Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Wilson Koven
"Efek hujan dan gempa mempengaruhi stabilitas lereng. Hujan dapat mengakibatkan terjadinya infiltrasi pada lereng yang menyebabkan turunnya tekanan air pori negatif pada lereng dan meningkatkan muka air tanah. Sedangkan gempa akan memberikan beban seismik yang menyebabkan terjadinya deformasi pada lereng. Lereng akan mengalami kondisi yang lebih kritis lagi apabila efek hujan dan gempa dikombinasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hujan yang disusul gempa pada stabilitas lereng tak jenuh. Penelitian ini terdiri dari dua tahap analisis numerik, yaitu analisis rembesan untuk mengetahui perubahan tekanan air pori pada lereng dan dilanjutkan dengan analisis dinamik time history tidak linear untuk menghitung deformasi yang terjadi akibat gempa. Kurva karakteristik tanah-air yang diambil dari hasil pengukuran akan diinkorporasikan pada lapisan atas tanah tak jenuh, catatan gempa Loma Prieta (1989), dan gempa Northridge (1994) akan digunakan sebagai akselerasi gempa. Enam skenario hujan dilanjutkan gempa akan dianalisis dan dibandingkan yaitu skenario intensitas hujan tidak berubah selama tiga hari, skenario intensitas hujan meningkat bertahap dan berkurang bertahap dalam tiga hari, dan skenario intensitas hujan acak selama tiga hari.
Rain and earthquake affect the stability of the slope. Rain results in infiltration on the slope which causes a decrease in negative pore water pressure on the slope and increases the groundwater level. Meanwhile, the seismic load from earthquake causes deformation on the slopes. Slope will experience even more critical condition if the effects of rain and earthquake are combined. This study aims to determine the influence of rain followed by earthquake on the stability of the unsaturated slope. This study consists of two stages of numerical analysis, which are seepage analysis to determine changes in pore water pressure on the slope and followed by non-linear time history dynamic analysis to calculate the deformation that occurs due to the ground motion. The soil-water characteristic curve from the field measurement will be incorporated in the upper layer of unsaturated soil and the Loma Prieta (1989) and Northridge (1994) earthquakes acceleration recording will be used. Six scenarios of rainfall followed by earthquake will be analyzed and compared, which are the scenario of rain intensity not changing for three days, the scenario of rain intensity gradually increasing and decreasing gradually, and the scenario of random rain intensity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dicky Prasetyo
"SNI 2847:2019 dalam Pasal 26.12.4.1 menyatakan bahwa batas penerimaan kualitas beton adalah 85% kekuatan rencana dari rata-rata 3 beton inti. Namun, saat ini belum banyak ditemukan penelitian terkait dampak penurunan kualitas beton tersebut terhadap kinerja struktur dan seismik dari bangunan. Selain itu, bagaimana syarat tersebut dapat diterima pada bangunan dengan adanya kolom miring dan kantilever juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengingat perkembangan desain arsitektur yang semakin beragam saat ini. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak penurunan mutu beton terhadap kinerja seismik gedung delapan lantai berbentang tunggal yang dirancang menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dengan variasi kolom miring dan kantilever. Berdasarkan pedoman ASCE 41-17, evaluasi dilakukan menggunakan metode respon spektrum berbasis linear dinamis tier 3. Penelitian meninjau dampak penurunan kualitas beton sebesar 7,5%, 15%, dan 25% terhadap kebutuhan tulangan dan kinerja seismik. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kebutuhan tulangan serta kinerja seismik struktur seiring dengan terjadinya penurunan kualitas beton. Selain itu, keberadaan kolom miring dan kantilever akan memberikan dampak terhadap perilaku struktur dalam kinerja seismiknya.
SNI 2847:2019 Article 26.12.4.1 stipulates that the acceptable limit for concrete quality is 85% of the design strength based on the average of three core concrete samples. However, current studies on the impact of such reductions in concrete quality on the structural and seismic performance of buildings remain limited. Moreover, how this requirement applies to buildings featuring inclined columns and cantilevers also requires further investigation, particularly considering the increasing complexity of modern architectural designs. This study aims to evaluate the impact of reduced concrete quality on the seismic performance of an eight-story, single-span building designed using a Special Moment Resisting Frame (SMRF) system with variations in inclined columns and cantilevers. In accordance with ASCE 41-17 guidelines, the evaluation is conducted using the Tier 3 linear dynamic response spectrum method. The study examines the effects of concrete strength reductions of 7,5%, 15%, and 25% on reinforcement demand and seismic performance. The results show a significant increase in reinforcement requirements as well as changes in the structural seismic performance corresponding to the reduction in concrete quality. Furthermore, the presence of inclined columns and cantilevers significantly affects the structural behavior under seismic conditions. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Edwin Serano
"Pada penelitian ini akan dilakukan analisis dinamik 3D dengan membandingkan pemodelan di mana struktur atap dan tribun disatukan dalam 1 model, dan pada model yang lain hanya struktur tribun saja yang dianalisis, sedangkan struktur atap hanya dimodelkan sebagai beban. Dari hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa periode getar struktur dan karakteristik dinamik lainnya dari kedua model yang dibandingkan memiliki selisih yang kecil. Gaya ? gaya dalam yang terjadi pada kolom pada setiap pemodelan memiliki hasil yang berdekatan, kecuali pada kolom penumpu atap. Sedangkan untuk rasio tulangan, hasil yang mendekati pemodelan utuh adalah pemodelan yang dianalisis secara dinamik, di mana hasil pada analisis statik memberikan hasil yang underdesign.
In this study, 3D dynamic analysis will be performed and the models will be compared, one modeled completely as unity, and another will be modeled separately while the roof structure modeled as a load only. From simulation and analysis show that period of vibration and other dynamic characteristics of both models only have a small difference. The internal forces which occur in the column on every model also have an adjacent value, except on roof-bearing column. As for the reinforcement ratio, the model which analyzed with dynamic analysis gives the nearest value, where the result of the static analysis gives results that under design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42157
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Panggabean, Cindi Aulia Putri
"Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama, menjadikannya wilayah dengan aktivitas seismik tinggi. Kondisi ini menuntut bangunan memiliki ketahanan gempa untuk menjamin keselamatan penghuni dan keberlanjutan fungsi bangunan. Struktur beton bertulang. Namun, mutu beton rentan menurun karena proses pengerjaan di lapangan, seperti pencampuran, pengecoran, pemadatan, dan curing, berbeda dengan baja yang diproduksi di pabrik dengan mutu lebih terjaga. Penurunan mutu beton dapat memengaruhi kinerja struktur, khususnya saat gempa. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja seismik gedung 8 lantai berdenah lengkung akibat penurunan mutu beton berdasarkan standar ASCE 41-17. Diamati perubahan gaya gempa, simpangan antar lantai, serta rasio strong column–weak beam. Hipotesis awal menyatakan bahwa penurunan mutu beton meningkatkan kebutuhan penulangan dan menurunkan kinerja seismik struktur secara keseluruhan.
Indonesia is located at the convergence of three major tectonic plates, making it a region with high seismic activity. This condition requires buildings to be earthquake-resistant to ensure occupant safety and maintain structural functionality. Reinforced concrete structures are commonly used. However, concrete quality is vulnerable to degradation due to on-site construction processes such as mixing, casting, compaction, and curing—unlike steel, which is factory-produced with more consistent quality control. A decrease in concrete quality may significantly affect structural performance, especially during earthquakes.This study aims to evaluate the seismic performance of an 8-story curved-plan building due to reduced concrete quality, based on the ASCE 41-17 standard. Additionally, changes in seismic forces, inter-story drifts, and the strong column–weak beam ratio are observed. The initial hypothesis states that reduced concrete quality increases reinforcement demand and decreases the overall seismic performance of the structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Christine Eka Asi
"Beton bertulang merupakan salah satu jenis integrasi material konstruksi yang banyak digunakan pada struktur bangunan bertingkat, terutama di Indonesia. Dalam hal konstruksi di lapangan, mutu beton merupakan salah satu aspek penting yang sulit dikontrol akibat kegiatan konstruksi yang dinamis dan sulit diprediksi. Penurunan kualitas beton dibatasi oleh SNI 2847:2019 hingga maksimal 25% untuk salah satu hasil pengujian. Penurunan kualitas beton ini dapat berpengaruh pada kebutuhan tulangan serta kinerja seismik bangunan, sehingga penting untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar pengaruh tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bangunan dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) 8 lantai, denah lengkung, serta kantilever menggunakan software ETABS. Pada penelitian ini, akan dilakuan perbandingan kebutuhan tulangan serta evaluasi kinerja seismik bangunan dengan analisis dinamik linear Tier 3 berdasarkan ASCE 41-17. Dari penelitian ini, diperoleh bahwa penurunan mutu beton berpengaruh pada perubahan kebutuhan tulangan. Selain itu, penurunan mutu beton menyebabkan penurunan kekakuan struktur yang berdampak pada respon seismik bangunan dan hasil evaluasi terhadap target kinerja struktur. Adanya kantilever juga menyebabkan peningkatan periode, peningkatan kebutuhan tulangan longitudinal kolom, dan perubahan nilai DCR pada evaluasi kolom.
Reinforced concrete is a widely used construction material in multi-story buildings, especially in Indonesia. In terms of on-site construction, concrete quality is an important aspect that is difficult to control due to the dynamic and unpredictable construction activities. The decrease in concrete quality is limited by SNI 2847:2019 to a maximum of 25% for one of the test results. This decrease in concrete quality can affect the need for reinforcement and the seismic performance of the building, so it is important to conduct research on how much influence it has. This research was performed on an 8-story special moment-resising frame building with curved-plan and cantilevered using ETABS software. This study will compare the reinforcement requirements and evaluate the seismic performance of the building using a Tier 3 linear dynamic analysis based on ASCE 41-17. This study found that a decrease in concrete quality affects the change in reinforcement requirements. In addition, the decrease in concrete quality causes a decrease in structural stiffness which has an impact on the seismic response of the building and the evaluation results against the structural performance target. The presence of cantilever also causes an increase in period, increase in column longitudinal reinforcement requirement, and change in DCR value in column evaluation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library