Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Kurnia Yusrin Putra
"Penyimpangan perilaku makan memiliki dampak yang beragam, mulai dari kerusakan gigi hingga kematian. Anoreksia merupakan salah satu kelainan mental dengan angka kematian yang paling tinggi. Sementara bulimia dapat menyebabkan kegagalan jantung yang berujung pada kematian. Hasil penelitian yang ada memperlihatkan bahwa telah terjadi peningkatan kasus penyimpangan perilaku makan secara signifikan. Saat ini penyimpangan perilaku makan tidak hanya menjadi masalah pada negara-negara Barat. Di negaranegara Asia seperti Cina, Singapura, Taiwan, Filipina, Jepang bahkan Indonesia juga telah teridentifikasi adanya kasus penyimpangan perilaku makan. Di Singapura sendiri telah terjadi peningkatan kasus penyimpangan perilaku makan sebanyak 4-6 kali lipat di tahun 2001 dan 2002.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Trulyana (2007) telah membuktikan bahwa sebanyak 34,8% remaja di Jakarta mengalami penyimpangan perilaku makan. Jika dispesifikasikan menurut tipenya, sebanyak 11,6% remaja menderita anoreksia nervosa dan 27% menderita bulimia nervosa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada siswi SMAN 70, Jakarta Selatan tahun 2008.
Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian yaitu 262 orang siswi kelas dan II SMAN 70. Data yang dikumpulkan meliputi data tentang kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada siswi SMAN 70 yang didapatkan melalui pengisian kuesioner yang diadopsi dari Eating Disorder Diagnostic Scale, data tentang perilaku diet, rasa percaya diri, kekerasan fisik, kekerasan seksual, bullying,ejekan tentang berat badan dan keterpaparan terhadap media yang didapatkan melalui pengisian kuesioner dan Data tentang citra tubuh yang didapatkan melalui pengisian kuesioner dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dan pengukuran berat badan menggunakan timbangan seca.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88,5% siswi SMAN 70 memiliki kecenderungan penyimpangan perilaku makan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan, yaitu pernah berdiet dalam setahun terakhir (OR = 42,5), merasa diri gemuk (OR = 6,7) dan pernah diejek seputar berat badan atau bentuk tubuh (OR = 3,8). Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku diet, citra diri dan ejekan seputar berat badan atau bentuk tubuh berhubungan dengan kecenderungan perilaku makan. Namun, diperlukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui hubungan sebab akibat pada faktor-faktor tersebut dan untuk menemukan faktor lain yang berhubungan dengan penyimpangan perilaku makan. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Koko Harnoko
"Jumlah penderita kanker paru di dunia terus meningkat dan menjadi masalah kesehatan yang penting. Menurut International Journal of Cancer 1999, terdapat 8,1 juta penderita seluruh jenis kanker di dunia dan lebih dari separuhnya berada di negara berkembang. Kanker paru adalah jenis kanker yang paling sering ditemukan, yaitu 18% dari seluruh kanker di negara maju dan 21% dari seluruh kanker di negara berkembang. Di Indonesia, kanker paru menduduki peringkat ketiga di antara tumor ganas yang paling sering ditemukan. Data dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta menunjukkan peningkatan jumlah penderita kanker paru setiap tahunnya. Tabun 1970-1976 ada 382 kasus, tahun 1984-1988 ada 666 kasus dan tahun 1993-1998 didapatkan 1285 kasus.
Anoreksia pada penderita kanker seringkali merupakan proses awal dalam suatu tahapan menuju berkurangnya asupan makanan yang kronik, malnutrisi dan akhirnya kakeksia. Kakeksia atau penurunan berat badan pada beberapa penelitian klinis berhubungan dengan berkurangnya angka tahan hidup, menurunnya respons terhadap kemoterapi dan penurunan tampilan klinis. Di antara faktor-faktor prognostik utama penderita kanker yaitu jenis tumor, stage, tampilan klinis dan penurunan berat badan, yang secara potensial paling respons terhadap intervensi pengobatan adalah penurunan berat badan. Dampak panting anoreksia dan penurunan berat badan ini biasanya tampak pada bentuk fisik dan konsekuensi psikososial. Anoreksia dapat mempengaruhi kondisi klinis dan emosional penderita seperti bentuk badan, massa lemak tubuh, energi, status fungsional, kemampuan bersosialisasi dan perasaan.
Sitokin mempunyai peranan kunci sebagai faktor humoral utama pada kakeksia akibat kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sitokin dapat menginduksi penurunan berat badan. Sitokin dapat mengatur ambilan energi (nafsu makan) dan pengeluaran energi (metabolic rate). Pemberian tumor necrosis factor (TNF) pada tikus dan manusia akan menurunkan asupan makanan, tetapi efeknya hanya terlihat jangka pendek. Darling dkk. membuktikan bahwa jika TNF diberikan melalui infus terus menerus akan menimbulkan efek anoreksik, sedangkan efek anoreksik tidak terjadi dengan pemberian secara bolus. TNF jugs berperan pada katabolisme protein dan mekanisme proteolitik dan apoptosis otot.
Tidak ada pengobatan efektif yang telah terbukti sebelumnya untuk menyembuhkan anoreksia dan penurunan berat badan pada penderita kanker stage lanjut. Beberapa obat (kortikosteroid, siproheptadin, hidralazin sulfat dan dronabinol) yang telah diuji untuk mengatasi anoreksia ternyata kurang berhasil. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral akan meningkatkan asupan kalori, tetapi cara ini dinilai tidak praktis, mahal dan tidak nyaman. Suatu obat praktis yang nontoksik untuk mengatasi anoreksia dan kakeksia akan lebih menguntungkan dalam penatalaksanaan simtomatik dan suportif penderita kanker."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library