Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vinna Caturinata
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada keterkaitan antara dukungan sosial dengan coming Our pada lesbian dewasa muda. Penelitian ini termasuk penelitian kulitatif dan menggunakan 4 lesbian usia dewasa muda (20-40 tahun) sebagai subyek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan obeservasi. Dari analisis terhadap hasil wawancara, clisimpulkan bahwa coming our dan dukungan sosial pada lesbian dewasa muda dipcngaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi ekonomi, respon dari lingkungan, dan kcpribadian lesbian itu sendiri. Lesbian yang masih membutuhkan dukungan finansial dari orangtua, mendapatkan respon negatif dari lingkungan (penolakan atau dijauhi), serta kepribadian yang tertutup atau rendah diri menjadi terharnbat dalam coming out kepada lebih banyak orang. Lesbian tersebut kemudian hanya mendapatkan dukungan sosial dari scdikit orang, yaitu teman dekat yang mengetahui bahwa mereka adalah lesbian. Di sisi lain, lesbian yang telah dapat memenuhi kebutuhan linansialnya sendiri, mendapatkan respon positif dari lingkungan (diterima dan tidak ditentang), dan memiliki kepribadian yang terbuka atau tidak terlalu mempedulikan penilaian dari lingkungan menjadi semakin berani untuk coming out kepada lebih banyak orang. Lesbian tersebut kcmudian mendapatkan lebih banyak dukungan sosial. Namun demikian, mcreka tidak dapat menceritakan permasalahannya dengan lceluarga karena keluarga belum dapat menerima orientasi seksualnya. Hasil lain yang tampak adalah bahwa Pengalaman yang dipeisepsikan positif atau negatif dapat mempengaruhi lesbian untuk dapat atau justru menjadi terhambat dalam coming our. Selain itu, tampaknya pengaruh faktor keyakinan atau agama yang dianut terhadap coming out sebaiknya diteliti lebih lanjut mcngingat nilai-nilai atau norma agama masih kuat dianut di Indonesia. ......This research focus on the connection between social support with coming out in young adult lesbians. This is a qualitative research using 4 (four) young adult lesbians (20-40 years) as research subjects. Data collection is done with interview and observational method. From interview analysis, the conclusion is that coming out and social support in young adult lesbians are influenced by several factors such as: economic condition, environmental response and the lesbian’s personality itseli Lesbians who still need financial support from their parents, who received negative response from their environment (rejection or avoidance), and have closed personality or low self esteem will experience difficulty in coming out process to more people; This kind of lesbians will received social support only from a small amount of people, such as their closest friends who already know that they are lesbians. On the other side, lesbians who can fulfill their own financial needs, who obtain positive response from their environment (acceptance or no rejection), and have open personality or don’t care much about judgements from their environment will become braver in coming out process to more people. This kind of lesbians will get more social support. Even so, they can’t share problems with their family because their family can’t accept their sexual orientation. Other results is lesbian’s negative or positive perception toward an experience can influence a lesbian to come out easily or can become an obstacle in coming out process. Beside that, belief or religious factor’s influence to coming out process still needs further research, since values or religious norms still strongly believed in Indonesia.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34139
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Suryo Gemilang
Abstrak :
Penelitian ini betujuan untuk melihat bagaimana faktor-faktor penentu seseorang melakukan Coming Out sebagai transgender dari laki-laki menjadi ‘perempuan' melalui tokoh Eriko di dalam novel Kitchen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Coming out dari Deana F. Morrow (2006) sebagai konsep dasar penelitian. Dalam menganalisis, penulis menyertakan kutipan dari novel Kitchen, juga menyertakan artikel surat kabar dan artikel wawancara sebagai data. Dari hasil analisis ditemukan bahwa tokoh Eriko menentukan identitas gender barunya dengan alasan tekanan internal, tekanan eksternal, terbangunnya kepercayaan dan keterbukaan, untuk menjalani kehidupan yang autentik, dan kesediaan diri dalam menerima konsekuensi sebagai transgender. Selain itu, juga ditemukan kritik terhadap masyarakat Jepang terhadap transgender yang sering kali mendapat perlakuan diskriminatif. ......This research aims to see how the determinants of a person's coming out as a transgender from male to "female" through Eriko's character in the novel Kitchen. The theory used in this research is Deana F. Morrow's Coming out Theory (2006) as the basic concept of the research. In the analysis, the author included quotations from the novel Kitchen, also newspaper articles and interview articles as data. The analysis, shows that Eriko's character determines her new gender identity due to internal pressure, external pressure, the establishment of trust and openness, and to live an authentic life, and the self-will to accept the consequences of being transgender. In addition, there is also criticism of Japanese society towards transgender people, who are often discriminated against.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Ananggadipa Haryono
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hal yang dilakukan oleh seorang biseksual setelah melewati terjadinya proses coming out kepada lingkungan sekitarnya. Penelitian ini berangkat dari konsep agensi yang dikemukakan oleh Archer yang mengartikan agensi sebagai refleksi bagi seseorang untuk bisa mengembangkan dirinya. Konsep agensi yang digunakan adalah transformative agency yang diartikan sebagai adanya pertemuan antara agensi dan struktur, di mana agensi ini mempunyai kemampuan untuk berstrategi menghadapi struktur yang ada setelah adanya interaksi sosial dengan agen lainnya. Penelitian ini beragumen bahwa setelah melakukan proses coming out, agensi ini menghadapi konsekuensi yang ada karena struktur heteronormatif, sehingga individu-individu biseksual ini ada keinginan untuk bisa menegosiasi struktur heteronormatif dalam menghadapi penolakan, stigma, dan menjalani identitas sebagai biseksual. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa seorang biseksual belum bisa menggunakan kemampuan sepenuhnya sebagai transformative agency untuk mengubah struktur heteronormatif yang ada. Penelitian ini menggunakan studi kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam.
This study aims to explain what a bisexual person is going to do after they coming out to the people around them. This study is based on the concept of agency by Archer who describe agency as a reflection of a person to develop themselves. The concept of agency that used in this study is transformative agency, when agency and structure meets and develop a capability to make a strategy to confront the structure in some environment after the social interaction is happening with another agents. This study argues that after the process of coming out, the agency of bisexual people is going to dealt with some consequences because of the existence of heteronormative structure in their everyday life. Therefore, a bisexual person have a power to negotiate the heteronormative structure when they dealt with rejection, facing some stigma about bisexual people and also build their bisexual identity. This study confirms that a bisexual person can not use their full potential as a transformative agency to negotiate or change the heteronormative structure. This study used qualitative approaches with in depth interview method.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelviana Febi Christyanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan stres dan coping yang dialami oleh ibu setelah anaknya coming out tentang orientasi seksualnya sebagai seorang gay. Teori stres dan coping yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori stres dari Lazarus dan Folkman. Lazarus (1976) mengatakan bahwa apabila suatu keadaan atau situasi yang rumit tersebut pada akhirnya dirasakan sebagai keadaan yang menekan dan mengancam serta melampaui sumber daya yang dimiliki individu untuk mengatasinya, maka situasi ini dinamakan stres. Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Auberbach, 1998), strategi coping terbagi menjadi dua kategori yaitu coping terpusat masalah (problem-focused coping) dan coping terpusat emosi (emotion-focused coping). Masing-masing strategi coping dibedakan dalam 5 variasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi. Adapun karakteristik partisipan dalam penelitian ini adalah seorang ibu yang memiliki anak kandung gay yang telah coming out. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak tiga orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek, yang memiliki anak gay yang sudah coming out, menghadapi beberapa kondisi dan situasi yang dinilai sebagai sumber stres. Ketiga subjek menampilkan kedua strategi coping, yaitu coping terpusat masalah (problem-focused coping) dilakukan bila menghadapi situasi yang dapat dicari pemecahannya atau dapat diubah, dan coping terpusat emosi (emotion-focused coping) yang ditampilkan dalam menghadapi emosi negati. This research aims to describe stress and coping among mothers whose son openly admits (to his mother) that he is a homosexual. The theoretical orientation of this research is based on Lazarus and Folkman?s theory. According to this theory, when a stressful event occurs, people usually evaluate how much it threatens their well-being and judge their ability to deal with the consequences (Lazarus, 1976). There are two strategies of coping, problem-focused coping and emotion-focused coping (Lazarus & Folkman, on Auberbach, 1998). Those two major coping strategies further differentiate into ten minor coping styles, five minor styles for each major style. This investigation is conducted using qualitative approach. Interviews and observations are used to gather the data. There are three participants in this study, and each of them fit the characteristic of participants, which is they have a gay son that already coming out. Result shows that every participants experience stress. Further, in their coping, they using both of the major coping strategies. Problem-focused coping consists of efforts to alter, deflect, or in some way manage the stressor itself through direct action, while emotion-focused coping was used to deal with negative emotions.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rany Anggrainy
Abstrak :
Penelitian ini mengenai gambaran pola asuh orang tua dan hubungan persaudaraan yang dialami oleh pria gay yang sudah terbuka dan belum terbuka terhadap keluarga intinya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi mengapa seorang pria gay memutuskan untuk berterus terang atau tidak berterus terang mengenai orientasi seksualnya diantaranya adalah sikap keluarga setelah mereka mengetahui ada anggota keluarga yang menjadi gay. Sikap keluarga menjadi salah satu pertimbangan utama karena di Indonesia dengan budaya timurnya, keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Pentingnya peran keluarga di dalam kehidupan seseorang, membuat peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua dan hubungan persaudaraan yang dimiliki oleh pria gay yang sudah terbuka dan belum terbuka terhadap keluarga intinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, di mana peneliti berusaha untuk mendeskripsikan fenomena kehidupan kaum gay dengan pendekatan kualitatif agar dapat memberikan informasi yang luas dan mendalam mengenai masalah yang ingin diteliti. Data penelitian diperoleh dengan cara: melakukan wawancara, observasi dan dokumen tertulis. Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah empat orang: dua orang subyek sudah terbuka terhadap keluarga intinya dan dua orang subyek belum terbuka terhadap keluarga intinya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan pola asuh yang signifikan antara pria gay yang sudah terbuka dan belum terbuka terhadap keluarga intinya, keempat subyek secara emosional lebih dekat dengan figur ibu daripada dengan figur ayah, dan mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dengan saudara perempuan daripada dengan saudara laki-laki.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Syaebani
Abstrak :
ABSTRAK
Alain Badiou menyusun suatu pemikiran yang menggunakan matematika untuk menjelaskan realitas. Bagi Badiou matematika dapat dengan tepat menjawab permasalahan dalam ontologi. Matematika sebagai ontologi yang diformulasikan oleh Badiou kemudian dikontekstualisasi untuk menjelaskan keberadaan pekerja minoritas seksual dalam situasi ketenagakerjaan. Konsep Badiou terkait presentasi, representasi, dan peristiwa coba digunakan secara kontekstual kepada pekerja minoritas seksual terutama untuk membuatnya menjadi elemen dalam himpunan pekerja.
ABSTRACT
Abstract Alain Badiou composed a conceptual thinking using mathematics to explain reality. According to Badiou, mathematics can serve as a way to answer problems in ontology. Mathematics as ontology in this research is contextualized to describe exsistence of sexual minority workers in their labor situation. Badiou rsquo s concepts about presentation, representation, and event are utilized into sexual minority workers rsquo context especially to make them as an element of workers rsquo set.
2017
T48829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Rustinawati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami alasan serta menggali pengalaman perempuan non-heteroseksual dalam menjalani perkawinan heteroseksual, termasuk dalam menghadapi kompleksitas tekanan dan implikasi terhadap hak seksualitasnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelusuran sejarah kehidupan terutama babak-babak khusus dalam kehidupan narasumber seperti proses melela, proses memasuki perkawinan, kehidupan dalam perkawinan. Untuk memahaminya persoalan tersebut, pembahasan dalam tesis ini menggunakan kerangka teori Kewajiban Heteroseksual yang dicetuskan oleh Adrienne Rich, Teori Hukum Ayah yang dipopulerkan oleh Mary Murray dan Teori Agensi Sherry B. Ortner. Studi ini menelusuri sejarah kehidupan enam perempuan non-heteroseksual yang berada di Jakarta dan Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perempuan non-heteroseksual yang memasuki perkawinan merupakan perempuan yang mempunyai pengalaman hidup dan latar belakang yang beragam. Enam narasumber mengatakan bahwa melela (coming out) sangat dibutuhkan namun penerimaan diri (coming in) dirasa lebih penting. Stigma, pengucilan, dan upaya “penyembuhan” dilakukan oleh keluarga, dan orang sekitar. Perkawinan yang mereka lakukan terjadi karena desakan orang tua, keluarga dan karena mereka ingin membuat orang tua bahagia, berbakti kepada orang tua. Kewajiban heteroseksual mereka jalani dengan mengorbankan fisik, psikis bahkan kekerasan seksual dialami. Hak seksualitas mereka sebagai perempuan non-heteroseksual harus dijalani dengan sembunyi-sembunyi dan mengakhiri perkawinan merupakan salah satu dari kebebasan yang mereka dapatkan. Perempuan non-heteroseksual dalam penelitian ini merupakan korban dari heteronormativitas namun demikian mereka bukanlah korban yang pasif, dan pasrah. Upaya-upaya terus mereka lakukan sejak menyadari dirinya sebagai perempuan non- heteroseksual hingga mereka dalam perkawinan untuk menjadi diri mereka sendiri. ......This study aims to identify, understanding the reasons, exploring the experiences of non-heterosexual women entering heterosexual marriages, the pressure and implications as well as the complexities of heterosexual marriages on their sexual rights. This research is qualitative research using the method of tracing life herstory through special chapters in the life of subject such as the process of coming out, the process of entering into marriage, and their marriage life. To understand this problem, the discussion in this thesis used the theory of Compulsory Heteronormativity by Adrienne Rich, the theory of The Law of the Father by Mary Murray and Sherry B. Ortner about theory of Agency. This study traces the life of six non-heterosexual women living in Jakarta and Yogyakarta. The results of this study indicate that non-heterosexual women who enter marriage have diverse life experiences and backgrounds. Six subjects are said that coming out was really needed, but self-acceptance (coming in) was felt to be more important. Stigma, exclusion, and therapy conversy are carried out by the family and society. Subjects was agreed to marriage because of pressure from their parents, family and because they want to make their parents happy and devoted to their parents. They carry out their heterosexual obligations at the expense of physical, psychological and even sexual violence. Their sexuality rights as non-heterosexual women must be lived in secret and terminating marriage is one of the freedoms they get. Non-heterosexual women in this study are victims of heteronormativity however they are not passive victims, and surrender. They have continued to make efforts since they realized themselves as non-heterosexual women until they were married to be themselves.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Setiawati
Abstrak :
Disertasi ini membahas mengenai organisasi LBT (Lesbian, Biseksual,dan Transgender) Ardhanary Institute di Jakarta. Organisasi feminis ini, dimaknai “coming out” di tengah kondisi sosial budaya yang tengah mengalami perubahan global dan pasca reformasi. Pada dasarnya penolakan-penolakan lebih kuat dari pada penerimaan keberadaan mereka, namun berani untuk “coming out”. Disebabkan adanya jaringan sosial yang dilakukan aktor-aktor di dalam organisasi ini melalui relasi dengan aktor serta lembaga lainnya. Sebagai kajian antropologi feminis, lebih menekankan pada jaringan sosial yang bersifat deskriptif, tidak pada tataran analitik. Manfaat kajian ini; Pertama, mengisi ruang penelitian akademik tentang organisasi LBT (Lesbian, Biseksual dan Transgender) telah “coming out” dalam perspektif antropologi. Kedua, menambah kajian selama ini terabaikan, yakni tentang jaringan sosial bersifat deskriptif pada organisasi LBT (Lesbian, Biseksual, dan Transgender) di Indonesia. Kesimpulan kajian ini: 1). Situasi global sangat mempengaruhi eksistensi dari organisasi LBT di Indonesia terutama organisasi AI “coming out” melalui jaringan sosial yang relasi internasional yang dilakukan aktor-aktor dalam organisasi ini, 2). Sebagai organisasi yang telah “coming out”, memberikan effek“struggling”dimana aktor-aktor lesbian inilah sebagai motivator, fasilitator, inspirator dan berimplikasi dalam pergerakan organisasi LBT yang ada di daerah-daerah seluruh Indonesia, 3). Organisasi ini secara aktif membangun jaringan sosial yang lebih luas dan secara eksternal relasi sosial diperoleh melalui dukungan kerjasama dari berbagai organisasi-organisasi perempuan lainnya, baik secara langsung maupun tidak, dan 4). Berkaitan dengan negara, adanya kontestasi dan sikap negara yang “ambivalen” terhadap LGBT/LBT. Satu sisi negara seakan-akan tidak pernah hadir atau absen bahkan negara seakan-akan berada dalam wilayah yang tidak jelas atau dengan istilah “the blurred zone’.Negara yang memiliki tugas untuk melindungi setiap warga negaranya dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan yang sewenang-wenang, tanpa memandang orientasi seksual dari warga negaranya. ......This dissertation discusses the LBT organization (Lesbian, Bisexual, and Transgender) Ardhanary Institute in Jakarta. The feminist organization, has interpreted "coming out" in the middle of the socio-cultural conditions of global change and post-reform. Basically denials are more powerful than the acceptance of their existence, but they dare to "coming out". Due to the social networks that they do through actors within this organization that builds relationships with actors and other institutions .As discipline of anthropology, the study was more emphasis on the social network that is descriptive, not at the level of analytics. So in the data collection techniques no measurements but rather on the process of intensive observation and in-depth interviews and participant observation. The study also rests on an ethnographic approach feminist, which is the action and practice everyday be material from an ethnographic study. Benefits of this study; First, fill the space of academic research on the organization LBT (Lesbian, Bisexual and Transgender) that have been "coming out" in the perspective of anthropology. Secondly, adding studies have been neglected, which is about the social network that is descriptive in the organization LBT (Lesbian, Bisexual, and Transgender) in Indonesia. Conclusion of this study: 1). The global situation greatly affect the existence of LBT organization in Indonesia especially AI organizations "coming out" via social networks which international relations are conducted actors in this organization, 2). As an organization that has been "coming out", giving effect "struggling" in which actors lesbian is as a motivator, facilitator, inspiration and organizations implicated in the movement of LBT in areas throughout Indonesia, 3). This organization is actively building a broader social network and social relationships acquired externally through cooperation support of various women's organizations, whether directly or indirectly, and 4). In connection with the state, there is a contestation and the country's stance that "ambivalent" towards LGBT / LBT. One side of the country as if it was never present or absent even a country as if it were in the area that are not clear or with the term "the blurred zone '. Countries that have a duty to protect all citizens from violence, discrimination and arbitrary treatment, regardless of the sexual orientation of citizens.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Gloria Natalia
Abstrak :
Masalah homoseksual adalah masalah yang tidak pernah ada habis- habisnya. Setiap saat masalah ini selalu menjadi bahan pembicaraan yang menarik dan menimbulkan perdebatan yang seru. Para ahli sibuk mencari sebab-sebabnya mengapa seseorang menjadi homoseksual. Apakah penyebabnya nature atau nurture? Sebagian ahli berpendapat, jika penyebabnya adalah nurture, berarti pasti bisa ?disembuhkan?. Sebaliknya, jika penyebabnya adalah nature, berarti pasti ada saudara lainnya, dari ayah atau ibu yang juga homoseksual. Sebagian konselor dan terapis juga yakinbahwa penyebabnya adalah nurture, sehingga dalam menangani klien homoseksual, mereka mendorong para homo tersebut untuk ?kembali ke jalan yang benar?. Padahal permasalahannya tidak sesederhana itu. Sumber masalahnya adalah homoseksual tidak bisa menerima bahwa minat seksual mereka adalah sesame jenis, bukan lain jenis. Nilai-nilai yang ditanamkan sejak lahir pada seorang anak, sebagian besar tidak memperkenalkan adanya perilaku homoseksual. Yang mereka ketahui dan yang mereka lihat di lingkungan mereka adalah perilaku heteroseksual. Setelah mereka sendiri menyadari bahwa mereka lebih menyukai sesama jenis daripada lawan jenis, timbullah rasa bersalah, penolakan terhadap diri sendiri, yang makin lama makin menggganggu (Plummer, 1992). Dengan menolak perasaan mereka sendin, berarti mereka menolak diri sendiri. Jadi mereka berperang dengan perasaan mereka sendiri. Kaum homo terdiri dari wanita, yang biasa disebut lesbian, dan pria, yang biasa disebut gay. Skripsi ini akan meneliti pria homoseksual, jelasnya adalah proses coming out yang terjadi pada mereka. Gay terbagi menjadi 4 kategori besar (Plummer, 1992). Kategori pertama adalah mereka yang bisa menekan rasa tersebut hingga akhir hayat mereka, mereka membangun rumah tangga dengan seorang wanita. Kategori kedua adalah mereka yang bertahun-tahun memerangi perasaannya sendiri, hingga berumah tangga dan punya anak, yang kemudian akhirnya runtuh pertahanannya di penghujung usianya, mereka akhirnya coming out pada usia dewasa tua. Kategori ketiga adalah mereka yang hidup di dua dunia. Di satu pihak, mereka menjadi suami yang baik, di Iain pihak mereka tetap mempunyai teman sesama jenis, di mana mereka bisa agak mengurangi beban perasaan yang menekan. Kategori terakhir adalah homoseksual yang tidak mau berpura-pura mencintai wanita, bahkan di antara mereka ada yang berani hidup berpasangan dengan sesama pria. Oleh karena itu, mereka hidup melajang seumur hidup mereka. Penelitian ini adalah tentang gay lajang yang berani coming out. Artinya mereka berani menunjukkan kepada sejumlah orang orientasi seksual mereka yang berbeda. Mengapa coming out penting untuk diteliti? Tanpa coming out pun, homoseksual sudah ditolak oleh masyarakat. Jadi, pasti ada sesuatu yang ?mendorong? gay memilih untuk berterus terang daripada tetap menyembunyikan orientasi seksual yang sesungguhnya. Untuk sampai kepada coming out, ada tahap-tahap yang dilalui. Beberapa ahli mengulas teori- teori mereka mengenai tahap-tahap coming out-nya gay. Peneliti memilih salah satunya, yaitu teori Coleman (dalam Paul, dkk., 1982), yang paling lengkap menguraikan karakteristlk-karakteristik pada masing-masing tahap yang dilalui oleh gay sebelum coming out. Untuk Iebih melengkapi teori Coleman, peneliti juga menggunakan teori-teori Iainnya, yaitu Davies (dalam Plummer, dkk., 1992) dan Cass (dalam Paul, dkk, 1982). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menggunakan wawancara dan observasi, agar dapat tergali proses-proses yang dialami oleh para subjek. Wawancara dengan bertatap muka dilakukan dua kali untuk masing-masing subjek, dilanjutkan dengan beberapa kali wawancara melalui telepon. Wawancara secara mendalam dilakukan kepada 4 gay, namun yang digunakan oleh peneliti sebagai data untuk skripsi ini hanya 3 gay, karena wawancara terhadap salah satu subjek tidak bisa diulang disebabkan oleh keterbatasan waktu subjek tersebut. Dari wawancara, peneliti memperoleh gambaran yang lengkap mengenai proses coming out di mana ada tahap-tahap yang dilalui oleh masing-masing gay. Dalam setiap tahap, ada karakteristik-karakteristik yang sama pada semua subjek. Dalam proses coming out tersebut, tampak kapan subjek-subjek penelitian mulai tertarik pada sesama jenis, dan sampai pada tahap manakah subjek sewaktu diwawancarai oleh peneliti. Proses perkembangan 2 subjek sudah sampai pada Tahap Integrasi, yaitu tahap kelima dan terakhir, tetapi salah satunya mundur ke Tahap Coming Out, tahap yang kedua. Satu subjek lagi sampai pada Tahap Eksplorasi, yaitu tahap ketiga. Bagi 2 subjek, ada yang bisa dibanggakan berkaitan dengan homo-seksualitas mereka, sedangkan bagi subjek satunya lagi, tidak ada yang bisa dibanggakan. Dalam melewati tahap-tahap dalam proses coming out tersebut, ketiga subjek penelitian terus berusaha untuk mencintai seorang wanita. Namun, salah satu subjek akhirnya berhenti berusaha, karena tidak mau membohongi diri sendiri. Ketiga subjek pada akhirnya memilih untuk berumah tangga kelak dan bukan hidup melajang sampai akhir hayat mereka.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azalea Eka Imannia Intan Utomo
Abstrak :
Melihat semakin terbukanya pengetahuan masyarakat tentang LGBT, saat ini tidak hanya lesbian dan gay yang dikenal, tetapi juga biseksual. Oleh karena itu, Coming out sebagai biseksual juga dilakukan para dewasa muda untuk kebutuhan identifikasi. Coming out juga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis individu biseksual. Maka penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran psychological well-being dewasa muda biseksual yang telah coming out. Psychological well-being diukur dengan menggunakan Skala Psychological Well-Being (Ryff & Singer, 2008) yang telah diadaptasi dan berjumlah 42 item. Kemudian untuk melihat orientasi seksual individu yang digunakan Skala Orientasi Seksual (Kanagaraj & Gopal, 2020) yang sudah diadaptasi dan berjumlah 32 item. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Berdasarkan analisa kepada 33 partisipan biseksual yang sudah coming out (usia 18-25 tahun, 60,6 % perempuan), hasil penelitian menunjukkan bahwa psychological well-being mayoritas partisipan berada pada tingkat sedang. Secara spesifik, hasil tersebut diperoleh pada hampir semua dimensi dari psychological well-being kecuali environmental mastery yang menunjukkan skor well-being yang tinggi dengan jumlah yang lebih banyak. ......Seeing the public's increasing exposure to knowledge about LGBT, currently not only lesbians and gays are known, but also bisexuals. Therefore Coming out as bisexual was also carried out especially as a young adult as a need for identification. Coming out can also affect the psychological well-being of bisexual individuals. So this research was conducted to see how the psychological well-being of bisexual young adults who have come out is described. Psychological well-being is measured using the Psychological Well-Being Scale (Ryff & Singer, 2008) which has 42 items and has been adapted to Bahasa. Meanwhile to see the individual's actual sexual orientation, this research uses Sexual Orientation Scale (Kanagaraj & Gopal, 2020) which has 32 items that also has been adapted to Bahasa. This research was conducted using a descriptive quantitative approach. Through 33 bisexual participants who were already coming out (age 18-25 years, 60.6% female), the results showed that the psychological well-being of the majority of the participants was at a moderate level. Specifically, these results were obtained for almost all dimensions of psychological well-being except for environmental mastery which showed higher results.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>