Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Merlia Metsa Riyani
"Nyeri merupakan keluhan paling umum pada ibu post seksio sesarea akibat insisi jaringan yang berdampak pada mobilisasi, kemampuan menyusui, dan nyeri yang berkelanjutan. Manajemen nyeri non- farmakologis menggunakan teknik relaksasi benson dan terapi musik dilakukan dua kali sehari selama tiga hari pada ibu post seksio sesarea. Tujuan studi kasus ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik untuk mengurangi intensitas nyeri post seksio sesarea. Metode penulisan yang digunakan adalah studi kasus keperawatan dengan menggunakan satu pasien dengan status paritas P2A1 di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Dengan penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik pada ibu post seksio sesarea, hasil menunjukkan terdapat penurunan intensitas nyeri secara signifikan yang dibuktikan penurunan skala 7 (nyeri sangat berat) menjadi skala 2 (nyeri ringan) dari 10. Temuan lain didapatkan klien merasakan lebih dapat mengontrol nyeri, rileks, dan merasa lebih tenang. Rekomendasi penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik pada ibu post seksio sesarea untuk mengurangi nyeri. di rumah sakit.

Pain is the most common complaint among mothers after cesarean section due to tissue incision, which affects mobility, breastfeeding abilities, and persistent pain. Non-pharmacological pain management using benson relaxation therapy and music therapy is conducted twice a day for three days for post-cesarean section mothers. The purpose of this case study is to analyze the implementation of nursing care for postpartum mothers with the application of benson relaxation techniques and music therapy to reduce the intensity of post-cesarean section pain. The writing method used is a nursing case study using a single patient with parity status P2A1 at the University of Indonesia Hospital. With the application of benson relaxation techniques and music therapy in post-cesarean section mothers, the results show a significant reduction in pain intensity, evidenced by a decrease from scale 7 (very severe pain) to scale 2 (mild pain) out of 10. Other findings include the client feeling more in control of pain, more relaxed, and calmer. Recommendations for the application of benson relaxation therapy and music therapy in post-cesarean section mothers to reduce pain in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tetti Solehati
"sehingga menimbulkan kecemasan. Penyebab ini tidak dapat dihilangkan, namun sensasi nyeri dan kecemasan dapat dikurangi dengan manajemen nyeri dan kecemasan baik secara farmakologi dan atau nonfarmakologi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh tehnik Benson relaksasi terhadap intensitas nyeri dan kecemasan klien post seksio sesarea. Desain penelitian quasi eksperimen dengan rancangan pre test dan post test.
Penelitian dilakukan di RS Cibabat Cimahi sebagai kelompok intervensi dan RS Sartika Asih Bandung sebagai kelompok kontrol. Sampel pada masing- masing kelompok adalah 30 ibu post seksio sesarea dengan quota sampling berdasarkan kriteria. Tehnik Benson relaksasi merupakan penggabungan antara relaksasi dengan suatu faktor keyakinan filosofis atau agama yang dianut. Fokus dari relaksasi ini pada ungkapan tertentu yang memiliki makna menenangkan bagi klien itu sendiri, diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur disertai sikap pasrah. Benson relaksasi ini diberikan selama 4 hari tiap 12 jam dalam 10 menit. Intensitas nyeri (menggunakan skala VAS) dan kecemasan(menggunakan modifikasi skala HARS-Zung) diukur sebelum dan setelah intervensi selama 4 hari post seksio sesarea.
Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata nyeri sebelum intervensi pada kelompok kontrol adalah 4,43 cm menurun menjadi 3,51 cm, sedangkan pada kelompok intervensi 4,97 cm menurun menjadi 2,63 cm. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa rata-rata kecemasan sebelum intervensi pada kelompok kontrol adalah 15,98 menurun menjadi 15,29, sedangkan pada kelompok intervensi 16,47 menurun 14,57 menjadi. Penelitian ini menemukan perbedaan yang bermakna penurunan rata-rata intensitas nyeri dan kecemasan sebelum dan setelah periode intervensi pada kelompok kontrol dan intervensi, juga antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p= 0.00).
Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan agar institusi pelayanan kesehatan terutama bagian maternitas dapat menggunakan tehnik Benson relaksasi sebagai salah satu standar operasional prosedur managemen nyeri nonfarmakologi pada ibu post seksio sesarea.

Client with post cesarean section is suffered of pain due to operative trauma and after pain. Anxiety is also appear among them. The cause of pain can not be eliminated. However, the sensation of the pain and anxiety state can be reduced by pain and anxiety management. The pain and anxiety management is not only pharmacological remedy but also non pharmacological treatment. The aim of the study is to identify the effect of Benson Relaxation technique on pain intensity and anxiety among client with post cesarean section. Design of the study is quasi experiment with pre and post test design.
The study was conducted at Cibabat hospital Cimahi as intervention group and Sartika Asih hospital as control group. The sample of each group is 30 of postcesarean section women with quota sampling based on criterion. The Benson relaxation technique is mix between relaxation and faith philosophical factor or religion. The focus of this relaxation is at certain world that has a meaning in order to make it calm for the client. This technique is saying several times with regular rhythm of surrender feeling. The Benson relaxation was given along 4 days every 12 hours for 10 minutes. The visual analog scale (VAS) is used to measure the pain intensity and HARS-Zung modification is used to measure the anxiety. Those instruments were applied before and after intervention along 4 days postcesarean section.
The result of the study showed that the mean of pain before intervention at control group was 4,43 cm. It was decreased to 3,51 cm. Meanwhile, the intervention group was 4,97 cm. It was decreased to 2,63 cm. In the study also found that the mean of anxiety before intervention at control group was 15,98. it was decreased to 15,29, but at intervention group was 16,47. It was decreased to 14,57. The study found the significant comparing of pain intensity and anxiety state before and after intervention at control and intervention group (p = 0,000). Thus, the Benson relaxation can reduce the pain intensity and anxiety state among client with cesarean section.
The researcher recommend for health services institution especially maternity department can use the Benson relaxation technique as a standard operational procedure of non pharmacological pain management among client with post cesarean section.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syauqi
"Telah dilakukan penelitian untuk membandingkan keefektifan penambahan morfin 0.05 mg intratekal dan morfin 0.1 mg intratekal dalam hal kekerapan pruritus yang ditimbulkan oleh efek samping morfin intratekal dengan efek analgesia pasca bedah-nya tetap sama pada kasus bedah sesar dengan tehnik analgesia spinal.
Disain : uji klinis acak tersamar ganda.
Metode : 84 pasien yang menjalani bedah sesar dibagi 2 kelompok. Kelompok A sebanyak 42 orang mendapat 0.05 mg morfin dan kelompok B sebanyak 42 orang mendapat 0.1 mg morfin pada suntikan bupivakain 0.5% 10 mg intratekal. Selanjutnya dilakukan pemantauan nyeri menggunakan skor VAS, tekanan darah, laju nadi dan laju nafas pada jam ke 2, 4, 6, 8, 16 dan 24 pasca operasi. Selama pemantauan juga diamati kekerapan dan derajat pruritus. Penilaian pruritus dengan menggunakan skor VAS.
Hasil : Pada kelompok A memberikan efek analgesia paska bedah yang tidak berbeda bermakna dengan kelompok B dalam 24 jam (p X0.05 ). Sedangkan kekerapan pruritus pada kelompok A dan kelompok B masing-masing 16.7% dan 40.5% (p<0.05). Derajat pnuitus ringan dan sedang pada kelompok A didapat 7% dan 0%. Sedangkan pada kelompok B pruritus ringan 35,7 % dan pruritus sedang 4.8 %. Dan kedua kelompok tidak ada yang mengalami pruritus berat.
Kesimpulan : morfin 0.05 mg intratekal lebih efektif menurunkan kekerapan pruritus dibanding morfin 0.1 mg intratekal tetapi menghasilkan efek analgesia pasca bedah yang sama pada bedah sesar dengan analgesia spinal.

This study compared the quality of analgesia and the incidence and degree of pruritus of 0.1 mg morphine intrathecally to 0.05 mg intrathecal morphine in patients undergoing Caesarean section.
Design: randomized and double-blinded study
Method: 84 patients who underwent Caesarean section were divided randomly into two groups. 42 patients in group A received intrathecal morphine 0.05 mg and group 13, 42 patients, received 0.1 mg morphine intrathecally in addition to a standard intrathecal dose of 10 mg bupivacaine 0.5% heavy. The quality of analgesia was assessed using Visual Analogue Score ( VAS) and the incidence and degree of pruritus were recorded during the first-24 hour postoperatively.
Result: there was no statistically significant difference in the quality of analgesia between the two groups (p > 0.05 ). The incidence of pruritus in group A and group B was 16.7% and 40.5% respectively (p<0.05 ). The degree of pruritus in group A were mild : 7% and moderate : 0% while in group B mild : 35.7% and moderate 4.8%. There was no severe pruritus in the two groups.
Conclusion : 0.05 mg intrathecal morphine significantly reduced the incidence of pruritus compared to 0A mg intrathecal morphine while there was no significant difference statistically in the quality of analgesia in the two groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library