Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iskandar A. Kowara
Abstrak :
Investasi dibidang Properti di Jakarta dan sekitarnya telah menjadi suatu investasi yang menguntungkan bagi kalangan menengah. Kenaikan harga-harga properti pertahun relatif sangat baik. Booming permintaan akan properti yang terjadi pada tahun 1990 misalnya telah menaikkan harga-harga properti secara rata-rata lebih dari 50%, bahkan untuk bebarapa properti di beberapa lokasi. kenaikan pada tahun tersebut mencapai 100's. Investasi dibidang properti, walaupun memberikan return yang baik, mempunyai risiko relatif tinggi pula. Properti adalah merupakan aset yang tak bergerak, tidak mudah dilikuidasi dan mempunyaƬ faktor-faktor sosial dan budaya. Karya tulis ini mengevaluasi return yang diperoleh dan investasi di sektor properti dan memperbandingkannya dengan investasi dalam deposito perbankan. Untung-rugi dan risiko-risiko kedua jenis investasi tersebut juga dibahas dalam buku ini sebagai tambahan dan teori-teori investasi dan perbankan. Buku ini juga memberikan perhitungan bila investasi dilakukan dengan modal yang didanai oleh pihak perbankan. Sampel yang diambil dalam perhitungan adalah properti dan perbankan di Jakarta dan sekitarnya. Dan hasil perhitungan ternyata investasi ini juga memberikan hasil relatif sangat baik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdis Irwandi
Abstrak :
Layanan akses data tidak terlepas dari kebutuhan kapasitas yang besar. Kebutuhan kapasitas yang besar menjadi kendala buat PT. HCPT dalam menggelar layanan data, hal ini dikarenakan kapasitas packet core switch 3G yang dimiliki sudah mencapai utilisasi sebesar 90%. Penambahan perangkat bisa menjadi solusi jangka pendek, namun seiring dengan keinginan PT. HCPT untuk menurunkan CAPEX maka hal tersebut bisa menjadi bukan solusi terbaik. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan dan analisis implementasi direct tunnel pada network sebagai solusi terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh PT. HCPT. Direct tunnel dipilih, karena teknologi ini merupakan teknologi yang sebetulnya sangat sederhana yaitu dengan cara mem-by pass SGSN, sehingga nantinya dari RNC, trafik data tidak akan melewati SGSN, melainkan langsung menuju GGSN sedangkan SGSN khusus menangani signallink. Selain itu diharapkan teknologi yang ditawarkan memiliki nilai investasi bisnis yang bagus serta dapat bersinergi dengan teknologi yang akan datang. Hasil dari penelitian ini jika dilihat dari sisi teknis didapatkan hasil berupa peningkatan kapasitas throughput dari RNC menuju GGSN sebesar 177%, kemudian beban pada modul PAPU menjadi turun, dengan persentase penurunan sebesar 98%. Peningkatan kapasitas throughput juga terjadi pada sisi GGSN dengan persentase peningkatan sebesar 92%. Dari sisi bisnis penerapan direct tunnel mengalami penghematan biaya investasi sebesar 69% pada kondisi pesimis, 61% pada kondisi moderat dan 38% pada kondisi optimis jika dibandingkan dengan penerapan non direct tunnel. Dari perhitungan ekonomis, penerapan direct tunnel sangat layak untuk digelar, karena berdasarkan hasil perhitungan IRR dan NPV dalam berbagai situasi, nilai IRR lebih besar dari nilai discount factor dan nilai NPV bernilai positif. Pada kondisi pesimis nilai IRR yang dihasilkan sebesar 37,6% dan nilai NPV sebesar 821.533, kondisi moderat nilai IRR yang dihasilkan sebesar 32,3% dan nilai NPV sebesar 1.013.338, serta kondisi optimis nilai IRR yang dihasilkan sebesar 26% dan nilai NPV sebesar 1.113.484. ......Access data service requires enormous capacity necessity. It would be constraint for HCPT in held data service, since packet core switch 3G capacity owned has reach 90% its utilization level. Device augmentation might become short term problem solving, but along with HCPT?s willing to reduce CAPEX, hence the augmentation is not the best solution to take. This study research take up design and analysis of direct tunnel on network as the best solution to conquer obstacles faced by HCPT. Direct tunnel were chosen due to its simplicity, which is by passing SGSN, so that from RNC the data traffic will not through SGSN, but will directly towards GGSN. SGSN will specificly handles signalink. Moreover to be expected that offered technology would have business investation value and synergized with future tehcnology. In technical point of view, this research generates throughput capacity enhancement from RNC to GGSN about 177%, and also lowers PAPU modul load with 98% decrease percetage. Throughput capacity were also climbs up 92% on GGSN side. On the other hand, viewed from bussiness side, direct tunnel implementation reduce investment cost 69% on pessimist, 61% on moderate and 38% on optimist condition compare to before it was implemented. From economics calculation direct tunnel is worthy and feasible enough to be held since based on IRR dan NPV figuring in all condition IRR is greater than discount factor and NPV shows positive value. On the pessimistic condition, result of IRR value is 37,6% and NPV value is 821.552, on the moderate condition, result of IRR value is 32,3% and NPV value is 1.013.338, as well as on the optimist condition, result of IRR value is 26% and NPV value is 1.113.484.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29634
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Trigha
Abstrak :
Menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan persaingan seharusnya Pertamina, khususnya Pertamina Unit Pengolahan VI dikelola secara lebih efektif dan efisien serta berorientasi bisnis sehingga memungkinkan untuk mampu mendatangkan keuntungan. Disamping telah melakukan outsourcing dalam melaksanakan pemeliharaan kilang untuk dimasa yang akan datang perlu dipertimbangkan untuk menyerahkan pengelolaan dan pengoperasian Pembangkit Tenaga Listrik kepada pihak swasta sehingga Pertamina UP-VI lebih berkonsentrasi kepada bisnis intinya yaitu mengolah minyak mentah menjadi bahan bakar. Untuk pengoperasian dan pengelolaan pembangkit listrik dapat diserahkan kepada pihak swasta dan kebutuhan listrik Pertamina akan diperoleh dari pihak swasta tersebut. Tesis ini bertujuan untuk melihat suatu kemungkinan secara ekonomis pengambilalihan kepemilikan pembangkit listrik di kilang Pertamina UP-VI oleh pihak swasta dengan mengevaluasi suatu kelayakan proyek pengambilalihan. Analisa dilakukan dengan melihat investasi dari saat pembangunan sampai pengoperasian selama umur ekonomisnya. Perhitungan itu sendiri dilakukan dengan menggunakan semua data rill serta menggunakan asumsi komersial terbaik sejauh data rill tidak diperoleh. Hasil analisa dan perhitungan dari tesis ini memperlihatkan bila pengambilalihan oleh pihak swasta pada tahun 1999 Pertamina akan menerima dana segar sebesar 38,264 kUSD dan pihak swasta mengambilalih pengoperasian dan pengelolaanya serta berkewajiban untuk mensuplai kebutuhan listrik Pertamina. Investasi yang ditanam oleh pihak swasta pada pengambilalihan pembangkit listrik ini akan dapat dikembalikan dalam waktu 5 tahun 1 bulan dengan IRR 18% serta Net Present Value (NPV) sebesar 10,126 kUSD.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menayang, Alfred P.
Abstrak :
Berdasarkan UU No. 44/Prp. Tahun 1960 clan UU No. 8 tahun 1971, kegiatan pengusahaan minyak clan gas bumi (migas) di Indonesia diserahkan pemerintah kepada Pertamina. Dari perspektif dunia bisnis, hal mi identik dengan pemberian hak monopoli kepada Pertamina pada industni migas di Indonesia, balk pada industri hulu maupun industri hilir. Kondisi mi bisa dimengerti setelah melihat peran clan arti yang sangat strategis dari industri migas bag kelangsungan pembangunan di Indonesia, baik dari segi penerimaan devisa clan penerimaan negara, maupun dari segi penyediaan energi dalam negeri. Tidak mengherankan apabila aspek politik dalam pengusahaan migas di Indonesia menjadi sangat dominan, karena adanya national interest untuk memelihara kedaulatan clan meningkatkan kemakmuran Indonesia. Namun, perkembangan baru yang terus mengarah kepada sistem perdagangan clan investasi bebas telah mempengaruhi kebijakan clan strategi kalangan bisnis maupun pemenintah. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan pasar global, Indonesia mau tidak mau harus ikut serta dalam komitmen-komitmen seperti AFTA, WTO clan APEC. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia yang sangat memenlukan modal clan teknologi dari luar, adanya deregulasi clan debirokratisasi akan sangat mempengaruhi daya tank untuk beninvestasi Iangsung di negara tersebut. Karya Akhir ml ditulis dengan perspektif sebuah perusahaan multinasional yang tertarik untuk memanfaatkan peluang-peluang bisnis di Indonesia pada industri hilir perminyakan. Ada beberapa hal yang menarik perusahaan multinasional untuk melakukan investasi pada industri hilir perminyakan di Indonesia, antara lain : antisipasi deregulasi UU perminyakan tentang monopoli Pertamina, pertumbuhan ekonomi yang pesat clan pasar yang sangat besar, serta keterbatasan fasilitas produksi Pertamina untuk memenuhi kebutuhan domestik yang semakin meningkat. Agar mendapatkan keunggulan bersaing pada industri hilir perminyakan pasca deregulasi nanti, perlu dilakukan positioning sedini mungkin di Indonesia. Usaha mi mencakup penyusunan strategi dengan penekanan pada aspek politik dari suatu pemasaran internasional. Namun, perlu adanya trade off yang optimal antara strategi national responsiveness clan international integration. Studi kasus pada Karya Akhir mi diarahkan pada strategi investasi langsung perusahaan pada industni minyak pelumas di Indonesia sebagal langkah awal untuk kegiatan-kegiatan Iebih lanjut di industri hilir perminyakan. Walaupun sampai saat mi secara umum industri hilir perminyakan di Indonesia masih dimonopoli oleh Pertamina, tetapi pemenintah sudah mulai membenikan peluang kepada swasta dalam industri minyak pelumas, baik melalui pembangunan Lube Oil Blending Plant (LOBP) dengan Pertamina maupun melalui pembangunan pabnik minyak pelumas dengan proses pendauran ulang. Pembahasan strategi korporat, strategi bisnis clan strategi pemasaran pada industni mmnyak pelumas dengan berbagai perangkat analisis sampai pada kesimpulan bahwa strategi memasuki pasar dengan keuntungan yang maksimum adalah melalui pendirian LOBP dengan Pertamina, dan strategi kepemitikan dengan resiko minimum adalah melalui pendirian perusahaan patungan (joint venture). Di samping itu, perusahaan disarankan melakukan strategi intensif melalul penetrasi pasar. Agar mendapatkan keunggulan bersaing dalam industri minyak pelumas di Indonesia, disarankan strategi generik fokus yang berorientasi pada diferensiasi produk.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T4368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudius Seta
Abstrak :
Persaingan yang makin sengit antar produsen sepeda motor nasional menyisakan dua produsen asal Jepang yang makin mendominasi pasar. PT ABC sebagai pemimpin pasar sepeda motor pun ingin menjadi nomor satu khususnya di segmen tipe skutik yang saat ini posisinya masih dipegang oleh PT. XYZ. Untuk mewujudkan tujuannya, PT. ABC terbentur oleh masalah kapasitas produksi yang tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin besar. Oleh karena itu PT.ABC diharuskan menambah lini produksi terutama untuk memproduksi tipe skutik. Meskipun data pertumbuhan industri sepeda motor menunjukkan angka yang menakjubkan, krisis ekonomi global yang teijadi tidak bisa dihindari akan turut mempengaruhi perekonomian nasional. Sehingga, PT. ABC harus menganalisis kembali apakah keputusan penambahan lini produksi nya harus tetap direalisasikan. Penelitian ini diawali dengan melakukan serangkaian analisa strategis untuk mengetahui potensi pasar ditengah kondisi ekonomi yang sedang tidak pasti. Selanjutnya, dibuat proyeksi penjualan, harga pokok produksi dan laba bersih berdasarkan tiga skenario : optimis, moderat, dan pesimis. Berdasarkan hasil proyeksi, dilakukan analisis Capital budgeting dengan menggunakan free cash flow firm dari tiga skenario tersebut. Metode Capital budgeting yang digunakan adalah : NPV, IRR, Payback Period, dan Discounted Payback Period. Hasil analisis menunjukkan bahwa didalam ketiga skenario tersebut, investasi penambahan lini produksi baru layak untuk dilakukan. ......Competition between two motorcycle producen from Japan were getting intensive. PT. ABC as market leader in motorcycle industry also want to be number one in scooter segment, who nowadays the market leader in scooter segment was being held by PT XYZ. In order to achieve their target, PT. ABC is facing overcapacity so that they can not fulfill customer demand immediately. PT. ABC should increase their capacity, especially for producing scooter type. Eventhough motorcycle industry growth were increase dramatically, global financial crisis that aiready happened wili also influence economic domestic so that PT. ABC should make an analysis carefolly aboutthe capital investment. This research wili be start by making strategic analysis to know about market potential in the middle of uncertainty economic condition. The next step is making sales, COGS & net income projections based on three scenario : optimistic, moderate. & pessimist. Based on the results, we make capital budgeting analysis for those three scenario using free cash flow to firm. We use NPV, IRR, Payback period and Discounted Payback Period methods and the results show that under the three scenario, capital investment for adding new production line is feasible to realize.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26536
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library