Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zalicha Bintang Nindrya
Abstrak :
Skabies merupakan penyakit kulit yang menular dan identik dengan rasa gatal yang disebabkan mikroorganisme Sarcoptes scabiei var. hominis. Skabies lebih sering menginfeksi kelompok sosial-ekonomi rendah dengan keadaan pemukiman padat penduduk, lingkungan yang tidak terawat serta higienitas yang buruk, salah satunya adalah pesantren. Prevalensi skabies di pesantren padat penghuni di Jakarta tergolong tinggi,yaitu 78,7 %. Untuk itu diperlukan pemberian pengobatan yang disertai dengan penyuluhan sebagai upaya pencegahan. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies dan hubungannya dengan karakteristik demografi santri dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di pesantren X ,Jakarta Timur pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisikan pertanyaan mengenai gejala klinis skabies kepada santri. Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 16 dan dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil yang diperoleh menunjukkan santri yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 4,2%, sedang 27,9 % dan kurang 67,9%. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan usia (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jenis kelamin (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), tingkat pendidikan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jumlah sumber informasi (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05) dan informasi yang paling berkesan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05). Dari uraian tersebut, disimpulkan tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah informasi, dan informasi yang paling berkesan. ...... Scabies is a contagious skin disease and identical wtih itching sensation caused by microorganisms Sarcoptes scabiei var. hominis. Scabies is more commonly infect lower socio-economic groups with a dense population and the environment with poor hygiene, one of which is a boarding school. The prevalence of scabies in dense boarding schools in Jakarta is high (78.7%). The research aims to determine the level of knowledge of students of clinical symptoms of scabies and its association with demographic characteristics of students with a cross-sectional design. The research was conducted in a boarding school X, East Jakarta on January 22nd , 2011 by giving questionnaires containing questions about the clinical symptoms of scabies to the students. The data was processed using SPSS version 16 and analyzed using the Kolmogorov-Smirnov test. The result shows that students with good knowledge 4.2%, regular 27.9% and 67.9% . There were no significant differences between the level of knowledge with age (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), sex (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), educational level (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), number of information sources (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05) and the most memorable information (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05). From the description, it was concluded that there is no relationship between the level of knowledge of students about the clinical symptoms of scabies with age, gender, education level, the amount of information, and the most memorable information.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
Abstrak :
Di Indonesia, tuberkulosis (TB) paru menjadi salah satu prioritas nasional dalam program pengendalian penyakit karena dapat berdampak terhadap kualitas hidup, ekonomi, dan menyebabkan kematian. Status gizi merupakan penentu penting dari klinis pasien TB. TB diketahui dapat menyebabkan malnutrisi, sedangkan malnutrisi dapat menjadi faktor risiko terjadinya aktivasi TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gizi kurang pada pasca TB paru dan faktor-faktor yang berhubungan. Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah gejala klinis TB dan hasil gambaran foto X-ray toraks. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada Juni 2011 di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan total sampling dengan jumlah sampel 78 orang. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dengan wawancara langsung, pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, dan pemeriksaan radiologi X-ray toraks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek terbanyak berusia 26-65 tahun (74,4%) dan berjenis kelamin laki-laki (52,6%). Prevalensi malnutrisi pada pasca TB sebesar 52,3% dengan rerata IMT 18,29±2,43 kg/m2. Sebanyak 67,9% subyek masih memiliki gejala klinis TB dan lesi infiltrat pada foto X-ray toraks sebanyak 51,3%. Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan gejala klinis TB (p≥0,05) dan gambaran hasil foto X-ray toraks (p≥0,05).
In Indonesia, pulmonary tuberculosis (TB) is one of a national priority in disease control programs because it affects the quality of life, economy, and mortality. Nutritional status is an important determinant of clinical manifestation in pulmonary TB patients. TB can lead to malnutrition, while malnutrition may predispose TB. This study aims to determine prevalence of under nutrition on post pulmonary TB and its associated with clinical symptoms and chest X-ray findings. This study is an observational analytic using cross sectional design. This study was held in June 2011 in South Central Timor District, East Nusa Tenggara. The selection of the samples is done by total sampling by involving 78 subjects. The data was collected by interviewing all subjects with questionnaire, the body weight measurement, height measurement, and chest X-ray examination. The result of this study shows that the most subjects aged 26-65 years (74,4%) and males (52,6%). Prevalence of under nutrition on post TB is 52,3% and the mean BMI is 18,29±2,43 kg/m2. Most of subjects still have one of clinical symptoms of TB (67,9%) and infiltrate on chest X-ray finding (51,3%). It was concluded that there are no association between nutritional status with clinical symptoms (p≥0,05) and chest X-rays findings (p≥0,05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maina Setiani
Abstrak :
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Lesi tuberkulosis menggambarkan proses yang terjadi di paru dan dapat dideteksi oleh pemeriksaan radiologi toraks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran radiologi toraks pasien pascatuberkulosis dan faktor-faktor yang berhubungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan desain cross sectional. Data didapatkan dengan melakukan wawancara berdasarkan kuesioner dan pemeriksaan radiologi toraks pada 61 subjek di Nusa Tenggara Timur. Subjek sebagian besar berusia dibawah 50 tahun (65,5%), berjenis kelamin laki-laki (50,8%), memiliki keluhan batuk (63,9%), sesak napas (59%) dan nyeri dada (8,2%). Gambaran radiologi toraks yang ditemukan adalah lesi aktif TB (45,9%), lesi bekas TB (42,6%) dan normal (11,5%). Lesi tuberkulosis yang ditemukan adalah fibrosis (72,1%), infiltrat (45,9%), ektasis (45,9%), kavitas (3,3%), kalsifikasi (24,6%), penebalan pleura (13,1%) dan luluh paru (3,3%). Pengolahan data menggunakan SPSS 16 yang kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square dan kolmogorov-smirnov. Hasil yang diperoleh adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara gambaran radiologi toraks pasien pascatuberkulosis dengan usia (p = 0,985), jenis kelamin (p = 0,309), keluhan batuk (p = 0,357), sesak napas (p = 0,918) dan nyeri dada (p = 1,000). ...... Tuberculosis remains major health problem worldwide, including Indonesia. Tuberculosis lesions describe the process that occurs in the lung and can be detected by chest radiologic examination. This study aims to describe chest radiologic findings of post-pulmonary tuberculosis patients and associated factors in East Nusa Tenggara Province by using cross-sectional design. Data obtained by conducting interviews based on questionnaires and radiological examination in 61 subjects in East Nusa Tenggara. Most subjects are less than 50 years old (65.5%), male (50.8%), have cough (63.9%), dipsneu (59%) and chest pain symptom (8.2 %). Chest radiologic findings showed active lesion of TB (45,9%), former lesion of TB (42.6%) and normal (11.5%). Tuberculosis lesions found are fibrosis (72.1%), infiltrates (45.9%), ectasis (45.9%), cavities (3.3%), calcification (24.6 %), pleural thickening (13.1%) and destroyed lung (3.3%). Data processed using SPSS 16 and analyzed using the chi-square and kolmogorov-smirnov test. Results shows there is no relationship between chest radiologic findings of post pulmonary tuberculosis patients by age (p = 0.985), gender (p = 0.309), cough (p = 0.357), dipsneu (p = 0.918) and chest pain (p = 1.000).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library