Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Utami Ayuningsih Mariani Soedarsono
Abstrak :
Autisme meningkat pesat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Tahun 2000-an diperkirakan 1 per 150 anak menyandang autisme di setiap penjuru dunia, termasuk Indonesia. Salah satu karakteristik autisme adalah adanya kekurangan dalam interaksi sosial dan komunikasi. Anak autistik tampak tidak tertarik untuk bermain bersama teman dan lebih suka menyendiri. Perkembangan bahasanya lambat dan bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi (APA dalam Welton, Vakil dan Caresea, 2004). Pendidikan inklusi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak autistik (Diknas, 2001), di mana di dalam pendidikan inklusi anak diikutsertakan dalam proses pembelajaran bersama anak-anak normal lainnya. Pendidikan inklusi mempunyai hubungan yang positif dalam memperbaiki komunikasi dan interaksi sosial bagi anak autistik (Kamps, 2002). Namun berdasarkan pengamatan yang tidak sistematis dan tidak formal yang dilakukan penulis di beberapa sekolah dasar di Jakarta menunjukkan bahwa anak autistik yang ikut serta dalam pendidikan inklusi belum memperlihatkan perkembangan yang nyata dalam komunikasi dan interaksi sosialnya. Oleh sebab itu, diperlukan suatu penelitian untuk melihat bagaimana hubungan antara pendidikan inklusi dengan perkembangan komunikasi dan interaksi sosial anak autistik di sekolah dasar yang diikutinya di Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan melakukan penelitian di lapangan. Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan kuantitatif dengan menguji hipotesis melalui metode korelasi. Sampel penelitian adalah 21 anak autistik yang tersebar pada 14 SD negeri dan swasta di DKI Jakarta. Alat ukur berupa kuesioner dibuat sendiri oleh penulis khusus untuk penelitian ini, di mana data diambil melalui guru dan orang tua mereka. Hasil analisis memperlihatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan inklusi dengan perkembangan komunikasi dan interaksi sosial pada anak autistik. Hal ini disebabkan pendidikan inklusi pada penelitian ini belum memiliki seluruh komponen yang menjadi kriteria penyelenggaraan pendidikan inklusi. Hal ini dibuktikan bahwa mayoritas sekolah regular menerima anak autistik tanpa didasari pengetahuan tentang kondisi anak, pelatihan guru, pendataan anak, serta tidak adanya persiapan sebelum menerima anak. Selain itu tidak adanya data yang lengkap tentang kondisi anak sebelum mengikuti pendidikan inklusi maka data yang diperoleh hanya data kondisi komunikasi dan interaksi sosial saat ini sehingga tidak dapat diperoleh berapa besar perkembangannya. Namun mayoritas anak autistik yang ikut serta dalam pendidikan inklusi di sekolah regular memperoleh kemajuan, baik di bidang komunikasi, interaksi sosial, akademik, motorik maupun kemandirian. Kesimpulan penelitian ini adalah perlunya kesiapan sekolah dengan memiliki seluruh komponen yang menjadi kriteria penyelenggaraan pendidikan inklusi, serta perlunya pendataan bagi siswa yang ikut serta dalam pendidikan inklusi secara lengkap dan akurat untuk melihat perkembangannya. Saran dari penelitian ini adalah adanya kolaborasi dari semua pihak untuk bersama-sama membantu anak autistik agar memperoleh kemajuan, serta perhatian yang nyata (konkrit) dari instansi pemerintah terkait untuk kemajuan pendidikan anak autistik di Indonesia.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lena Afrida
Abstrak :
Konsep tata atur fisik lingkungan adalah cara menuju solusi yang ingin dicapai pada masa ke depan terhadap suatu obyek untuk memberikan pengaruh pada subyek. Sekolah khusus menjadi lingkungan pendidikan dan perawatan baik apabila memenuhi tujuan terhadap anak didik. Metode yang digunakan observasi langsung, mengamati, menganalisa kemudian memperbandingkan sesuai pembahasan arsitektural terhadap sekolah khusus. Kesimpulan akhir menunjukkan pengaturan fisik pada bangunan sekolah khusus memberikan pengaruh atas pembentukan perilaku anak autis. Pembentukan perilaku ini disertai dukungan rangsangan dari subyek pendukung terdekat yaitu guru, terapis serta keluarga. Pengaturan fisik dapat diterapkan pada lingkungan lain dimanapun anak autis memiliki kebutuhan atas perawatan dan pendidikan.
The physical setting of environment's concept is the way for reaching the future solution to an object for giving influence to the subject. Special needs school become the good schooling and healing environment if they could fulfill the purpose for pupils. The used method are direct observe, analyze then compare the school based on the architectural studies. The conclusion indicate that the physical setting of school building give influence for shaping autistic child behavior. The shaping must be support by the stimulating another subject, they are teacher, therapist and family. These physical setting can be applied to another environment wherever the autistic child needs for schooling and healing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51607
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Tao Toba Muara Ria
Abstrak :
Tujuan penelitian mendapatkan gambaran pengalaman ibu merawat anak autistik dalam memasuki masa remaja di Jakarta menggunakan fenomenologi deskriptif. Partisipan adalah enam ibu diperoleh melalui purposive sampling. Hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis menggunakan teknik Collaizi. Hasil penelitian adalah 9 tema: menolak/berduka dan menerima, peran informal ibu, upaya perawatan anak autistik, perubahan perilaku anak autistik memasuki masa remaja dimulai pada usia 7-10 tahun, sumber dukungan yang digunakan ibu, sumber hambatan, bentuk sikap dan tindakan ibu, serta kemandirian dalam kehidupan. Perawat komunitas diharapkan memanfaatkan hasil dengan pemberian konseling pada klien dan keluarga dengan anak autistik sesuai dengan tumbuh kembang keluarga. ......This study aims to explore mothers? experience in caring autistic child in entering the puberty. Descriptive phenomenological design was applied. Participants were six mothers selected through purposive sampling. The recorded interviews and field notes analyzed using Collaizi technique. The revealed nine themes: response of refused/grieving and accepting, informal roles of mother, efforts of caring, changing behavior when the autistic children reach puberty period starting around 7 to 10 years old, source of support, obstacles of care, mother's attitude and reaction, child independence. Nurses are expected to able in providing counseling to families with autistic children in accordance to family development.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library