Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Qisti Mathriul
"SIMONA (Sistem Informasi Monitoring dan Pembinaan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian) merupakan sistem monitoring yang digunakan untuk mengawasi dan membina fasilitas pelayanan kefarmasian, termasuk apotek. SIMONA membantu penyedia layanan kefarmasian untuk menilai kesesuaian dirinya terhadap standar pelayanan kefarmasian yang berlaku. Pada laporan ini dilakukan pembuatan laporan pelayanan farmasi klinis Apotek Roxy Poltangan periode Desember 2022. Laporan ini dibuat dengan menginput data laporan pelayanan kefarmasian bulan Desember 2022 Apotek Roxy Poltangan ke dalam sistem SIMONA. Hasil laporan pelayanan kefarmasian menunjukan bahwa telah dilakukan sebanyak 29 kali pengkajian dan pelayanan resep, 29 kali pemberian pelayanan informasi obat, 13 kali konseling, dan belum dilakukan telefarmasi. Hasil ini menunjukan bahwa Apotek Roxy Poltangan telah melakukan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan standar yang berlaku.

SIMONA (Sistem Informasi Monitoring dan Pembinaan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian) is a monitoring system used to supervise and develop pharmaceutical service facilities, including pharmacies. SIMONA helps pharmaceutical service providers to assess their conformity with the applicable pharmaceutical service standards. In this study, Report of Clinical Pharmacy Service at Roxy Pharmacy Poltangan branch on December 2022 was prepared. This report was prepared by inputting data for the December 2022 pharmaceutical service report for the Roxy Pharmacy Poltangan branch into the SIMONA system. The report show that there have been 29 assessments and prescription services, 29 times providing drug information services, 13 times counseling, and tele-pharmacy has not been performed. These results indicate that the Roxy Pharmacy Poltangan branch has provided pharmaceutical services in accordance with applicable standards.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabilah
"Apotek Roxy Poltangan merupakan perusahaan ritel farmasi yang bertujuan untuk memberikan pelayanan obat yang berkualitas kepada pasien atau masyarakat. Pelayanan farmasi klinis merupakan pelayanan langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien untuk meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko efek samping karena obat. Pelayanan farmasi klinis dapat dilakukan dengan kegiatan konseling, PIO, Home Pharmacy Care, atau PTO. Sistem Informasi Monitoring dan Pembinaan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (SIMONA) merupakan sistem yang telah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan untuk monitoring dan pembinaan fasilitas pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Tujuan pembuatan laporan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui manfaat dari laporan bulanan pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apotek Roxy Poltangan melalui SIMONA. Pembuatan laporan tugas khusus ini dilakukan dengan cara mengisi formulir Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling, sesuai dengan resep yang diterima pada bulan November. Resep dikaji dan dilakukan penelusuran literatur untuk pengisian formulir PIO dan konseling. Formulir PIO dan konseling pada bulan November kemudian dilakukan pelaporan melalui laman SIMONA. Pada bulan November, jumlah pelayanan informasi obat (PIO) yang didokumentasikan Apotek Roxy Poltangan adalah sebanyak 42 resep. Sedangkan, untuk total konseling yang berhasil didokumentasikan oleh Apotek Roxy Poltangan adalah sebanyak 15 konseling. Berdasarkan hasil tersebut, Apotek Roxy Poltangan telah melakukan pelaporan pelayanan farmasi klinik melalui laman SIMONA, dimana hal tersebut dilakukan untuk penjaminan mutu pelayanan kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Roxy Poltangan Pharmacy is a pharmaceutical retail company that aims to provide quality drug services to patients or the public. Clinical pharmacy services are direct services provided by pharmacists to patients to improve therapeutic outcomes and minimize the risk of side effects due to drugs. Clinical pharmacy services can be provided through counseling, PIO, Home Pharmacy Care, or PTO activities. The Monitoring and Development Information System for Pharmaceutical Service Facilities (SIMONA) is a system that has been developed by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia and is carried out for monitoring and developing pharmaceutical service facilities in health facilities. The purpose of making this special assignment report is to find out the benefits of the monthly report on pharmaceutical services carried out by Roxy Poltangan Pharmacy through SIMONA. This special assignment report is made by filling out the Drug Information Service (PIO) and counseling form, according to the prescription received in November. Prescriptions are reviewed, and literature searches are carried out for filling out PIO and counseling forms. PIO and counseling forms in November are then reported via the SIMONA page. In November, the number of drug information services (PIO) documented by Roxy Poltangan Pharmacy was 42 prescriptions. Meanwhile, the total counseling that was successfully documented by Roxy Poltangan Pharmacy was 15 counseling sessions. Based on these results, Roxy Poltangan Pharmacy has reported clinical pharmacy services via the SIMONA page, which is done to guarantee the quality of pharmaceutical services in accordance with applicable regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Salma Fadhila
"Pelayanan Kefarmasian di Apotek berperan penting dalam menjamin mutu, manfaat, keamanan dan khasiat sediaan. Salah satu pelayanan kefarmasian di Apotek yang penting untuk diperhatikan adalah penyimpanan obat. Penyimpanan obat bertujuan untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan. Penyimpanan obat yang tidak diperhatikan dapat menyebabkan obat rusak, terkontaminasi dan/atau kedaluwarsa. penyimpanan obat di Apotek Roxy Poltangan dibagi menjadi 36 kelas terapi. Penyimpanan padat oral yang sudah sesuai PMK Nomor 73 Tahung 2016 adalah penyimpanan di wadah asli pabrik, penyimpanan berdasarkan kelas terapi, penyimpanan sesuai suhu, tempat penyimpanan obat dipisahkan dari barang kontaminan, dan barang hampir ED dipisahkan. Penyimpanan berdasarkan penyususnan alfabetis, penandaan High-Alert dan obat LASA belum sesuai. Simulasi perbaikan penyimpanan obat padat oral dilakukan dengan menyusun obat secara alfabetis, membuat tempat untuk gudang obat dan memberi label gudang, memberi penandaan pada obat High-Alert dan LASA, menambahkan dan memperbarui label (nama sediaan, nomor batch, dan expired date).

Pharmaceutical services in pharmacies play an important role in ensuring the quality, benefits, safety and efficacy of preparations. One of the pharmaceutical services at the pharmacy that is important is drug storage. Drug storage aims to maintain the quality of pharmaceutical preparations, avoid irresponsible use, maintain availability, and facilitate search and supervision. If drug storage is not noticed it can cause drug damage, contamination and/or expiration. Drug storage at Roxy Poltangan Pharmacy is divided into 36 therapeutic classes. Oral solid drug storage in the pharmacy that is in accordance with PMK Number 73 of 2016 is drugs are stored in the original factory container, stored based on therapeutic class, temperature, separated from contaminants, and almost ED items are separated. Meanwhile, they are not stored based on alphabetical arrangement, High-Alert labeling and LASA. Simulations of improving the storage of oral solid drugs are carried out by arranging the dugs alphabetically, creating a place for drug storage and labeling the warehouse, marking High-Alert and LASA medicines, adding and updating labels (name, batch number and expiry date)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Eviansyah
"Pelayanan informasi obat merupakan salah satu standar pelayanan kefarmasian yang perlu dilakukan di dalam apotek sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Pelayanan informasi obat dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi tentang obat kepada pasien atau tenaga kesehatan lain yang dapat dilakukan secata tertulis melalui brosur ataupun secara lisan melalui pelayanan swamedikasi. Pelayanan swamedikasi dilakukan dengan memberikan rekomendasi pengobatan pada pasien untuk dapat menetukan pengobatan yang akan digunakan untuk mengatasi gejala ringan yang dialami. Swamedikasi dilakukan dengan melakukan penggalian informasi terkait gejala yang dirasakan oleh pasien dan pemberian informasi obat yang direkomendasikan oleh apoteker. Tugas ini dilakukan untuk menginplementasikan pelaksanaan pelayanan informasi obat secara tertulis dengan melakukan pembuatan infografis atau brosur yang berisi informasi obat multivitamin dan pelayanan informasi obat secara lisan melalui pelayanan swamedikasi secara langsung kepada pasien apotek roxy poltangan. Infografis atau brosur yang dibentuk sebanyak 174 brosur multivitamin dengan isi informasi obat terkait komposisi, dosis, dan juga indikasi obat. Brosur yang telah dibentuk kemudian dicetak dan ditempel pada rak penyimpanan obat agar dapat dilihat dan dibaca oleh pasien saat berkunjung untuk membeli obat. Swamedikasi dilakukan kepada 6 pasien apotek roxy poltangan dengan proses pelaksanaan melakukan penggalian gejala atau keluhan yang dialami oleh pasien dan kemudian memberikan rekomendasi multivitamin yang dapat dikonsumsi oleh pasien untuk meringankan atau menangani gejala yang dialami.

Drug information service is one of the pharmaceutical service standards that need to be carried out in pharmacies following the Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Pharmacist carry out drug information services to provide information about drug to patient or other health professional through written media brochure or orally by self- medication. Self-medication services providing treatment recommendations to patients to be able to determine the treatment to be used to treat the mild symptoms they are experiencing. Self-medication is carried out by extracting information related to the symptoms felt by patients and providing drug information recommended by pharmacists. This task pull of to implement written drug information services by making infographics or brochures containing multivitamin drug information and oral drug information services through direct self-medication services to Roxy Poltangan pharmacy patients. There were 174 multivitamin brochures with infographics or brochures containing drug information regarding composition, dosage, and indications. The brochure is then printed and shown on the drug storage rack so that patients can be known about the drug. Self-medication was implemented to 6 patients at the Roxy Poltangan pharmacy by exploring the symptoms or complaints of the patient and then providing recommendations for multivitamins to treat the symptoms experienced."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hibban Arasy
"Standar pelayanan kefarmasian di apotek terbagi menjadi dua aspek, yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) serta pelayanan farmasi klinis. Salah satu aspek yang diatur dalam farmasi klinis adalah pelayanan informasi obat (PIO) baik secara aktif maupun secara pasif (Kementerian Kesehatan RI, 2016). PIO secara aktif adalah penyediaan informasi obat yang proaktif, di mana apoteker memberikan pelayanan secara aktif terkait informasi obat kepada pasien, sementara PIO secara pasif adalah penyediaan informasi obat yang reaktif atau tidak langsung, seperti menjawab pertanyaan seputar obat dari pasien, penerbitan leaflet, poster, atau pembuatan informasi mengenai obat pada pricetag (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Pembuatan informasi obat pada pricetag umumnya dilakukan pada obat golongan bebas atau Over the Counter (OTC) yang dapat langsung dilihat oleh pasien. Pembuatan informasi obat pada pricetag obat OTC ini bertujuan untuk membantu pasien membandingkan berbagai jenis obat OTC yang tersedia di apotek sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan saat melakukan swamedikasi. Laporan ini akan berfokus pada pelayanan informasi obat demam-batuk-pilek dewasa dengan menggunakan media brosur dan swamedikasi pada pasien apotek Roxy Poltangan periode 6-28 Februari 2023.

The pharmaceutical service standards in the pharmacy are divided into two aspects: the management of pharmaceutical preparations, medical devices, and Disposable Medical Supplies (DMS), as well as clinical pharmacy services. One aspect regulated in clinical pharmacy is drug information service (DIS), both actively and passively (Ministry of Health RI, 2016). Active DIS involves providing proactive drug information by pharmacists to patients, while passive DIS refers to reactive or indirect provision of drug information, such as answering patient inquiries about drugs, issuing leaflets, posters, or creating information on pricetags (Ministry of Health RI, 2019). Drug information on pricetags is commonly provided for over-the-counter (OTC) drugs that can be directly seen by patients. The purpose of providing drug information on pricetags for OTC drugs is to help patients compare various OTC drug options available in the pharmacy based on their needs and health conditions when practicing self-medication. This report will focus on providing drug information services for adult fever-cough-cold with the use of brochures and self-medication for patients at Roxy Poltangan Pharmacy during the period of 6-28 February 2023."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arva Pandya Wazdi
"Program potongan harga adalah salah satu cara menarik pelanggan untuk berbelanja pada satu toko atau apotek tertentu. Dengan cara seperti ini diharapkan pelanggan tertarik untuk membeli produk di satu toko tertentu karena harganya yang lebih murah. Dalam pelaksanaan program ini dapat dilakukan analisis dampak penerapannya dari naik atau turunnya omset suatu bisnis. Oleh karena itu dilakukan analsis penjualan untuk produk yang dilakukan program potongan harga baik itu produk ethical (butuh resep dokter) dan produk swalayan (tidak butuh resep dokter). Analisis ini dilakukan pada periode program potongan harga Oktober – Desember di Apotek Roxy Poltangan. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan terjadi kenaikan pada omset Apotek Roxy Poltangan di periode program potongan harga, tetapi selain itu beberapa faktor juga berpengaruh terhadap kenaikan penjualan apotek seperti adanya kehadiran SPG sebagai promotor produk tertentu, merk produk itu sendiri dan pelayanan yang diberikan oleh staff apotek menjadi salah satu faktor pendukung naiknya omset pada periode tersebut.
Discount programs are one way to attract customers to shop at a particular store or pharmacy. In this way, it is hoped that customers will be interested in buying products at a particular shop because the prices are cheaper. In implementing this program, an analysis of the impact of its implementation can be carried out on increases or decreases in the turnover of a business. Therefore, sales analysis is carried out for products that are subject to discount programs, both ethical products (requires a doctor's prescription) and supermarket products (does not require a doctor's prescription). This analysis was carried out during the October – December discount program period at the Roxy Poltangan Pharmacy. The results of the analysis carried out show that there was an increase in the turnover of Roxy Poltangan Pharmacy during the price discount program period, but apart from that, several factors also influenced the increase in pharmacy sales, such as the presence of SPG as a promoter of certain products, the brand of the product itself and the services provided by pharmacy staff. one of the supporting factors for the increase in turnover in that period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library