Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Putri Nugrahani
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai bagaimana keterbukaan seseorang dalam mengekspresikan perasaannya melalui status Facebook dan bagaimana cara mengontrol keterbukaan yang bersifat private. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan paradigma konstruktivisme, metode penelitian naratif dengan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan status update, catatan lapangan, dan wawancara. Konsep yang digunakan adalah konsep privacy yang berhubungan dengan cara informan mengelola privacy-nya di status Facebook melalui teori Communication Privacy Management. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa seorang penulis status di Facebook mengungkapkan private information kepada publik secara implisit melalui rangkaian status secara berkala. Ditemukan pula aturan-aturan yang dibentuk oleh penulis status Facebook bagaimana cara mereka membuat aturan-aturan agar privacy tetap terjaga. Unsur-unsur penting dalam manajemen privacy ini tidak lepas dari faktor-faktor budaya, jenis kelamin, topik pembicaraan, dan lawan bicara. ......This thesis describes about person?s openness in expressing feelings through Facebook status and the way they control their openness in private nature. This is a qualitative research, using constructivism paradigm, narative research methods with data collection technique through collecting the update status, field notes, and interviews. Privacy concept is used to relate with the way informant manage his privacy in Facebook status through theory of Communication Privacy Management. Based on the analysis has been done, it was found that a status updater in Facebook express his private information to public implisitly through a series of status periodically. It was also found that rules that have been formed by the Facebook status updater is intended to maintain privacy. The important elements in privacy management relates to culture, gender, subject speaking, and other person.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29607
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arbitya Pradiza Putra
Abstrak :
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana pengguna Twitter yang sebagian besar adalah remaja dengan kisaran usia 12-25 tahun membuat Twitter menjelma menjadi sebuah lifestyle. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, paradigma konstruktivis dengan strategi fenomenologi. Wawancara mendalam dilakukan kepada 3 orang informan remaja untuk mengetahui bagaimana dan mengapa mereka melakukan ekspresi afeksi terhadap pasangan dalam Twitter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi afeksi yang dilakukan oleh para informan lebih merupakan suatu kebutuhan untuk mendapatkan perhatian pasangan, disamping itu sebagai akibat adanya peer pressure. Dari hasil keseluruhan wawancara mendalam pada informan terungkap bahwa adanya kebutuhan ekspresi afeksi dan peer pressure menyebabkan terjadinya fenomena bergesernya batasan privacy.
ABSTRACT This research aim to provide a review how teens, between 12-25 years old, as majority users in Twitter make Twitter stand out as a lifestyle. This research use qualitative approach, constructivist paradigm, and the research method is phenomenology. Indepth interview are conduct in 3 different teens to know how and why they express their affection to their spouse in Twitter. Research outcome shows that teen affection expression is form of their needs to attract spouse attention adn peer pressure also trigger this. From interviewing all teens sources the needs of expressing their affection and peer pressure applied are reason why teens tends to have constant renegotiate privacy boundaries.
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khaira Dewi
Abstrak :
Tesis ini membahas perilaku komunikasi masyarakat Indonesia era web 2.0 khususnya pengguna situs jejaring sosial Facebook dengan menggunakan rnetode Multi-sited ethnography sebagai metode baru untuk memahami budaya penggunaan teknologi. Berdasarkan Communication Privacy Management Theory, penelitian ini mampu menjelaskan bagaimana dialektik yang terjadi pada pengguna Facebook saat memutuskan melakukan pengungkapan atau menjaga privasi di Facebook. Hasil penelitian ini adalah karakter pengguna Facebook terdiri dari introven-extroven, optimis-pesimis, dan ceria-pemurung. Facebook digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan curahan hati dan hiburan. Terdapat kriteria pengungkapan yang berbeda antar pengguna Facebook. Fasilitas memberi komentar di Facebook pada satu sisi disenangi, tapi di sisi lain menyebabkan perasaan tidak nyaman karena orang yang dikomentari tidak mcmiliki kontrol sepenuhnya pada komentar-komentar ini. Terakhir,Comunication Privacy Management Theory pcrlu diperluas dalam konteks komunikasi melalui Facebook.
This thesis discusses the communication behavior of the Indonesian people, especially the era of web 2.0 social networking site Facebook users using Multi- sited Ethnography as a method to understand the new culture of technology. Based on the Communication Privacy Management Theory, this research is able to explain how the dialectics going on Facebook users when they decide to disclose or keep the infomation private on Facebook. Results of this research is the user?s Facebook consisting of introvert-extrovert, optimistic-pessimistic, and cheers-gloomy. Facebook is used as a tool to reveal and entertainment There are different criteria between the Facebook users. Facilities to provide comment on the Facebook groove on one side, but on the other hand cause a feeling of uncomfort because people who do not have full control on the comments. Finally, the Communication Privacy Management Theory needs to be enlarged in the context of communication through Facebook.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32054
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Chandra Kirana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengelolaan privasi (privacy management) mengenai sexting (melalui aplikasi chat/obrolan) dalam hubungan percintaan pada individu berusia dewasa muda. Dalam menjelaskan pemahaman mengenai pengelolaan privasi, studi menggunakan sejumlah konsep dalam Teori Communication Privacy Management dari Sandro Petronio (2002). Penelitian menggunakan paradigma konstruksionisme dan pendekatan kualitatif. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam terhadap 13 informan yang tinggal di wilayah perkotaan (urban setting). Selain itu, peneliti melakukan observasi terhadap bentuk sexting yang dipertukarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu memiliki pengaturan privasi (privacy management) yang kompleks dan ketat. Selain itu, perilaku sexting dilakukan oleh individu terhadap pasangan, ketika semua pihak dalam hubungan bersepakat dan merasa nyaman terhadap satu sama lain. Terdapat penetapan batas privasi yang spesifik ketika melakukan sexting dengan pasangan. Dalam mengelola batas privasi ini terdapat seperangkat aturan dan guardianship (memastikan agar aturan sungguh-sungguh dilaksanakan). Penelitian ini menemukan sejumlah fungsi sexting, yaitu untuk memelihara hubungan (connection maintenance), untuk memenuhi kebutuhan seksual dan fantasi seksual, untuk mengembangkan rasa percaya (trust), dan untuk menjaga keintiman di khususnya saat kedua pihak tidak dapat bertemu dalam kurun waktu yang relatif lama. Di sisi lain terdapat aspek risiko dari sexting seperti adanya potensi yang dapat mengganggu hubungan tersebut (berupa risiko dalam hal-hal berikut yaitu reputasi yang buruk, informasi yang tersebar secara viral, mendapatkan sanksi dari keluarga atau lingkungan sosial, porn-revenge, terputusnya hubungan, dan lain-lain). ......This study aims to explain privacy management about sexting (via chat applications) in romantic relationships among young adults in Jakarta area. In explaining the understanding of privacy management, the study uses a number of concepts in the Communication Privacy Management Theory from Sandro Petronio (2002). This research uses a constructivist paradigm and a qualitative approach. To collect data, researcher used in-depth interviews with 13 informants who live in urban areas (Jakarta, Depok, Bekasi, and Bogor). In addition, the researcher observed the forms of sexting that were exchanged. The results of this research show that individuals have complex privacy management. In addition, sexting behavior is carried out by individuals towards partners, when all parties in the relationship agree and feel comfortable with each other. There are specific privacy limits when sexting with a partner. In managing this privacy boundary there is a set of rules and guardianship (ensuring that the rules are actually implemented). This study found a number of functions of sexting, namely to maintain a relationship (connection maintenance), to fulfill sexual needs and sexual fantasies, to develop trust, and to maintain intimacy, especially when the two parties cannot meet for a relatively long period of time. On the other hand, there are risk aspects of sexting, such as the potential to disrupt the relationship (namely bad reputation, information spreading virally, getting sanctions from family or social environment, porn-revenge, disconnection, and others).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Raphaela Nidya Bestari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan manajemen privasi pada fenomena pengunggahan konten terkait hubungan romantis di situs media sosial Instagram. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif – metode fenomenologi, penelitian ini berupaya untuk menjabarkan dinamika antara privasi dan pengungkapan diri dari 5 informan perempuan dalam kategori usia emerging adults melalui wawancara mendalam. Hasilnya, penelitian ini menemukan bahwa individu pengunggah konten terkait hubungan romantis di media sosial menegosiasi batasan lewat kriteria-kriteria keputusan dan penyaringan audiens untuk mencapai keseimbangan antara keterbukaan dan privasi. ......This research aims to describe the practice of self-disclosure among emerging adults regarding their romantic relationships on Instagram. This qualitative research is using phenomenology as the approach, research tries to explore the dynamic between privacy and self-disclosure among 5 female participants, all of whom are a part of the emerging adults category using in-depth interview methods. The results show that individuals negotiate the privacy boundaries within social media by layering their audience and decision criterion to set what privacy rules to use
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Mona Natasha
Abstrak :
Self-disclosure didefinisikan sebagai tindakan seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya kepada pihak lain. Dalam konteks media sosial, meskipun mampu memenuhi kebutuhan sosial dan emosional pengguna, perilaku self-disclosure juga disertai dengan risiko yang merugikan pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku self-disclosure pengguna media sosial di Indonesia dengan analisis komparatif berdasarkan kelompok usia. Model penelitian dibangun dengan mengadopsi teori privacy calculus dan Communication Privacy Management (CPM). Survei dilakukan terhadap 2.210 responden yang merupakan pengguna aktif media sosial di Indonesia. Data diolah dan dianalisis menggunakan metode Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) dengan program AMOS 24.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada data keseluruhan kelompok, faktor use of information, trust, privacy control, interactivity, perceived benefits, dan perceived risks memengaruhi perilaku self-disclosure pengguna. Selain itu, ditemukan juga bahwa faktor use of information dan personal innovativeness memengaruhi perceived benefits, sedangkan faktor trust, notices (privacy policy), dan privacy control memengaruhi perceived risks pada pengguna di media sosial. Penemuan dari penelitian ini dapat membantu penyedia layanan media sosial dalam mengevaluasi kredibilitas dan reliabilitas platform untuk mendorong retensi pengguna. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat membantu pengembang kebijakan di Indonesia dalam mengatur mekanisme kontrol terkait media sosial secara tepat untuk memastikan keamanan informasi yang disebarkan melalui media sosial. ......Self-disclosure is the act of disclosing one's information about themselves to other parties or individuals. In the context of social media, besides being able to meet users' social and emotional needs, self-disclosure behavior is also accompanied by risks that can harm users. This study aims to determine the factors that influence self-disclosure behavior on social media users in Indonesia, with a comparative analysis based on age groups. Research model was built by adopting the privacy calculus and Communication Privacy Management (CPM) theory. Survey was conducted on 2,210 respondents who are active users of social media in Indonesia. Data were processed and analysed using Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) method with AMOS 24.0 program. The results of this study indicate that in the overall group data, the use of information, trust, privacy control, interactivity, perceived benefits, and perceived risks significantly affect users' self-disclosure behaviour. It was also found that the use of information and personal innovativeness affect perceived benefits, while trust, notices (privacy policy), and privacy control affect perceived risks on social media users. The findings from this study can help social media service proYiders to evaluate the platform's credibility and reliability, in order to encourage user retention. Results of this study also provide insights to Indonesia's policy makers in developing the appropriate control regarding social media, which ensures the safety of information shared on social media.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Martha Ria Kristiani
Abstrak :
ABSTRAK
Kehidupan di kalangan eksekutif menuntut untuk selalu berpenampilan prima. Berbagai peranan penting dan tanggung jawab yang besar sebagai pimpinan perusahaan, khususnya di perusahaan multinasional, membuat para eksekutif sering kali merasa membutuhkan orang lain yang bisa mereka percaya untuk mengungkapkan diri untuk berbagi informasi privat yang mereka miliki. Tentu saja mereka harus sangat selektif dalam memilah informasi yang ingin disampaikan kepada orang lain, dan informasi yang cukup disimpan untuk diri mereka sendiri. Penelitian ini memfokuskan pada proses terjadinya Self Disclosure berdasarkan aturan dan batasan yang terdapat dalam keseluruhan asumsi dasar Communication Privacy Management, dan juga kepercayaan. Istilah Self Disclosure, dalam bahasa sehari-hari, dikenal dengan istilah komunikasi curhat (curahan hati). Melalui manajemen komunikasi privasi, para eksekutif dapat memahami dan menyadari adanya batasan dalam mengontrol akses privatnya sehingga mereka tetap merasa aman dan nyaman dalam mengkomunikasikan curhatan mereka kepada orang sehingga reputasi profesional mereka tetap terjaga. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan model studi kasus, serta menggunakan wawancara mendalam dan observasi sebagai teknik pengumpulan data penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah para eksekutif di beberapa perusahaan multinasional di Jakarta, dengan masa jabatan lebih dari lima tahun. Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa melalui komunikasi curhat yang mengacu pada teori CPM, setiap informan melakukan manajemen informasi privat mereka. Namun sebelum menuju kepada komunikasi curhat dan manajemen komunikasi privasi, para informan menegaskan bahwa hal yang diutamakan ketika mereka ingin berbagi informasi privat kepada orang lain adalah adanya sebuah kepercayaan. Dalam hal ini, tiap informan pun memiliki kriteria yang berbeda mengenai apa saja hal-hal yang membuat orang lain dapat dipercaya untuk mendengar keluh-kesah dan menyimpan dengan baik informasi yang ingin disampaikan oleh para informan.
ABSTRACT
Life within and around executives demands them to always have excellent appearance. Various important roles and huge responsibilities as chiefs of corporations make them often feel in need for other persons whom they can trust to open up and share private information that they have. Of course they need to be very selective in separating information that they want to share to other persons, and the ones that they have to keep for themselves. This research focuses on the process of Self Disclosure based on rules and boundary within the whole basic assumption of Communication Privacy Management, and also trust. The term Self Disclosure, in daily language is known as komunikasi curhat (curahan hati). Through communication privacy management, executives can understand and realise that there is limitation in controlling their private access for them to remain feeling secured and comfortable in communicating their private information to other persons so that their professional reputation is protected. Methodology of this research is qualitative with case study model, in-depth interviews and observation as data collection and analysis. Respondents in this research are executives from several multinational companies in Jakarta, with each tenure of more than five years. In general this research shows that through confiding their private information, as CPM theory, each respondent applied private information management. However, prior to confiding and applying their private information management, respondents confirmed that the most important factor that made them confide to other persons was trust. With this regard, each respondent had different criteria about what made them trust the other persons they confided to and that the other persons will keep securely the information that had been shared.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatyaprajna Kanya Pratita
Abstrak :
Studi kualitatif ini mengeksplorasi pengalaman manajemen privasi komunikasi (CPM) pelajar pekerja seks komersial (PSK) di Indonesia. Dipandu oleh prinsip-prinsip teori tentang aturan privasi pribadi, kepemilikan bersama atas informasi yang diungkapkan, dan negosiasi batasan privasi; penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana para mahasiswa PSK mengelola pengungkapan dan penyembunyian identitas serta aktivitas mereka yang terstigmatisasi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Penelitian ini menemukan bahwa bagi para PSK pelajar, menerima dukungan tanpa penilaian negatif dari ruang di sekitarnya dapat membangun kepercayaan bagi partisipan untuk memberitahukan pemahaman selektif mengenai cakupan pekerjaan individu tersebut dengan ‘perjanjian’ individu-individu tersebut akan menjaga kerahasiaan terkait informasi tersebut. ......This qualitative study explores the communication privacy management (CPM) experiences of commercial sex worker (CSW) students in Indonesia. Guided by the theoretical principles of personal privacy rules, shared ownership of disclosed information, and negotiation of privacy boundaries; This research aims to reveal how student prostitutes manage the disclosure and concealment of their stigmatized identities and activities. Primary data was collected through in-depth interviews. This research found that for prostitute students, receiving support without negative judgment from the surrounding space can build trust for participants to convey a selective understanding of the scope of the individual's work with the promise that these individuals will maintain confidentiality regarding this information.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library