Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syafiq Basri, Author
Jakarta: noura , 2016
923.2 SYA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kartini Lasman
Abstrak :
Imigrasi telah menjadi isu besar bagi negara Prancis sejak pasca perang dunia kedua, menimbulkan beragam permasalahan dan belum pernah ditemukan formula yang tepat untuk mengatasinya. Anak muda imigran di Prancis memiliki kekhasan sebagai generasi kedua atau ketiga yang dilahirkan dan dibesarkan di Prancis karena mengenyam pendidikan Prancis dalam suasana diskriminatif dan keterpinggiran. Lagu rap sebagai salah satu produk budaya urban menjadi salah satu sarana ekspresi mereka. Tesis ini akan mengkaji representasi identitas anak muda imigran di Prancis dalam lagu-lagu rap karya Rohff, seorang rapper terkenal di Prancis. Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah mengenai representasi dan identitas dari Stuart Hall, didukung oleh konsep-konsep Kathryn Woodward mengenai identitas. Hasil analisis menunjukan bahwa dalam lagu-lagu rap karya Rohff, anak muda imigran di Prancis direpresentasikan sebagai kaum yang tertindas dan terkurung oleh sistem yang melingkupi mereka, baik sistem pemerintahan ataupun sosial ekonomi.
Immigration has been a big issue in France since post second world war. It has been the roots of many problems, such as riots, discrimination, racism,etc. Nebertheless,the formula to overtake this big issue has not been found yet. Young immigrant in France, has unique caracteristic for being the second or third immgrant generation in France. They were born and grew up in France in the heat of discrimination and marginalisation as an immigrant. They need space to express themselves and therefore street art or l?art de la rue was born. This tesis is focusing on representation of young immigrant identity in France through Rohff's rap. Stuart Hall theory's on representation and Cultural Identity, combined with Kathryn Woodward concept on Identity and Difference is the main theory employed. The result shows that young immigrant in France represent their identity as someone who is imprisoned by the discriminative system (government and/or social-economny).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27853
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Wiratma Yudhistira
Abstrak :
Skripsi ini ingin melihat bagaimana kekuasaan diterapkan terhadap anak-anak muda Hal tersebut dilihat dalam sebuah kasus ketikaa rambut gondrong dilarang pada periode 1967 - 1974. Skripsi ini mernakai norma-norma budaya Jawa untuk menjelaskan jalinan kekuasaan di Indonesia. Di sana ada bapak. ibu, serta anak-anak Dan selayaknya sebuah keIuarg setiap anak harus senantiasa menghormati dan menjunjung nama baik orang tua Sehingga setiap anak tidak diperkenankan menentang kehendak orangtuanya, sebab itu akan menimbulkan kekacauan. Untuk menunjukkan kekuamannya anak-anak muda tabu untuk dikontrol agar tidak melenceng dari nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh orang-orang tua. Akan tetapi, anak-anak muda justru memiliki sikap yang berbeda. Ketika orang-orang tua mewacanakan anak-anak muda tentang bagaimana seharusnya mereka bersikap; anak-anak muda malah memberikan respon dengan menceritakan keburukan- keburukan yang dimiliki orang-orang tua. Setiap kekuasaan akan melahirkan sikap anti-kekuasaan, yang berasal bukan dari kekuatan luar, melainkan dari kekuasaan itu sendiri. Ketika anak-anak muda diwacanakan, mereka malah membalas dengan kritik yang terbuka. Dalam norma budaya Jawa, kritik yang terbuka itu merupakan simbol dari ketidakmampuan penguasa untuk mendisiplinkan rakyatnya Alhasil, dengan begitu anak-anak muda dipandang telah menunjukkan rasa tidak hormat kepada orang tuanya. Dan dalam budaya Jawa rasa hormat berarti menandakan bahwa orang itu telah benar_benar menjadi seorang Jawa atau telah mencapai kedewasaan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S6995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Lavinia
Abstrak :
Dalam upaya memahami fenomena radikalisasi online, riset kajian terorisme cenderung fokus pada strategi yang dilakukan kelompok terorisme di ruang online, dan bagaimana pesan ekstremis kekerasan di internet dibuat untuk memengaruhi individu. Riset-riset ini memang memberikan pengetahuan yang penting tapi tidak dapat memberikan pemahaman terkait bagaimaan audiens, atau individu yang menerima pesan dari kelompok teroris meradikalisasi dirinya sendiri. Riset ini ditujukan untuk mengisi kekosongan riset yang memfokuskan perhatian pada analisis audiens dalam fenomena radikalisasi online. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara mendalam dan kajian pustaka, riset ini akan mencoba menjawab bagaimana tiga anak muda mengalami proses radikalisasi online, dan bagaimana pemaknaan pesan kelompok terorisme yang mereka lakukan membentuk keterlibatan dalam gerakan terorisme. Temuan dari riset ini adalah: pertama, krisis personal yang dimiliki oleh anak muda mendorong mereka untuk mencari keyakinan alternatif yang membawa mereka bertemu dengan pesan-pesan kelompok terorisme di ruang online. Ketika pesan tersebut beresonansi/dimaknai sebagai jawaban atas krisis yang mereka miliki, anak muda akan merespons pesan tersebut dengan keterlibatan yang semakin dalam hingga akhirnya memutuskan untuk mengambil peran dalam gerakan terorisme. Kedua, faktor kontekstual penting untuk dimasukkan ke dalam analisis proses radikalisasi online karena faktor tersebut yang mempengaruhi proses pembuatan makna yang dilakukan oleh anak muda. Saran kebijakan untuk mengatasi fenomena ini adalah: tidak relevan jika solusi untuk menyelesaikan fenomena radikalisasi online terlalu fokus pada intervensi internet dan melupakan “ruang offline” di mana ekstremisme sejatinya berakar. ......In an effort to understand the phenomenon of online radicalization, research on terrorism studies tends to focus on the strategies carried out by terrorist groups in the online space, and how the terrorist group creating a message to influence individual in online space. These studies do provide important knowledge but cannot provide insight into how audiences, or individuals whose receiving the messages, radicalize themselves. This research is intended to fill that research gap by trying to focusing the attention on the audience when analyzing the online radicalization phenomenon. By using a qualitative approach through in-depth interviews and literature review, this research will try to answer how three young people experiencing radicalization process, how they shape the meaning of the message of terrorism groups, and how that meaning-making process influence their involvement in the terrorism movement. The findings of this research are: first, the personal crisis that young people have, has prompted them to look for alternative beliefs that lead them to meet the messages of terrorism groups in the online space. When the message resonates/interpreted as an answer to the crisis they have, young people will respond to the message with a deeper involvement with the message until they finally decide to take a role in the terrorism movement. Second, contextual factors are important to be included in the analysis of the online radicalization process because these factors influence the meaning-making process carried out by young people. The policy suggestion to overcome this phenomenon is: it is irrelevant if the solution to solve the phenomenon of online radicalization is too focused on internet intervention and forgets the “offline space” where extremism really takes root.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaky
Abstrak :
Radio berkembang dengan menggunakan teknologi digital untuk mempromosikan produksinya dan memudahkan audiens untuk mengonsumsinya. Seperti Radio Prambors yang menggunakan platform digital agar mudah dikonsumsi oleh anak muda urban. DGITM (Desta and Gina in the Morning) adalah salah program utama. Disiarkan oleh figur publik Indonesia, Desta dan Gina, setiap hari Senin – Jumat pukul 6-10 pagi. Wacana yang diproduksi DGITM juga berkaitan dengan anak muda, atau dengan kata lain, media tersebut mengkomodifikasi kondisi psikis anak muda yang sedang masa romansa dan cenderung konsumeristik untuk kepentingan kapitalis mereka. Kosmopolitanisasi dan globalisasi membuat DGITM mengimpor wacana romantisme dan hedonisme mancanegara. Namun, tidak semua wacana mancanegara sesuai dengan nilai apparatus di Indonesia. Maka dari itu, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi DGITM mendefinisikan romantisme dan hedonisme yang ideal pada anak muda, dan bagaimana proses pemaknaan yang dialami oleh khalayak anak muda. Metode yang dilakukan adalah merekam program DGITM dari September 2019 – Januari 2020, mewawancara langsung khalayak anak muda Jabodetabek dan melihat pemaknaan anak muda lainnya dalam Twitter Prambors. Dari data yang diperoleh, peneliti mengambil beberapa sample untuk dieksplorasi lebih lanjut dengan menggunakan konsep dasar Encoding-Decoding oleh Hall, media framing, romantisme dan hedonisme pada anak muda. Pada akhirnya, peneliti menemukan bahwa DGITM menggunakan strategi framing yang disampaikan di media digital dan terdapat selebritis untuk menggiring imaji kenikmatan pada anak muda dalam melakukan romantisme dan hedonsime. Akhirnya, terbentuk realita baru yang membuat standar bagaimana identitas yang ‘modern’ pada anak muda. Di lain sisi, terdapat variasi proses resepsi audiens, dari terkonstruksi, menegosiasikan dan menolak atas preferred reading yang ditawarkan oleh DGITM. ......Radio develops by using digital technologies to promote its products and make it easier for the the audiences to consume it. Radio Prambors uses digital platforms to make it easy to be consumed by young urban people. DGITM (Desta and Gina in the Morning) is one of the mains programs. Broadcasted by Indonesian public figures, Desta and Gina, every Monday - Friday at 6-10 am. The discourses produced by DGITM also relates to young people, in other words, the media commodifies the psychological condition of young people who are in a period of romance and tend to be consumeristic for media’s capitalist interests. Cosmopolitanization and globalization make DGITM import discourses of romance and hedonism from abroad. However, not all foreign issues match to the values of the apparatuses in Indonesia. Therefore, the main problem in this study is how the DGITM's strategy to defines the ideal of romanticism and hedonism for young people, and how the reception process is experienced by young people. The methods used are to record the DGITM program from September 2019 - January 2020, directly interviewing the Jabodetabek youth audience and seeing the meanings of other young people on Twitter Prambors. From the data obtained, the researcher took several samples to be further explored using the basic concepts of Hall's Encoding-Decoding, media framing, romance, and hedonism in young people. In the end, the researcher found that DGITM uses a framing strategy that is conveyed in digital media and there are celebrities to lead images of pleasure to young people in doing romance and hedonism. Finally, a new reality is formed that sets the standard for how 'modern' identity is for young people. On the other hand, there are variations in the audience reception process, from being constructed, negotiating, and rejecting the preferred reading produced by DGITM.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Unversitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang Imperialisme Budaya Korea yang terjadi di Indonesia dan menerpa gaya hidup remaja-remaja Jakarta, terutama dalam pengaruh musik K-pop. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain naratif. Dengan fenomena meledaknya K-pop ini, pihak Korea Selatan pun menanamkan kesadaran palsu di benak remaja-remaja agar budaya Korea ini dikultivasi. Hasil penelitian menemukan bahwa saat ini telah banyak remaja-remaja yang menggemari musik K-pop, hingga mereka mengonsumsi segala macam hal-hal yang berhubungan dengan Korea Selatan.
Abstract
This thesis describes Korean cultural imperialism occured in Indonesia and hit the style of living of Teenagers in Jakarta, especially the influence of K-pop music. This research is qualitative research using narrative design. The phenomenon of K-pop explotion makes South Korea party spread the false consciousness in Teenagers? mind in order to cultivate the Korean cultures. The result of this research found that currently many teenagers fancy K-pop music thus consume any things related to South Korea
2012
T30763
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Anggraini
Abstrak :
Fenomena hubungan Friends With Benefit (FWB) yang terjadi terutama di kalangan Anak muda Indonesia sedang dibahas dan dilakukan selama hampir beberapa tahun tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk melihat mengapa hubungan FWB sering terjadi terkait dengan hal-hal yang mengarah pada seksualitas dan juga ingin menggambarkan bagaimana orang-orang muda ini memaknai hubungan yang mereka jalani. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan enam orang muda yang memiliki atau terlibat dalam hubungan FWB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman remaja mendapatkan manfaat yang berbeda-beda, bisa berupa seks dan non-seksualitas. Makalah ini kemudian melihat bahwa hubungan FWB dapat dinyatakan berbeda tergantung individunya.
The phenomenon of the Friends With Benefit (FWB) relationship that occurs especially among young Indonesians is being discussed and carried out for almost the last few years. This study aims to see why FWB relationships often occur related to things that lead to sexuality and also want to describe how these young people define their relationships. This study uses in-depth interviews with six young people who have or are involved in FWB relationships. The results of this study indicate that the experience of adolescents getting different benefits, can be in the form of sex and non-sexuality. This paper then sees that the FWB relationship can be expressed different depending on the individual.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhanah Aleyda Giri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana gerakan sosial anak muda yang bernama Green Welfare Indonesia memanfaatkan media sosial dan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuannya. Studi terdahulu fokus pada kehadiran internet terutama media sosial bagi anak muda dalam mengekspresikan suaranya melalui media sosial yang menjadi arena baru bagi gerakan sosial, seperti gerakan Fridays for Future. Namun, terdapat studi terdahulu yang berfokus pada lemahnya gerakan sosial yang didukung oleh internet karena partisipasi dari gerakan sosial tersebut dinilai lemah dan tidak cukup merepresentasikan perjuangan gerakan dalam mengatasi isu tertentu. Peneliti berargumen bahwa arena digital sebagai arena baru bagi anak muda dalam menyuarakan suaranya dapat menciptakan perbedaan dalam memanfaatkan kekuatan media sosial dan cara anak muda dalam memobilisasi sumber daya. Hasil penelitian ini melihat bahwa para aktor Green Welfare Indonesia memiliki berbagai platform media sosial yang dimanfaatkan dengan strategi tertentu. Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa Green Welfare Indonesia dapat mencari serta memobilisasi sumber daya dengan baik sehingga membantu gerakan untuk mencapai tujuannya. Adapun hasil ini terefleksi dari kanal media sosial dan program kerja yang dibuat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengambilan data wawancara mendalam dan observasi digital terhadap konten-konten media sosial dari Green Welfare Indonesia. ......This research aimed to analyze how a youth social movement called Green Welfare Indonesia utilized social media and resources to achieve their objectives. Prior studies focused on the existence of the internet, especially social media that is being utilized by youth to express their concern in social media, such as Fridays for Future. Prior study also focused on the weakness of social movement that plays a role in the digital arena due to lack of participation and effort to solve the issue that is carried by the movement. This research argues that the digital arena as a new arena for youth can create a difference in utilizing social media power and how youth mobilize resources that exist. The result of this research is that actors from Green Welfare Indonesia are able to search and mobilize resources. The results are reflected in both social media and events that they held. This research is using qualitative methods with in-depth interviews and digital observation of Green Welfare Indonesia’s Instagram content to collect data.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>