Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifah Nazifah
Abstrak :
Anak Usia sekolah merupakan masa pengembangan kompetensi dan identitas diri. Anak–anak akan tumbuh dan berkembang secara fisik, emosional dan sosial. Anak usia sekolah merupakan generasi yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Digital Storytelling meruapakan video media Pendidikan keperawatan yang menggunakan teknologi dalam bercerita seperti grafik, audio, teks, video dan animasi yang menghidupkan karakter, situasi, pengalaman dan pemahaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Digital Storytelling terhadap peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat tentang pencegahan diare pada anak usia sekolah dasar. Desain penelitian ini adalah  Nonequivalent control group pretest posttest design, pada pemilihan responden dilakukan dengan Teknik simple random sampling terhaddap sekolah yang akan menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan jumlah responden pada masing – masing kelompok intervensi dan kontrol sebanyak 94 responden. Intervensi  Digital Storytelling  pada anak usia sekolah dilakukan 3 sesi selama 3 hari dengan waktu 45 – 60 menit dalam 1 sesi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner. Analisis data menggunakan paired te test dan independent t test. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik anak usia sekolah Sebagian besar responden berusia 11 tahun (74,46%),berjenis kelamin perempuan (52,13%) dan Riwayat kesehatan  ISPA  (43,08%). Terdapat pengaruh positif  terhadap peningkatan pengetahuan (p value < 0,05), sikap  (p value < 0,05) dan keerampilan (p value < 0,05 ) tentang pencegahan diare. Digital Storytelling disarankan dapat digunakan menjadi alternatif media promosi kesehatan di sekolah. ......School age children are period competency development and self identity. Children will grow and develop physically, emotionally and socially. School age children are generation that needs to be maintained, improved and protected for their health. Digital storytelling is a nursing education media that uses technology in storytelling such as graphics, audio, txt, video and animation that brings characters, situations, experiences. The purpose of this study was to determine Digital Storytelling to improve clean and healthy behavior about prevention of diarrhea among school age children. This study design was Nonequivalent control group pretest posttest design. Samples were taken by simple random sampling against schools that will become interventions and control groups. The number of respondents in the intervention group and control group were similar to 94 people. Digital storytelling is carried out 3 sessions for 3 days with 45 – 60 minutes in 1 session. The research instrument used is questionnaire. Data analysis used paired t test and independent t test. The results showed that the most of respondents were 11 years  (74.46%), female (52.13%) and ARI medical history (43.08%). There was a positive influence on increasing knowledge (p value < 0.05), attitude (p value < 0.05) and performance (p value < 0.05) about diarrhea prevention. Digital storytelling is suggested to be used an alternative health promotion media in schools
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Setiaji
Abstrak :
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau disingkat PHBS sebagai operasionalisasi dari program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat atau sekarang lebih dikenal dengan istilah Promosi Kesehatan telah dijalankan diseluruh Indonesia sejak tahun 1996. Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah panduan PUBS dari Direktorat Promosi Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan PHBS. Dalam mengelola pelaksanaan kegiatan PHBS mengikuti 4 (empat) taliapan manajemen PHBS, dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, penggerakkan dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian menyangkut proses pelaksanaan kegiatan PHBS, padahal informasi mengenai hal ini sangat penting sekali khususnya bagi pengelola program PUBS sebagai masukkan dalam mengelola dan mengembangkan pelaksanaan kegiatan PHBS di masa yang akan datang. Tatanan dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada tatanan rumah tangga mengingat selain adanya keterbatasan sumber daya juga karena rumah tangga merupakan tatanan yang paling spesifik dibandingkan dengan tatanan lainnya. Jenis penelitian dalam studi ini adalah kualitatif, dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam menyangkut proses pelaksanaan kegiatan program PHBS di daerah panduan PHBS kabupaten Bekasi. Sedangkan metode yang digunakan adalah melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah serta analisa data sekunder terhadap hasil laporan kegiatan program PHBS. lnforman yang diambil adalah pengelola program PHBS tingkat puskesmas dan kabupaten, tokoh masyarakat dan masyarakat (ibu rumah tangga). Hasil dan kesimpulan dari penelitian dapat disampaikan sebagai berikut; Pengkajian sumber daya dilakukan tidak maksimal masih terbatas kepada lingkungan sendiri. Setiap tahunnya daerah pendataan PHBS terus mengalami perubahan kemudian ada beberapa hal yang tidak jelas maksudnya berkaitan dengan istilah, cara pengisian dan definisi operasional dari indikator. Sedangkan Cara mengklasifikasi PHBS sudah baik. Pengkajian PUBS secara kualitatif tidak dilakukan secara intensif setiap tahunnya. Pengkajian terhadap masalah kesehatan setempat sudah dilakukan. Dalam menentukari prioritas masalah PHBS dengan cara melihat prosentase terkecil dari masing-masing indikator PHBS kemudian berdasarkan sumber daya yang ada bare ditentukan prioritas masalah PHBSnya. Dalam merencanakan kegiatan PHBS, rumusan tujuan tidak realistis dan dalam merencanakan kegiatan intervensi PHBS kurang mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan. DaIam melaksanakan kegiatan PHBS masih banyak yang bersifat empowerment. Sebagian besar pengelola program PHBS tidak sadar akan pentingnya pecan mereka dalam menggerakkan kegiatan PHBS. Dalam memantau kegiatan PHBS cenderung dilakukan pada saat pelaksanaan PHBS saja sedangkan kegiatan penilaian tidak dilakukan karena setiap tahunnya daerah yang didata selalu berubah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada beberapa saran yang penulis sampaikan, yaitu dalam mengkaji sumber daya agar juga mengkaji sumber daya dari lintas sektoral. Daerah pendataan PHBS agar tidak berubah-rubah dan untuk mengambil sampel pendataan PHBS agar mengacu kepada rekomendasi WHO. Istilah, cara pengisian maupun definisi operasional berkaitan dengan indikator PHBS perlu lebih dijelaskan. Pengkajian PHBS secara kualitatif agar dilakukan intensif setiap tahun. kemudian rumusan tujuan dalam merencanakan kegiatan PHBS agar dibuat lebih realistis dan rencana kegiatan intervensi PHBS agar mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PHBS agar tidak hanya bersifat empowerment saja dan pengelolaan surnber daya manusia agar lebih ditingkatkan dalam upaya menggerakkan kegiatan PHBS. Pemantauan kegiatan PHBS selain pada saat pelaksanaan juga perlu dilakukan pada saat lain dalam rangka membahas kegiatan PHBS yang akan dan sedang berjalan. Daerah pendataan PHBS agar tidak berubah-rubah setiap tahunnya sehingga penilaian PHBS dapat dilakukan.
Qualitative Study about Clean and Healthy Behavior (PUBS) Program on Family Setting Case Study: in PUBS Gulden Region Kabupaten Bekasi, West Java 2000Clean and Healthy Behavior Program or PUBS as operational of Public Health Education Program or now familiar as Health Promotion have been working in all region in Indonesia since 1996. Kabupaten Bekasi is one of the PHBS guiden from Health Promotion Directorate. In developing PUBS follows 4 (four) steps of management PHBS starting from prediction, planning, actuating, monitoring and evaluating. So far, there isn't research involving the process of PHBS accomplishment, although this information is very important especially for PHBS organizer as information to organize and to develop PUBS accomplishment in the nex future. This research focuses on family setting because we have limitation of the sources but also family setting as the specific part than others setting. Type of this research is qualitative, and the purpose is to get information about PHBS accomplisment in Kabupaten Bekasi. The method is using indepth interview and focus group discussion and also secondary analyze data of result PHBS report. The Informant is provider from Puskesmas and Kabupaten who manage PHBS program, society figur and community (house wife). Result and summary from this research can be informed like: the score prediction is not maximum and it is still limit to their own environment. Every years PHBS area always changing. There are unclear purpose in terminology, how to fill and operational definition from PHBS indicators. Instead of that how they classify PHBS already well. The PHBS prediction of qualitative did not running well every year. The site health problem prediction already running. In the priority of PHBS problem by using the smallest percentage from each PHBS indicator based on the available source than they can make the priority of PHBS problems. To plan PHBS activity, the purpose is not reality and in planning PHBS activity, it is not straight to the based purpose. In running PHBS activity still in empowerment. Most of the PHBS accomplisher did not realize how important they are in organize PHBS. In monitoring ORBS activity focuses only in PHBS activity even the evaluating is not doing every year in the region that have data always change. According to that statement, so the writer has few suggests, to predict source it is need also to predict from other sources. The PHBS data should not be changing and to take the PHBS data sample it is right to follow WHO rules. Terminology, how they fill and also operational definition connect with PHBS indicator should be more clearly. Qualitative PHBS prediction should be running every year. And then the purpose of planning PHBS activity should be more reality and planning PHBS activity should be following to the rules. Running PHBS activity not only empowerment and developing sources but also increase to organize PHBS activity. Monitoring PHBS activity instead of the process but also discuss the next PHBS activity and PHBS activity that still running. PHBS data region should not be change every year so the evaluating PHBS can be done.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Heni Kusumawardani
Abstrak :
Perilaku hidup bersih dan sehat PHBS sebaiknya mulai diterapkan sejak dini sebagai titik awal pembentukan perilaku sehat. Penerapan kolaborasi bermain sosiodrama Ko-Berdrama menjadi metode pendidikan kesehatan yang interaktif dan inovatif bagi anak usia sekolah. Penulisan bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan Ko-Berdrama dalam pelayanan asuhan keperawatan komunitas integrasi model manajemen pelayanan keperawatan, Whole School, Whole Community, Whole Child WSCC, Family Centered Nursing FCN, dan Health Promotion Model HPM pada anak usia sekolah dengan masalah kurangnya PHBS. Metode praktik yang digunakan adalah studi kasus selama 8 bulan. Hasil praktik menunjukkan intervensi Ko-Berdrama mampu meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah terkait PHBS dari 45,1 menjadi 61,4, sikap anak usia sekolah terkait PHBS meningkat dari 42,6 menjadi 59,8, dan keterampilan anak usia sekolah terkait PHBS meningkat dari 42,9 menjadi 54,9. Pengetahuan kader kesehatan sekolah terkait program Usaha Kesehatan Sekolah UKS meningkat dari dari 49,2 menjadi 78,5. Sebanyak 80 dari 10 keluarga berada pada tingkat kemandirian IV setelah dilakukan intervensi pada keluarga. Intervensi Ko-Berdrama dapat menjadi peluang bagi perawat untuk mengembangkan upaya promotif dan preventif dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.
Clean and healthy behavior PHBS should begin to be applied early on as the starting point for the formation of healthy behavior. The implementation of sociodramatic play collaboration Ko-Berdrama became an interactive and innovative health education method for school-aged children. The study aimed to provide an overview of the implementation of Ko-Berdrama in nursing care services community integration management nursing model, Whole School, Whole Community, Whole Child WSCC, Family Centered Nursing FCN, and Health Promotion Model HPM lack of clean and healthy behavior. The study method used case study during 8 months. The results showed that Ko-Berdrama intervention increased the knowledge of school-age children related to PHBS from 45.1 to 61.4, school-age-related attitudes of PHBS increased from 42.6 to 59.8, and school-age-related skills PHBS increased from 42.9 to 54.9. The knowledge of school health cadres related to the school health program increased from 49.2 to 78.5. As many as 80 of 10 families were at the level of IV independence after family intervention. Ko-Berdrama intervention could be applied for nurses to develop promotive and preventive efforts in the improving clean and healthy behavior in schools.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Annisa Hazazi Mutiara Sumadi
Abstrak :
Anak usia sekolah merupakan kelompok yang lebih mudah dibimbing dan diarahkan. PHBS ialah salah satu program pencegahan penyakit yang dicanangkan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan anak usia sekolah mengenai PHBS. Penelitian dilakukan menggunakan desain deskriptif-analisis dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan kepada 125 orang yang dipilih berdasarkan teknik total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan frekuensi dan persentase dari karakteristik responden. Didapatkan hasil bahwa siswa yang memiliki pengetahuan tinggi mengenai PHBS sebanyak 69 orang 55,2 dan yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 56 orang 44,8 . Hasil penelitian ini juga diuji menggunakan rumus Chi Square ?=0,05 yang menghasilkan bahwa hanya urutan kelahiran P=0,031 yang berhubungan dengan pengetahuan siswa mengenai PHBS. Dari hasil penelitian ini diperlukan adanya penambahan materi mengenai PHBS di Sekolah. Peran perawat ialah memberikan edukasi tentang pengetahuan mengenai PHBS pada anak usia sekolah. ......School aged children are a group that is more easily guided and directed. The behavior of clean and healthy life is one of the government rsquo s disease prevention programs. The purpose of this research is to identify the description of knowledge of school aged children about clean and healthy behavior. Research using descriptive analysis design with cross sectional approach done to 125 people with total sampling method. Result formed as frequency distribution characteristics of respondents. From the result, students who have high knowledge about clean and healthy behavior are 69 people 55,2 and who have low knowledge about clean and health behavior are 56 people 44,8 . It also testedby Chi Square formula 0,05 which resulted in only birth order P 0,031 related with the students rsquo s knowledge about clean and healthy behavior. Thus, this need an additions of clean and healthy behavior material from school. Nurses role is to educate about knowledge of clean and healthy life behavior in school aged children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library