Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Widjaya
Abstrak :
Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM JAYA) adalah sebuah perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang penyediaan serta pelayanan air bersih kepada masyarakat Ibukota Jakarta. Namun dalam menjalankan kegiatannya, PAM JAYA menghadapi berbagai kendala, seperti sumber air baku yang tercemar dan keterbatasan dana yang menyebabkan kemampuan pelayanan PAM JAYA baru berkisar 44% dari 8 juta penduduk Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran permasalahan pelayanan yang dapat diberikan oleh PAM JAYA kepada pelanggan maupun calon pelanggannya, serta bagaimana langkah yang sebaiknya diambil oleh manajemen dalam mengatasi permasalahan tersebut untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi di masyarakat maupun lingkungan usaha.

Jawaban kuesioner yang masuk (baik dari pegawai maupun pelanggan), dianalisis, baik kualitatif maupun kuantitatif, diketahui bahwa PAM JAYA, dengan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya, relatif masih mampu memenuhi keinginan/harapan konsumen dalam bidang pelayanan, sehinggga konsumen cukup terpuaskan. Hal ini menggambarkan bahwa posisi persaingan usaha PAM cukup baik (berada pada kuadran 1 matriks SWOT), sehingga disarankan untuk menjalankan strategi pertumbuhan guna mengantisipasi perubahan cepat yang selalu terjadi dalam lingkungan usahanya.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Hanna
Abstrak :
Penelitian ini dilatar-belakangi oleh fakta bahwa BOR Unit stroke center RS Islam Jakarta rata-rata hanya 44,72% sejak berdirinya (2000) sampai tahun 2003. Padahal unit Stroke Center ini merupakan salah satu pelayanan rawat inap unggulan RS Islam Jakarta. Pihak manajemen membuat perhitungan bahwa untuk mencapai BEP diperlukan minimal BOR 65% pada unit Stroke Center dalam waktu tiga tahun. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor input dan proses pelayanan yang menyebabkan rendahnya BOR Unit Stroke Center RS Islam Jakarta Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, mulai tanggal 25 April sampai dengan 25 Juni 2004, menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis diskriptif Penelitian ini melibatkan 45 informan, 28 orang terlibat dalam wawancara mendalam, dan 17 orang dalam FGD. Hasil penelitian menunjukan bahwa rendahnya BOR unit Stroke Center sejak berdirinya sampai tahun 2003 disebabkan oleh beberapa input yaitu organisasi dan manajemen, lingkungan fisik dan SOP tidak mendukung pelayanan Unit Stroke Center. Dari aspek proses pelayanan, sikap dokter, perawat dan petugas administrasi belum baik. Hal ini dikarenakan dalam membuat Unit Stroke Center tidak dilakukan studi kelayakan. Dari aspek struktur organisasi, masih disamakan dengan ruang rawat inap umum lainnya. Dari aspek personel kepala seksi dijabat oleh sarjana perawat yang dalam tugasnya membawahi tiga ruang inap lainnya. Sedangkan koordinator dijabat oleh dokter spesialis syaraf tidak tetap, yang mana koordinator tersebut bukan jabatan struktural. Proses pelayanan yang diberikan Dokter, Perawat dan Petugas administrasi secara umum belum baik. Beberapa aspek pelayanan yang perlu perbaikan berkaitaan dengan masalah waktu (dokter), keramahan dan perhatian (dokter, perawat dan petugas administrasi) serta sikap tidak membeda-bedakan pelanggan kesehatan (petugas administrasi). Dalam kegiatan-kegiatan di Unit Stroke Center, belum ada standar operasional prosedur-nya (SOP). Disamping itu juga belum ada SOP stroke pathway dan kriteria GCS yang masuk dari UGD maupun dari poli klinik syaraf., sehingga masih banyak pasien yang dirawat di ruang rawat inap umum, bukan di stroke center. Kelengkapan fasilitas/peralatan sudah cukup, tetapi jumlah dari beberapa peralatan masih belum sesuai dengan jumlah tempat tidur.Lokasi ruangan, tata ruang dan lingkungan fisik Unit Stroke Center belum memperhitungkan konsep aksesibilitas ruangan dari segi ergonomi penderita stroke dan lingkungan maupun sasaran (goal) Bari perawatan penderita stroke, yaitu kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). Dalam penetapan tarif, masih belum dilakukan secara komprehensif yaitu melalui perhitungan bisnis dan studi banding, sehingga sulit menentukan kapan BEP dapat dicapai dengan BOR tertentu. Belum ada kebijakan pemasaran khusus (focus) untuk Unit Stroke Center, walaupun ditetapkan sebagai salah satu produk unggulan rawat inap di RS Islam Jakarta. Pendapatan Stroke Center Unit sampai saat ini kurang lebih barn mencapai sepertiga dari total biaya yang dikeluarkan unutk operasional Stroke Center Unit. Berdasarkan pendidikan dan status social-ekonomi pasien, bekas pasien dan keluarga pasien, menunjukkan sikap yang semakin kritis terhadap pelayanan, fasilitas dan lingkungan fisik Unit Stroke Center. Dalam pembuatan Stroke Center Unit RS Islam Jakarta pihak manajemen tidak melakukan studi kelayanan terlebih dahulu. Sehingga banyak terjadi kekurangan - kekurangan dalam aspek pelayanan, lingkungan dan organisasi manajemen. Akan tetapi Stroke Center Unit mempunyai nilai indikator kinerja berdasarkan nilai LOS, TOI dan BTO yang cukup baik. Sehingga jika manajemen cukup jeli ini bisa menjadi asset sumber pendapatan yang baik untuk rumah sakit. dengan memperbaiki kekurangan - kekurangan yang ada dari berbagai aspek diatas, maka bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan memuaskan pelanggan.
Analysis Factors of Services that Influence Bed Occupancy Rates in Stroke Center Unit - Jakarta Islamic Hospital. (2000-2003)This research was based on fact, that BOR of stroke center in RSIJ average value is 44.72% per year since it was built in 2000 until 2003. However, this unit is one of the prestigious services among other in hospital services in RSIJ. The management forecasted to reach the number of BEP for stroke center unit. It needs to maintain at least 65% BOR with in 3 years. The focus of this research is to discover all factors that causing minimum BOR (less than 65%) in stroke center RSIJ. This research was conducted for 2 months, began in April 25th 2004 until June 25th 2004, using qualitative approach with descriptive analysis methods. This research conducted with 45 participants as informants. This research indicates, the factors that causing minimum BOR of stroke center RSIJ since it was built ini 2000 until 2003 was caused by several input factors, including management and organization, physical environment, and Standard Operational Procedures that minimally supported Stroke Center RSIJ. From the services process aspects, from doctors, nurses, and administration clerk performance, they perform poorly. Those problems arose because before building Stroke Center Unit in RSIJ, the management less conducted feasibility study toward Stroke Center projects From organizational structure aspects, Stroke Center Unit as special in-hospital services has no special organizational structure; it has the same organizational structure as the other common in-hospital services. And than from the human resource aspects, the head of stroke center held by a nurse, who has completed graduate nursery program, who also headed three other in-hospital services. As the head coordinator, the management chooses a part time medical doctor, who specialized in neurology as head of coordinator. Services process which given by doctors, nurses and administrator clerk mostly not good enough. And some services aspects need several adjustments in term of time (doctors) hospitality and attention (doctors, nurses, and administrator clerk), their attitudes toward few customers (administration clerk). During activity in stroke center unit, there was lack of standard operational procedures. Beside there was not found some documents about standard operational procedures (SOP) stroke pathway and patient criteria based on GCS performance from Emergency Room or neurology clinics. So that, there are many in-patient client with stroke, received treatment in common in-hospital room services, rather than in stroke center unit. Stroke center facility is quite good, but numbers or the equipment still adjust with the number of beds. The location, design and physical environment of stroke center unit still not consider the accessibility factors and ergonomics factors for the stroke patient. And even the environment or treatment goals from the nurses still far from the stroke philosophy, which was independency in Activity Daily Living. In cost behavior problems, including setting prices, the management did not do comprehensive business plan and feasibilities, so that the management facing difficulties setting the right Break Even Point (BEP) with correct value of BOR. There was no special marketing planning for stroke center unit, even though it was one of the prestigious in-hospital services. Until now, the Stroke Center Unit's income compare to its unit's expenditure is one and a third revenue to cost. Based on the patients, former patients and families knowledge and social-economics status, showing several critical attitudes toward services facilities and physical environment of stroke center unit. In creating Stroke Center Unit, at first the management did not conducted feasibilities study. Because of that, stroke unit had a lot of disadvantage in services aspects, environment and management organization. On the other hand stroke center unit had better performance based on LOS, T01 and BTO value. If management has certain attention this number could be a valuable asset to improve the disadvantages factors, and improve the quality of services and satisfy the consumer.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
Abstrak :
Aktivitas Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengalami periode "booming? pada tahun 1989 dan 1990 setelah Pemerintah mengeluarkan serangkaian paket kebijaksanaan. Bursa Efek Jakarta menunjukkan gejala kelesuan pada tahun 1991 dan 1992, keadaan ini ditandai dengan turunnya Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) dan Volume Perdagangan Sahara, meskipun jumlah perusahaan yang go-public bertambah banyak. Dan pada tahun 1993, 1994 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai naik secara perlahan,ini berpengaruh pada pendapatan saham secara keseluruhan di Pasar, hal ini tentunya juga mempunyai pengaruh terhadap resiko investasi saham di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perusahaan Asuransi General di BEJ dilihat secara makro yaitu variabel-variabel pertumbuhan Ekonomi, tingkat bunga deposito, inflasi, Nilai tukar kurs US $ terhadap rupiah secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko sistimatis. Sedangkan secara partial pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga deposito, inflasi dan nilai tukar kurs US$ terhadap rupiah mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko sistimatis. Secara mikro yaitu variabel-variabel struktur modal, operating leverage, ukuran perusahaan, tingkat likuiditas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko tidak sistimatis. Secara partial struktur modal, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko tidak sistimatis, sedangkan operating leverage tidak mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko tidak sistimatis.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jawiah
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang telah terjadinya perubahan pandangan bagi kelompok remaja terhadap penyimpangan perilaku seks, pada periode terakhir ini banyak remaja yang mengalami kehamilan pranikah, aborsi, dan dapat terjadinya PMS. Perilaku seks yang telah dilakukan oleh remaja mahasiswa jurusan keperawatan Palembang, yaitu hubungan seks sebelum menikah, menjadi perek, dan diantaranya ada yang mengalami kehamilan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja mahasiswa tingkat III Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Angkatan Tahun 2001-2004. Tujuan khusus untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku seks dengan variabel independen karakteristik mahasiswa, pengetahuan, kesehatan reproduksi, komunikasi orang tua, komunikasi teman, keterpaparan media elektronik dan cetak serta sikap terhadap perilaku seks, variabel dependen adalah perilaku seks remaja. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, jumlah sampel total populasi 80 mahasiswa, dengan menggunakan analisis stalistik univariat, bivariat dan multivariate. Hasil penelitian ditemukan perilaku seks didominasi oleh jenis kelamin laki - laki yaitu 2 mahasiswa laki - laki telah melakukan hubungan seksual, 2 mahasiswa laki - laki bercumbu dengan teman sejenis, dan 1 mahasiswa perempuan bercumbu dengan teman sejenis. Hasil analisis bivariat ditemukan 7 variabel yang berhubungan secara bermakna, yaitu jenis kelamin, umur menarche, mimpi basah, kota asal SMU, pengetahuan kesehatan reproduksi, komunikasi orang tua, komunikasi dengan teman, keterpaparan media elektronik dan cetak serta sikap terhadap perilaku seks. Hasil uji multivariat jenis kelamin tidak ditemukan hubungan secara bermakna tetapi hanya ada 6 variabel yang berhubungan secara bermakna setelah dianalisis multivariate dan komunikasi orang tua merupakan faktor yang paling dominan berhubungan secara bermakna dengan perilaku seks remaja. Disarankan agar pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap dan perilaku seks remaja perlu ditingkatkan oleh orang tua/keluarga melalui binaan etika, adat istiadat serta didikan agama dan pihak institusi pendidikan, berdirinya bimbingan konseling, kerjasama PKBI, melalui Youth Center sebagai pusat pelayanan KIE. Mahasiswa diikutsertakan dalam kegiatan remaja yang dibina oleh BKKBN dan PKBI, pengalaman mahasiswa dapat diterapkan dalam kegiatan PKL. Daftar Bacaan : 48 (1980 -- 2003)
Analytics Factors Relationship with Sex Behavior Adolescent Student at 3th Level in Program of Nurses Healthy of Polytechnic Palembang Year of 2004This research is done base on student already happen change opinion for adolescent about divergence sex behavior, at the end this period many adolescent which experiencing of pregnancy before married, abortion, and PMS. Sex behavior which done by adolescent student in nurses healthy of polytechnic palembang is sexual contact before married, become perek, and among others experiencing of pregnancy. General purpose for this research is for know the imagine and know the factor are have relationship with student sexual behavior at 3"' level in nurses study at Healthy Polytechnics, year 2001-2004. Special purpose for know the factor have relationship with sexual behavior with variable independent characteristic, knowledge, reproduction healthy, communicate with parents, communicate with friends, explanation from electronics device and news also attitude about sexs behavior, variable dependent is sex adolescent behavior. This research using cross sectional plant, total sample maximum population is 80 students, with using statistics univariat, bivariat, and multivariat analytics. Result from this research, found sex behavior upon domination with man gender, that is 2 men student already do the sexual contact, 2 men student fiance with same gender, and one girl student fiance with same gender. Analytic bivariat result Found 7 variable have connection accordance with purpose, that is gender, menstruation, wet dream, town origin of SMU, reproduction health knowledge, communicate with parents, communicate with friends, explanation from electronics devices and news, also attitude about sex behavior. Result multivariat test gender not friend connection accordance with purpose but only have 6 variable have connection accordance with purpose after multivariate analytic done and communicate with parents will constitute dominant factor connection accordance with adolescent sex behavior. Suggest, so that know the reproduction knowledge attitude and sex behavior adolescent need to be increase by parents/family pass through attitude, tradition culture and religion knowledge and also institution side, exist counseling guidance, cooperation with PKBI, pass through youth centre base on center service KIE. Student also must participate inside youth activity organize by BKKBN and PKBI, Student experience can they are implement inside PKL activity. Reading List : 48 (1980 -2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Senti
Abstrak :
Meningkatnya jumlah konsumsi energi listrik dipengaruhi oleh penghasilan pelanggan, dimana semakin tinggi tingkat penghasilan pelanggan, semakin besar jumlah energi listrik yang di konsumsi. Konsumsi energi listrik dalam suatu negara dapat dipakai sebagai indikator tingkat kemakmuran negara tersebut Makin besar jumlah energi listrik yang dikonsumsi, makin tinggi tingkat kemakmurannya. Faktor-faktor yang diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi aspek perilaku (yang variabelnya persepsi, motivasi, sikap dan kepribadian), tingkat pelayanan (yang variabelnya keselamatan, kemudahan, dan kenyamanan dalam menggunakan listrik), dan sosial ekonomi (yang variabelnya ukuran keluarga, penghasilan dan pengeluaran keluarga). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pelanggan untuk mengkonsumsi energi listrik dan bagaimana pengaruhnya terhadap konsumsi energi listrik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:
1). Faktor internal dan eksternal yang berpengaruh yaitu: Faktor 1: V02pk dan V03pk (Penghasilan keluarga yang mempengaruhi peningkatan energi listrik)
Faktor 2: V12hr, V04ps, V10km (Harga dalam mengkonsumsi energi listrik) Faktor 3: V09kn, V08ke, V05mi dan V01 uk (Keselamatan dalam menggunakan energi listrik) Faktor 4: V11 ky, V07kn, VO6sp (Kenyamanan dalam menggunakan energi listrik) 2). Hasil variabel independen yang berpengaruh terhadap faktor-faktor pengelompokkan konsumsi energi listrik yaitu:
a. F1 V02pk dengan koefisien regresi (B) sebesar 0,184440
b. F2-V12hr dengan koefisien regresi (B) sebesar -0,137343
c. F3-VO9KN dengan koefisien regresi (B) sebesar 0,578477
d. F4-V11 ky dengan koefisien regresi (B) sebesar 0,525426
e. Harga konstanta regresi yang terjadi adaiah 1,749555 Cluster = 1,749555 + 0,184440 F9 V02pk -- 0,137343 F2-V12hr + 0,578477 F3 V09kn + 0,525426 F4-V11 ky.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Tjahjani Pudjowati
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan "cross sectional" menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara terstruktur, menggunakan kuesioner dan observasi langsung, serta mengkaji data sekunder yang sudah ada di pabrik tekstil "X" Banjaran Kabupaten Bandung. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekwensi, uji chi-square, serta analisis regresi logistik. Penelitian ini dilaksanakan di pabrik tekstil "X" Banjaran Kabupaten Bandung dengan unit analisis pekerja di bagian pemintalan dan penenunan sebanyak 198 orang sebagai sampel, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pemakaian APD serta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan paling besar kontribusinya terhadap pemakaian APD. Hasil penelitian ini diperoleh 64.14% dari responden memakai APD dan 35.86% sisanya tidak memakai APD secara lengkap. Berdasarkan analisis bivariat ternyata ada hubungan antara faktor sarana (fasilitas, pelathian dan penyuluhan), dan sumber daya manusia (sikap) terhadap pemakaian APD di bagian pemintalan dan penenunan, sedangkan faktor pengorganisasian (pengawasan dan kebijakan) terbukti tidak ada hubungannya dengan pemakaian APD. Begitu pula dengan analisis regresi logistik dari faktor sarana, pengorganisasian dan sumber daya manusia yang diduga ada hubungannya dengan pemakaian APD, ternyata faktor sarana dan sumber daya manusia yang berhubungan dengan pemakaian APD dengan nilai p masing-masing 0.0000 pada sarana dan 0.0181 pada sumber daya manusia. Dari analisis ini pula diketahui bahwa faktor sarana memberikan kontribusi yang paling besar terhadap pemakaian APD di pabrik tekstil "X" Banjaran Kabupaten Bandung. Dengan melihat sarana yang telah memadai, pengetahuan pekerja yang cukup tinggi, serta sikapnya yang positif maka untuk meningkatkan pemakaian APD perlu dikaji kembali program pengawasan yang telah ada terutama personal pengawasnya, serta perlu dipikirkan keseimbangan antara pemberian sangsi dan penghargaan, khususnya penghargaan yang bersifat individual.
This research is a non experimental with the cross sectional approximation uses quantitative data analysis technique. Data taking over had been done by making a structured interview, using questioner and direct observation, and study thoroughly the exist secondary data in "X" textile factory on Banjaran, Residence of Bandung. Thus the obtained data is prepared statisticaly by using distribution frequency, chi-square test analysis technique, and logistic regression analysis. The research is carried out in "X" textile factory on Banjaran, residence of Bandung in the spinning-mill and weaving-mill section to the workers analysis unit of 198 peoples as sample, in order to gain the illustration about the application of PPE beside to find out the related factors and the biggest contribution to the PPE application. There is 64.14% respondents who wear PPE and the rest is 35.86% who don't wear the PPE completely, gained in this research. Based on the bivariate analysis showed that there is a relation between facility factors(facilities, training and instruction), and human resource(attitude) to the PPE application in spinning and weaving section, mean while, the organization factor(supervision and management policy) is proved it has not a relation to PPE application. There is also supposed that logistic regression analysis of facility factor, organization and human resource have a relation with PPE application, actually there is 0.0000 of each p value at facility and 0.0181 at human resource factor which is related with PPE application. There is also found out from the analysis that facility factors give the biggest contribution to the PPE application in "X" factory. By using the appropriate facilities the knowledge of workers and positif attitude point of view, it is needed the further study about the existing program of supervision especially to the personal supervisor in order to increase the PPE application, there is also needed to be thought over about the balance between sanction and reward especially for an individual appreciation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Britania Rohanauli Manik
Abstrak :

Keberhasilan ekonomi merupakan suatu indikator yang baik dari sebuah masyarakat yang kaya. Meskipun demikian, ada banyak faktor lain yang memengaruhi kekayaan dan kesejahteraan masyarakat suatu negara seperti tingkat kebebasan pribadi, lingkungan hidup, dan pendidikan, yang merupakan elemen penting dalam menciptakan suatu masyarakat yang makmur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk kemakmuran 149 negara di dunia selama tahun 2018. Dalam penelitian ini 74 variabel yang diambil dari Legatum Prosperity IndexTM digunakan, kecuali variabel-variabel yang berasal dari Gallup World Poll karena ketidaktersediaan data. Data dianalisis menggunakan Analisis Faktor, dan direduksi menjadi 13 faktor yang menggambarkan tentang berbagai aspek penting dalam kehidupan. Seratus empat puluh sembilan negara tersebut dikelompokkan berdasarkan skor faktor masing-masing negara menggunakan pengklasteran metode Ward menjadi 4 kelompok berbeda dengan masing-masing klaster beranggotakan negara-negara yang memiliki karakteristik yang serupa. Diperoleh bahwa Klaster 1 merupakan kelompok negara-negara yang secara keseluruhan makmur, Klaster 2 merupakan kelompok negara-negara yang cukup makmur dalam hal masyarakat yang inklusif, Klaster 3 merupakan kelompok negara-negara dengan tingkat kemakmuran yang cukup, dan Klaster 4 merupakan kelompok negara-negara yang cukup makmur dalam hal masyarakat yang berdaya serta ekonomi yang bebas.


Economic achievement is a good indicator of a wealthy society. Nevertheless, there are many other factors that affect in shaping the wealth and well-being of the people in a country, such as the level of personal freedom, the environment, and education which are important elements in creating a prosperous society. The aim of this study is to identify the factors that shape the prosperity of 149 countries in the world during 2018. In this study 74 variables taken from the Legatum Prosperity IndexTM are used, excluding variables originating from the Gallup World Poll due to data unavailability. The data is reduced using Factor Analysis into 13 factors that describe various aspects of life. The 149 countries are clustered based on their factor scores using Wards Clustering into 4 distinct groups of countries with similar features. It is revealed that Cluster 1 consists of countries that are overall prosperous, Cluster 2 consists of countries that are quite prosperous in terms of an inclusive society, Cluster 3 consists of countries with sufficient levels of prosperity, and Cluster 4 consists of countries that are quite prosperous in terms of an empowered society and a free economy.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library