Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryanti Puji Agustiningsih
Abstrak :
Keselamatan pasien merupakan bentuk komitmen pelayanan keperawatan di rumah sakit. Perawat perlu memiliki komitmen dalam melakukan tugas, termasuk dalam melakukan pencegahan pasien jatuh. Didapatkan laporan dari Tim Mutu dan pokja keselamatan pasien di RSU X bahwa komitmen perawat dalam melakukan implementasi pencegahan pasien jatuh masih kurang terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat pada hasil monitoring yang dilakukan terkait pencegahan pasien jatuh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan komitmen perawat afektif, berkesinambungan, dan normatif dengan pencegahan pasien jatuh di ruang rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang. Analisis data menggunakan Chi Square dan regresi logistik berganda. Penelitian ini melibatkan sampel 106 perawat yang bekerja di ruang rawat inap dewasa yang terbagi dalam 9 ruang rawat inap dewasa. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa komitmen perawat berhubungan dengan pencegahan pasien jatuh OR 1,02. Rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan/ membuat suatu program yang dapat mengoptimalkan komitmen perawat agar dapat melakukan pencegahan jatuh dengan tepat, seperti penilaian kinerja perawat dalam melakukan pencegahan jatuh, penguatan komitmen perawat, dan menjaga kesejahteraan perawat. ...... Patient safety is a form of nursing service commitment in RSU X. Nurses need to be committed in doing their job, including in preventing falling patients. A report from the Quality Team and the patient safety group in RSU X that the nurse 39 s commitment in the prevention of falling patients is still poorly implemented. This is seen from the results of monitoring conducted related to prevention of falling patients. The purpose of this study was to identify the nurse commitment relationship affective, continuous, and normative with prevention of falling patients in the wards. This was an observational analytic study with cross sectional design. Data analysis using Chi Square and multiple logistic regression. The study involved a sample of 106 implementing nurses working in adult wards divided into 9 ward. Multiple logistic regression results showed that nurse commitment is related to prevention of falling patients OR 1.02 . Hospitals are expected to improve create a program that can optimize nurse commitment to prevent patient falls, such as assessment of nurse 39 s performance in preventing falls, strengthening nurse commitment, and nurse welfare.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Amalia Putri
Abstrak :
Komitmen perubahan merupakan sikap dan faktor yang mempengaruhi seseorang dan diperlukan untuk mencapai efektivitas perubahan organisasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara nilai uncertainty avoidance terhadap komitmen perubahan. Selain itu, penelitian ini juga melihat hubungan uncertainty avoidance terhadap ketiga dimensi komitmen perubahan, yaitu komitmen afektif, komitmen kontinu dan komitmen normatif. Pengukuran komitmen pada perubahan akan menggunakan alat ukur Commitment to Change Inventory (Herscovitch & Mayer, 2002), dan uncertainty avoidance akan menggunakan alat ukur GLOBE Culture and leadership scale. Hasil pengukuran dari 164 responden pada PT.ALO, memberikan gambaran bahwa uncertainty avoidance memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap komitmen perubahan (r= -0,729, p<0,01). Lebih lanjut, dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa uncertainty avoidance memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap komitmen afektif perubahan (r= -0,461, p<0,01), komitmen kontinuan perubahan (r= -0,698, p<0,01), komitmen normatif perubahan (r= -0, 639, p<0,01).
Commitment to change is people attitude and can be regarded as one of the factor achieving the effectiveness of organizational change. This study was conducted to observe the relationship between the value of uncertainty avoidance to changes. Furthermore, this study also try to identify the relationship of uncertainty avoidance with three dimensional of commitment changes, affective commitment, continuous commitment, and normative commitment. The measurement tool of commitment to change will use Commitment to Change Inventory (Herscovitch and Mayer, 2002), and uncertainty avoidance will use of instruments by GLOBE Culture and Leadership scale. The results from 164 respondents of PT.ALO, show that uncertainty avoidance have a negative significant relation with commitment to change(r= -0,729, p<0.01). Furthermore, it also showed that uncertainty avoidance has a negative significant relation to changes in affective commitment (r= -0.461, p<0.01), commitment continuants change (r = -0.698, p <0.01) and normative commitment to change (r= -0, 639, p<0.01.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S53961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintya Puspitarini
Abstrak :
Komitmen organisasi terus mendapat perhatian yang besar baik dari pihak ilmuwan maupun praktisi. Alasan utama dari perhatian yang begitu besar adalah karena komitmen organisasi dipersepsi sebagai sikap yang dapat memprediksi turnover secara lebih baik dari sikap kerja lainnya, seperti job satisfaction (Cohen, 1992). Peneliti menduga komitmen organisasi memiliki korelasi dengan mentoring atasan, terutama spesifik pada Generasi Y. Generasi Y memiliki karakteristik khusus yang mungkin dapat memengaruhi persepsi mentoring atasan, seperti menyukai pengembangan karir yang cepat (D`Netto dan Ahmed, 2012). Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif yang signifikan antara mentoring atasan dan komitmen organisasi pada dimensi afektif dan normatif, namun tidak pada dimensi kontinuan. ...... Organizational commitment is getting huge attention both from researcher and practitioner. The major reason is because it can predict turnover better than other work attitudes, such as job satisfaction (Cohen, 1992). Researcher assume organizational commitment has a positive and significant correlation with supervisory mentoring, specifically to Generation Y population. Generation Y`s characteristic, such as value career development (D`Netto dan Ahmed, 2012), could enhance the importance of supervisory mentoring in Generation Y. This study revealed there is a positive and significant correlation between supervisory mentoring and organizational commitment, on affective and normative commitment, but not on continuance commitment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamungkas Rinengku
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menggali gambaran melalui wawancara terkait dengan komitmen terhadap Kebijakan K3LL yang dimiliki para Manajer SBU Industri PT. A dalam 3 dimensi komitmen, yaitu Afektif, Berkesinambungan, dan Normatif. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan desain studi deskriptif. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa komitmen afektif yang dimiliki oleh para manajemen ditunjukkan dari pemahaman mengenai Kebijakan K3LL yang telah ada dan kesesuaian nilai yang diyakini dengan point-point kebijakan K3LL. Komitmen berkesinambungan dirasakan oleh manajemen dikarenakan perusahaan telah mendukung dari penerapan Kebijakan K3LL dan manajemen merasakan manfaat dari pertimbangan untung rugi dalam menjalankan Kebijakan K3LL. Komitmen normatif dirasakan dalam bentuk keterikatan daripada manajemen terhadap penerapan Kebijakan K3LL di perusahaan. Secara umum manajemen telah memiliki komitmen untuk menjalankan Kebijakan K3LL yang dimiliki oleh perusahaan walapun komitmen yang dimiliki tersebut masih lebih dipengaruhi oleh kebutuhan bisnis perusahaan.
ABSTRACT
This thesis explores the profile through interviews related to the commitment to the K3LL Policy owned by the Industrial SBU Manager of PT. A in 3 dimensions of commitment, ie Affective, Continuous, and Normative. This research is a qualitative study with descriptive study design. From the results of this study found that Affective commitment owned by the management is shown from the understanding of the existing K3LL Policy and the conformity of values believed by the K3LL policy points. Continuance commitment is felt by management as the company has supported the implementation of K3LL Policy and management has benefited from the consideration of profit and loss in implementing K3LL Policy. Normative commitment is felt in the form of attachment rather than management to the implementation of K3LL Policy in the company. In general, management has a commitment to run K3LL policies owned by the company even the commitment was more influenced by the company business needs.
2017
T48314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Novariany
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan antara Employee Engagement dengan Organizational Commitment pada Pegawai Waktu Tidak Tertentu (PWTT) di Joint Operating Body (JOB) Pertamina ? Medco E&P Tomori Sulawesi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Sampel yang digunakan adalah sejumlah 96 orang pekerja PWTT JOB Tomori yang dihitung berdasarkan rumus Slovin. Diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Employee Engagement dengan Organizational Commitment pada Pegawai Waktu Tidak Tertentu (PWTT) di JOB Pertamina ? Medco E&P Tomori Sulawesi.
ABSTRACT
The focus of this study is to examine the relationship between Employee Engagement with Organizational Commitment on Permanent/ Regular Employee called PWTT in Joint Operating Body (JOB) Pertamina - Medco E & P Tomori Sulawesi. This research is a quantitative and using correlational method. A 96 permanent/ regular employee were used as a samples of this study, which were calculated based on Slovin Formula. The results indicates that there is a significant relationship between Employee Engagement with Organizational Engagement in Regular Employee of JOB Pertamina - Medco E & P Tomori Sulawesi.
2016
S64764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Hanafi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Keterikatan Kerja terhadap komponen-komponen Komitmen Organisasi pada pekerja digital. Keterikatan Kerja dalam penelitian ini diukur menggunakan Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9) yang dikembangkan oleh Schaufeli et al (2006) yang diadaptasi oleh Kristiana dan Purwono (2019) ke dalam bahasa Indonesia. Sementara itu Komitmen Organisasi diukur dengan menggunakan Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer (1990) yang kemudian diadaptasi oleh Aulia (2021) ke dalam bahasa Indonesia. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan metode survei menggunakan kuesioner yang disebar secara online melalui media sosial. Data yang diperoleh yakni dari jawaban 142 pekerja digital yang merupakan pekerja fulltime, bekerja minimal 1 tahun di tempat kerja saat ini, menggunakan gawai dan/atau internet untuk menyelesaikan pekerjaan, mengakses dan mengolah informasi dari media digital dan dapat mengakses pekerjaan di luar tempat kerja. Pengolahan data dilakukan dengan model regresi menggunakan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Keterikatan Kerja berpengaruh secara positif terhadap Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan, dan Komitmen Normatif pada pekerja digital. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu organisasi dan praktisi di bidang HRD untuk memahami pentingnya keterikatan kerja yang dapat memengaruhi komitmen organisasi yang dimiliki para pekerja digital. ......This research was conducted to determine the effect of Job Engagement on the components of Organizational Commitment to digital workers. Work engagement in this study was measured using the Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9) developed by Schaufeli et al. (2006) which was adapted by Kristiana and Purwono (2019) into Indonesian. Meanwhile, Organizational Commitment is measured using the Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) developed by Allen and Meyer (1990) which was later adapted by Aulia (2021) into Indonesian. The data obtained in this study used a survey method by using questionnaires that were distributed online through social media. The data obtained are from the answers of 142 digital workers who are full-time workers, work at least 1 year in the current workplace, use devices and/or the internet to complete work, access and process information from digital media, and can access work outside the workplace. Data processing is carried out with a regression model using the SPSS program. The results of this study indicate that Work Engagement has a positive effect on Affective Commitment, Continuance Commitment, and Normative Commitment on digital workers. The results of this study are expected to help organizations and practitioners in the HRD field to understand the importance of work engagement that can affect the organizational commitment of digital workers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jehans Diansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Etika kerja Islam hadir menjadi panduan pekerja untuk berbuat dan bertindak berdasarkan keimanan mereka dalam melihat sisi pandang apa yang akan didapat baik di dunia maupun di akhirat. Terkadang, perusahaan memiliki kecenderungan untuk mendahulukan sebuah kepentingan, menghalalkan segala cara, untuk meraih keuntungan. Kompetisi industri khususnya perbankan yang semakin ketat dan konsumen yang makin menuntut sering menjadi faktor utama perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis. Dengan meningkatkan etika kerja Islam didalam diri tiap individu akan baik pulalah komitmen organisasi yang dimilikinya. Penelitian kuantitatif yang menggunakan metode path analysis pada penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari etika kerja Islam terhadap organizational citizenship behavior dengan mediasi oleh komitmen organisasi. Penelitian ini melibatkan 197 pekerja PT.Bank XYZSyariah cabang Jawa Tengah. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa etika kerja Islam dari tiap individu dapat mempengaruhi komitmen organisasi dan komitmen organisasi tersebut terbukti menjadi variabel mediasi etika kerja Islam terhadap organizational citizenship behavior.Kata kunci: etika kerja islam, komitmen organisasi, komitmen afektif, komitmen normatif, komitmen kontinuans, organizational citizenship behavior.
ABSTRACT
Islamic work ethics is present as a guide for workers to act based on their faith in seeing the perspective of what they would receive on the world and the afterlife. Sometimes, the Company has a tendency to prioritize an advance interests, justifies any means, do all for profit. Competition in banking industry, particularly in the consumers are increasingly demanding often is a major factor that companies ignore ethics in business By increasing Islamic work ethics for every individual will be good at the organization commitment to do more in a scope of work. This This qualitative research using path analysis in this study to look at the impact of Islamic work ethics towards organizational citizenship behavior mediated by organizational commitment. The study involved 197 workers PT.Bank XYZSyariah Central Java. The results of these studies show that the Islamic work ethic of each individual can affect organizational commitment, where the organizational commitment can mediate Islamic work ethics toward organizational citizenship behavior. Keywords Islamic work ethics, organizational commitment, affective commitment, normative commitment, continuance commitment, organizational citizenship behavior.
2017
S66543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Kis Riandini
Abstrak :
Digitalisasi meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang mampu mengoperasikan dan menguasai teknologi digital. Pekerja yang mampu menggunakan kompetensi digital untuk menyelesaikan pekerjaannya dan dapat mengakses data pekerjaan dimana pun dan kapan pun disebut sebagai digital workers. Digital workers memainkan peran penting dalam memberikan inovasi bagi perusahaan sebagai bentuk respon perusahaan terhadap perkembangan digital dan usaha untuk mengimbangi persaingan. Kecenderungan digital workers untuk menyumbangkan inovasi-inovasi bagi perusahaan berhubungan dengan komitmen yang dimilikinya terhadap perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komponen Komitmen Organisasi dengan Perilaku Kerja Inovatif pada digital workers. Komitmen Organisasi yang terbagi menjadi tiga komponen, yaitu Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan, dan Komitmen Normatif diukur menggunakan Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer (1990) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Aulia (2021). Perilaku Kerja Inovatif diukur menggunakan Innovative Work Behavior Scale yang dikembangkan oleh Janssen (2000) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Mertha (2017). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online melalui media sosial. Data penelitian ini berasal dari 215 digital workers yang bekerja secara full-time. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif secara signifikan antara Komitmen Afektif dan Komitmen Normatif dengan Perilaku Kerja Inovatif, tetapi tidak ditemukan hubungan negatif antara Komitmen Berkelanjutan dengan Perilaku Kerja Inovatif pada digital workers. ......Digitalization has increased the need for human resources who are able to operate and master digital technology. Workers who are able to use digital competencies to complete their work and can access job data anywhere and anytime are called digital workers. Digital workers play an important role in providing innovation for companies as a form of company response to digital developments and efforts to keep pace with competition. The tendency of digital workers to contribute innovations to the company is related to their commitment to the company. This study aims to determine the relationship between components of Organizational Commitment and Innovative Work Behavior on digital workers. Organizational Commitment is divided into three components, namely Affective Commitment, Continuance Commitment, and Normative Commitment measured using the Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) developed by Allen and Meyer (1990) which was adapted by Aulia (2021). Innovative Work Behavior was measured using the Innovative Work Behavior Scale developed by Janssen (2000) which was adapted by Mertha (2017). Data collection was done by distributing online questionnaires through social media. This research data comes from 215 digital workers who work full-time. The results showed that there was a significant positive relationship between Affective Commitment and Normative Commitment with Innovative Work Behavior, but there was no negative relationship between Continuance Commitment and Innovative Work Behavior on digital workers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldo Hermawan
Abstrak :
[ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu pengaruh antaseden pembentukan komitmen seorang individu terhadap suatu kelompok sosial didalam mendorong perilaku penciptaan konten di jejaring sosial. Didalam penelitian ini, dikemukakan bahwa perilaku penciptaan konten ddidalam jejaring sosial dipengaruhi oleh affective commitment, continuance commitment dan normative commitment, dimana pembentukan masing-masing dimensi komitmen dipengaruhi oleh antesedennya masing-masing, antara lain dukungan sosial, sunk cost, kualitas alternatif, dan dorongan sosial. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif yang bersifat single cross-sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam jejaring sosial Instagram sebagai bentuk jejaring sosial yang lebih menekankan fungsi "inspirasional", affective commitmen dan, continuance commitment dibuktikan memiliki pengaruh didalam mendorong perilaku penciptaan konten, sementara normative commitment tidak dapat dibuktikan memiliki pengaruh yang signifikan. Pada hasil penelitian ini, dikemukakan pula bahwa didalam jejaring sosial seperti instagram, relational capital dan perceived critical mass tidak dapat dibuktikan memiliki pengaruh yang signifikan didalam mendorong pembentukan dimensi komitmen.
ABSTRACT , This research is conducted to examine the influence of commitment’s antecedents on content-creation behaviour in social networking sites (SNSs). Previous research shows that content-creation on SNSs is affected by dimensions of commitment, whereas each dimension acts as mediating variabel for its antecedents. The results found that affective commitment and continuance had significant positive influence on content-creation behaviour on Instagram, where normative commitment was found to be insignificantly influencing contentcreation behaviour. Slightly different with previous study, results on this research shows that on Instagram, relational capital and perceived critical mass had insignificant effects on influencing its commitment dimension.]
2015
S58319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library