Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Sudayat
"Kalau diperhatikan, harga saham suatu perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta mengalami naik turun. Perubahan harga tersebut, bukan tanpa alasan. Paling tidak ada variabel - variabel yang mempengaruhinya. Penelitian mengenai faktor atau variabel penyebab naik turunnya harga saham di bursa efek, sudah cukup banyak. Akan tetapi, secara teoritis dapat dipakai suatu pendekatan seperti yang dikatakan oleh James C Van Home (1995) bahwa harga saham suatu perusahaan merefleksikan nilai dan perusahaan tersebut. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai perusahaan adalah Competitive Advantage Model. Dalam pendekatan ini, nilai perusahaan ditentukan oleh dua faktor yaitu nilai dari asset yang ditempatkan dan nilai dan pertumbuhannya. Secara keseluruhan, model ini ditentukan oleh 4 ( empat ) variabel yaitu Net Operating Income, ROIC, Growth dan WACC. Penelitian ini didasarkan pada pendekatan di atas. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor mana yang paling 'dominan yang mempengaruhi nilai dari perusahaan. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, penelitian ini dianalisa dengan menggunakan model analisa regresi linear berganda dengan 4 (empat) faktor sebagai inputan yaitu NOI, RDIC, WACC, g dan Vo sebagai variabel independen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat/listed di Bursa Efek Jakarta sampai dengan periode Desember 1996. Untuk menentukan sampel, keseluruhan perusahaan yang listed dikategorikan kedalam dua bagian yaitu perusahaan dengan satu jenis usaha ( single business ) dan perusahaan dengan multi usaha ( multi business ) serta perusahaan perbankan atau lembaga keuangan dikeluarkan dari populasi. Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa satu variabel yaitu Net Operating Income (N 0 I) adalah variabel yang cukup signifikan mempengaruhi nilai perusahaan. Pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel ini adalah sebesar 85 %."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Dewi Indriasari
"Salah satu penyebab rentannya perusahaan-perusahaan di Indonesia terhadap gejolak perekonomian adalah karena lemahnya penerapan Good Corporate Governance yang meliputi keadilan, keterbukaan, akuntabilitas, dan tanggung jawab. Keempat prinsip ini harus berjalan bersama untuk memperoleh hasil yang optimal dalam melakukan pengelolaan sebuah perusahaan.
Permasalahan yang diangkat dalam tesis ini adalah apa pengertian Good Corporate Governance dalam mengelola suatu perusahaan, mengapa diperlukan tata kelola perusahaan yang baik dalam pelaksanaan privatisasi BUMN melalui pasar modal, dan bagaimana proses pelaksanaan privatisasi BUMN melalui penjualan saham di pasar modal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penulisan tesis ini dilakukan dengan metode deskriptif analisa melalui pengumpulan data yang diperoleh dari studi kepustakaan; dilakukan dengan mempelajari literatur dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan substansi penulisan tesis ini dengan mengambil PT Indosat sebagai obyek analisa.
Kesimpulan dari penulisan tesis ini adalah bahwa Good Corporate Governance merupakan penerapan prinsip kewajaran, keterbukaan, akuntabilitas, dan tanggung jawab bagi seluruh pemegang saham mayoritas dan minoritas, yang di masa mendatang dapat menciptakan iklim yang mendukung investasi dalam mengelola sebuah perusahaan; dengan pengelolaan perusahaan secara baik akan memungkinkan perusahaan dikelola secara efisien sehingga mampu menghasilkan produksi yang dapat bersaing secara sehat; prosedur pelaksanaan privatisasi BUMN melalui penjualan saham di pasar modal dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di pasar modal, yaitu Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal serta peraturan-peraturan pelaksanaannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T16646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Santi
"Ada beberapa penelitian tentang struktur modal di Indonesia yang mengaitkan antara keputusan komposisi total hutang dalam asset perusahaan dengan beberapa variabel, di antaranya Tahirman [2000] dan Purba [2001]. Penelitian tersebut menggunakan metode cross-section dalam analisisnya, sehingga tidak dapat mengontrol pengaruh adanya firm-variant heterogeneity maupun time-variant heterogenity. Penelitian ini berupaya untuk menutupi kesenjangan tersebut dengan menelaah deteminan struktur modal perusahaan di Indonesia menggunakan metode analisis data panel.
Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari banyak penelitian yang berusaha menguji determinan struktur modal, mengapa sebagian perusahaan mengunakan lebih banyak hutang dari perusahaan yang lain dalam satu kondisi ekonomi makro seperti regim pajak dan tingkat bunga yang sama. Padahal, menurut teori Miller [1977], struktur modal optimal ada hanya untuk tataran agregate economy. Bila irrelevant theory atau mutan theory yang dikenalkan Miller ini benar, maka setidaknya ada dua implikasi penting. Pertama, jumlah hutang yang digunakan oleh seluruh perusahaan dalam satu perekonomian seharusnya hanya berkorelasi dengan faktor-faktor makro tertentu seperti tingkat pajak, suku bunga, atau keadaan ekonorni yang mempengaruhi semua perusahaan secara umum. Kedua, distribusi rasio hutang atau leverage ratio seharusnya bersifat random.
Namun, kenyataan empirisnya menunjukkan ada perbedaan rasio hutang antar industri dan rasio hutang ini berkorelasi dengan beberapa faktor yang menunjukkan karakteristik operasi perusahaan. Ada banyak teori baru yang berusaha menjelaskan perbedaan ini, seperti teori biaya keagenan, teori informasi asirnetri, teori pecking order, dan teori biaya kebangkrutan. Penelitian empiris pun telah banyak dilakukan dengan menggunakan berbagat metode penelitian, seperti Titman dan Wessels [1988] dengan metode structural equation model Rajan dan Zingales (1995) dengan metode cencored cored Tobit regression model, Demirgue-Kunt dan Maksimovic [1994] dengan metode analisis data panel, dan lain-lain.
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang diperkirakan mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, yakni tangibility, growth opportunity, site of firm, dan profitability. Ada tiga pertanyaan penelitian yang ingin ditelaah dalarn penelitian ini Pertama, apakah faktor-faktor spesihk perusahaan yakni tangibility, growth opportunity (diproksikan dengan market-to-book ratio), size, dan profitability, mempengaruhi pilihan struktur modal perusahaan-perusahaan di Indonesia? Kedua, adakah pengaruh variabel-variabel tangibility, market-to-book ratio, site, dan profitability terhadap keputusan struktur modal perusahaan mengalami perbedaan antara periode krisis dengan periode sebelum krisis? Ketiga, apakah perbedaan jenis industri mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan-perusahaan di Indonesia?
Penelitian ini mendefinisikan struktur modal dalam tiga hal. Ketiganya diukur baik dalam nilai buku maupun dalam niiai pasar. Pemisahan ini dilakukan karena dari hasil studi sebelumnya (Titman dan Wessel (1988)), Demirgue-Kant dan Maksimovic [1996], Bevan dan Danbold [2001]) ditemukan bahwa pengaruh dari beberapa determinan struktur modal terhadap struktur modal akan berbeda-beda antara komponen struktur modal jangka pendek dan jangka panjang. Struktur modal didefinisikan sebagai (1) total leverage yaitu LEV1B dan LEV1M, (2) long-term debt yaitu LTDB dan LTDM, serta (3) short-tenw debt yaitu STDB dan STDM. Deterrninan struktur modal yang diujikan dalam penelitian ini ada empat variabel yaitu, tangibility, growth opportuniy, size perusahaan, dan profrtabiby.
Pengujian terhadap pengaruh variabel atau detenninan struktur modal terhadap struktur modal dilakukan dalam beberapa tahap yaitu (1) melalui regresi pooled estimation dengan tanpa mengontrol terhadap firm-variant heterogeneity, (2) melalui regresi fixed effect estimation yang mengontrol keberadaan firm-variant heterogeneity serta omitted variables, dan (3) melalui regresi fixed effect estimation yang mengontrol pengaruh firm-variant heterogeneity dan time-variant heterogeneity dengan mengenalkan variabel interaksi. Pengujian pengaruh jenis industri terhadap struktur modal dilakukan dengan mengganti variabei firm dummy dalam fixed effect estimation dengan industrial dummy.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh firm specific effict yang signifikan dalam regresi. Hasil hausman test menunjukkan adanya omitted variables yang berkorelasi dengan variabel bebas lainnya. Dengan demikian spesifikasi model yang tepat untuk data ialah fixed-effect model Hasil Wald test terhadap signifikansi pengaruh perbedaan jenis industri terhadap struktur modal menunjukkan bahwa jenis industri mempengaruhi perbedaan LEV 1 B, LEV 1M, LTDB, LTDM, STBD dan STDM.
Dan hasil regresi pooled model ditemukan bahwa: (1) tangibility mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap semua ukuran leverage (LEVI13 LEVIM, LTDB, LTDM, STDB, STDM); (2) growth opportuniy mempunyai hubungan negatif yang signifikan terhadap LEVIB LEVIM, LTDB, LTDM, STDM, dan positif sinifikan terhadap STDB; (3), kecuali terhadap LTDB, size atau ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap semua ukuran leverage; serta (4) profitability mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap LEVI% LEVIM, STDB, STDM, dan positif signifikan terhadap LTDB dan LTDM.
Dari hasil regresi setelah mengontrol dampak firm-variant heterogeneity dalam fixed-effect model ditemukan bahwa: (1) tangibiliy tetap mempunyai pengaruh positif yang signif.kan terhadap semua ukuran leverage; (2) growth opporunity juga tetap mempunyai hubungan negatif yang signifikan terhadap LEVIB LEVIM, LTDB, LTDM, STDM, serta positif namun tidak sinifikan terhadap SIDE; (3) size tetap mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap semua ukuran leverage, serta (4) profitability menjadi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap semua ukuran leverage."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Permatasari
"Penelitian ini mencoba menguji apakah manajemen laba oleh perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan ke Bapepam lebih besar daripada perusahaan yang tidak terlambat. Penelitian ini juga menguji pengaruh faktor-faktor lainnya, yaitu tingkat hutang perusahaan, ukuran perusahaan, komite audit, komisaris independen dan kualitas audit terhadap manajemen laba.
Penelitian ini memberikan bukti bahwa perusahaan yang terlambat menunjukkan rata-rata discretionary accruals yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak terlambat. Statistik deskriptif antara perusahaan yang terlambat dan tidak terlambat menunjukan baberapa indikator keuangan yang berbeda seeara signifikan.
Skala usaha perusahaan terbukti memiliki hubungan positif dengan discretionary accruals. Tingkat hutang perusahaan terbukti memiliki hubungan negatif dengan discretionary accruals. Perusahaan yang memiliki komite audit sesuai dengan ketentuan Bapepam terbukti memiliki rata-rata discretionary accruals yang lebih rendah daripada perusahaan yang memiliki komite audit tetapi belum sesuai dengan ketentuan Bapepam atau perusahaan yang tidak memiliki komite audit. Proporsi komisaris independen dalam dewan komisarisPerusahaan tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap tingkat discretionary accruals. Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 5 memiliki discretionary accruals lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big 5."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library