Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aziza Rindra Luna Satriono
Abstrak :
Lansia merupakan kelompok usia yang membutuhkan perhatian khusus dalam bidang kesehatan untuk menjaga kesejahteraan hidup mereka. Aktivitas fisik merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan lansia, dan berjalan kaki merupakan salah satu aktivitas fisik yang paling mudah untuk dilakukan. Dalam mendukung aktivitas berjalan kaki, fisik lingkungan memiliki peran yang penting untuk menciptakan kemudahan lansia bernavigasi pada lingkungan tempat tinggalnya. Keterkaitan antara kemudahan bernavigasi di lingkungan tempat tinggal terhadap aktivitas berjalan kaki dilihat melalui kajian teori dan studi kasus yang melibatkan observasi dan wawancara dengan penduduk lansia pada Kampung Muka. Hasilnya menunjukkan bahwa kemudahan navigasi dalam lingkungan tempat tinggal berpengaruh pada keinginan lansia untuk berjalan kaki. Selain elemen fisik kampung, elemen sosial seperti komunitas dan interaksi antar warga menjadi motivasi warga untuk berjalan kaki. Dalam bernavigasi, lansia cenderung memilih rute yang sudah menjadi kebiasaan dan efisien, sementara kehadiran individu lain dan interaksi sosial memberikan rasa aman dan nyaman bagi lansia serta mempengaruhi keputusan mereka untuk berjalan kaki. Secara keseluruhan, skripsi ini menekankan pentingnya memperhatikan aspek navigasi dan sosial dalam lingkungan kampung kota terhadap aktivitas berjalan kaki bagi kesejahteraan dan kehidupan aktif lansia. ......Elderly individuals require special attention in the field of healthcare to ensure their well-being. Physical activity plays a vital role in maintaining the health of the elderly, and walking is one of the easiest forms of physical activity to engage in. The physical environment plays a crucial role in supporting walking activities by creating navigational ease for the elderly in their residential areas. The relationship between navigational ease in the residential environment and walking activity is explored through theoretical analysis and a case study involving observations and interviews with elderly residents in Kampung Muka. The results indicate that navigational ease in the residential environment influences the willingness of the elderly to engage in walking. In addition to the physical elements of the neighborhood, social factors such as community and interpersonal interactions serve as motivation for the elderly to walk. In navigation, the elderly tend to choose habitual and efficient routes, while the presence of other individuals and social interactions provide a sense of safety and comfort, influencing their decision to walk. Overall, this thesis emphasizes the importance of considering both navigational and social aspects within urban neighborhoods to promote walking activity for the well-being and active lifestyles of the elderly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Widiastuti Soepandji
Abstrak :
ABSTRAK Pejalan kaki merupakan salah satu pelaku utama di ruang urban. Kelompok usia pejalan kaki yang secara fisik paling lemah terhadap sibuk dan ramainya ruang urban adalah kelompok usia kanak-kanak dan kelompok usia lanjut. Penelitian keduanya dapat digunakan sebagai parameter keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki kelompok usia remaja, pemuda dan dewasa. Kondisi yang mempengaruhi kegiatan berjalan kaki ialah cuaca, ruang berpindah, ruang berhenti, lingkungan, sarana dan prasarna, perilaku, peraturan, logika berpikir dan perasaan pelaku ruang. Kondisi tersebut diatasi oleh pejalan kaki dengan taktik-taktik tertentu sesuai kondisi yang terjadi saat perjalanan kaki dilakukan. Penelitian tesis ini mengenai taktik pejalan kaki usia kanak-kanak dan usia lanjut berdasarkan teori de Certeau yang didukung oleh teori perilaku, aksi dan interaksi dari Pierre Bordieu dan ruang berjalan kaki di ruang urban dari John Fruin. Sedangkan metode penelitian yang akan saya gunakan adalah metode penelitian studi kasus dari Robert K. Yin yaitu eksplorasi subjek pada tiap kasus secara rinci dan mendalam tanpa mempengaruhi perilaku yang biasa dilakukan oleh subjek. Lokasi penelitian di Jalan Margonda Raya Depok-Jawa Barat. Jalan tersebut merupakan jalan utama kota Depok yang merupakan titik pertemuan antara ruang bertinggal, ruang berkegiatan dan koridor transportasi masyarakat. Penelitian ini mengungkap taktik pejalan kaki sebagai aksi terhadap lingkungannya, proses produksi ruang perpindahan dan pemberhentian pejalan kaki sebagai reaksi yang dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan kondisi fisik di lingkungan urban serta sebagai bahan awal untuk memberikan rekomendasi penyusunan urban design guidelines wilayah Margonda Raya Depok.
ABSTRACT Pedestrians are one of the main actors at the urban space. The most fragile age segments against the crowd of urban space are the children and the elders. Research based on that two age segments can be adopted as security and comfort parameter for the other segments, the teenagers, the youngsters and the adults. The conditions which influence the pedestarian activity are climate, moving space, stopping/idle space, environment, facility, customs, rules, logical thinking and the sense of the space actor. The conditions above are solved by several specific tactics which depend to the conditions. This thesis research is about the tactic of child pedestrians and elder pedestrians based on de Certeau tactic theory which is supported by habitus theory, action and reaction by Pierre Bordieu and the walking space at the urban area by John Fruin. The research method which is used, is case study research method from Robert K. Yin. The method is applied by detailed and in-depth subjects exploration on each cases without influencing the habitual deeds of the subjects Research location is Margonda Raya Street, Depok-West Java. The street is a main street of Depok City, which is the intersection between living space, activity space and mass transportation corridor. This method explains the pedestrians tactic as action to the environment, transformation space production process and pedestrian stoppings as reaction which are influenced by society habit and physical condition at the urban environment and as introductory materials for giving recommendation about urban design guidelines planning on Margonda Raya Depok.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T 27629
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Priyo Utomo
Abstrak :
Perkembangan kendaraan bermotor terutama kepemilikan pribadi menciptakan fenomena baru. Perluasan kota, kemacetan, dan polusi membuat efektivitasnya dipertanyakan. Konsep tentang kota kompak kembali lagi naik ke permukaan. Salah satunya, DKI Jakarta yang mengarahkan kebijakannya menjadi kota berorientasi transit. Pembangunan fasilitas pejalan kaki digalakkan di simpul transportasi dan pusat kegiatan. Namun, aktivitas berjalan kaki tidak hanya dipengaruhi oleh fasilitas trotoar tetapi juga lingkungan di sekitarnya, terutama lingkungan terbangun. Konsep 5 Ds (Density, Diversity, Design, Distance to transit, dan Destination accessibility) sering digunakan dalam menilai lingkungan terbangun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik lingkungan terbangun untuk berjalan kaki di kawasan komersial, DKI Jakarta dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam membangun walkability index. Hasilnya, terdapat variabel yang memiliki ketimpangan antar kawasan. Variabel tersebut meliputi kepadatan bangunan, rasio jalan, ketersediaan trotoar, kepadatan halte, ketersediaan koridor, dan kepadatan lokasi tujuan. Hasil walkability index pada penelitian ini menilai kawasan dengan karakteristik dominasi jalan minor dan fasilitas transportasi umum yang memadai merupakan kawasan dengan kualitas berjalan tinggi. Sedangkan, kawasan dengan karakteristik simpangan dan bangunan yang padat, pertokoan kecil, dan jalan yang terkoneksi memiliki kualitas sedang. Selanjutnya, Kawasan dengan karakteristik jenis penggunaan tanah beragam, trotoar yang tersedia memiliki kualitas rendah. ......The development of motorized vehicles, especially private ownership, creates a new phenomenon. City expansion, congestion, and pollution put its effectiveness into question. The concept of a compact city has returned to the fore. One of them is DKI Jakarta which directs its policy to become a transit-oriented city. The construction of pedestrian facilities is encouraged at transportation nodes and activity centers. However, walking activity is not only influenced by the sidewalk facilities but also the surrounding environment, especially the built environment. The 5 Ds concepts (Density, Diversity, Design, Distance to transit, and Destination accessibility) are often used in assessing the built environment. This study aims to analyze the characteristics of commercial areas for walking in DKI Jakarta using Geographic Information System (GIS) technology in building a walkability index. As a result, there are variables that have disparities between regions. These variables include building density, road ratio, sidewalk availability, bus stop density, corridor availability, and destination location density. The results of the walkability index in this study assessed that areas with dominant characteristics of minor roads and adequate public transportation facilities were areas with high walking quality. Meanwhile, areas with the characteristics of intersections and dense buildings, small shops, and connected roads have medium quality. Furthermore, Areas with various characteristics of land use types, the available sidewalks are of low quality.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victorina Arif
Abstrak :
Peningkatan tinggi pada Urban Heat Island (UHI) merupakan salah satu kontributor utama perubahan iklim dan menjadi masalah lingkungan yang mendesak di kota-kota padat tinggi saat ini. Perkembangan lingkungan luar ruang mempengaruhi pola dan perilaku penduduk kota. Parameter iklim dan fisik mempengaruhi kenyamanan termal manusia dalam melakukan aktivitas di luar ruangan. Dalam konteks studi perkotaan, berjalan kaki merupakan salah satu aktivitas ruang luar utama. Namun, iklim sebagai faktor yang mengidentifikasi keberhasilan ruang luar tidak banyak dibahas dalam studi sebelumnya terutama dalam konteks kawasan tropis. Penelitian ini mengkaji iklim mikro dan kenyamanan termal di jalur pejalan kaki Jalan MH. Thamrin dan Sudirman, Jakarta. Analisis penelitian menggunakan simulasi Envi-met dan RayMan untuk mengetahui korelasi variabel fisik dan spasial terhadap iklim mikro dan kenyamanan termal. Tingkat kenyamanan berjalan kaki dianalisis menggunakan simulasi Outdoor Thermal Comfort (OTC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui pengaruh konfigurasi ruang dan modifikasi iklim mikro terhadap kenyamanan berjalan kaki melalui studi kenyamanan termal dan kenyamanan berjalan kaki di kawasan tropis. Penelitian telah menemukan bahwa hampir sembilan jam sehari, dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore dianggap sebagai kondisi yang tidak nyaman karena radiasi matahari yang tinggi. Studi ini menunjukkan bahwa Sky View Factor (SVF) dan Rasio Lebar Tinggi (rasio H / W) secara signifikan berkorelasi dengan kenyamanan termal dan kenyamanan berjalan kaki. Berdasarkan penelitian, untuk mencapai kenyamanan termal di kawasan tropis nilai SVF berkisar 0-0,35 dan rasio H/W di atas 1. Penelitian ini berimplikasi pada teori Oke terutama pada konfigurasi spasial dan kenyamanan termal di wilayah beriklim tropis yang membutuhkan teduhan. Sedangkan bagi perencana kota, vegetasi merupakan strategi yang paling efektif terutama pada kawasan yang telah terbangun dan berkepadatan tinggi. ......Rapid increase of high Urban Heat Island (UHI) intensity as one of the main contributors to climate change is an urgent environmental issue in high dense cities today. The development of outdoor environment influence the pattern and behavior of city dwellers. Climate and physical features parameters affect the thermal comfort of humans doing their outdoor activities. In the context of urban design studies, Walking is a main outdoor activity of pedestrians. However, climate factors in identifying the success of an outdoor design is not frequently discussed especially in the tropical context. This study investigates the microclimate and pedestrian’s thermal comfort in Sudirman and Thamrin sidewalk, Jakarta. Integration of computer simulation models of Envi-met and RayMan was used to determine the correlation of physical and spatial variables with the microclimate and thermal comfort. The level of walking comfort was analyzed using the correlation model Outdoor Thermal Comfort (OTC). This study aims to determine the effect of various spatial configuration and micro-climate modification on thermal comfort and walking comfort in tropical region. Research has found that nearly nine hours a day, from 8 a.m. to 4 p.m. is considered an uncomfortable condition due to high solar radiation. This study shows that Sky View Factor (SVF) and Height to Width Ratio (H / W ratio) are significantly correlated with thermal comfort and walking comfort. This study also found that to achieve thermal comfort in the tropical regions, the value of SVF need to be on the ranges from 0-0.35 while the H / W ratio is above 1. This research has implications on Oke’s theory, especially in spatial planning and thermal comfort in tropical climates that require shadings. Meanwhile, for urban planners, vegetation is the most effective strategy to achieve thermal comfort, especially in developed and high-density areas.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Widiastuti Soepandji
Abstrak :
ABSTRAK Pejalan kaki merupakan salah satu pelaku utama di ruang urban. Kelompok usia pejalan kaki yang secara fisik paling lemah terhadap sibuk dan ramainya ruang urban adalah kelompok usia kanak-kanak dan kelompok usia lanjut. Penelitian keduanya dapat digunakan sebagai parameter keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki kelompok usia remaja, pemuda dan dewasa. Kondisi yang mempengaruhi kegiatan berjalan kaki ialah cuaca, ruang berpindah, ruang berhenti, lingkungan, sarana dan prasarna, perilaku, peraturan, logika berpikir dan perasaan pelaku ruang. Kondisi tersebut diatasi oleh pejalan kaki dengan taktik-taktik tertentu sesuai kondisi yang terjadi saat perjalanan kaki dilakukan. Penelitian tesis ini mengenai taktik pejalan kaki usia kanak-kanak dan usia lanjut berdasarkan teori de Certeau yang didukung oleh teori perilaku, aksi dan interaksi dari Pierre Bordieu dan ruang berjalan kaki di ruang urban dari John Fruin. Sedangkan metode penelitian yang akan saya gunakan adalah metode penelitian studi kasus dari Robert K. Yin yaitu eksplorasi subjek pada tiap kasus secara rinci dan mendalam tanpa mempengaruhi perilaku yang biasa dilakukan oleh subjek. Lokasi penelitian di Jalan Margonda Raya Depok-Jawa Barat. Jalan tersebut merupakan jalan utama kota Depok yang merupakan titik pertemuan antara ruang bertinggal, ruang berkegiatan dan koridor transportasi masyarakat. Penelitian ini mengungkap taktik pejalan kaki sebagai aksi terhadap lingkungannya, proses produksi ruang perpindahan dan pemberhentian pejalan kaki sebagai reaksi yang dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan kondisi fisik di lingkungan urban serta sebagai bahan awal untuk memberikan rekomendasi penyusunan urban design guidelines wilayah Margonda Raya Depok.
ABSTRACT Pedestrians are one of the main actors at the urban space. The most fragile age segments against the crowd of urban space are the children and the elders. Research based on that two age segments can be adopted as security and comfort parameter for the other segments, the teenagers, the youngsters and the adults. The conditions which influence the pedestarian activity are climate, moving space, stopping/idle space, environment, facility, customs, rules, logical thinking and the sense of the space actor. The conditions above are solved by several specific tactics which depend to the conditions. This thesis research is about the tactic of child pedestrians and elder pedestrians based on de Certeau tactic theory which is supported by habitus theory, action and reaction by Pierre Bordieu and the walking space at the urban area by John Fruin. The research method which is used, is case study research method from Robert K. Yin. The method is applied by detailed and in-depth subjects exploration on each cases without influencing the habitual deeds of the subjects. Research location is Margonda Raya Street, Depok-West Java. The street is a main street of Depok City, which is the intersection between living space, activity space and mass transportation corridor. This method explains the pedestrians tactic as action to the environment, transformation space production process and pedestrian stoppings as reaction which are influenced by society habit and physical condition at the urban environment and as introductory materials for giving recommendation about urban design guidelines planning on Margonda Raya Depok.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40878
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dane Viarsyah
Abstrak :
Keberlangsungan sistem transportasi di Jakarta dalam ancaman perubahan iklim. Integrasi dan perencanaan transportasi publik yang baik menjadi alternatif untuk mendukung lahan transportasi dan memecahkan kemacetan dari dan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karena itu, PT Railink, PT Angkasa Pura II, PT Kereta Api Indonesia dengan sinergi bersama BUMN membangun transportasi berbasis rel yaitu Kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan berusaha membuat pelayanan mereka semenarik mungkin, ke sebanyak mungkin orang. Selain itu, Kereta Bandara terhubung dengan Skytrain di bangunan integrasi sebagai titik transfer. Studi ini menganalisis integrasi waktu untuk melakukan perjalanan menggunakan Kereta Bandara dari Stasiun BNI City ke Skytrain untuk mencapai terminal bandara tujuan penumpang dengan mengamati faktor waktu tempuh berjalan di bangunan integrasi, dan waktu tunggu Skytrain yang ditimbulkan. Sedangkan pada perjalanan Skytrain-Kereta Bandara, analisis dipengaruhi dari waktu tempuh berjalan, durasi pembelian tiket, dan efeknya pada waktu tunggu Kereta Bandara. Studi diperlukan untuk mengetahui bagaimana dua moda transportasi ini saling terintegrasi secara waktu, mengingat faktor-faktor perjalanan individual harus dijadwalkan. Hasil analisis menunjukkan baik pada perjalanan Kereta Bandara-Skytrain atau pun Skytrain-Kereta Bandara setelah memperhatikan faktor-faktor integrasi, terdapat beberapa jadwal yang tidak saling teintgerasi, dan lebih buruk lagi tidak saling mengakomodir di waktu tertentu.
The sustainability of transportation systems in Jakarta is under threat from climate change. Better integration and planning of public transportation is an alternative to support land transportation and to solve the congestion problem to Soekarno-Hatta International Airport. Hence, PT Railink, PT Angkasa Pura II, PT Kereta Api Indonesia with its BUMN synergy built rail-based transportation called Airport Train and tries to make their service as attractive as possible, to as many persons as possible. Moreover, Airport Train is connected with Skytrain in an integrated building as a transferring point. This study analyzes the time integration to travel using the Airport Train from BNI City Stastion to Skytrain to reach the airport terminal of the passengers destination by observing the walking time factor at integrated building and its effect on waiting time of Skytrain. And also Skytrain-Airport Train by identifying the walking time, ticket purchasing time, and its effect on Airport Train waiting time. Study is necessary to know whether these two modes of transport can be integrated in time and, individual journeys must in some way be scheduled. The results of the analysis show that both on Airport Train-Skytrain and Skytrain-Airport Train after observing the factors of analysis there are several schedules that are not integrated each other, even worse can not accommodate each other at certain times.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfaizs Vi Afkara
Abstrak :
Minat masyarakat terutama pengguna MRT untuk berjalan kaki pada awal atau akhir perjalanan terhadap stasiun MRT masih tergolong rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengenali pengaruh perubahan preferensi atribut yang mempengaruhi kemungkinan dan jarak seseorang memilih berjalan kaki dibandingkan moda BRT dan ojek di awal atau akhir perjalanannya. Data yang diperoleh dengan Teknik stated preference dianalisa dengan discrete choice analysis menggunakan pendekatan model logit binomial selisih dengan 2 skema, berjalan kaki dengan BRT dan berjalan kaki dengan ojek. Persepsi jarak pria dan wanita akan memilih berjalan kaki dibandingkan kedua moda alternatif ketika jarak terhadap stasiun MRT berturut-turut 629 meter dan 593 meter dan jika dibandingkan dengan lokasi kawasan perkantoran dan pemukiman berturut-turut adalah 689 meter dan 547 meter. ......The interest of the community, especially MRT users to walk at the beginning or end of the journey to the MRT station is still relatively low.The purpose of this study was to recognize the effect of changes in preference attributes that affect the likelihood and distance of someone choosing to walk compared to BRT and ojek modes at the beginning or end of their journey. Data obtained using stated preference techniques were analyzed by discrete choice analysis using a binomial logit model approach with 2 schemes, walking with BRT and walking on a motorcycle taxi. The distance between men and women will choose to walk compared to others alternative mode when the distance to MRT stations are 629 meters and 593 meters respectively and when compared to area the perception of the distance between office and residence area are 689 meters and 547 meters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zenik Kusrini
Abstrak :
Latar belakang: Peningkatan populasi usia lanjut diikuti dengan meningkatnya masalah kesehatan terkait penurunan kapasitas fungsional. Gangguan kognitif ringan sering dijumpai pada usia lanjut, yang merupakan fase transisi sebelum berkembang menjadi demensia. Aktivitas fisik yang bersifat aerobik terbukti bermanfaat mempertahankan fungsi kognitif usia lanjut dan mencegah terjadinya demensia pada populasi ini, namun studi berjalan kaki terukur menggunakan pedometer belum diteliti di Indonesia. Metode: Studi ini bertujuan menilai efek aktivitas berjalan kaki terukur minimal 4000 langkah setiap hari selama 12 minggu terhadap fungsi kognitif usia lanjut dengan gangguan kognitif ringan. Studi ini adalah studi intervensi mixed method, quantitative and qualitative research, dilakukan pada 12 subjek, berusia 60-74 tahun, di Poliklinik Rumah Sakit Ciptomangukusumo. Penilaian fungsi kognitif menggunakan kuesioner MoCa-Ina berbahasa Indonesia, yang dinilai sebelum dan setelah intervensi. Hasil: Rerata capaian jumlah langkah harian adalah 5689 ± 505,59 langkah. Terjadi peningkatan rerata nilai MoCa-Ina sebelum dan setelah intervensi (26,0 ± 3,16 dan 27,29 ± 1,49, p=0,175). Pada akhir intervensi, dilakukan wawancara kepada seluruh subjek yang berhasil menyelesaikan program, didapatkan bahwa seluruh subjek merasakan peningkatan kebugaran fisik dan tidak ada efek samping yang terjadi selama intervensi. Simpulan: Aktivitas berjalan kaki terukur minimal 4000 langkah setiap hari selama 12 minggu dapat mempertahankan fungsi kognitif usia lanjut dengan gangguan kognitif ringan. ......Background: The increasing of elderly population followed by increasing health problems due to decreased functional capacity. Mild cognitive impairment commonly found in the elderly, which is a transitional phase before developing into dementia. Aerobic physical activity has been shown to be beneficial in maintaining cognitive function in the elderly and preventing dementia in this population, however, studies of walking-based pedometer have not been studied in Indonesia. Methods: This study aims to assess the effect of 12 week of 4000-daily steps of the pedometer-home based walking activity on cognitive function in elderly with mild cognitive impairment. This study is a mixed method, quantitative and qualitative research intervention study, conducted on twelve subjects, aged 60-74 years, at the outpatient Ciptomangukusumo Hospital. Evaluation of cognitive function using the MoCa-Ina questionnaire Indonesian version, which was assessed before and after the intervention. Results: The average number of daily steps count was 5689 ± 505.59 steps. There was an increase in the mean value of MoCa-Ina before and after the intervention (26.0 ± 3.16 and 27.29 ± 1.49, p=0.175). Interviews were conducted with all subjects who successfully completed the program, it was found that all subjects felt an increase in physical fitness and no side effects occurred during the intervention. Conclusion: Twelve weeks of 4000 daily steps maintain cognitive function in the elderly with mild cognitive impairment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library