Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salma Suka Kyana Nareswari
Abstrak :
Pendahuluan. Terdapat sebuah urgensi untuk mencari pengobatan bagi endometriosis, karena saat ini belum ada pengobatan yang menjamin tidak terjadinya rekurensi. Berdasarkan kemampuan asam galat dan derivatnya dalam menurunkan viabilitas sel kanker, penelitian ini bertujuan untuk meninvestigasi kemampuan zat-zat tersebut dalam menginhibisi viabilitas sel endometriosis. Metode. Sel endometriosis diisolasi dan dikultur dari pasien yang telah menjalani operasi laparoskopi. Setelah sel 70-80% konfluen, sel dipanen dan dibagi kedalam well yang masing-masing berisi 10.000 sel. Sel diberikan asam galat, heptil galat dan oktil galat,,masing-masing dengan tiga dosis yaitu 25.6 μg/ml, 51.2 μg/ml and 102.4 μg/ml. Seluruh intervensi dilakukan secara triplo pada empat sampel. MTS assay digunakan untuk menguji viabilitas sel endometriosis. Hasil. Setelah data dirasionalisasi dengan kontrol, ketiga zat menunjukkan inhibisi terhadap viabilitas sel endometriosis. Pada ketiga zat, terdapat inhibisi yang signifikan pada dosis 102.4 μg/ml. Sedangkan inhibisi tertinggi ditemukan pada heptil galat pada dosis 102.4 μg/ml dengan persentase inhibisi sebesar 70.52%. Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa asam galat, heptil galat dan oktil galat, berpotensi sebagai zat inhibitori terhadap viabilitas sel endometriosis. Efek inhibitori tertinggi ditemukan pada dosis 102.4 μg/ml untuk semua zat, dengan heptil galat sebagai zat dengan efek terbesar.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abritho Zaifar
Abstrak :
ABSTRACT
Virus Dengue (DENV) adalah salah satu penyakit virus dengan transmisi oleh nyamuk dan telah menyebar ke negara negara yang sebelumnya tidak pernah ada kejadian infeksi DENV. Walaupun demikian, belum ada obat antivirus berlisensi yang efektif. Salah satu agen alami yang diduga memiliki sifat anti virus terhadap DENV adalah asam galat yang telah terbukti memiliki sifat antivirus terhadap Herpes Simplex Virus 1 (HSV 1). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari toksisitas dan efektifitas amyl galat sebagai antivirus untuk DENV secara in vitro. Huh 7it-1 sel diinfeksikan dengan DENV 2 NGC strain yang telah diberi perlakuan dengan amyl galat pada konsentrasi 80 μg/ mL, 40 μg/ mL, 20 μg/ mL, 10 μg/ mL, 5 μg/ mL, dan 2.5 μg/ mL. Viabilitas sel setelah diberi perlakuan dengan amyl galat kemudian diukur dengan MTT assay menggunakan spektrofotometer, sementara inhibisi virus oleh amyl galat diukur dengan menggunakan focus assay. Untuk menguji validitas dan perbedaan yang signifikan data uji statistik Kruskal Wallis dilakukan kepada setiap variabel dan uji Mann- Whitney juga digunakan untuk membandingkan hasil dengan kontrol negatif. Nilai CC50, IC50, dan SI dari penelitian adalah >80 ug/mL, 6 ug/mL, dan >13.333. Viabilitas sel setelah diberi amyl galat dengan konsentrasi 2.5 mg/mL tidak berbeda secara bermakna dengan control (P>0.05) akan tetapi pada konsentrasi ≥ 5 ug/mL ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol (P<0.05). Hambatan infektivitas pada perlakuan amyl galat dengan konsentrasi 2.5 ug/mL, 5 ug/mL tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol (P>0.05) namun pada konsentrasi ≥ 10 ug/mL ada perbedaan bermakna dengan control (P<0.05). Amyl galat mempunyai selektivitas yang signifikan terhadap sel yang terinfeksi DENV (SI>10) dan dapat disimpulkan bahwa amyl galat mempunyai potensi untuk dipakai sebagai obat anti virus melawan DENV, namun kajian dan percobaan lebih lanjut masih diperlukan.
ABSTRACT
Dengue virus (DENV) is a viral disease transmitted by mosquitoes and has spread to countries where there has never been a DENV infection. However, there are no effective antiviral drugs available. One of the natural agents suspected of having anti-virus properties is against DENV is gallic acid which has been proven to have antiviral properties against Herpes Simplex Virus 1 (HSV 1). The aim of this research is to study the toxicity and effectiveness of amyl galat as an antiviral for DENV in vitro. Huh 7it-1 cells were infected with DENV 2 NGC strains that had been treated with amyl error at concentrations of 80 μg / mL, 40 μg / mL, 20 μg / mL, 10 μg / mL, 5 μg / mL, and 2.5 μg / mL. Cell viability after being treated with amyl error was then measured by MTT assay using a spectrophotometer, while viral inhibition by amyl error was measured using focus assay. To test the validity and significant differences Kruskal Wallis statistical test data was performed on each variable and the Mann-Whitney test was also used to compare results with negative controls. Score CC50, IC50, and SI of the study were > 80 μg / mL, 6 μg / mL, and > 13,333. Cell viability after being given amyl error with a concentration of 2.5 mg / mL was not significantly different from control (P > 0.05) but at a concentration of ≥ 5 ug / mL there was a significant difference with control (P < 0.05). Barriers to infectivity in the treatment of amyl galat with a concentration of 2.5 μg / mL, 5 μg / mL did not differ significantly with control (P > 0.05) but at concentrations ≥ 10 ug / mL there were significant differences with control (P < 0.05). Amyl error has a significant selectivity to cells infected with DENV (SI > 10) and can be concluded that amyl error has the potential to be used as an antiviral drug against DENV, but further studies and trials are still needed.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Martha Putri
Abstrak :
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) incidence in Indonesia can be classified as high, as the number of cases at the year of 2013 reached 44 cases and continues to rise. Until now there has no available specific antiviral towards dengue virus (DENV) yet. The aim of this research is to assess effect of isoamyl gallate as gallic acid derivate towards DENV-2 NGC replication in in vitro assessment. Huh-7 cells were cultured in 48 well plate and infected with DENV-2 NGC and combined with various concentration of isoamyl gallate. The CC50 was measured by MTT assay and IC50 was measured by focus assay. The significance of the data taken from each concentration was compared using Kruskall-Wallis and Mann-Whitney test. The result of the experiment showed the value of CC50, IC50, and SI were >80μg/mL, 6.2μg/mL, and 72.8 respectively. Kruskall-Wallis test showed that there was significant difference between each treatment using different concentration. However, for Mann-Whitney test, insignificant difference towards the control was shown in the concentration of 2.5μg/mL. IC50 value support the statement that isoamyl gallate will cause inhibition of DENV-2 NGC replication. With high value of SI, it can be concluded that isoamyl gallate could become an anti-DENV.
ABSTRAK
Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia tergolong tinggi, ditunjukkan dengan tingginya jumlah kasus pada tahun 2013 mencapai 44 kasus dan terus meningkat. Masalah yang dihadapi terkait terus berlanjutnya kejadian DBD adalah belum ditemukannya antivirus spesifik terhadap DENV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh isoamil galat sebagai turunan asam gallat terhadap replikasi DENV-2 NGC secara in vitro. Sel Huh-7 dikultur dalam 48 well plate dan ditambahkan campuran DENV-2 NGC dan ekstrak isoamil galat. Nilai CC50 diukur dengan MTT assay sedangkan nilai IC50 diukur dengan uji fokus. Perbedaan yang signifikan antar data yang diambil dari masing-masing konsentrasi dibandingkan dengan uji Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan nilai CC50, IC50, dan SI adalah >80μg/mL, 6.2μg/mL, and 72.8 secara berurutan. Uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p value<0.05) antara masing-masing perlakuan dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda. Namun, untuk uji Mann-Whitney, perbedaan yang tidak signifikan terhadap kontrol ditunjukkan pada konsentrasi 2,5μg/mL. Nilai IC50 yang rendah dan CC50 yang tinggi memnunjukkan bahwa Isoamil galat akan menyebabkan penghambatan replikasi DENV-2 NGC dan tidak toksik pada sel. Nilai SI didapati secara signifikan tinggi (SI>10) sehingga ada kemungkinan bahwa Isoamil galat bisa menjadi anti-DENV
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Irsha Adhari
Abstrak :
Asam galat dan oktil galat adalah senyawa yang telah banyak digunakan di berbagai industri. Asam galat dikenal memiliki manfaat terapeutik potensial sebagai antibakteri, antivirus, antijamur, anti-inflamasi, dan anti kanker. Mirip dengan salah satu turunannya, octyl gallate. Turunan asam galat ini yang memiliki 8 rantai karbon alkil, berfungsi sebagai antibakteri, antifugal, dan antioksidan kuat. Tingginya kasus resistensi Salmonella thypi dan Streptococcus pneumoniae memberi peluang untuk asam galat dan oktil galat sebagai alternatif antibiotik baru. Pengujian dilakukan dengan metode difusi cakram diikuti dengan mengukur zona hambat yang terbentuk. Salmonella thypi dan Streptococcus pneumoniae diuji dengan asam galat dan oktil gallate dengan konsentrasi 16 mg / L, 32 mg / L, 64 mg / L, 128 mg / L, 128 mg / L, 256 mg / L, 512 mg / L, dan 1024 mg / L. Setiap tes diulang tiga kali (triplo). Dalam tes ini, gentamisin disc 10 μg digunakan sebagai kontrol positif. Hasil penelitian ini dinyatakan dalam satuan mm berdasarkan zona penghambatan setiap senyawa. Dari hasil pengujian menggunakan 7 konsentrasi yang berbeda, asam galat dan oktil galat belum mampu menghambat aktivitas Salmonella thypi dan Streptococcus pneumoniae, karena zona hambat yang diamati adalah 0 mm hingga konsentrasi 1024 mg / L. ...... Gallic acid and octyl gallate are compounds that have been widely used in various industries. Gallic acid is known to have potential therapeutic benefits as antibacterial, antiviral, antifungal, anti-inflammatory, and anti-cancer. Similar to one of its derivatives, octyl gallate. This gallic acid derivative which has 8 alkyl carbon chains, functions as an antibacterial, antifugal, and strong antioxidant. High cases of resistance of Salmonella thypi and Streptococcus pneumoniae provide opportunities for gallic acid and octyl gallate as alternatives to new antibiotics. Tests carried out by the method of disk diffusion followed by measuring the zone of inhibition formed. Salmonella thypi and Streptococcus pneumoniae were tested with gallic acid and octyl gallate at concentrations of 16 mg / L, 32 mg / L, 64 mg / L, 128 mg / L, 128 mg / L, 256 mg / L, 256 mg / L, 512 mg / L, and 1024 mg / L. Each test was repeated three times (triplo). In this test, a 10 μg gentamicin disc was used as a positive control. The results of this study are expressed in units of mm based on the zone of inhibition of each compound. From the test results using 7 different concentrations, gallic acid and octyl gallate have not been able to inhibit the activity of Salmonella thypi and Streptococcus pneumoniae, because the inhibited zone observed was 0 mm to a concentration of 1024 mg / L.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Satrio Adi
Abstrak :
Dalam beberapa waktu terakhir, banyak peneliti yang tertarik dalam memonitor asam galat. Hal ini dikarenakan asam galat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, seperti antioksidan, antikanker, dan antiinflamasi. Asam galat dapat ditemukan dalam berbagai macam makanan, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Namun, keberadaannya dalam sayur-sayuran dan buah terkendala dengan matriks yang kompleks sehingga diperlukan pemisahan yang selektif. Dari berbagai macam metode untuk memonitor asam galat seperti ekstraksi pelarut, HPLC fasa terbalik, dan LC-MS, metode molecular imprinted polymer disebut sebagai salah satu metode yang paling menjanjikan. Molecular imprinted polymer dinilai memiliki banyak keunggulan, diantaranya dapat disintesis dengan biaya yang murah, memiliki kestabilan yang baik pada berbagai macam kondisi fisika dan kimia, serta memiliki reusabilitas yang baik. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis Molecular Imprinted Polymer dengan asam galat sebagai template dengan monomer metil metakrilat. Polimerisasi dilakukan secara polimerisasi bulk dengan penambahan pengikatsilang EGDMA dan inisiator AIBN. NIP sebagai perbandingan disintesis (tanpa penambahan template asam galat). Polimer hasil sintesis (MIP dan NIP) dikarakterisasi dengan FTIR, SEM, UV-Vis, dan TGA. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan puncak pada 1161 cm-1 yang menunjukkan gugus karbonil pada ester hasil pengikatsilangan dengan EGDMA. Pada karakterisasi SEM, memperlihatkan morfologi dengan struktur yang tidak beraturan dengan permukaan yang tidak rata. Produk MIP memiliki kestabilan termal yang baik dengan kehilangan massa sebesar 63,09% hingga suhu 300 °C yang dibuktikan dengan instrumentasi TGA. Adsorpsi maksimum asam galat didapatkan pada waktu optimum 90 menit dengan % adsorpsi sebesar 85,64% dan qe sebesar 3,67 mg/g.
In recent times, many researchers have become interested in monitoring gallic acid. It because gallic acid has many human health benefits, such as antioxidants, anticancer and anti-inflammatory properties. Gallic acid can be found in a variety of foods, such as vegetables and fruits. However, its presence in vegetables and fruit is constrained by a complex matrix, therefore selective separation is required. Various methods for monitoring gallic acid such as solvent extraction, reverse phase HPLC, and LC-MS, the molecular imprinted polymer method is cited as one of the most promising methods. Molecular imprinted polymer has many advantages, such as it can be synthesized at a low cost, has good stability under various physical and chemical conditions, and has good reusability. In this study, the synthesis of molecular imprinted polymer with gallic acid as a template with methyl methacrylate as a functional monomer. The polymerization was carried out by bulk polymerization with the addition of an EGDMA as a cross-linker and an AIBN initiator. Non imprinted polymer for comparison was synthesized (without addition of gallic acid template) as a control. The synthesized polymers (MIP and NIP) were characterized by FTIR, SEM-EDX, UV-Vis, and TGA. FTIR characterization peak was obtained at 1161 cm-1 which showed the carbonyl group on the ester resulting from cross-linking with EGDMA. In SEM characterization, which regulates the morphology with an irregular structure with an uneven surface. The MIP product has good thermal stability with mass loss of 63.09% up to 300 °C as evidenced by TGA instrumentation. The maximum adsorption of gallic acid was obtained at an optimal time of 90 minutes with % adsorption of 85.64% and qe of 3.67 mg/g.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Calvin Limawal
Abstrak :
Hingga saat ini, stres oksidatif masih menjadi salah satu perhatian di dunia kesehatan karena stres oksidatif berkontribusi terhadap timbul dan berkembangnya berbagai macam penyakit. Alkil galat telah menunjukkan berbagai aktivitas biologis, termasuk aktivitas antioksidan, antibakteri, dan antikanker, yang lebih besar dibandingkan asam galat yang merupakan senyawa antioksidan kuat. Akan tetapi, tidak semua alkil galat telah banyak diuji aktivitas biologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi baru mengenai pengaruh panjang rantai alkil terhadap toksisitas dan aktivitas antioksidan, dari beberapa senyawa alkil galat, yakni etil galat, butil galat, dan pentil galat. Dari hasil penelitian, ketiga senyawa alkil galat berhasil disintesis melalui reaksi esterifikasi Fischer menggunakan refluks selama ± 7 jam. Dari hasil uji toksisitas dengan Daphnia magna, ketiga senyawa alkil galat hasil sintesis tergolong sebagai senyawa dengan toksisitas rendah (10 ppm < LC50 < 100 ppm). Selain itu, panjang rantai alkil ditemukan berpengaruh terhadap sifat toksisitas alkil galat. Untuk hasil uji aktivitas antioksidan dengan DPPH, ketiga senyawa alkil galat hasil sintesis tergolong sebagai senyawa antioksidan yang sangat kuat (IC50 < 50 ppm) . Panjang rantai alkil diteliti tidak berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dari alkil galat. ......Oxidative stress remains a significant concern in the field of health due to its role in the onset and development of various diseases. Alkyl gallates have demonstrated diverse biological activities, including antioxidant, antibacterial, and anticancer effects, which are more pronounced than those of gallic acid, a potent antioxidant. However, the biological activities of all alkyl gallates have not been fully explored. This study aims to provide new insights into the impact of alkyl chain length on the toxicity and antioxidant activity of several alkyl gallate compounds, specifically ethyl gallate, butyl gallate, and pentyl gallate. In this research, these three alkyl gallate compounds were successfully synthesized via Fischer esterification using reflux for approximately 7 hours. Toxicity assessments using Daphnia magna indicated that all three synthesized alkyl gallate compounds were classified as slightly toxic (10 ppm < LC50 < 100 ppm). Additionally, the length of the alkyl chain was found to influence the toxicity of alkyl gallates. Regarding antioxidant activity, evaluated using the DPPH assay, the synthesized alkyl gallate compounds were categorized as very strong antioxidants (IC50 < 50 ppm), with alkyl chain length having no effect on their antioxidant activity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Ali Murti
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker kedua terbanyak diderita di dunia, sedangkan di Indonesia kanker payudara menempati peringkat kedua jenis kanker yang paling sering terdiagnosis setelah kanker serviks di Indonesia. Terdapat beberapa pilihan terapi untuk kanker payudara seperti operasi, kemoterapi, dan radiasi yang memiliki efektivitas rendah pada stadium lanjut dan kerap menimbulkan efek samping. Oleh karena itu dibutuhkan pilihan terapi lain dengan efek terapetik yang optimal dan efek samping yang minimal. Salah satu senyawa alami yang berpotensi dikembangkan sebagai antikanker adalah asam galat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik senyawa asam galat dan derivatnya dengan menggunakan 8 variasi konsentrasi, yaitu 0,07; 0,13; 0,27; 0,53; 1,07; 2,13; 4,27 dan 8,53 g/ml pada lini sel kanker payudara T47-D. Dengan metode MTT assay, didapatkan nilai absorbansi dan viabilitas sel yang kemudian diolah dengan menggunakan GraphPad Prism untuk mendapatkan nilai IC50 dari tiap senyawa uji. Hasil menunjukkan alil galat, amil galat, trans-heksinil galat, benzil galat, sekunder amil galat, propil galat, dan isoamil galat memiliki IC50 yang rendah, yaitu 1,25 g/mL, 2,78 g/mL, 3,17 g/mL, 4,82 g/mL, 5,32 g/mL, 7,84 g/mL, dan 8,02 g/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi asam galat melalui penambahan rantai samping alkil ester, penambahan gugus aromatis, dan konfigurasi cis-trans dapat meningkatkan aktivitas sitotoksik senyawa asam galat.
ABSTRAK
Breast cancer is the second most suffered cancer in the world, whereas in Indonesia is the second most suffered after cervix cancer. There are several treatments for breast cancer such as surgery, chemotherapy, and radiation, however these treatments have low effectiveness at advanced stage and often cause side effects. Therefore, there are significant need of treatment with the optimal therapeutic effect and minimal side effects. Gallic acid is a natural compound which could be developed as anticancer agent. This study was conducted to determine the cytotoxic activity of gallic acid and its derivatives by using 8 variety of concentrations, namely 0,07 0,13 0,27 0,53 1,07 2,13 4,27 and 8,53 g ml against breast cancer cell line T47 D. Anticancer activity of the tested samples were evaluated by MTT assay, the absorbance and cell viability values are obtained and processed using GraphPad Prism application to get the IC50 value of each compound. The result showed that allyl gallate, amyl gallate, trans hexynyl gallate, benzyl gallate, sec amyl gallate, propyl gallate, and isoamyl gallate have anticancer activity higher than gallic acid with IC50 value 1,25 g mL, 2,78 g mL, 3,17 g mL, 4,82 g mL, 5,32 g mL, 7,84 g mL, and 8,02 g mL, respectively. It could be concluded that the structure modification of gallic acid through the addition of a side chain alkyl ester, the addition of aromatic groups, and cis trans configuration in gallic acid derivatives could increase its cytotoxic activity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gassani Amalia
Abstrak :
Kanker serviks merupakan kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Tatalaksana kanker serviks saat ini meliputi kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan yang relatif mahal dan menimbulkan efek samping. Asam galat adalah senyawa alami yang berpotensi menjadi pengobatan alternatif kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan asam galat dan derivatnya pada pertumbuhan kultur sel HeLa, yang dinyatakan dengan nilai IC50. Asam galat dan derivatnya dilarutkan dalam phosphate buffered saline PBS , dibuat triplo dengan 8 variasi konsentrasi dalam rentang 0,067-8,533 g/mL. Kultur sel HeLa diencerkan dan ditambahkan 10 mL PBS serta 1 mL dulbecco 39;s modified eagle medium. Viabilitas sel diuji dengan MTT assay. Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat 9 senyawa derivat yang lebih poten sebagai antikanker serviks HeLa dibandingkan asam galat IC50: 3,606 g/mL , yaitu: propil galat IC50: 0,0000674 g/mL , trans-2-heksenil galat IC50: 0,09583 g/mL , cis-2-heksenil galat IC50: 0,19 g/mL , 2-hidroksi-benzil galat IC50: 0,40 g/mL , amil galat IC50: 0,62 g/mL , sekunder-amil galat IC50: 0,73 g/mL , asam 4-cis-2-heksenil-oksi galat IC50: 1,31 g/mL , asam-4-trans-2-heksenil-oksi galat IC50: 1,69 g/mL , dan benzil galat IC50: 2,98 g/mL . Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan rantai alkil ester pada asam galat dapat meningkatkan sitotoksisitasnya terhadap sel HeLa. ...... Cervical cancer is a cancer with the highest prevalence in Indonesia. Currently, the treatments of cervical cancer chemotherapy, radiotherapy, and surgery still have side effects and limitations. Gallic acid is a natural compound that could be developed as alternative treatment of cervical cancer. This study aims to determine anticancer activity of gallic acid and its derivatives on the growth of HeLa cell cultures measured by IC50 value. Gallic acid and its derivatives dissolved in phosphate buffered saline PBS , and made into 8 concentrations 0.067 to 8.533 g mL . HeLa cells culture is diluted and added by 10 mL PBS and 1 mL dulbecco 39 s modified eagle medium. HeLa cells viability was tested by MTT assay. Results showed 9 gallic acid derivatives that have greater anticancer activity than gallic acid IC50 3,606 g mL , i.e. propyl gallate IC50 0,0000674 g mL , cis 2 hexenyl gallate IC50 0,19 g mL , 2 hydroxy benzyl gallate IC50 0,40 g mL , amyl gallate IC50 0,62 g mL , sec amyl gallate IC50 0,73 g mL , 4 cis 2 hexenyl oxy gallic acid IC50 1,31 g mL , 4 trans 2 hexenyl oxy gallic acid IC50 1,69 g mL , trans 2 hexenyl gallate IC50 2,79 g mL , and benzyl gallate IC50 2,98 g mL . In general, the results indicate that addition of alkyl ester chain on gallic acid can increase its cytotoxicity against HeLa cells.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana Hikmatul Maftukhah
Abstrak :
ABSTRACT
Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus adalah patogen yang paling sering dilaporkan menyebabkan infeksi, terutama di ICU. Saat ini kedua bakteri tersebut sudah resisten terhadap berbagai antibiotik. Kasus resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan suatu masalah serius dalam dunia kesehatan. Data Cancer for Disease Prevention menunjukkan bahwa terdapat 13.300 pasien meninggal akibat infeksi bakteri yang resisten. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk menemukan antibiotik baru. Senyawa yang berpotensi sebagai antibiotik baru adalah asam galat dan amil galat. Kedua senyawa mempunyai potensi terapeutik yang menguntungkan, yaitu sebagai antibakteri, antidiabetes, antiinflamasi, antijamur, antikanker, antioksidan, dan antivirus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri senyawa asam galat dan amil galat terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Pengujian dilakukan dengan metode disk diffusion. Kemudian diukur diameter zona hambatan yang ditimbulkan. Pada penelitian ini terdapat 10 perlakuan, yaitu gentamisin 10μg sebagai kontrol posititf, etanol 96% dan NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif, dan 7 variasi konsentrasi senyawa asam galat dan amil galat. Konsentrasi senyawa yang digunakan sebesar 16 mg/L, 32 mg/L, 64 mg/L, 128 mg/L, 256 mg/L, 512 mg/L, dan 1024 mg/L. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan. Data dari hasil penelitian tidak terdistribusi normal, sehingga dilakukan uji nonparametrik Kruskal Wallis. Oleh karena hasil uji Kruskal Wallis signifikan, dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Berdasarkan uji Mann-Whitney terdapat hubungan signifikan secara statistik pada setiap konsentrasi asam galat terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa (p=0,037), asam galat terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus (p=0.034), amil galat terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa (p=0,034), dan amil galat terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus (p=0.034) dengan zona hambat 0 mm. Nilai p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara tujuh konsentrasi senyawa asam galat ataupun amil galat dengan kontrol positif gentamisin. Perbedaan yang bermakna ini menunjukkan bahwa kedua senyawa tersebut tidak memiliki efek antibiotik secara signifikan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.
ABSTRACT
The bacteria Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus are the pathogens most commonly reported to cause infection, especially in the ICU. At present the two bacteria are resistant to various antibiotics. The case of bacterial resistance to antibiotics is a serious problem in the world of health. Cancer for Disease Prevention data show that there are 13,300 patients dying from resistant bacterial infections. Therefore, research is needed to find new antibiotics. Potential compounds as new antibiotics are gallic acid and amyl gallic. Both compounds have beneficial therapeutic potential, namely as antibacterial, antidiabetic, anti-inflammatory, antifungal, anticancer, antioxidant, and antiviral properties. This study aims to examine the antibacterial activity of gallic acid and amyl gallic compounds against Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Testing is done by the disk diffusion method. Then the diameter of the resistance zone is measured. In this study there were 10 treatments, namely 10 μg gentamicin as positive control, 96% ethanol and 0.9% NaCl as negative control, and 7 variations in concentrations of gallic acid and amyl gallic compounds. Concentrations of compounds used were 16 mg / L, 32 mg / L, 64 mg / L, 128 mg / L, 256 mg / L, 512 mg / L, and 1024 mg / L. Each treatment is carried out three repetitions. Data from the results of the study were not normally distributed, so a Kruskal Wallis nonparametric test was conducted. Because the Kruskal Wallis test results are significant, followed by the Mann-Whitney test. Based on the Mann-Whitney test, there was a statistically significant relationship on each gallic acid concentration on the growth of Pseudomonas aeruginosa (p = 0.037), gallic acid on the growth of Staphylococcus aureus (p = 0.034), amyl gallic on the growth of Pseudomonas aeruginosa (p = 0.034), and gallic acid on the growth of Staphylococcus aureus (p = 0.034), amyl gallic on the growth of Pseudomonas aeruginosa (p = 0.034), and Amyl error for the growth of Staphylococcus aureus (p = 0.034) with inhibition zone of 0 mm. A p value <0.05 indicates a significant difference between the seven concentrations of gallic acid or amyl gallic compounds with positive control of gentamicin. This significant difference shows that the two compounds do not have a significant antibiotic effect in inhibiting the growth of the bacteria Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luqman Labib Zufar
Abstrak :
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue DBD merupakan salah satu penyakit infeksi dengan prevalensi yang cukup tinggi di negara-begara beriklim tropis maupun sub-tropis, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Beragam penelitian telah dilakukan dan dikembangkan guna menemukan zat-zat atau senyawa baru yang memiliki potensial untuk dijadikan antivirus dengue, dengan fokus penelitian utama menggunakan bahan-bahan herbal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas antiviral campuran senyawa turunan asam galat berupa propil galat dan metil galat terhadap Dengue Virus Serotipe-2 DENV-2 dengan menggunakan sel Huh7it-1. Variabel bebas penelitian adalah konsentrasi campuran metil galat dan propil galat. Variabel terikat berupa nilai Inhibitory Concentration 50, Cytotoxic Concentration 50, dan Selectivity Index masing-masing sebesar 4.911 ?g/ mL ?g/mL didapatkan dengan teknik focus assay, 113.788 ?g/mL didapatkan dengan menggunakan teknik MTT assay, dan 23.168. Hasil uji analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara konsentrasi campuran metil galat dan propil galat yang diberikan dengan persen infektivitas dan persen viabilitas P=0.003. Dapat disimpulkan bahwasannya campuran metil galat dan propil galat memiliki poensial untuk menjadi antivirus DENV-2.
ABSTRACT
Dengue Haemorrhagic Fever DHF is one of the highest prevalent diseases in tropical dan sub tropical countries, including Indonesia. This disease is caused by Dengue virus infection. Researches have been done and developed through years to find potential compounds to be dengue antivirus, especially using herbal resources. The goal of this study is to observe the antiviral efectivity of Methyl Gallate and Prophyl Gallate Mixtures against DENV 2. This study is performed in Huh7it 1 cells using in vitro technique. The independent variable of this study is the concentration of methyl gallate and prophyl gallate mixtures. The dependent variables are Inhibitory Concentration 50 with focus assay, Cytotoxic Concentration 50 with MTT assay, and Selectivity Index, with values respectively 4.911 g mL, 113.788 g mL, and 23.168 The results from bivariate analytical study shows significant relation between the concentration of methyl gallate and prophyl gallate mixtures given in the study with the infectivity and viability persentation P 0.003 . Therefore, we can say that methyl gallate and prophyl gallate mixtures have the potential to be the antivirus against DENV 2.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>