Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juwi Athia Rahmini
"Spesialis keperawatan medikal bedah(KMB)khususnya neurologi membentuk nersspesialis neurosains yang berperan dalam praktik residensi selama 2 semester di RSUP dr. Cipto Mangunkusumo dan RSP Otak Nasional untuk memberikan asuhan keperawatan lanjutan, melakukan Evidence Based Nursing dan penerapan inovasi. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada satu kasus utama ensefalitis autoimundan 30 pasien resume dengan gangguan neurologis menggunakan pendekatan Model adaptasi Sister Callista Roy. Ensefalitis autoimun merupakan salah satu kasus emergensi neurologi yang memerlukan penata laksanaan cepat dan tepat agar gejala sisa yang ditimbulkan menjadi adaptif. Diagnosa keperawatan pada kasus resume yang terbanyak adalah ketidak efektifan perfusi jaringan serebral. Selanjutnya Evidence Based Nursing dilakukan dengan menerapkan sleep hygiene yang menunjukkan adanya peningkatan kualitas tidur yang signifikan pada 5 pasien stroke dengan insomnia(p value 0,00). Kompetensi ners spesialis yang harus dicapai secara berkelompok adalah penerapan inovasi berupa tata laksana perawatan stroke terkini dengan Constraint Induced Movement Therapy (CIAT), Tongue stretching exercises(TSE), Constraint Induced Movement Therapy (CIMT),sit to stand training(STS),mirror therapy(MT)dan sleep hygiene(SH) sebagai aktivitas intervensi terbaru dengan masalah gangguan bicara dan bahasa, kesulitan menelan, gangguan mobilisasi,dan gangguan tidur yang diaplikasikan dapat membantu untuk mencegah terjadinya komplikasi dan membantu proses penyembuhan.

Surgical medical nursing specialists (KMB) especially neurology,form neuroscience specialists who play a role in the practice of KMB residency for 2 semesters at RSUP dr. Cipto Mangunkusumo and RSP National Brain to provide advanced nursing care, conduct Evidence Based Nursing and apply innovation. Nursing processwas performed in one major case of autoimmune encephalitis and 30 patients resumed with neurological disorders using the Sister Callista Roy model adaptation approach. Autoimmune encephalitis is one of the cases of neurological emergencies that requires prompt and precise management, than complication becomes adaptive. The nursing diagnosis in most resume cases is the ineffectiveness of cerebral tissue perfusion. Furthermore Evidence Based Nursing was carried out by applying sleep hygiene which showed a significant improvement in sleep quality in 5 stroke patients with insomnia (p value 0.00). Special nurses competencies that must be achieved in groups are the application of innovations in the form of the latest stroke care management with Constraint Induced Movement Therapy (CIAT), Tongue stretching exercises (TSE), Constraint Induced Movement Therapy (CIMT), sit to stand training (STS), mirrors therapy (MT)and sleep hygiene(SH) as the newest intervention activities with speech and language problems, difficultyswallowing, impaired mobilization, and insomniacan help to prevent complications and help the healing process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asriyati Amanah Fahmi
"Permasalahan individu dengan stroke di wilayah perkotaan adalah kurangnya pencegahan tersier seperti rehabilitasi stroke. Perawatan rehabilitasi stroke dapat mencegah komplikasi dan memaksimalkan fungsi tubuh. Terapi latihan dan aktivitas direkomendasikan sebagai perawatan rehabilitas stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan latihan rentang pergerakan sendi RPS dan modified constraint induced movement therapy MCIMT dalam meningkatkan kekuatan otot pada individu dengan stroke. Pendekatan melalui asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada individu dengan stroke di komunitas. Hasil intervensi menunjukkan klien mengalami peningkatan kekuatan otot satu poin pada ekstremitas yang mengalami kelemahan dan mencapai tekanan darah yang stabil yaitu
The problem of people with stroke in urban areas is lack of tertiary prevention such as stroke rehabilitation. Stroke rehabilitation treatment can prevent complications and maximize body function. Exercise and activity therapy is recommended as stroke rehabilitation treatment in patiens with motor disorder. This study aimed to determine the effectiveness of range of motion exercise ROM and modified constraint induced movement therapy MCIMT to improve muscle strength in people with stroke. Family care nursing approaches are performed on adults with stroke in community. The results indicated clients have increase in muscle strength of one point on the weakened extremity and reached a stable blood pressure of "
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Herry
"

Tujuan penelitian ini untuk membandingkan efektivitas latihan Graded Repetitive Arm Supplementary Program (GRASP) dengan modified Constraint-Induced Movement Therapy (mCIMT) terhadap fungsi anggota gerak atas pada pasien stroke iskemik fase subakut. Desain penelitian ini adalah randomized controlled trial dengan subjek penelitian adalah pasien stroke iskemik fase subakut serangan pertama yang mengalami hemiparesis satu sisi. Total 18 subjek yang dibagi 9 subjek per kelompok latihan; GRASP-Group (GG) dan mCIMT-Group (CG). Latihan dilakukan di rumah selama 4 minggu. Fungsi anggota gerak atas dinilai menggunakan Fugl-Meyr Assessment Upper Extremity (FMA-UE) dan Chedoke Arm and Hand Activity Inventory (CAHAI). Analisa statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok setelah 2 minggu latihan (T1), perbaikan mean difference (MD) nilai FMA-UE GG= 3,67±1,94 dan CG= 3,11±1,54 (p= 0,510); perbaikan MD nilai CAHAI pada GG= 5,33±3,46 dan CG= 3,11±1,27 (p= 0,050). Setelah 4 minggu latihan (T2) antara kedua kelompok juga tidak terdapat perbedaan bermakna dengan perbaikan MD nilai FMA-UE pada GG= 8,67±4,47 dan CG= 8,56±2,07 (p= 0,489); perbaikan MD nilai CAHAI pada GG= 13,44±4,85 dan CG= 10,11±2,62 (p= 0,088). Disimpulkan bahwa latihan GRASP sama efektifnya dengan latihan mCIMT dalam meningkatkan fungsi anggota gerak atas.


The purpose of this study was to compare the effectiveness of the Graded Repetitive Arm Supplementary Program (GRASP) exercise with modified Constraint-Induced Movement Therapy (mCIMT) on upper limb function in subacute ischemic stroke patients. This is randomized controlled trial with recruitment of subacute phase first attack ischemic stroke patients who had one-sided hemiparesis. A total of 18 subjects were divided into 9 subjects per exercise group; GRASP-Group (GG) and mCIMT-Group (CG). Exercise was done at home for 4 weeks. Upper limb function was assessed using the Fugl-Meyr Assessment Upper Extremity (FMA-UE) and Chedoke Arm and Hand Activity Inventory (CAHAI). Statistical analysis showed no significant differences between two groups after 2 weeks of training (T1), mean difference improvement (MD) FMA-UE GG=3,67±1,94 and CG=3,11±1,54 (P= 0,510) and MD improvement CAHAI on GG=5,33±3,46 and CG=3,11±1,27 (P= 0,050). After 4 weeks of training (T2) between the two groups there were also no significant differences with MD improvement FMA-UE on GG=8.67 ± 4.47 and CG=8.56 ± 2.07 (P= 0.489); MD improvement CAHAI score on GG=13.44 ± 4.85 and CG=10.11 ± 2.62 (P= 0.088). It was concluded that GRASP exercise was as effective as mCIMT exercise in improving upper limb function.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library