Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natan Kambuno
"Sejak beberapa tahun yang lalu Jepang merupakan pasar utama tujuan ekspor udang Indonesia yang berperan penting dalam perolehan devisa bagi Indonesia karena berdasarkan data tahun 1995 sampai tahun 1999, rata-rata 61,7% komoditi udang Indonesia diekspor ke pasar Jepang, sementara sisanya diekspor ke Amerika Serikat, Hongkong, Singapura dan negara-negara lainnya. Dari segi volume, data perkembangan ekspor udang Indonesia ke Jepang (1995 - 1999) menunjukkan angka fluktuatif, namun dari segi nilai menunjukkan angka penurunan dari tahun ke tahun. Mengamati fenomena menurunnya nilai ekspor udang Indonesia di pasar Jepang dan untuk mengantisipasi persaingan ketat dengan negara-negara produsen utama dipasar tersebut, maka perlu dikaji strategi peningkatan daya saing udang Indonesia agar tidak terpuruk lebih jauh lagi mengingat pasar Jepang selama ini merupakan pasar utama produk udang Indonesia yang merupakan sumber perolehan devisa terbesar dari sektor pertanian. Adapun Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor-faktor Iingkungan, baik lingkungan internal maupun ekstemal berdasarkan pendekatan Diamond Porter. Sementara Data yang dianalisis adalah data primer yang didapatkan dari para nara sumber yang ahli dalam masalah perudangan sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber seperti dikemukakan pada bab 1 halaman 11.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan daya saing udang Indonesia di Jepang bertumpu pada potensi sumber daya laut dan perairan, besarnya lahan potensial untuk budidaya udang, tersedianya tenaga kerja yang melimpah dengan upah yang relatif murah, dan relatif stabilnya pasokan bahan baku. Sementara hasil pemetaan posisi daya saing udang Indonesia di pasar Jepang berdasarkan matriks Evaluasi Faktor Ekstemal dan Internal menunjukkan bahwa posisi daya saing udang Indonesia berada di kuadran 1. Untuk itu, maka alternatif strategi yang perlu ditempuh adalah: peningkatan produksi, diversif kasi produk dan peningkatan promosi.
Dalam mengimplementasikan strategi tersebut, perlu dukungan pemerintah dalam bentuk iklim usaha yang kondusif dengan stabilitas keamanan yang baik, di samping memberikan kemudahan-kemudahan berinvestasi dan pengurusan dokumen-dokumen ekspor. Peran Instansi terkait dan Badan Asosiasi juga perlu di tingkatkan khususnya dalam memberikan masukan-masukan kepada pemerintah agar daya saing udang Indonesia di pasar Jepang bisa ditingkatkan atau minimal dipertahankan pada posisinya yang sekarang.
"
2000
T3667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasto Ledyanto
"Salah satu kemanfaatan utama dari transaksi kontrak berjangka komoditi adalah sebagai sarana lindung nilai dari kemungkinan kerugian investasi. Sarana lindung nilai seperti ini merupakan salah satu jenis transaksi derivative. Pada akhir dari transaksi ini (saat jatuh tempo atau terjadi cash settlement) nasabah (investor) akan dihadapkan pada dua hal yakni memperoleh keuntungan atau menderita kerugian. Apabila dikelola dengan baik, transaksi kontrak berjangka komoditi ini sangat potensial sebagai sarana lindung nilai dalam rangka memperoleh penghasilan dan mengurangi atau menekan kerugian. Dari sisi keberadaannya di Indonesia yang masih relatif baru, transaksi kontrak berjangka komoditi dapat menjadi suatu altematif investasi. Oleh karena itu, apabila hal ini digali lebih mendalam khususnya yang berkenaan dengan pengenaan PPh atas penghasilan dari transaksi kontrak berjangka komoditi, bukan tidak mungkin akan memberikan kontribusi yang besar pada penerimaan negara.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam tesis ini adalah bagaimana Wajib Pajak dalam negeri yang melakukan transaksi kontrak berjangka komoditi dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik, sehingga dapat memberikan kontribusi pada peningkatan penerimaan negara. Pokok permasalahan tersebut apabila diperinci dalam bentuk kalimat-kalimat pertanyaan meliputi hal-hal sebagai berikut: (i) bagaimana konsep dan hakekat ekonomi dari transaksi kontrak berjangka komoditi?, (ii) bagaimana pendapat para ahli berkenaan dengan pajak atas penghasilan yang diperoleh dari transaksi kontrak berjangka komoditi?, (iii) bagaimana perlakuan PPh atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dari kontrak berjangka komoditi yang saat ini berlaku di Indonesia?, dan (iv) bagaimana pengaturan PPh yang seharusnya diterapkan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dari kontrak berjangka komoditi di Indonesia ?.
Untuk membantu proses pengkajian dan pembahasan masalah tersebut dilakukan penelitian secara deskriptif analitis, yakni mendeskripsikan terlebih dahulu semua informasi atau data yang diperoleh dari penelitian. Selanjutnya atas semua data tersebut dilakukan analisis yang dikaitkan dengan ketentuan PPh yang berlaku saat ini dan korelasinya dengan sistem pemajakan yang memenuhi persyaratan keadilan vertikal dan horizontal. Yang pada akhirnya dari analisis data tersebut dapat dirumuskan suatu kesimpulan atau memberikan saran-saran. Sebagai pendukung analisis dilakukan penelitian lapangan melalui wawancara mendalam dengan pengambil keputusan dalam bidang perpajakan yakni pejabat di Direktorat Jenderal Pajak, dengan penyelenggara bursa yakni pihak Bursa Berjangka Jakarta, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan pelaku bursa seperti pialang anggot'a bursa. Dalam transaksi kontrak berjangka komoditi digunakan mark to market basis dalam arti setiap hari dilakukan penghitungan berdasarkan settlement price untuk hari yang bersangkutan sehingga diketahui keuntungan atau kerugian nasabah. Meskipun demikian penghitungan keuntungan atau kerugian bersih dilakukan pada saat jatuh tempo atau terdapat cash settlement. Yang menjadi objek PPh adalah penghasilan (keuntungan) yang telah terealisasi. Namun, secara teoritis untuk pengakuan atas keuntungan atau kerugian ini menggunakan matching basis yakni apabila kerugian underlying jatuh dalam tahun buku yang berbeda dengan tahun buku diperolehnya keuntungan dari derivative yang dimaksudkan sebagai lindung nilai bagi underlying yang bersangkutan maka keuntungan derivative tersebut harus dibukukan dalam tahun buku yang sama dengan dideritanya kerugian underlying.
Berkenaan dengan penggunaan mark to market basis dalam kontrak berjangka pada dasamya tidak menjadi suatu masalah karena memang hal itu merupakan habitual practice dari transaksi tersebut. Sedangkan berkaitan dengan pengakuan ada tidaknya suatu penghasilan dari kontrak berjangka komoditi ini tetap mendasarkan pada realization principles. Oleh karena itu pengakuan adanya penghasilan atau kerugian pada kontrak berjangka komoditi dihitung setelah terselesaikannya suatu transaksi kontrak berjangka komoditi yakni pada saat jatuh tempo transaksi dan pada saat terjadi penyelesaian secara tunai (cash settlement). Maksud penghitungan dalam hal ini adalah penghitungan bersih setelah terlebih dahulu memperhitungkan keuntungan atau kerugian hariannya dari transaksi kontrak berjangka komoditi yang bersangkutan.
Pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan tentang bagaimana pengenaan PPh yang seyogyanya diterapkan atas penghasilan dari kontrak berjangka komoditi yakni berpedoman pada 4 hal pokok. Mengingat sampai dengan saat ini Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi yang melingkupi tata laksana perpajakan belum merumuskan peraturan perpajakannya maka menurut hemat penulis 4 hal pokok tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan peraturan perpajakannya. Hal ini tidak lain dimaksudkan agar segera dapat tercipta suatu kepastian hukum atas perlakuan perpajakan dari keuntungan atau kerugian transaksi kontrak berjangka komoditi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyadi
"Propinsi Kalimantan Barat adalah salah satu propinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia Timur. Kalimanatan Barat merupakan satu-satunya propinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar ke/dari negara asing tersebut. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalimantan Barat dan Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara.
Dengan posisi tersebut tentunya akan membawa dampak/implikasi terhadap kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh masyarakat di Kalimantan Barat pada umumnya dan khususnya di Kotamadya Pontianak. Adanya jalan raya yang menghubungkan kedua wilayah tersebut, maka arus produk dan jasa menjadi lebih lancar. Tentunya hal ini membuat masyarakat Kotamadya Pontianak cukup mengenali dan bahkan menyenangi produk-produk dari Malaysia.
Dalam penelitian ini mengambil obyek minuman ringan merek Coca-Cola, yang sebenarnya merupakan produk global yang tentunya dikemas dan dipasarkan secara sama. Namun berdasarkan hasil observasi ternyata Coca-Cola buatan Malaysia mempunyai image yang lebih baik dibandingkan dengan Coca-Cola buatan Indonesia.
Dalam pemasaran global dikenal suatu istilah "country-of-origin" atau lebih popular dengan istilah "made in....", yang menerangkan tempat di mana suatu produk berasal atau diproduksi. Banyak bukti penelitian yang menunjukkan bahwa Main "country-of-origin" suatu produk dapat mempengaruhi image atau bahkan penilaian konsumen terhadap suatu produk.
Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk mengetahui apakah image positif yang dimiliki oleh Coca-Cola buatan Malaysia lebih dikarenakan dampak dari klaim "country-of origin" yang berupa halo efek ataukah rasa (taste) dari Coca-Cola buatan Malaysia memang lebih dengan selera konsumen di Kotamadya Pontianak.
Dari hasil taste test dengan metode blind test yang dilakukan ternyata image tersebut lebih dikarenakan oleh halo efek dari "country-of-origin" yang terutama menimpa konsumen golongan umur yang lebih rendah (muda) sedangkan untuk konsumen dengan golongan umur yang lebih tinggi terdapat kecenderungan memang lebih menyukai Coca-Cola buatan Malaysia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Ridwan
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh aktivitas perdagangan berjangka terhadap volatilitas pasar spot komoditas kakao yang diukur menggunakan GARCH. Sesuai dengan Kumar (2009), sebelumnya volume dan open interest dibedakan menjadi komponen expected dan unexpected menggunakan ARIMA dan volatilitas spot, yang dimodelkan dengan GARCH (1,1), ditambahkan dengan expected/unexpected volume dan open interest perdagangan berjangka sebagai variabel eksogen. Granger Causality Test digunakan untuk memahami hubungan dinamis setiap variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) conditional spot volatility dipengaruhi oleh volume/open interest baik komponen expected maupun unexpected; (2) hubungan dinamis yang terjadi adalah hubungan signifikan 1 (satu) arah antara lain : open interest (expected) menyebabkan spot volatility, open interest (unexpected) menyebabkan spot volatility, volume (expected) menyebabkan spot volatility.

This study aimed to examine the effect of futures trading activity on cocoa spot market volatility measured using GARCH. According to Kumar (2009), first the trading volumes and open interest are divided into expected and unexpected components using ARIMA and then spot volatility equation, which is modeled as GARCH (1,1) process, is augmented with expected and unexpected futures trading volume and open interest as exogenous variabel. Granger Causality Test is used to understand the dynamic relationship between these variables.
The results showed that (1) the conditional spot volatility is influenced by the volume / open interest with both expected and unexpected components; (2) the dynamic relationship that occurs is a significant in 1 (one) way include: open interest (expected) causes spot volatility, open interest (unexpected) causes the spot volatility, volume (expected) causes the spot volatility."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library