Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Earvin P. Ramli
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara antara empati dengan civility dalam bentuk perilaku sopan pada remaja Jabodetabek. Empati adalah usaha untuk memahami dan berbagi perasaan atau keadaan emosional orang lain ke dirinya sendiri. Lalu civility itu sendiri adalah perilaku sopan yang dapat menjaga keharmonisan pada lingkup sosial atau perilaku yang mencerminkan rasa respect untuk tiap individu. Untuk mengukur empati digunakan Basic Empathy Scale dan untuk mengukur civility digunakan Politeness Scale. Kedua alat ukur ini sudah diadaptasi terlebih dahulu ke bahasa Indonesia. Partisipan pada penelitian ini adalah remaja berusia 11-24 tahun dan berdomisili di daerah Jabodetabek. Pada penelitian ini didapatkan jumlah partisipan sebanyak 116 orang. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara empati dengan civility dalam bentuk perilaku sopan pada remaja ( r = 0,314, p < 0,01).

This research would like to know the relationship between empathy and civility in adolescence who lives in Jabodetabek Area. The civility in this research is operationalized as polite behavior. Empathy is the ability to understand and share another?s emotional state or context (Cohen & Strayer, 1996). Civility, defined as polite behaviors that maintain social harmony or demonstrate respect for the humanity of an individual, is important in maintaining a society (Wilkins et. Al, 2010). Empathy is measured using the Basic Empathy Scale, whereas civility is measured using the politeness scale. Both measuring tools have been adapted to Bahasa Indonesia. The participant in this research are adolescence age 11-24 and is currently living in the Jabodetabek area. The number of participants gathered were 116 people. The findings in this research showed that there is a significant positive correlation between empathy and civility in adolescence (r = 0,314, p < 0,01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riskia Ramadhina Sukriananda
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara regulasi emosi dengan civility di konteks media sosial pada 278 remaja. Regulasi emosi diukur dengan difficulties of emotion regulation scale (DERS) yang disusun oleh Gratz & Roemer (2004), dan telah diadaptasi oleh Listyani (2014). Sedangkan civility diukur dengan Incivility in Online Learning Environment Scale (IOLES) yang disusun oleh Clark, Wreth & Ahten (2012) yang telah diadaptasi. Data diolah dengan teknik statistik Pearson Product Moment. Temuan penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara regulasi emosi dengan civility di konteks media sosial pada remaja (r = 0,306; p<0,01). Dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat kemampuan regulasi emosi seseorang maka semakin meningkat pula tingkah laku civil. Implikasi dan saran penelitian didiskusikan lebih lanjut.

ABSTRACT
This study examined the relationship between emotion regulation and civility in social media context among 278 adolescences. Emotion Regulation is measured by Difficulties of Emotion Regulation Scale (DERS) which is developed by Gratz & Roemer (2004) and adapted by Listyani (2014). In this research, civility is measured by Incivility in Online Learning Environment Scale (IOLES) which is developed by Clark, Wreth & Ahten (2012) and has been adapted. Data was processed using Pearson Product Moment method. The result revealed the positive and significant correlation between emotion regulation and civility in social media context among adolescence (r = 0,306; p<0,01). The conclusion is higher level of emotion regulation predicts higher level of civility. Research implications and suggestions are discussed."
2016
S63522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Nuranissa Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of power warga dengan perceived civility petugas pelayanan publik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan modifikasi alat ukur Generalized Sense of Power yang dikembangkan Anderson dan Galinsky (2005) untuk mengukur sense of power dan modifikasi alat ukur Employee Perceptions of Managerial Incivility dari Crocker (2005) untuk mengukur perceived civility petugas pelayanan publik di Jabodetabek. Partisipan penelitian berjumlah 111 warga Jabodetabek yang terdiri dari 35 laki-laki dan 77 perempuan, dan memiliki rentang usia 17-55 tahun yang pernah berurusan dengan layanan pemerintah di Jabodetabek dalam 6 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan dan positif (r = .65, p < .01) antara sense of power warga dengan perceived civility petugas di Jabodetabek. Temuan terhadap sense of power warga dapat digunakan untuk memprediksi perceived civility, dan dengan itu memberikan pelayanan yang sesuai.

The aim of this study is to find relationship between citizens? sense of power and their perceived civility towards public service officers in Jabodetabek. This research is a quantitative research that uses a modified version of the Generalized Sense of Power scale by Anderson and Galinsky (2007) to measure sense of power and a modified version of Employee Perceptions of Managerial Incivility by Crocker (2005) to measure public service officers? perceived civility in Jabodetabek. 111 citizens participated in this research, consisting of 35 males and 77 females. The age range between 17-55 years old, they all have attended to public service matters in Jabodetabek in the last 6 months. Research outcomes show a significant and positive relationship (r = .65, p < 0.01) between citizens? sense of power and the perceived civility of public service officers in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Thomas Raymond Pandapotan
"ABSTRAK
Civility atau keadaban dapat digambarkan sebagai perilaku seseorang di tempat publik, yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di lingkungan tertentu. Penelitian ini bertujuan membuktikan efek negatif anonimitas kepada perilaku civil di internet dengan Trait kepribadian Conscientiousness diajukan sebagai moderator, apakah trait ini bisa menurunkan atau menaikkan pengaruh negatif anonimitas. Menggunakan metode penelitian eksperimental, penelitian dilakukan dengan mengukur perilaku civil seseorang saat berkomentar di situs berita internet dan membandingkan skor partisipan kelompok anonim dan kelompok tidak anonim, lalu kemudian tingkat trait Conscientiousness diukur menggunakan BFI-44. Penelitian dilakukan kepada partisipan rentang usia 18-27 di daerah Depok. Dengan partisipan berjumlah 71 orang tidak ditemukan dampak signifikan baik pengaruh anonimitas maupun trait Conscientiousness kepada perilaku civil seseorang (p = 0.481, p< 0.05), di mana peran moderasi kepribadian menjadi tidak bisa diketahui.

ABSTRACT
Civility can be described when observing people?s behavior in public place, according to norms and laws applied in certain environment. This research purpose is to show the negatife effect of anonymity on civil internet behavior using Conscientiousness trait as the moderating variable, whether the trait has a role in the effects. Using experimental design, this research measured civil behavior when commenting in an online news site and compared the scores between anonymous and non-anonymous group, and then measured the participant?s Conscientiousness level using BFI-44. This research was done to participant aged between 18-27 years-old in Depok, Indonesia. With total number of participant 71, it is not found significant effect both anonymity and Conscientiousness on civil behavior (p = 0.481, p< 0.05), where the moderating effect could not be found.;"
2016
S64862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gesang Ridho Subhan
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-control baik secara umum maupun per dimensi dengan respect dalam tingkah laku civil pada remaja. Self-control diukur dengan Brief Self-Control Scale (BSCS) yang dibuat oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004), sedangkan respect diukur dengan alat ukur respek pada remaja Jakarta yang dibuat oleh peneliti berdasarkan konsep respect dari Hendrick & Hendrick (2006) dan Leary (2005). Dalam penelitian ini terdapat 96 partisipan remaja dalam rentang usia 15-17 tahun dari berbagai sekolah di Jakarta yang diperoleh melalui kuesioner cetak dan online.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-control dengan respect pada remaja. Selain itu, terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-control pada dimensi self-discipline dengan respect pada remaja, sedangkan pada dimensi lainnya tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan respect. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dimensi self-discipline dengan respect pada komponen caring/supportiveness dan equality/mutuality dalam domain masyarakat, keluarga, dan peer-group/teman. Hubungan positif yang signifikan antara self-control dengan respect tersebut menunjukkan bahwa semakin mampu remaja mengesampingkan atau mengubah, menghentikan, dan menahan tingkah lakunya yang tidak diharapkan, maka remaja semakin menghormati dan menghargai orang lain atau sesuatu secara menyeluruh dalam lingkungan masyarakat, keluarga, dan peer-group/teman.

This study aimed to examine the relationship between self-control in whole concept and each dimensions with respect in civil behavior among adolescents. Self-control was measured by the Brief Self-Control Scale (BSCS) made by Tangney, Baumeister, and Boone (2004), while respect was measured by the Jakarta adolescents respect scale made by researcher based on concept of respect from Hendrick & Hendrick (2006) and Leary (2005). In this study, there were 96 participants in the range age 15-17 years old from various schools in Jakarta obtained through printout and online questionnaires.
The result indicates that there is a significant positive correlation between self-control and respect among adolescents. In addition, there is a significant positive correlation between self-control on dimension of self-discipline and respect among adolescents. The result also shows that there is a significant positive correlation between dimension of self-discipline and respect on component of caring/supportiveness and equality/mutuality in domain of society, family, and peer-group/friends. A significant positive correlation between self-control and respect means that teenagers who can exclude or modify, interrupt, and restrain undesired behavior, will be more respect to someone or something thoroughly in society, family, and peer-group/friends.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Amanda Aurora
"Adanya persepsi mengenai perbedaan pengetahuan politik antara laki-laki dan perempuan membuat perempuan dianggap tidak kompeten dalam memberikan pendapat pada isu politik. Perkembangan internet yang memberikan kesempatan yang setara baik bagi perempuan maupun laki-laki untuk berpartisipasi dalam dunia politik salah satunya dengan berpartisipasi dalam diskusi online tidak menghilangkan anggapan tersebut. Dengan mengacu kepada elaboration likelihood model, gender dari pemberi komentar juga dapat bertindak sebagai isyarat heuristik bagi pembacanya, terutama pada pembaca dengan tingkat seksisme yang tinggi. Karena itu, selain dari aspek kesopanan dan bobot pada komentar pengguna, komentar yang diberikan oleh perempuan juga dijadikan oleh pembaca sebagai salah satu cue untuk menilai kualitas artikel berita online. Penelitian sebelumnya telah menguji pengaruh kesopanan dan bobot dari komentar terhadap perceived quality artikel berita.
Pada penelitian ini, peneliti menambahkan gender sebagai salah satu independent variable dan melihat pengaruhnya terhadap perceived quality. Peneliti juga mengukur tingkat sexism pembaca serta interaksinya dengan gender pemberi komentar terhadap perceived quality. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, between-subject, post-test only dengan desain 2x2x2 faktorial dengan teknik analisis data menggunakan multiple regression. Hasil dari penelitian ini adalah gender terbukti mempengaruhi perceived quality artikel berita [t 273 = - 2.08, p= .04]. Hal ini diperkuat apabila pembaca berita memiliki sikap sexist [t 273 = 2.159, p=.03].

The perception of differences in political knowledge between men and women makes women considered incompetent in giving opinions on online political news articles. The Internet has been providing an equal opportunity for both women and men to participate in politics by participating in online discussions, but it does not dispel the stereotype. By referring to the elaboration likelihood model, the gender of the commentator can also act as a cue to its readers, especially readers with high levels of sexism. Therefore, apart from the civility and reasoning of user comments, comments given by women are also become one of the cue to assess the quality of online news articles. Previous research has examined the effect of civility and reasoning of comments on perceived quality of news articles.
In this study, researcher added gender as one of the independent variables and saw its effect on perceived quality. Researcher also measured the level of reader 39 s sexism and its interaction with gender of the commentator towards perceived quality. An online experiment with 2 civil vs. uncivil x 2 high reasoning vs. low reasoning x 2 female vs. male commenter factorial design was conducted N 273. Regression analysis suggested that gender was proven to affect perceived quality of news article t 273 2.08, p .04. This effect is reinforced if the newsreaders are sexist t 273 2,159, p .03.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayogo Triono
"Sebagai daerah multikultural, Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) sarat dengan keragaman budaya, dan nilai-nilai budaya tentu saja berbeda-beda, dan karena itu pentingnya sangat berakulturasi berfungsi untuk mempertahankan kehidupan sosial yang sehat.
Penelitian ini berfokus pada peran strategi akulturasi dengan politeness yang ada pada mahasiswa perantau Jawa di wilayah Jabodetabek. Terdapat asumsi bahwa setiap nilai budaya mempunyai patokan-patokan dalam berperilaku sopan, dalam budaya Jawa disebut sebagai unggah ungguh. Nilai-nilai seperti ini yang mungkin diterapkan oleh perantau untuk dapat beradaptasi dengan perilaku politeness pada lingkungan yang berbeda seperti pada lingkungan perkotaan di wilayah Jabodetabek yang tentunya memiliki perbedaan bentuk kesopanan.
Penelitian ini ingin membuktikan asumsi bahwa terdapat peran dari akulturasi dengan politeness. Penelitian ini memperoleh partisipan sebanyak 122 orang. Ditemukan bahwa terdapat hubungan positif signifikan serta peran besar antara strategi akulturasi integration, assimilation, dan separation dengan politeness civility pada masyarakat perantau Jawa di Jabodetabek sementara strategi akulturasi marginalization tidak menunjukkan hubungan meupun peranan yang positif dengan politeness.

As a multicultural area, Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) terms of cultural diversity, and cultural values of course vary, and therefore the importance of highly acculturated serves to maintain a healthy social life.
This study focuses on the role of acculturation strategies with a politeness of the student Javanese in the Greater Jakarta area. There is the assumption that every culture has value benchmarks in behaving politely, in Javanese culture is referred to as unggah ungguh. Values such as these may be applied by immigrants to adapt to the behavior of politeness in different environments such as in the urban environment in the Greater Jakarta area which certainly has a different form of politeness.
This study wants to prove the assumption that there is a role of acculturation with politeness. This study participants gained as much as 122 people. It was found that there is a significant positive relationship and big roles between acculturation strategy integration, assimilation, separation with politeness and civility in society Javanese immigrants in Jabodetabek while acculturation strategies marginalization showed no relationship nor big role with politeness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library