Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
R. Miftah Suryadipraja
"Menentukan rerata kadar Protein C-Reaktif sensitivitas tinggi (hs-CRP) pada penyakit jantung koroner, hubungan antara kadar hs-CRP dengan luas lesi koroner dan fungsi sistolik jantung. Telah dilakukan penelitian observasional dengan disain potong lintang terhadap 106 pasien penyakit jantung koroner yang meliputi 90 angina pektoris stabil, 11 angina pektoris tidak stabil dan 5 infark miokard akut. Dilakukan pemeriksaan kadar kuantitatif hs-CRP, angiografi koroner untuk menentukan luas lesi koroner dan ejection fraction. Rerata kadar hs-CRP pada luas lesi koroner SVD 5,5 ± 7,6 mg/L, DVD 6,6 ± 21,7 mg/L dan TVD 5,5 ± 8,0 mg/L dengan p=0,056. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara kadar hs-CRP dengan luas lesi koroner. Fungsi sistolik jantung mempunyai korelasi negatif dengan kadar hs-CRP (p=0,015, r = -0,235). Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar hs-CRP tidak dapat menggambarkan luas lesi koroner, kadar hs-CRP mempunyai korelasi negatif dengan fungsi sistolik jantung. (Med J Indones 2003; 12: 201-6)
To determine the mean value of high sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP), association between plasma level of hs-CRP with extent of disease and systolic function. A cross sectional study had been conducted to 106 coronary artery disease patients (90 stable angina pectoris, 11 unstable angina pectoris and 5 acute myocardial infarction). Plasma quantitative level of hs-CRP with cor angiography to determine extent of disease and ejection fraction were measured. The mean of hs-CRP levels in patients with SVD were 5,5 ± 7,6 mg/L, DVD were 6,6 ± 21,7 mg/L and TVD were 5,5 ± 8,0 mg/L and p=0,056, respectively. There were no significant association between hs- CRP levels with extent of disease. Systolic function had negative correlation with levels of hs-CRP (p=0,015, r=-0,235). This study showed that plasma level of hs-CRP cannot reflect the extent of disease, and it had negative correlation with systolic function. (Med J Indones 2003; 12: 201-6)"
2003
MJIN-12-4-OctDec2003-201
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Novita Lianasari
"Penyakit Jantung Koroner PJK adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena otot jantung mengalami penurunan suplai darah. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai faktor risiko penyakit jantung koroner berkaitan dengan terjadinya serangan jantung berulang yang akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan dan psikologis pasien yaitu depresi, bahkan dapat menyebabkan komplikasi ataupun kematian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross- sectional. Sampel penelitian berjumlah 67 orang dengan diagnosis penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dengan metode non- probability sampling yaitu consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan serangan jantung berulang p= 0,43, 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan frekuensi serangan jantung berulang p=0,57, 0,05 . Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi yang disertai dengan motivasi kepada pasien untuk dapat mengubah perilaku sehingga memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengontrol faktor risiko dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari serangan jantung berulang.
Coronary Artery Disease (CAD) is a disease caused by an imbalance between blood supply and heart muscle oxygen demand. Insufficient knowledge about risk factors contributing to CAD is associated with higher recurrence of heart attack, causing the rise of the hospitalitation cost, depression, others complications even death. This study employed comparative descriptive design with cross sectional method, involving a consecutive sample of 67 patients with CAD as their primary diagnosis. Our study showed that there was no relationship between knowledge of CAD risk factors with the recurrence of heart attacks p 0,43, 0,05. Similarly, the study revealed that there was no relationship between risk factors for coronary heart disease and the frequency of heart attack's recurrence p 0,57 0,05 . This study suggested nurses to provide health education along with continuous and effective motivation in order to help patients controlling their risk factors in order to avoid the recurrence of heart attack."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68824
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library