Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lidya Asfit Mahalya
Abstrak :
ABSTRAK
Nutrisi terbaik untuk bayi baru lahir adalah air susu ibu ASI . ASI merupakan suatu substansi yang dinamik dengan komposisi yang terus berganti untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan imunologi selama masa pertumbuhan dan perkembangan. Namun tidak semua orang tua dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya dengan ASI yang disebabkan oleh kondisi-kondisi tertentu seperti pasa Ibu yang berkerja, produksi ASI sedikit, masalah pada payudara dan kondisi psikologis ibu. Karya ilmiah ini disusun untuk melaporkan asuhan keperawatan pada klien dengan kegagalan pemberian ASI. Berbagai masalah keperawatan yang ditemukan pada Klien Ny. I pada masa antenatal konstipasi, gangguan pola tidur dan kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan , masa intranatal cemas, nyeri akut dan risiko kekurangan volume cairan hingga masa postnatal nyeri akut, risiko infeksi dan ketidakefektifan pemberian ASI . Kegagalan pemberian ASI adalah masalah yang penting untuk ditangani. Implementasi yang dilakukan untuk masalah tersebut adalah dengan melakukan manajemen laktasi dan pijat oketani. Evaluasi dari tindakan tersebut adalah produksi ASI lancar dan berat badan bayi bertambah.
ABSTRACT
The best nutrition for newborns is breast milk. Breast milk is a dynamic substance with a constantly changing composition to meet the nutritional and immunological needs during growth and development. But not all parents can meet the nutritional needs of their infants with breast milk caused by certain conditions such as a working mother, a little milk production, breast problems and a mother 39 s condition. This scientific work is structured to report nursing care to clients with breastfeeding improvements. Nursing problems found in Client Mrs. I during antenatal until postnatal period acute illness, infection disorder and ineffective breastfeeding . Breastfeeding failure is an important issue for business. Implementation is done to the problem was to do lactation management and massage oketani. Evaluation of the action was the production of smooth milk and the baby 39 s weight increases.
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Armina Puji Utari
Abstrak :
Pemberian ASI pada bayi prematur dapat menjadi upaya untuk menurunkan kematian bayi dan meningkatkan status kesehatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktek pemberian ASI eksklusif bayi prematur dan determinannya pada Komunitas Prematur Indonesia. Penelitian menggunakan disain cross sectional, pengumpulan data melalui pengisian kuisioner online pada 108 orang anggota Komunitas Prematur Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan 31,5% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi prematur. Keyakinan ibu, pengetahuan tentang ASI, dan dukungan tenaga kesehatan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif bayi prematur. Keyakinan ibu merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, ibu yang yakin mempunyai peluang 3,6 kali untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi prematur dibanding ibu yang tidak yakin setelah dikontrol oleh pengetahuan ibu tentang ASI dan dukungan tenaga kesehatan. ......Breastfeeding in premature infants may become an effort to reduce infant mortality and improve health status. The aim of this study is to investigate the exclusive breastfeeding practices and its determinant among premature infants in Komunitas Prematur Indonesia. Cross sectional design, and self-administered online questionnaire on 108 members of Komunitas Prematur Indonesia were used in this study. The results showed that exclusive breastfeeding mothers in premature infants was 31.5 %. Self-efficaccy, mothers knowledge about breastffeeding, and health workers support are associated with exclusive breastfeeding practices in premature infants. Self-efficacy was a dominant factor associated with exclusive breastfeeding practices, mothers who are certain had 3.6 times opportunity for exclusive breastfeedingin premature infants than mothers who uncertain, once controlled by the mother's knowledge about breastfeeding and support of health workers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Cahyono
Abstrak :
Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk membentuk sumber daya rnanusia sejak dini diantaranya adalah melalui pembcrian Air Susu Ibu (ASI) sesegera mungkin setelah kelahiran sena melanjutkannya secara cksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Disebutkan dalam laporan SDKI 2002 bahwa pelaksanaan kedua hal telsebut masih relatif rendah. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah rnempelajari pengaruh faktor demograEs ibu (umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal) dan layanan kesehatan (pemeriksazm kehamilan, penolong persalinan, ternpatme1ahirkan)terhadap pemberian ASI dini dan ASI eksklusif diantara ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan. Dalam aspek pemberian ASI dini, pemeriksaan kehamilan dan penolong persalinan dipandang sebagai faktor terpenting yang mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI dini disamping faktor lain seperti umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal dan tempat melahirkan. Sedangkan dalam aspek pemberian ASI eksklusif, faktor yang dipanclang terpenting adalah pcmberian ASI dini, pemcriksaan kehamilan dan pekerjaan, Sumber data yang digunakan clalam penelitian ini adalah SDKI 2007, dengan sampel penelitian sejumlah 2.137 bayi usia 0-6 bulan. Adapun metode analisis yang digunakan terdiri dari analisis deskriptif dan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjuldcan bahwa pemeriksaan kehamilan secara teratur dan penolong persalinan medis justru berhubungan ucgatif dengan pemberian ASI dini. Untuk faktor lain didapati kecenderungan membexikan ASI dini lebih besar untuk mereka yang memiliki karalctedstik umur 20-35 tahun atau 36-49 tahun, memiliki 2 atau lebih anak lahir hidup, berpendidikan rendah, bekegia dan tinggal di perdesaan. Sedangkan dalam aspek pemberian ASI eksklusiii dilakukannya menyusui dini dan ibu tidak bekexja diluar rumah berhubungan positif dengan pemberian ASI eksklusif, sedangkan untuk pemeriksaan kehamilan secam teratur seperti halnya temuan dalam permulaan menyusu, justru berhubungan negatif dengan pelaksanaan ASI eksklusif. Selanjutnya untuk faktor lain didapati ibu umur 20-35 tahun atau 36-49 tahun, berpendidikan SD atau SLTP keatas, penolong persalinan medis, melahirkan di fasilitas kesehatan pemcrintah atau swasta tidak memberikan pengaruh positif signifkan terhadap pelaksanaan ASI eksklusifl Sedangkan dari sisi paritas dan tempat tinggal, walaupun perbedaan yang signifikan hanya berlaku pada beberapa kelompok individu, ibu dengan 2 atau lebih anak lahir hidup dan tinggal di perdcsaan memiliki prevalensi ASI eksklusif yang lcbih baik. Kelemahan dari pcnelilian ini adalah pemberian ASI dini dan ekslusif dipcroleh secara verbal atau tidak melalui pengamatan. ......Early development of human resouces can be achieved by practicing early breastfeeding during the neonatal period and exclusive breastfeeding until six month It was reported in IDHS 2002 that prevalence of both practices remained low. The purpose of this research were to investigate the influence of demographic factors (age, parity, education, working status, place of residence) and health care factors (antenatal care, attendant of delivery, place of delivery) toward early as well as exclusive breastfeeding among mother having a baby 0-6 month. In this research, antenatal care and attendant of delivery were considered as the most important factors affecting practice of early breastfeeding beside other factors such as age, parity, education, working status and place of residence. For practice of exclusive breastfeeding, factors such as early breastfeeding, antenatal care and working status were considered as the most important factor. The data used in this research was Indonesia Demographic and Health Survey 2007, with sample size of 2.137 infant 0-»6 month. Descriptive analysis and logistic regression were used to examine the association. Result of the analysis showed that routine antenatal care and skilled birth attendant had negative effect toward early breastfeeding. The practice of early breastfeeding were high among those women who were 20-35 and 36-49 years of age, had at least 2 child, low level of education, worked outside home and lived in rural areas. For practice of exclusive breastfeeding, factors of early breastfeeding as well as mother not working had positive effect, while routine antenatal care like its influence to breast milk initiation had negative effect to exclusive breastfeeding. Following factors such as mother who were 20-35 and 36-49 years of age, level of education at least primary school, skilled attendant of delivery, place of delivery either in the government or private facilities, did not have positive significant effect to exclusive breastfeeding among mothers. Those who lived in the rural and had at least two children had relatively high prevalence of practice of exclusive breastfeeding. Among the weal<.ness of this research was the fact that both practice of early and exclusive breastfeeding were measured verbally.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34370
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonita Agustine
Abstrak :
Banyak manfaat yang didapat dengan pemberian ASI eksklusif diantaranya dapat mencegah penyakit seperti diare dan pneumonia, hingga menurunkan Angka Kematian Bayi. Namun, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Brebes tahun 2013. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu berumur 15-49 tahun yang memiliki bayi 0-5 bulan dan datanya lengkap di Kabupaten Brebes tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan 63,9% ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Umur ibu kurang dari 20 tahun dan 20-35 tahun (PR=1,56; CI 95%: 1,10 - 2,20 & 1,35; CI 95%: 0,99 - 1,84), pendidikan ibu minimal SMA (PR=1,36; CI 95%: 1,20 - 1,56), ibu tidak bekerja (PR=1,37; CI 95%: 1,04 - 1,81), ANC minimal 4 kali (PR=2,78; CI 95%: 1,18 - 6,57), persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (PR=2,16; CI 95%: 0,83 - 5,57), dan tidak pernah mendapat promosi susu formula (PR=1,94; CI 95%: 1,45 - 2,56) secara statistik berhubungan bermakna dengan pemberian ASI eksklusif. ......Many benefits can be obtained by exclusive breastfeeding such as preventing diseases like diarrhea and pneumonia or lowering Infant Mortality Rate. However, the rate of exclusive breastfeeding in Indonesia is still far from the designed target. This study aims to determine the factors associated with exclusive breastfeeding in Brebes District in 2013. This study is a secondary data analysis using cross-sectional study design. The samples study were mothers aged 15-49 years who had a baby 0-5 months and has completed data in Brebes District in 2013. The results showed 63,9 % of mothers breastfed their babies exclusively. Maternal age less than 20 years and 20-35 years (PR=1,56; 95% CI: 1,10 to 2,20 & 1,35; 95% CI: 0,99 to 1,84), maternal education at least Senior High School (PR=1,36; 95% CI: 1,20 to 1,56), the mother does not work (PR=1,37; 95 % CI: 1,04 to 1,81, the ANC at least 4 times (PR=2,78; 95% CI: 1,18 to 6,57), deliveries assisted by health workers (PR=2.16; 95% CI: 0,83 to 5,57), and never got the promotion of infant formula (PR=1,94; 95% CI: 1,45 to 2,56) are significantly associated with exclusive breastfeeding.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esmi Herayati Z.
Abstrak :
ASI Eksklusif berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2016 Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah Kelurahan Pejaten Timur tidak mencapai target Renstra. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. Desain Penelitian yang digunakan adalah cross secrional, penelitian dilakukan dengan sampel ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 97 responden dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 57,7 tidak memberikan ASI eksklusif. Variabel yang memiliki hubungan diantaranya adalah pekerjaan p=0,002 Pengetahuan p=0,001, Dukungan Suami p= 0,001, dan Kebiasaan Keluarga Memberikan MPASI < 6 bulan p=0,001. Sementara Variabel yang tidak memiliki hubungan diantaranya Umur p=0,605, pendidikan p=0,103, dukungan tenaga kesehatab p=0,405, pelaksanan IMD p= 0,308. ......Exclusive breastfeeding plays an important role in improving public health. In 2016 exclusive breastfeeding coverage in Pejaten Timur Urban Area did not reach the Renstra target. The relate to of study was know description and faktors that influence the exclusive breastfeeding in Pejaten Timur Pasar Minggu South Jakarta. The design study was a crosssectional study, with a sample of mothers who have a infants aged 6 12 month, as many 97 responden using a random cluster technique. The instrument was use questionnaire, with univariate and bivariate analysis. The results of this study showed that 57.7 respondent did not give exclusive breastfeeding. Variables that have statistically significant relationships are mother rsquo s job p 0,002, knowledge p 0,001, husband support p 0,001, and family habits provide mpasi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Sandora
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor penguat yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Patamuan Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumater Barat Tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuntitatif dengan menggunakan desain Cross Sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi responden yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya cakupannya masih rendah sebesar (13,8%). Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikkan, pengetahuan, kebiasaan pemberian makanan pendamping ASI dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Diharapkan dinas kesehatan agar memperbanyak informasi mengenai ASI eksklusif dan tokoh masyarakat lebih membantu masyarakatnya dalam pemberian ASI secara eksklusif.
ABSTRACT
The purpose of this study is to know predisposing factors , contributing factors, and reinforcing factors related with the giving of exclusive breastfeeding in Patamuan public health centre sub province Padang Pariaman Province West Sumatera in 2011. This study was a kuntitatif study by using Cross Sectional design. Result of this study indicates that proportion of responden giving exclusive breastfeeding to their baby the coverage still be low that equal ( 13,8%). There is relationship having a meaning between educators, knowledge, giving habit of associate food breastfeeding and family support from giving of exclusive breastfeeding. Expected on duty health to multiply information about exclusive breastfeeding and elite figure is more assistingly the public in giving of breastfeeding exclusively.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihite, Devi Suryanti
Depok: Universitas Indonesia, 2017
613 KESMAS 12:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marly Susanti
Abstrak :
Pemberian ASI masih belum sesuai target yang diharapkan, berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012, pemberian ASI Eksklusif pada bayi 4-5 bulan sebesar 27,1%, demikian halnya dengan data Riskesdas 2013 yang menunjukkan pemberian ASI Eksklusif hanya 30,2%. Sedangkan data pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bekasi pada tahun 2012 sebesar 68,6%, sementara cakupan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Wanasari hanya 37,3%, padahal target yang diharapkan adalah pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sebesar 80%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah ibu yang mempunyai bayi umur 6- 12 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Wanasari. Variabel dependen adalah perilaku pemberian ASI Eksklusif, sedangkan variabel independen meliputi faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode interview, serta dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Proporsi pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Wanasari sebesar 15,2%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif adalah pengetahuan PR 6,8 (95% CI 2,72-16,95) dan sikap PR 4,8 (95% CI 2,41-9,55) , .Faktor pemungkin yang berhubungan yaitu IMD PR 3,2 (95% CI 1,56-6,61). Faktor penguat yang berhubungan yaitu dukungan keluarga PR 15 (95% CI 3,68-61,2), dukungan petugas 4,7 (95% CI 2,01-10,8), promosi susu formlua PR 4,2 (95% CI 2,11-8,42), keterpaparan informasi PR 4,3 (95% CI 1,07-17,4), penyuluhan saat ANC PR 2,2 (95% CI 1,17-4,27), dan perilaku merokok PR 2,2 (95% CI 1,17-4,28). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Proporsi perilaku pemberian ASI Eksklusif masih sangat rendah, dan faktor yang paling banyak berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif adalah faktor penguat, yaitu dukungan keluarga, dukungan petugas, keterparan informasi, penyuluhan saat ANC dan perilaku merokok di keluarga. Adapun sarannya yaitu melakukan peningkatan upaya sosialisasi Eksklusif dengan keterlibatan banyak pihak dan meningkatkan kualitas konseling yang melibatkan keluarga ibu, baik dilakukan oleh Dinas maupun Puskesmas. ......Breastfeeding is still on target to be expected, based on data from Demographic and Health Survey of Indonesia in 2012, exclusive breastfeeding in infants 4-5 months is 27.1%, so with the data Riskesdas 2013 that showed exclusive breastfeeding only 30.2% . While data of exclusive breastfeeding in Bekasi in 2012 amounted to 68.6%, while the coverage of exclusive breastfeeding in Puskesmas Wanasari only 37.3%, whereas the expected target exclusive breastfeeding for 6 months is 80%. The purpose of this study are to describe and to know factors that related with exclusive breastfeeding. This type of research is an observational study with cross sectional design. The population are mothers with infants aged 6-12 months who live in area of Wanasari health center. The dependent variable is the behavior of exclusive breastfeeding, while the independent variables are include predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors. Data was collected by interview method, and analyzed by univariate and bivariate. The results of this study showed that the proportion of exclusive breastfeeding in the health center Wanasari is 15.2%. Bivariate analysis showed that predisposing factors associated with exclusive breastfeeding are the knowledge, PR 6.8 (95% CI 2.72-16.95) and the attitude, PR 4.8 (95% CI 2.41- 9.55). enabling factors which related is IMD PR 3.2 (95% CI 1.56-6.61). Reinforcing Factors that associated are family support PR 15 (95% CI 3.68-61.2), support personnel PR 4.7 (95% CI 2.01-10.8), the promotion of milk formula PR 4.2 (95% CI 2.11- 8.42), information exposure PR 4.3 (95% CI 1.07-17.4), the ANC counseling PR 2.2 (95% CI 1.17- 4.27), and smoking behavior in the family PR 2.2 (95% CI 1.17-4.28). From the results of this study concluded that the proportion of exclusive breastfeeding behavior is still very low, and the factor most associated with exclusive breastfeeding is the reinforcing factors such as family support, support personnel, information exposure, ANC Counseling, and smoking behavior in the family. As for the suggestion that increased its efforts to socialize Exclusive breastfeeding with involvement of many parties and improve the quality of ANC counseling involving the family of mother, both conducted by the Department and Community Health Center.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahani Meika Narvianti
Abstrak :

Pendahuluan: Rendahnya angka ASI eksklusif merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat. Di Indonesia, angka cakupan ASI Eksklusif adalah 52,5%. Angka tersebut masih dibawah target renstra Kemenkes 2020-2024 untuk cakupan ASI Eksklusif yaitu 69%.

Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data SDKI 2017. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak terakhir kurang dari 6 bulan, memiliki data lengkap dan tidak memiliki data inkonsisten berjumlah 1.494 responden. Data dianalisis menggunakan cox regresi untuk mengetahui prevalen rasio penggunaan botol susu dengan dot dan status ASI Eksklusif. Crude dan adjusted prevalen rasio akan dinilai pada penelitian ini. Signifikansi dinilai dengan melihat rentang kepercayaan 95%.

Hasil: Dari 1.494 bayi kurang dari 6 bulan, ada 48,9% yang tidak ASI Eksklusif dan 28,7% yang menggunakan botol susu dengan dot. Besar asosiasi antara penggunaan botol susu dengan dot dan status ASI Eksklusif adalah 2,753 (95%CI: 2,364-3,205), setelah dikontrol variabel status sosial ekonomi, status IMD, usia ibu, pemilihan tempat persalinan, pekerjaan, kunjungan ANC, paritas, tempat tinggal, dan pendidikan.

Kesimpulan: Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa penggunaan botol susu dengan dot meningkatkan resiko untuk tidak ASI Eksklusif. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya penggunaan dot agar bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif dapat ditekan.


 


Introduction: The low rate of exclusive breastfeeding is a public health problem in Indonesia. The rate of exclusive breastfeeding coverage in Indonesia is 52.5%. This rate is below the Ministry of Healths target at 2020-2024 aims for the exclusive breastfeeding rate as much as 69%.

Methodology: The sample comes from the "Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)" in 2017, including mothers of infants less than six months whose data was complete and consistent. The sample was 1,494 respondents. Data were analyzed using Cox regression to determine the prevalence of bottle-feeding and exclusive breastfeeding status. The author analyzed the crude and adjusted prevalence ratios. The analysis of significance is using confidence range at 95%.

Results: The proportion of infants who did not receive exclusive breastfeeding was 48.9%. The multivariate analysis results showed that infants who used a bottle-feeding had a risk of 2.753 (95% CI: 2.364 3.205) times greater for not exclusively breastfed than those who did not use a bottle-feeding. This result came after we ruled out the biases from those variables: socioeconomic status, breastfeeding initiation, maternal age, place of delivery, occupation, antenatal lactation counseling, parity, residence, and education.

Conclusion: This study found that using bottle-feeding increases the risk of not exclusively breastfed among infants aged less than six months in Indonesia
 
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad
Abstrak :
ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bagi bayi untuk bertahan hidup pada enam bulan pertama, mulai dari hormon, antibody, faktor kekebalan sampai anti oksidan. Pola pemberian ASI yang dianjurkan ditingkat internasional dan nasional ialah pemberian ASI segera dalam setengah jam setelah bayi lahir kemudian pemberian ASI saja secara eksklusif sampai bayi usia 6 bulan, selanjutnya pemberian ASI diteruskan sampai 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan (MP-ASI) dengan benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kegiatan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Indonesia Tahun 2010. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder Kor Susenas Tahun 2010 (VSEN2010.K). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, yaitu suatu desain penelitian yang melakukan pengukuran terhadap faktor risiko dan outcome dalam satu waktu. Karakteristik responden sebagian besar ibu rumah tangga (83,5%), umur 20- 35 tahun (76,3%), tingkat pendidikan tidak sekolah sampai tamat SMP (60,6%), berparitas ≤ 2 (65,5%), penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (79,6%), menggunakan alat KB (53,9), pengeluaran makan keluarga dalam sebulan > 60% (57,7%) dan bertempat tinggal di perdesaan (55,2%). Terdapat hubungan signifikan antara kegiatan ibu dengan pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol variabel umur, paritas, penolong persalinan dan penggunaan alat kontrasepsi/KB. Untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada ibu yang bekerja perlu dilakukan penyuluhan yang berkesinambungan kepada ibu hamil atau baru melahirkan mengenai pentingnya ASI eksklusif dan melaksanakan kebijakan ASI eksklusif yang sudah ada bagi kantor-kantor/perusahaan. Bagi peneliti penelitian dengan rancangan penelitian lain, memperbanyak jumlah variabel penelitian dan mencoba alternatif analisis lain. ......Breastfeeding contains all the nutrients needed for the baby to survive in the first six months, ranging from hormones, antibodies, immune factors to anti-oxidants. The recommended feeding patterns of international and national level is the immediate breastfeeding within half an hour after the baby is born then it is exclusively breastfeeding until 6 months of age infants, then continued breastfeeding up to 2 years with supplementary feeding (MP-ASI) correctly. The purpose of this study was to determine the relationship of maternal activities with exclusive breastfeeding in Indonesia year 2010. This research is quantitative research using secondary data Kor Susenas 2010 (VSEN2010.K). The study used cross sectional design, which is a design study measuring the risk factors and outcome at a time. Characteristics of the respondents mostly housewives (83.5%), aged 20-35 years (76.3%), level of education is not to finish junior high school (60.6%), parity ≤ 2 (65.5%), by trained birth attendants (79.6%), use of birth control (53.9), spending a family meal in a month> 60% (57.7%) and living in rural areas (55.2%). There is a significant relationship between maternal activities with exclusive breastfeeding after controlling age, parity, birth attendants and the use of contraception / family planning. To increase exclusive breastfeeding in mothers who work needs to be done ongoing counseling to pregnant women or recently delivered on the importance of exclusive breastfeeding and exclusive breastfeeding implement policies that already exist for office/company. For researchers studies with other design studies, expanding the number of variables and try other alternatives analysis.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>