation (POR= 12,30)_ The result of the multivariate analysis reveals that only four of them were the significantly correlated with the household transmission, namely dwelling sanitation, close association, so that the model of transmission consist of those 4 variables. A significant interaction was found between nutritional status and dwelling sanitation (p5 0.1), so that there will be a model using those 4 main variables and 1 interaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjie Anita Payapo
"Diabetes mellitus adalah penyakit sistemik kronik yang bersifat genetik dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada berbagai organ tubuh termasuk kaki, yang diawali oleh gejala yang ringan seperti rasa baal hingga gejala yang serius seperti timbulnya gangren. Kejadien ini memberikan kerugian terutamabagi pasien dan keluarga, tenaga kesehatan maupun rumah sakit Selain hari rawat akan bertambah, perawatan di rumah sakit membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan tidak jarang pasien akan mengalami gangguan fungsi tubuh.
Guna mengantisipasi masalah tersebut, skink tahun 1993 telah dilakukan penyuluhan kesehatan oleh tim edukasi dari Sentral Informasi Diabetus dan Lipid di poliklinik Metabalilk Endokrin RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Kegiatan mencakup penyuluhan kesehatan khususnya tentang cara perawatan kaki bagi semua pasien baru diabetes minimal satu kali dalam sebulan. Kegiatan merawat kaki merupakan suatu tindakan yang efisien dan efektif apabila dilakukan secara teratur.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-hktor yang ada didalam Model Keyakinan Kesehatan yang terdiri dari persepsi pasien ( kerentanan, keseriusan, manfaat, rintangan dan pendarong) tentang kaki diabetik dengan kepatuhan melakukan perawatan kaki.
Penelitian ini dilakukan menggunakan disain cross sectional survei dengan responden pasien diabetes yang datang kontrol dan berobat ke polikinik Metabolik Endokrin. Sampel sebanyak 104 orang, pengumpulan data dilakukan dengan jalan wawancara dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang ada pada kuesioner serta observasi tanda- tanda fisik, untuk melihat tingkatan kepatuhan seseorang. Analisie statistik dilakukan dengan univariat, Kai Kuadrat untuk melihat hubungan variabel dependen dengan satu set variabel independen. Untuk mengetahui variabel independen yang paling berpengaruh serta variabel kontrol yang berperan sebagai confounder maka dilakukan uji multivariat regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap rintangan sehingga dapat dikatakan bahwa responden yang merasa mendapat sedikit rintangan dalam merawat kaki, 2,63 kali lebih patuh dari pada pasien yang menganggap akan menemui banyak rintangan dalam merawat kaki setelah dikontrol oleh variabel pengetahuan dan pekerjaan.
Sesuai dengan hasil penelitian ini, untuk meningkatkan kepatuhan pasien diabetes dalam merawat kaki, maka petugas kesehatan perlu untuk melakukan upaya-upaya untuk mengurangi rintangan yang dihadapi pasien dalam merawat kaki, antara lain menyusun jadual perawatan kaki sesuai dengan kegiatan pasien dan penambahan media audiovisual dalam ruang penyuluhan untuk mempermudah pemahaman pasien terhadap objek yang dilihat dan didengar oleh pasien.

Diabetes Mellitus is a chronic systemic disease which has a genetical character and can generate many complication at a few part of the body, including feet, that begin by simple symptom like parassthesia until a serious symptom like gangrene. This situation canted a loss especially to the patient and their family, health practitioner and also the hospital. On top of the treatment's day will increase in the hospital and unsparsely, patient will suffer body disfunction.
To overcome this problem, since 1993 health counseling has been performed by education team from Sentral Informasi Diabetes & Lipid at Metabolic Endocrine clinic of RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta The activity cover counseling education, specially the procedure of legs nursing to all new diabetic patients, minimal once a month Legs nursing activity is an efficient and effective action if applicated regularly.
Based on the legs nursing activity, this research is aimed to know the correlation between factors in Health Belief Model with patient perception ( susceptibility, seriousness, benefits, barriers and support) about the diabetic foot with their compliance to conduct legs nursing.
The research was conducted by cross sectional survey's design through participation of diabetic patient who came to have treatment at metabolic endocrine's clinic. The amount of the sample is 104 patients, the data is collected through interview based on questionnaire and observation of physical sign to measure the level of compliance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T5778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library