Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamdan Fadlurrahman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S27792
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurasni
Abstrak :
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten yang endemis tinggi di Provinsi Lampung. Puskesmas Hanura merupakan wilayah dengan endemisitas yang tinggi dimana API 43,9?. Tujuan penelitian Mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di desa Lempasing puskesmas Hanura. Desain penelitian cross sectional dengan data primer, jumlah sampel 211, dilakukan uji chi-square. Data tentang sosio-demografi, pengetahuan, sikap, perilaku, dan lingkungan dikumpulkan dengan wawancara dan observasi melalui pengisian kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian malaria adalah pendidikan (OR=2,135; 95%CI: 1,168-3,902), dan penggunaan kelambu (OR=1,594: 95%CI: 1,067-2,383). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria.
Malaria one of communicable disease still remains public health problem in Indonesia even in the world. Pesawaran District is one high malaria endemic district in Lampung Province. Hanura Health Centre is a high malaria endemic area which its API 43,9?. This study aims to analyze Factors associated with the occurence of malaria in Hanura Health Centre. The design study is cross sectional study, using primary data, the overall samples are 211, chi-square test was done. Data of Socio-demografy, knowledge, attitude, and behavior collected through interview and observation using questionaires. The results showed that two were three variables significantly associated with malaria incidence; education (OR=2,135; 95%CI: 1,168-3,902), and using of bednets (OR=1,594: 95%CI: 1,067-2,383). Concluded that significantly assosiated between education and using bednets.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Riahdo Juliarman
Abstrak :
Latar Belakang: Ventilator-associated pneumonia (VAP) merupakan infeksi yang sering terjadi di intensive care unit (ICU) dan memiliki angka mortalitas yang tinggi. Pengetahuan tentang prediktor mortalitas dapat membantu pengambilan keputusan klinis untuk tatalaksana pasien. Studi-studi tentang faktor prediktor mortalitas VAP menunjukkan hasil yang berbeda-beda dan tidak ada penelitian yang komprehensif di Indonesia. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor prediktor mortalitas pasien VAP di RSCM. Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif pada pasien ICU RSCM yang didiagnosis VAP selama tahun 2003-2012. Data klinis dan laboratorium beserta status luaran (hidup atau meninggal) selama perawatan diperoleh dari rekam medis. Analisis bivariat dilakukan pada variabel kelompok usia, infeksi kuman risiko tinggi, komorbiditas, renjatan sepsis, kultur darah, prokalsitonin, ketepatan antibiotik empiris, acute lung injury, skor APACHE-II, dan hipoalbuminemia. Variabel yang memenuhi syarat akan disertakan pada analisis multivariat regresi logistik. Hasil: Sebanyak 201 pasien diikutsertakan pada penelitian ini. Didapatkan angka mortalitas selama perawatan sebesar 57,2%. Kelompok usia, komorbiditas, renjatan sepsis, prokalsitonin, ketepatan antibiotik empiris, dan skor APACHE II merupakan variabel yang berpengaruh terhadap mortalitas pada analisis bivariat. Prediktor mortalitas pada analisis multivariat adalah antibiotik empiris yang tidak tepat (OR 4,70; IK 95% 2,25 sampai 9,82; p < 0,001), prokalsitonin > 1,1 ng/mL (OR 4,09; IK 95% 1,45 sampai 11,54; p = 0,01), usia ≥ 60 tahun (OR 3,71; IK 95% 1,35 sampai 10,20; p = 0,011), dan adanya renjatan sepsis (OR 3,53; IK 95% 1,68 sampai 7,38; p = 0,001). Kesimpulan: Pemberian antibiotik empiris yang tidak tepat, prokalsitonin yang tinggi, usia 60 tahun atau lebih, dan adanya renjatan sepsis merupakan pediktor independen mortalitas pada pasien VAP. ......Background: Ventilator-associated pneumonia (VAP) is a frequent infection with high mortality rates in intensive care unit (ICU). The prediction of outcome is important in decision-making process. Studies exploring predictors of mortality in patients with VAP produced conflicting results and there are no comprehensive reports in Indonesia. Objective: To determine predictors of mortality in patients with VAP in Cipto Mangunkusumo Hospital. Methods: We performed a retrospective cohort study on patients admitted to the ICU who developed VAP between 2003?2012. Clinical and laboratory data along with outcome status (survive or non-survive) were obtained for analysis. We compared age, presence of high risk pathogens infection, presence of comorbidity, septic shock status, blood culture result, procalcitonin, appropriateness of initial antibiotics therapy, presence of acute lung injury, APACHE II score, and serum albumin between the two outcome group. Logistic regression analysis performed to identify independent predictors of mortality. Results: A total of 201 patients were evaluated in this study. In-hospital mortality rate was 57.2%. Age, comorbidity, septic shock status, procalcitonin, appropriateness of initial antibiotics therapy, and APACHE II score were significantly different between outcome groups. The independent predictors of mortality in multivariate logistic regression analysis were inappropriate initial antibiotics therapy (OR: 4.70; 95% CI 2.25 to 9.82; p < 0.001), procalcitonin > 1.1 ng/mL (OR: 4.09; 95% CI 1.45 to 11.54; p = 0.01), age ≥ 60 years old (OR: 3.71; 95% CI 1.35 to 10.20; p = 0.011), and presence of septic shock (OR: 3.53; 95% CI 1.68 to 7.38; p = 0.001). Conclusion: Inappropriate initial antibiotic therapy, high serum procalcitonin level, age 60 years or older, and presence of septic shock were independent predictors of mortality in patients with VAP.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Suryani
Abstrak :
Ventilator mekanik merupakan salah satu aspek yang penting dan banyakdigunakan bagi perawatan pasien kritis di Intensif Care Unit ICU . Lama pemakaianventilator mekanik merupakan salah satu faktor penting penyebab VAP.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama pemakaianventilator mekanik dengan kejadian Ventilator Associated Pneumonia VAP di ICURSUD Tarakan Jakarta tahun 2014 ndash; 2017.Jenis peneltian analitik, desain penelitian studi potong lintang cross sectional .Metode pengambilan sampel adalah consecutive sampling dengan cara observasi catatanmedik pasien yang memakai ventilator mekanik minimal 48 jam dan dirawat minimal 3hari di ruang ICU RSUD Tarakan Jakarta Tahun 2014 ndash; 2017 dan sampel berjumlah106 sampel. Data dianalisis dengan uji chi square, t-test independent, dan regresilogistik.Prevalensi Kejadian Ventilator Associated Pneumonia VAP sebesar 17,9 .Lama pemakaian ventilator mekanik dan lama perawatan secara statistik menunjukkanberhubungan yang bermakna dengan kejadian VAP. Sedangkan variabel umur,penyakit yang mendasari, posisi tidur, pembedahan dan pemberian antibiotik secarastatistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap kejadian VentilatorAssociated Pneumonia VAP . Hasil analisis multivariat diperoleh bahwa variabel lamapemakaian ventilator mekanik merupakan variabel yang paling dominan berhubungandengan kejadian VAP, dengan OR=5,265 95 CI: 1,084-25,548.
Mechanical ventilator is one of the important aspects and frequently used fortreatment of critical patients in the Intensive Care Unit ICU . The duration for usingmechanical ventilator is important factors caused VAP.This research aimed to find the correlation between duration of mechanicalventilator use and Ventilator Associated Pneumonia VAP case in ICU RSUD TarakanHospital Jakarta 2014 ndash 2017.This was an analitic research with observational study cross sectional design .Sampling method used consecutive sampling by observed medical records of patientswho used mechanical ventilator at least 48 hours and treated at least 3 days in ICURSUD Tarakan Hospital Jakarta January 2014 ndash December 2017, as many as 106sampels. Data was analyzed by chi square, t test independent, and logistic regression.Prevalention of Ventilator Associated Pneumonia VAP was about 17,9 .Duration of mechanical ventilator use and duration of treatment had significantcorrelation to VAP. While age, basic disease, sleep position, surgery and antibiotictreatment insignificant to VAP. Multivariate analysis showed that duration ofmechanical ventilators use variable was the most dominant variable related to VAPOR 5,265 95 CI 1,084 25,548.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Anna Mardiana
Abstrak :
Stroke Associated Pneumonia (SAP) adalah komplikasi stroke yang paling sering terjadi dan memiliki angka mortalitas yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas pasien SAP belum sepenuhnya diselidiki. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas dapat membantu pengambilan keputusan klinis untuk tatalaksana pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas pasien SAP yang dirawat di Stroke Care Unit (SCU) Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) tahun 2016-2018. Desain penelitian ini adalah penelitian kohort retrospektif, pada 268 pasien di SCU RSPON yang didiagnosis SAP selama tahun 2016-2018. Variabel yang berhubungan bermakna dengan mortalitas pada pasien SAP adalah kesesuaian LOS dengan CP RSPON, didapatkan risiko 0,262 (95% CI : 0,138 – 0,501) yang berarti pasien dengan Length of Stay (LOS) tidak sesuai dengan Clinical Pathway (CP) RSPON memiliki hubungan protektif terhadap mortalitas pasien SAP yaitu sebesar 0,26 kali. Dengan menggunakan model prediktor, dapat dihitung probabilitas terjadinya mortalitas pada pasien SAP.
Stroke Associated Pneumonia (SAP) is the most common complication after stroke and has a high mortality rate. Determining factors for SAP mortality have not been fully investigated. Knowledge of its determining factors can help clinical decision making for patient management. The aim of this study was to determine the mortality factors of SAP who were treated in the Stroke Care Unit (SCU) National Brain Centre (NBC) Hospital. This study used retrospective cohort design, involving 268 subjects SAP obtained at SCU NBC who were diagnosed with SAP during 2016-2018. Variable that significantly related is suitability of Length of Stay (LOS) with Clinical Pathway (CP) NBC obtained the risk of 0.262 (95%CI : 0,138-0,501) which means has protective association with mortality. By using a predictor model, it can be calculated the probability of mortality in SAP patients.
2019
T53988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Alhadi Haq
Abstrak :
Pendahuluan: Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan infeksi nosokomial yang didapatkan di rumah sakit khususnya di ruang Intensive Care Unit (ICU) pada 48-72 jam paska pemasangan ETT dan Ventilator. Oral care dengan Chlorhexidine merupakan salah satu dari intervensi keperawatan yang bermanfaat dalam menjaga kebersihan mulut dari flora orofaringeal dan kolonisasi mikroorganisme yang berpotensi masuk kedalam saluran nafas karena pemasangan Endotrakheal Tube ( ETT ). Metode: Desain pada penelitian ini menggunakan Randomized Controlled Trial (RCT), untuk menguji efektivitas oral care menggunakan chlorhexidine gel 2% 4 kali sehari dengan cara menggosok gigi dalam menurunkan insiden VAP. Penelitian ini menggunakan teknik random allocation untuk menentuan kelompok kontrol dan kelompok intervensi dan juga menerapkan double blind study. Teknik dalam menentukan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random blok berdasarkan variasi permutasi dibagi menjadi 11 blok kemudian dilakukan random dan  didapatkan total sampel sejumlah 44 yaitu 22 untuk kelompok intervensi dan 22 untuk kelompok kontrol sesuai randome yang didapatkan. Hasil: Pada kelompok kontrol didapatkan hasil sejumlah 9 responden (40,9% ) mengalami VAP, dan sejumlah 13 responden (59,1%) tidak mengalami VAP. Sedangkan untuk kelompok intervensi didapatkan sejumlah 1 responden (4,5%) mengalami VAP, dan sejumlah 21 responden (95,5%) responden tidak mengalami VAP nilai p value  0,012. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna antara oral care kelompok control dengan kelompok intervensi terhadap insiden VAP.Tindakan keperawatan Oral care dengan chlorhexidine gel 2% 4 kali sehari dengan cara menggosok gigi terbukti efektif dalam menurunkan insiden VAP ......Introduction: Ventilator Associated Pneumonia (VAP) is a nosocomial infection found in hospitals, especially in the Intensive Care Unit (ICU) room, 48-72 hours after ETT and Ventilator placement. Oral care with Chlorhexidine is one of the nursing interventions that is useful in maintaining oral hygiene from oropharyngeal flora and colonization of microorganisms that have the potential to enter the respiratory tract due to the installation of an Endotracheal Tube (ETT). Methods: The design of this study used a Randomized Controlled Trial (RCT), to test the effectiveness of oral care using 2% chlorhexidine gel 4 times a day by brushing your teeth in reducing the incidence of VAP. This study uses a random allocation technique to determine the control group and the intervention group and also applies a double blind study. The technique in determining the sample in this study used a random block technique based on permutation variations divided into 11 blocks and then randomized and obtained a total sample of 44, namely 22 for the intervention group and 22 for the control group according to the randome obtained. Results: In the control group, 9 respondents (40.9%) experienced VAP, and 13 respondents (59.1%) did not experience VAP. As for the intervention group, it was found that 1 respondent (4.5%) experienced VAP, and a number of 21 respondents (95.5%) respondents did not experience VAP with a p value of 0.012. Conclusion: There is a significant difference between the oral care control group and the intervention group on the incidence of VAP. Oral care with chlorhexidine gel 2% 4 times a day by brushing your teeth is proven effective in reducing the incidence of VAP.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Rahardjo Budianto
Abstrak :
Latar Belakang. Penyakit Hirschsprung (PH) adalah suatu penyakit kongenital akibat tidak terbentuknya sel ganglion Meissner dan Auerbach pada lapisan sub mukosa dan lapisan intermuskularis usus. Komplikasi dari PH yang umum terjadi adalah Hirschsprung associated Enterocolitis (HAEC) yang dapat mengancam nyawa, biasa terjadi karena keterlambatan diagnosis PH, namun masih dijumpai pasca operasi definitif PH. Banyak faktor yang diduga menjadi penyebab HAEC, mulai dari gangguan elektrolit dan air, disbiosis kuman usus maupun gangguan homeostasis mukosa dinding usus, seperti berkurangnya musin yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel neuroendokrin yang berperan pada motilitas dan sekresi usus, namun sampai saat ini belum ditemukan penyebab pasti dari HAEC. Sel Paneth, salah satu sel epitel pembentuk dinding mukosa usus yang berfungsi sebagai sel pertahanan yang menghasilkan beberapa protein dan peptide antimikroba, salah satunya α-defensin. Dalam keadaan normal sel paneth tidak ditemukan di kolon, namun pada penyakit radang usus seperti Penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, ditemukan metaplasia sel Paneth akibat inflamasi yang terjadi. Peran sel paneth yang berfungsi sebagai sel pertahanan terhadap mikroba blm diteliti dalam terjadinya HAEC. IL-β adalah sitokin proinflamasi yang berperan pada peradangan dan kerusakan jaringan usus dan pada penyakit Crohn, peningkatan derajat keparahan peradangan mukosa terlihat sejalan dengan peningkatan konsentrasi protein IL-1β. Indikator inflamasi lainnya yaitu calprotectin, suatu protein penanda biologis yang ditemukan pada tinja ketika terjadi inflamasi di usus dimana konsentrasinya akan meningkat 4-6 kali dari konsentrasinya di plasma. Penelitian ini berfokus pada peran dan fungsi sel Paneth pada patogenesis HAEC dan diharapkan dapat menjawab permasalahan pada HAEC dan dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas PH di masa yang akan datang. Tujuan. Mengetahui peran sel Paneth, α-defensin, IL-β dan calprotectin pada patogenesis HAEC Metode Penelitian. Penelitian menggunakan hewan coba tikus jantan Sprague-Dawley. Kelompok sampel dibagi menjadi 11 kelompok yang terdiri dari 10 kelompok perlakuan BAC 0.1% dan 1 kelompok kontrol. Jumlah masing–masing kelompok adalah 5 ekor. Pengambilan sampel dan sacrifice dilakukan pada hari ke-0, 3, 5, 7, 10, 12, 14, 16, 18 dan 21 hari setelah 7 hari diberi perlakuan BAC. Jaringan usus kolon sigmoid dan serum diambil untuk pemeriksaan histologi (derajat enterokolitis dan metaplasia sel Paneth) menggunakan pewarnaan hematoxyllineosin serta pemeriksaan biokimia menggunakan teknik ELISA untuk menentukan konsentrasi α- defensin, IL-β dan calprotectin. Analisis statistik data numerik menggunakan uji Anova, uji Mann–Whitney dan uji korelasi Spearman. Hasil. Enterokolitis mulai terjadi pada kelompok PH+7 dengan derajat yang makin meningkat sejalan dengan waktu. Terdapat perbedaan bermakna pada metaplasia sel Paneth antara kelompok PH+0 dan PH+7 serta PH+0 dan PH+18, namun tidak didapati perbedaan bermakna pada konsentrasi α-defensin jaringan, α-defensin serum, IL-β dan calprotectin terhadap kelompok PH+0. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara konsentrasi α-defensin dengan jumlah metaplasia sel Paneth, α-defensin serum, IL-β dan calprotectin. Simpulan. Derajat enterokolitis meningkat sejalan dengan berjalannya waktu pada PH yang tidak dilakukan intervensi dan terjadi metaplasia sel Paneth yang tidak diikuti dengan peningkatan konsentrasi konsentrasi protein α-defensin. ......Background. Hirschsprung disease (HD) is a congenital disease, characterized by absence of Meissner and Auerbach ganglion cells in the submucosal and intermuscularis layer of the gut. Hirschsprung Associated Enterocolitis (HAEC) is a common and sometimes life threatening complication of HD, presenting either before operation due to delayed in diagnosis or after definitive surgery for HD. Variety of HAEC causes has been thought, such as electrolyte and water metabolism defect, infection caused by dysbiosis of gut microflora, and various dysfunction of intestinal homeostasis like disordered intestinal motility by neuroendocrine cells, mucosal immunity defect and abnormal mucin production by goblet cells. Despite the advancement of HD management therapy, HAEC etiology and pathophysiology remain poorly understood and unconfirmed. Paneth cell, one of the principle cell type of the epithelium of the intestinal mucosal wall, an innate antimicrobial peptides that contribute to mucosal host defence by producing antimicrobial peptides and protein, including α-defensin. Normally, Paneth cell is not found in the adult colon, but in intestinal bowel disease (IBD) like Crohn disease and ulcerative colitis, paneth cells metaplasia due to inflammation was found. The role of paneth cell as mucosal host defence has not been investigated in the pathophysiology of HAEC. Pro inflammation cytokine IL-β known to be involve in the inflammation and tissue defective in Crohn disease, where increasement of the inflammation degree was followed by IL-β increasement respectively. Other inflammation indicator, calprotectin, a biomarker protein, found in the feces when inflammation occurred in the intestine, would increased 4-6 fold from the plasma concentration. This study is to investigate the role of paneth cell in the pathogenesis of HAEC so that morbidity and mortality of HD could be lowered in the future. Aim. To investigate the role of Paneth cell, α-defensin, IL-β and calprotectin in HAEC patogenesis. Method. Male Sprague Dawley rat was used in this study, divided into 11 groups, one control group and 10 Benzalkonium Chloride (BAC) 0.1% intervention groups, each group consisted of r rats. Sacrifice and sample harvesting done on day 0, 3, 5 ,7 10,12, 14, 16, 18 and 21; 7 days after BAC 0.1% intervention was done. Sigmoid colon and blood serum harvested for histological examination (aganglionosis segmen, HAEC degree and Paneth cell metaplasia) with hematoxyllin-eosin staining and biochemical examination with ELISA technique to measure α-defensin, IL-β and calprotectin concentration. Statistic analisys using Anova, Mann-Whitney test and Spearman test. Result. HAEC occurred on the 7th day after 14 days application of BAC, analog to 7 days after HD, with increasement of enterocolitis degree along with the time of scarifice. In term of paneth cell metapasia, there is a significant differences between HD+0 and HD+7, and between HD+0 and HD+18, but there is no significant differences for tissue and plasma α-defensin concentration, IL-β and calprotectin concentration compare to HD+0. There are no significant correlation between tissue α-defensin concentration compare to paneth cell metaplasia, plasma α-defensin concentration, IL-β and calprotectin respectively. There are also no significant correlation between degree of Enterocolitis compare to paneth cell metaplasia, tissue and plasma α-defensin concentration, IL-β and calprotectin. Conclusion. HAEC degree increase alongside with time in HD without intervention, Paneth cell metaplasia occurred in HAEC but not followed by increasement of α-defensin concentration.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arisanti Prabandini
Abstrak :
Ventilator associated-pneumonia VAP adalah pneumonia yang terjadi pada pasien yang terpasang ventilator melalui trakeostomi atau intubasi endotrakeal selama lebih dari 2 hari perawatan. VAP merupakan infeksi yang paling sering terjadi pada ICU dan menjadi penyebab morbiditas mayor, mortalitas, serta peningkatan biaya perawatan. Penelitian retrospective dengan pendekatan cross sectional bertujuan untuk mendapatkan gambaran kejadian VAP pada pasien di ICU RSUD dr. Soedono Madiun bulan Mei 2016 ndash; April 2017. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien yang mengalami VAP adalah berusia dewasa madya 45,2 dengan jenis kelamin laki-laki 52,4 pada late onset 66,7 . Skor komorbiditas rendah 81,0 dan terbesar adalah cedera serebrovaskuler 35,7 . Sering di jumpai bakteri gram negatif 88,1 . Kejadian VAP tinggi disebabkan lama perawatan, kepatuhan klinisi pada pelaksanaan hand hygiene, SOP VAP bundle masih dalam pengembangan, serta mutasi perawat. Penting dilaksanakan penyusunan SOP intervensi VAP bundle yang efektif dan pendokumentasian kejadian VAP sesuai dengan standar CPIS sehingga kejadian VAP dilaporkan tepat. ......Ventilator associated pneumonia VAP is defined as pneumonia that occured in patient with mechanical ventilation used tracheostomy or endotracheal intubation more than 2 days treatment. VAP is the most common infection in intensive care units ICUs and cause of mortality, major morbidity, and increased finansial burden. This retrospective study with cross sectional approach aimed to explain the VAP incidence of patient in ICU RSUD dr. Soedono Madiun in periode May 2016 until April 2017. The result of this study indicated that the most of patients that developed VAP was median age adult 45,2 male 52,4 late onset VAP 66,7 . The comorbidity score was low 81,0 and the most common was cerebrovascular injury 35,7 . The negative gram bacteria. was the most common microorganism 88,1 . The VAP incidence was high, because of the patient rsquo s length of stay, clinician rsquo s submission of hand hygiene, standard operational procedure of VAP bundle care still unfixed, and staff mutation. So important to arranged effective standard operational procedure of VAP bundle care and appropriate documentation of VAP incidence used CPIS until VAP incidence report was right.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Durhayati
Abstrak :
Ventilator associated pneumonia VAP adalah yang sering terjadi di rumah sakit terutaman di ruang intensif. VAP merupakah infeksi saluran pernapasan bawah yang mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilasi mekanik lebih dari 48 jam. Kejadian VAP dapat ditekan dengan pelaksanaan bundle VAP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepatuhan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain crosssectional dengan sampel sebanyak 45 perawat ICU. Alat ukur yang digunakan adalah VAP Bundle Checklist dari Institute for healthcare improvement IHI 2012 dan adaptasi PRECEDE model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan perawat terhadap bundle VAP adalah tinggi 75,9 . Analisa dengan Chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor predisposisi, pemungkin dan penguat terhadap kepatuhan nilai p 0,473 . Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat harus meningkatkan pengetahuan dan motivasi terkait dengan implementasi bundle VAP. ......Ventilator associated pneumonia VAP is a common nosocomial infection in the hospital, especially in the intensive care unit. VAP is lower tract respiratory infection which affects parenchymal lung tissue after 48 hours of mechanical ventilation intubation. Implementing VAP bundle may prevent the incident of VAP.This study aimed to identify nurses compliance of VAP bundle and its relating factors. The study design conducted by descriptive analytic with cross sectional study of 45 sample of ICU nurses. This study used instruments of VAP bundle checklist of Institute for healthcare improvement IHI, 2012 and modified PRECEDE model. This study revealed that nurses compliance level of VAP bundle was high 75,9 . Chi square analysis showed there is no correlation between predisposing, enabling dan reinforcing factors with nurses compliance of VAP bundle p value 0,473 . The recommendation of this study is nurse should increase their knowledge and motivation regarding to the implementation of VAP bundle.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S66865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>