Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Woodson, R. Dodge
New York: McGraw-Hill, 2009
690 WOO b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Coxhead, Peter
Sparkford: Haynes, 1994
R 629.222 COX k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sonia Utari Alatan
"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas selfhood builder dalam meningkatkan selfhood sebagai salah satu komponen self esteem pada anak berusia enam tahun. Penelitian dilakukan kepada S, seorang anak perempuan dengan masalah selfhood. Program intervensi diberikan pada S dalam empat sesi dengan durasi 45 hingga 55 menit setiap sesinya. Pengukuran keberhasilan program dilihat berdasarkan dua indikator keberhasilan, yaitu adanya peningkatan jumlah indikator selfhood yang terpenuhi sebelum dan setelah S menjalani program, dan indikator keberhasilan masing-masing sesi.
Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan dari sebelas menjadi 17 indikator selfhood yang terpenuhi. Indikator keberhasilan masing-masing sesi juga terpenuhi untuk setiap sesinya. Terpenuhinya kedua indikator keberhasilan program menunjukkan bahwa program selfhood builder dapat meningkatkan selfhood pada S. Pelaksanaan program serupa di masa yang akan datang dapat dilakukan dengan melakukan follow up atau pengembangan desain dan setting intervensi.

The research aimed to determine the effectiveness of selfhood builder in improving selfhood as one component of self-esteem in children aged six years. The study was conducted on a subject, S, a girl with selfhood problem. Intervention program was given in four sessions with 45 to 55 minutes each session. Measurement of programs reflected by two indicators of success, namely an increase in the number of indicators of selfhood fulfilled before and after the program, and indicators of success for each session.
The results showed an increase from 11 indicators to 17 indicators. The indicators of success for each session were also fulfilled. Based on the results, selfhood builder can improve selfhood in the subject. Implementation of similar programs in the future can be done by doing a follow-up or development of design and intervention settings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T42857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonna Nur Ischaq Darmadji
"Penelitian ini fokus mengkaji bagaimana sebenarnya produksi tidak hanya menghasilkan material. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan etnografi dengan terlibat aktif dalam aktivitas produksi, melakukan observasi dan wawancara, serta data sekunder. Etnografi builder motor pada Wawoke Motorcycle dan ABU Custom ini memberikan temuan lapangan tentang produksi sebagai pembentukan manusia. Produksi bagi builder motor tidak hanya sebagai sumber ekonomi, tapi juga kepuasan akan pengalaman berkolaborasi membangun sepeda motor impian bersama pelangganya. Builder motor dibimbing oleh seperangkat kepercayaan pada kesenangan, tugas dan kewajiban yang kompleks. Bergantung pada keseimbangan antara perasaan berutang kepada orang lain dan berutang pada diri mereka sendiri. Itu ada kaitannya dengan tipikal pelanggan yang mereka sukai atau mereka benci karena hanya menilainya sebatas buruh. Konsekuensi dari nilai-nilai tindakan itu adalah hancur atau bertahannya pertalian sosial antara builder motor dan pelanggannya. Pertalian sosial yang tidak dapat direduksi menjadi kalkulus utilitarian sederhana. Tentang bagaimana mereka merasa sangat bertanggung jawab kepada pelanggan sehingga mendedikasikan banyak waktunya untuk membuat sesuatu tidak hanya pada fungsi tapi juga estetika. Konsekuensi dari tindakan-tindakan itu juga masih dapat memelihara pertalian sosial. Ini terlihat pada beberapa pelanggan yang tetap berhubungan dengan berkomunikasi melalui media sosialnya. Beberapa pelanggan bahkan rela menyisihkan waktunya untuk sekedar nongkrong dan berkendara bersama menikmati hobi. Pada akhirnya kehidupan adalah bukan soal kekayaan material tapi tentang produksi manusia. Dalam arti manusia terus-menerus membentuk satu sama lain, melatih dan bersosialisasi satu sama lain, menghibur dan menyembuhkan dalam pertalian sosial.

This research focuses on examining how production actually is not just producing materials. This research data collection method uses ethnography by being actively involved in production activities, conducting observations and interviews, also secondary data. This ethnography of builder motor on Wawoke Motorcycle and ABU Custom provides field findings about the production is human formation. Production for builder motor is not only an economic source, but also satisfaction of the collaboration experience building dream motorbikes with their customers. Builder motor are guided by a complex set of beliefs, pleasures, duties, and obligations. Hanging on to a balance between feeling indebted to others and indebted to themselves. This relates to typical customers who they like or hate because only see them as laborers. The consequence of those actions values is the destruction or the maintenance of social ties between builder motor and their customers. Social ties cannot be reduced to simple utilitarian calculus. About how they feel very responsible to customers, so they dedicate a lot of time to making things not only functional but also aesthetically. The consequences of those actions can also maintain social bonds. This can be seen in some customers who keep in touch by communicating through their social media. Some customers are even willing to set aside their time to just hang out and ride together to enjoy their hobbies. Ultimately life is not about material wealth but human production. In the sense that human beings are constantly shaping one another, training and socializing with each other, comforting and healing in social bonds."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Insan Fauzi
"Sarwono Prawirohardjo adalah pionir pembentukan lembaga IPTEK di Indonesia karena berperan besar dalam pembentukan dan pengembangan Balai Perguruan Tinggi RI, IDI (Ikatan Dokter Indonesia), MIPI (Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia), LIPI (Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia), dan PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia). Sumber data penelitian berasal dari arsip di ANRI berupa arsip Sekretaris Negara 1945-1965, Kongres dan Seminar Ilmiah 1957-1983, dan Pidato Presiden Soekarno 1958-1967. Di PDII BRIN ditemukan majalah ilmiah seperti Berita MIPI, Berita LIPI, dan Berita IPTEK. Arsip-arsip berupa surat kabar diperoleh secara digital di laman https://www.delpher.nl, https://eresources.nlb.gov.sg/newspapers, dan https://www.nationaalarchief.nl. Di Perpustakaan nasional didapatkan surat kabar Kompas, Pikiran Rakyat, dan Republik dalam bentuk microfilm. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa proses pelembagaan IPTEK sebelum kemerdekaan berfungsi untuk mengelola sumber daya dan mempertahankan kekuasaan kolonial. Pemikiran Sarwono mengenai lembaga riset terbentuk dari kombinasi faktor keluarga, pendidikan, lingkungan kerja, dan pengalaman organisasi. Sarwono memiliki berbagai gagasan tentang ilmu pengetahuan, penelitian, kesejahteraan masyarakat, prioritas pembangunan, kualitas peneliti, dan pelembagaan IPTEK. Sarwono tidak selalu berhasil mewujudkan semua gagasannya dan mengubah struktur yang ada namun terus berusaha membentuk perubahan dalam batasan-batasan struktur dengan mengoptimalkan perannya di lembaga IPTEK. Sarwono berhadapan dengan persaingan membangun kekuasaan di bidang IPTEK dengan Belanda, repatriasinya ilmuwan asing, krisis politik dan ekonomi masa Demokrasi Liberal dan Terpimpin yang menyebabkan penelitian merosot kuantitas dan kualitasnya, kebebasan para ilmuwan dibatasi, dan di bawah kendali pemerintah. Pada masa Orde Baru, Sarwono menghadapi kondisi dominasi penguasaan teknologi negara maju, skala prioritas industrialisasi, persoalan dana, kualitas dan kuantitas ilmuwan Indonesia, perencanaan, serta faktor budaya masyarakat. Di tengah kondisi tersebut, Sarwono tetap berhasil membentuk dan mengembangkan berbagai lembaga IPTEK, infrastruktur penelitian, memberi bantuan dana riset, menerbitkan berkala ilmiah, mengkoordinasi penelitian antarlembaga, membudayakan pertemuan komunitas ilmiah, terwujudnya pusat penerangan ilmiah nasional dan mengadakan hubungan bidang IPTEK dengan luar negeri.

Sarwono Prawirohardjo was a pioneer in establishing science and technology institutions in Indonesia, significantly contributing to the creation and growth of the Indonesian Higher Education Center, the Indonesian Doctors Association (IDI), the Indonesian Council of Sciences (MIPI), the Indonesian Institute of Sciences (LIPI), and the Indonesian Family Planning Association (PKBI). His work has left an indelible mark on the development of science and technology in Indonesia. The primary sources for this research include archives from ANRI, such as records from the State Secretary (1945–1965), Congress and Scientific Seminar proceedings (1957–1983), and President Soekarno's speeches (1958–1967). At PDII BRIN, relevant scientific publications like Berita MIPI, Berita LIPI, and Berita IPTEK were examined. Additional archival materials in the form of newspapers were accessed digitally at https://www.delpher.nl, https://eresources.nlb.gov.sg/newspapers, and https://www.nationaalarchief.nl. Newspapers such as Kompas, Pikiran Rakyat, and Republik were found on microfilm at the National Library. The findings reveal that the institutionalization of science and technology in the pre-independence era primarily served to manage resources and sustain colonial rule. Sarwono's ideas on research institutions emerged from a mix of influences, including family background, education, work environment, and organizational experience. He developed numerous ideas regarding science, research, public welfare, development priorities, researcher quality, and the institutionalization of science and technology. Although Sarwono did not always succeed in implementing all his ideas or changing existing structures, he persisted in promoting change within institutional constraints by optimizing his role in science and technology organizations. Sarwono faced numerous challenges, including competition from the Netherlands in the scientific arena, the exodus of foreign scientists, and the political and economic crises during the Liberal and Guided Democracy eras, which reduced the quantity and quality of research, limited scientists' freedom, and placed them under government control. In the New Order period, Sarwono encountered issues such as the technological dominance of developed countries, prioritization of industrialization, funding limitations, the quality and quantity of Indonesian scientists, and societal cultural factors, including a lack of public interest in science and technology and a preference for traditional practices. Despite these conditions, he succeeded in establishing and developing various science and technology institutions, building research infrastructure, providing research funding support, publishing scientific periodicals, coordinating inter-institutional research, fostering scientific community gatherings, creating a national scientific information center, and establishing international relations in science and technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Wulan Karindra
"Detergent with composition originated from renewable material are being widely developed to replace detergent that contains LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate), which is originated from oil and hard to decompose. This undergaduate thesis proposed a detergent based on natural ingredients TiO2 and Palm PAS (Palm Oil- Based Primary Alkyl Sulfate). Palm PAS are able to remove dirt, TiO2 are able to degrade dirt and leftover surfactant. After finding the stable and optimum composition of TiO2 and Palm PAS in deionized water, sodium carbonate was added because in the previous research the formulated detergent has only been tested in deionized water. It is hypothesized that water hardness will decrease the performance of detergent. Hard water used in this research was CaCl2 because it was found widely in the water used for washing. The initial characterization of the solution was done using PSA while most of the absorbance determination was done using Uv-vis spectrometer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnanda Nuriskasari
"ABSTRAK
Pengembangan deterjen cair ramah lingkungan berbasis titania, surfaktan nabati, dan zeolit 4A telah dilakukan. Prinsip kerja deterjen tersebut adalah pengangkatan kotoran oleh surfaktan nabati, kemudian dilanjutkan dengan fotodegradasi katalitik terhadap air buangan cucian oleh titania. Adapun penambahan zeolit 4A berperan untuk meningkatkan kinerja deterjen dalam air sadah (builder). Produk deterjen yang dihasilkan adalah berbentuk cair, sehingga ditambahkan carboxy methyl cellulose (CMC) sebagai pengental dan penstabil deterjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deterjen non-konsentrat dengan rasio konsentrasi titania 0,1% dan surfaktan palmPAS 0,7% memiliki kemampuan mengangkat kotoran (methylene blue) sebesar 89%, dan kandungan surfaktan sisa pencucian menurun hingga 14%. Komposisi optimal deterjen konsentrat untuk pencucian dengan air non-sadah adalah 1% TiO2, 7% palmPAS, 2% CMC, dan 90% air dengan kemampuan mengangkat kotoran lebih dari 50% pada beban pencucian 2 kali deterjen non-konsentrat. Adapun komposisi optimal deterjen konsentrat untuk pencucian dengan air sadah maksimum 100 ppm Ca2+ adalah 1% TiO2, 7% palmPAS, 2% CMC, 2% zeolit, dan 88% air dengan kemampuan mengangkat kotoran sebesar 35% pada beban pencucian 2 kali deterjen non-konsentrat.

ABSTRACT
This study has further investigated the development of eco-friendly liquid detergent using titania, natural-based surfactant, and 4A zeolite. The principle of the detergents is the dirt removal by natural-based surfactant, followed by catalytic photodegradation of the laundry?s waste water by titania. The addition of zeolite improves the detergent performance in hard water (builder). As the detergent format is liquid, carboxy methyl cellulose (CMC) was added as the thickener and the detergent?s stabilizer. Research showed that non concentrated detergent with 0,1%Titania-0,7%palmPAS surfactant ratio was able to remove 89% of dirt (methylene blue) together with 14% reduction of the residual surfactants. The optimize condition for concentrated detergent washed with non-hard water is 1% TiO2, 7% palmPAS, 2% CMC, and 90% water. It was able remove more than 50% of dirt for 2 times detergent non-concentrated washing. While the optimize condition for concentrated detergent washed with maximum 100 ppm Ca2+ hard water is 1% TiO2, 7% palmPAS, 2% CMC, 2% zeolite, and 88% water. It was able remove 35% of dirt for 2 times detergent non-concentrated washing.
"
2016
T45791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Apriladhatin
"ABSTRAK
Sebagai negara populasi Muslim terbesar di dunia, masuknya pertimbangan Islam dalam kebijakan luar negeri Indonesia merupakan atribut yang tidak dapat dinegasikan. Skripsi ini mengkaji mengenai bagaimana Indonesia memainkan kartu Islam dalam aktivitas diplomasi, khususnya dalam kasus menjembatani ketegangan krisis nuklir Iran periode 2004-2014. Dengan menggunakan kerangka konsep diplomasi niche mdash;penekanan pada praktik diplomasi negara yang dimotivasi oleh pencarian kesempatan untuk secara konstruktif mengambil peran global dengan mengevaluasi celah yang ditawarkan di tingkat sistemik dan elemen yang dipersepsikan menjadi kekuatan diplomasi negara di dalam hal ini kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia mdash;ditemukan bahwa elemen Islam secara aktif dimasukan oleh Indonesia sebagai atribut diplomasi niche untuk meningkatkan reputasi simbolisnya sebagai middle-power maupun fungsi instrumentalnya di tingkat internasional. Khususnya dalam kasus Iran, skripsi ini menganalisis bahwa Indonesia menerjemahkan posisinya sebagai bridge-builder dengan mengambil pendekatan yang imbang; merefleksikan dilema yang dihadapi Indonesia dalam dinamika tarik menarik kepentingan oleh berbagai negara yang terlibat dalam negosiasi di lapangan dan pertautan yang tidak terpisahkan antara realita internasional dengan domestik.

ABSTRACT
As the largest Muslim population in the world, the incorporation of Islamic attribute in the conduct of Indonesian foreign policy calculation can hardly be negated. This paper aims to see how Indonesia implemented the Islamic card in its diplomacy, particularly within the case of bridging the heightened global tension on Iranian nuclear crisis. Using the conceptual framework of niche diplomacy mdash that is a diplomacy practice motivated by a countries evaluation on its perceived diplomacy strength in this case motivated by the fact that it is the largest Muslim populated country and the availability of niche rsquo opportunities offered in the systemic level in order to take a constructive role in the evolving complexity of global affairs mdash this paper finds that Islamic factors were actively projected in Indonesia rsquo s niche diplomacys strategic elements to increase its symbolic reputation as a middle power country and to secure its instrumental momentum in leveraging further international roles. In the case of Iran, Indonesia translated its position as a bridge builder by taking a balanced approach reflecting the dilemmatic dynamics of interests in the international negotiation table and inseparable linkage between international domestic realities. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Suci Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peran pemimpin pada level manajemen dalam membentuk budaya organisasi pada ecosystem builder KUMPUL dengan melihat proses pembentukan dan penyampaian budaya organisasi yang terjadi. Penelitian ini menggunakan konsep gaya kepemimpinan, komunikasi kepemimpinan, dan komunikasi organisasi untuk menggambarkan dan menguraikan peran pemimpin dalam proses dan pembentukan budaya. Sedangkan konsep budaya organisasi digunakan untuk melihat tipe budaya seperti apa yang terbentuk di KUMPUL dalam mendukung tujuan organisasi. Metode penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengambilan data primer melalui wawancara mendalam dengan pemimpin pada level manajemen di KUMPUL dan data sekunder melalui studi dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa budaya organisasi dibentuk dan disampaikan melalui proses sosialisasi dan perilaku, karakter serta komunikasi kepemimpinan jajaran manajemen. Pada implementasi penyampaian budaya masih terdapat kekurangan dimana manajemen belum secara maksimal mencontohkan budaya organisasi yang ada kepada karyawan KUMPUL

This study aims to describe the role of leaders at the management level in shaping organisational culture in ecosystem builder KUMPUL by looking at the process of forming and delivering organisational culture that occurs. This study uses the concepts of leadership style, leadership communication, and organisational communication to describe the role of leaders in the process and formation of culture. Whereas the concept of organisational culture is used to see what type of culture is formed in KUMPUL. The research method was carried out using a qualitative approach with primary data collection through in-depth interviews with leaders at management level at KUMPUL and secondary data through document studies. This study found that organizational culture is formed and conveyed through the process of socialization and the behavior, character and communication of leadership ranks in management. However, in its implementation, there are still shortcomings in the process of delivering culture where management has not maximally demonstrated the existing organisational culture to KUMPUL employees."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Pratisamara
"Perkembangan teknologi melaju dengan sangat cepat yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Chenoweth (2008) menyatakan bahwa berbagai ide baru yang diciptakan perusahaan startup mengendalikan bisnis elektronik dunia. Dibutuhkan suatu fasilitator yang dapat membantu startup tersebut menunjang aspek-aspek (seperti kebutuhan pasar dan pendanaan) bisnis. Salah satu contohnya adalah venture builder. Penelitian ini akan membahas bauran pemasaran dari layanan daring dari Ecoxyztem, venture builder Indonesia yang bergerak di isu lingkungan dan perubahan iklim atau teknologi iklim (climate tech) yang telah mendapatkan pendanaan dari beberapa investor lokal dan global, yaitu Instagram dan situs web (website). Bauran pemasaran yang dianalisis dengan lima aspek pemasaran internet (produk, harga, tempat, promosi, dan personalisasi) ini akan dihubungkan dengan aspek cyber geography yang dilihat dari aspek akses, navigasi, aktivitas informasi, dan augmentasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara semi-terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Di mana informan merupakan target pasar dari Ecoxyztem, yaitu startup climate tech, investor, dan audiens Instagram dan situs web. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa bauran pemasaran memiliki hubungan dengan cyber geography, seperti aspek tempat dengan semua aspek cyber geography, produk dengan aktivitas informasi, dan personalisasi dengan navigasi dan augmentasi.

Technological developments accelerated very quickly which led to very rapid economic growth. Chenoweth (2008) states that various new ideas created by startup companies control the world's electronic business. A facilitator is needed who can help the startup support aspects (such as market needs and funding) of the business. One example is the venture builder. This research will discuss the marketing mix of online services from Ecoxyztem, an Indonesian venture builder working on environmental issues and climate change or climate technology which has received funding from several local and global investors, namely Instagram and websites. The marketing mix analyzed by the five aspects of internet marketing (product, price, place, promotion, and personalization) will be linked to cyber geography as seen from the aspects of access, navigation, information activity, and augmentation. This study used a descriptive qualitative method with semi-structured interviews as a data collection method. Where informants are the target market for Ecoxyztem, namely climate tech startups, investors, and the Instagram/websites audiences. The results of this study explain that the marketing mix has relationship with cyber geography because the aspects in it have similarities, such as aspects of place with all the aspects of cyber geography, product with information activity, and personalization with navigation and augmentation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>