Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahmud Syaltout
Abstrak :
ABSTRAK
Kebijakan "Limited Open Sky" yang diberlakukan oleh pemerintah memberi dampak pada peningkatan persaingan dalam bisnis jasa angkutan udara baik domestik maupun intemasional. Hal ini menjadi ancaman serius bagi maskapai penerbangan nasional jika tidak profesional dalam bidangnya. Hal ini telah dibuktikan sejalan dengan beriringan waktu, bermunculan beberapa maskapai penerbangan bam dan dengan semakin ketatnya persaingan dalam industri penerbangan, ada maskapai penerbangan yang dapat bertahan tetapi tidak sedikit maskapai yang pada akhimya menghentikan kegiatan operasionalnya.

Untuk dapat bersaing didalam bisnis penerbangan, bisnis yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpang, perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada penumpangnya baik pelayanan sebelum keberangkatan (pre-flight), pelayanan selama penerbangan (in-flight) dan pelayanan setelah tiba di tujuan (post-flight).

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentiftkasi perilaku konsumen melalui faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen didalam memilih maskapai penerbangan pada jalur Jakarta-Palembang, mengetahui segmentasi konsumen penerbangan jalur Jakarta-Palembang dan mengidentifikasi atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi tiap-tiap segmen konsumen dalam memilih maskapai penerbangan, dan mengetahui perceptual map maskapai penerbangan yang melayani jalur Jakarta-Palembang.

Studi karya akhir ini menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian eksploratori dan penelitian deskriptif. Penelitian eksploratori dilakukan untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen berkaitan dengan pemilihan maskapai penerbangan, sedangkan penelitian deskriptif dilakukan dalam bentuk penyebaran kuesioner terhadap 200 responden yang bertujuan untuk mendapatkan informasi data pnmer mengenai perilaku konsumen penerbangan jalur Jakarta-Palembang. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan penerbangan jalur Jakarta-Palembang dalam satu tahun terakhir (dari bulan Agustus 2002 hingga bulan Agustus 2003).

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis cluster. Hasil analisis yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan pemilihan maskapai penerbangan menunjukkan bahwa top of mind maskapai penerbangan merupakan penerbangan yang paling banyak digunakan oleh responden didalam melakukan perjalanan Jakarta-Palembang.

Sumber informasi responden didalam memilih maskapai penerbangan adalah ternan dan sebagian lagi mengetahui dari iklan. Iklan mengenai maskapai penerbangan diketahui responden melalui surat kabar. Pengaruh terkuat bagi responden didalam memutuskan maskapai penerbangan mana yang akan dipilihnya berasal dari keluarga dan sebagiannya lagi memutuskannya sendiri.

Responden melakukan perjalanan secara terencana atau mendadak juga berpengaruh didalam pengambilan keputusan maskapai apa yang akan menjadi pilihan responden. Jika responden melakukan perjalanan dengan perencanaan terlebih dahulu, maka faktor kualitas dan reputasi penerbangan menjadi pertimbangan utama responden, sedangkan jika perjalanan dilakukan secara mendadak, maka jadwal penerbangan menjadi pertimbangan utama resoponden.

Sebagian besar responden memiliki tingkat loyalitas yang rendah terhadap suatu maskapai penerbangan. Alasan responden tidak menggunakan maskapai penerbangan yang sama adalah faktor tarif penerbangan, sedangkan responden yang loyal dikarenakan maskapai penerbangan yang sekarang telah cukup memadai.

Konsumen penerbangan dapat dikelompokkan menjadi empat cluster berdasarkan tingkat kepentingannya terhadap atribut-atribut yang mempengaruhi pemilihan suatu maskapai penerbangan. Cluster pertama adalah kelompok responden yang memilih penerbangan berdasarkan pertimbangan tarif penerbangan. Cluster kedua adalah kelompok responden yang memilih penerbangan berdasarkan kombinasi antara waktu dan harga. Cluster ketiga adalah kelompok responden yang memilih penerbangan berdasarkan pertimbangan waktu dan pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan. Cluster keempat adalah kelompok responden yang memilih penerbangan berdasarkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan.

Beberapa maskapai penerbangan yang melayani jalur Jakarta-Palembang memiliki persepsi yang berdekatan di mata responden. Misalnya Lion Air, Bali Air dan Batavia Air dipersepsikan sama oleh responden sebagai maskapai penerbangan yang menawarkan tariff penerbangan murah.

Usaha pemasaran yang dilakukan oleh suatu maskapai penerbangan tidak akan memenuhi seluruh lapisan konsumen. Hal ini disebabkan karena tiap-tiap konsumen pengguna jasa penerbangan memiliki tingkat keunikan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Keefektifan pemanfaatan perbedaan ini tergantung dari kemampuan perusahaan penerbangan untuk mensegmentasikan permintaan, kemudian dipilih segmen pasar mana yang akan dilayani oleh maskapai penerbangan. Setelah dipilih target pasar yang akan dilayani oleh maskapai penerbangan, maka dikembangkan program pemasaran berdasarkan atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen didalam memilih penerbangan.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Irianto
Jakarta: Grasindo, 1999
629.13 AGU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Myrto Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai perusahaan baru, Riau Airlines merupakan salah satu perusahaan peherbangan yang berkeinginan untuk memberikan suatu suasana baru dalam persaingan bisnis penerbangan di Indonesia. Sebagaimana perusahaan lainnya, tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan ini sangatlah banyak baik dari pesaing utama(perusahaan penerbangan lain) dan pesaing tidak utama(non transportasi udara) yang mengakibatkan perusahaan harus dapat menentukan strategi-strategi bersaing yang tepat. Strategi merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu bisnis, mati atau hidupnya perusahaan sangat tergantung dari strategi apa yang digunakannya.

Keadaan persaingan, ekonomi, politik yang selalu berubah mengakibatkan suatu perusahaan harus dapat melihat kedepan kemungkinan-kemungkinan masa depan yang berdampak pada keadaan internal perusahaan. Simulasi-simulasi dan skenario-skenario dari suatu perkiraan kejadian dimasa yang akan datang sebaiknya harus dibuatkan strategi-strategi untuk mengantisipasinya. Bisnis penerbangan merupakan bisnis yang sangat sensitif terhadap faktor ekonomi, politik, disamping itu juga sangat sensitif terhadap harga dan jadwal. Akibatnya perusahaan semakin dituntut untuk membuat strategi-strategi dan antisipasi-antisipasi yang tepat dalam menjalankan bisnisnya.

Penulis berusaha menganalisis keadaan internal dan ekternal yang berkaitan dengan Riau Airlines yang meliputi analisis terhadap pemasaran, produksi dan keuangan, ekonomi, politik. Berdasarkan dari anal isis komprehensif yang dilakukan, penulis menyampaikan beberapa strategi-strategi yang sebaiknya diterapkan demi kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang. Setelah menganalisis beberapa aspek internal dan ekternal Riau Airiines, melihat dari tujuan didirikan perusahaan, serta berdasarkan sumber daya yang dimilikinya, maka strategi fokus merupakan strategi yang terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Dalam rencana strategik yang terdapat dalam rencana bisnis ini, bentuk dari penerapan strategi fokus yaitu penerbangan dalam rute-rute pendek. Dalam pemilihan rute-rute pendek, perusahaan juga disarankan untuk terlebih dahulu memilih dan memperbanyak rute-rute yang berpenumpang banyak dan kemudian mengambil rute-rute pendek lainnya yang dianggap berpotensi dimasa depan dengan melakukan strategi aliansi dengan tujuan untuk mempermudah dalam penetrasi pasar serta menghindari tidak tercapainya load factor permintaan yang berdampak pad a kerugian. Penerapan strategi fokus merupakan strategi yang juga menggabungkan kekuatan-kekuatan dalam strategi cost leadership dan differensiasi akibatnya pengendalian biaya juga merupakan salah satu cara untuk mencapai kesuksesan dalam strategi ini. Rencana strategis ini juga menggunakan strategi-strategi yang ditujukan untuk melakukan pengendalian biaya dan pengendalian arus kas perusahaan. Rencana strategis yang dibuat ini terdiri atas beberapa perspektif yaitu:

1.Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan(learning and growth perspective) yaitu strategistrategi yang berkaitan dengan masalah kompetensi karyawan, teknologi informasi dan budaya perusahaan.

2. Perspektif internal (internal perspective) yaitu strategi-strategi yang berkaitan dengan tindakan internal perusahan untuk menerapkan strategi fokus.

3. Perspektif konsumen (consumen. perspective), yaitu strategi-strategi yang dapat membentuk imej konsumen terhadap perusahaan seperti harga rendah, nyaman dan tepat waktu

4. Perspektif keuangan (financial perspective), yaitu strategi-strategi yang berkaitan dengan keinginan perusahaan untuk melakukan peningkatan pada share holder value (peningkatan nilai pemegang saham). Strategi ini meliputi revenue growth strategy dan strategy productivity.

Dalam menulis rencana strategik ini, penulis menggunakan beberapa asumsi sebagai dasar untuk penghitungan angka-angka kuantitatif yang terdapat dalam rencana strategik ini. Asumsi-asumsi yang dibuat, didasarkan pada beberapa keadaan antara lain perkiraan pertumbuhan ekonomi, proyeksi nilai tukar mata uang, proyeksi masuknya pemain baru dalam setiap rute. Disamping itu, setiap elemen biaya dalam proyeksi laporan keuangan, penulis juga menggunakan beberapa asumsi yang meliputi asumsi-asumsi terhadap pemasaran, produksi, dan keuangan

Penghitungan biaya dalam setiap elemen proyeksi laporan keuangan didasarkan pada pemicu biaya/ driver dari setiap elemen biaya tersebut. Tujuan penghitungan seperti ini yaitu untuk memberikan informasi biaya yang lebih akurat, sehingga memudahkan bagi perusahaan untuk menerapkan harga yang tepat kepada konsumen.

Proyeksi-proyeksi keuangan yang dilakukan dalam rencana strategis ini belum mempertimbangkan pengaruh dari strategi -strategi dalam 4(empat) perspektif sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Penerapan strategi-strategi dalam 4(empat) perspektif secara komprehensif diperkirakan akan mampu untuk membentuk keunggulan bersaing sehingga keinginan Riau Airlines untuk menjadi perusahaan yang berkembang dan maju dimasa yang akan datang dan membawa nama Propinsi Riau serta mewujudkan Visi Riau 2020 dapat tercapai.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Wulan Piniji
Abstrak :
[ABSTRAK
Industri penerbangan tumbuh begitu cepat dalam dua dekade. Jumlah penumpang meningkat drastis. Di lain pihak, airline menghadapi tantangan terkait dengan capacity yang bisa disediakan dan faktor eksternal. Meningkatnya permintaan perjalanan udara tidak selalu sejalan dengan meningkatnya keuntungan karena industri penerbangan harus berkompetisi dengan rivalnya. Deregulasi industri penerbangan telah mengubah pintu masuk dan pintu keluar menjadi lebih fleksibel.

Studi lebih lanjut mengenai penentu profitabilitas industri penerbangan diperlukan untuk mengetahui faktor yang menjadikan industri ini menguntungkan. Dengan menggunakan regresi linear berganda, penelitian ini menguji sisi operasi, keuangan, dan kompetisi terhadap profitabilitas maskapai penerbangan. Hasil dari penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya bahwa operasional memberi dampak terhadap profitabilitas maskapai. Beberapa faktor diuji. Jumlah pesawat memberi dampak positif terhadap profitabilitas. Meski begitu, peningkatan ini bisa dilakukan dengan bergabung aliansi sebagai bagian strategi untuk tumbuh. Sedang tingkat isian pesawat tidak memberi pengaruh.

Konsentrasi trafik perjalanan udara sebagai ukuran kompetisi telah memberi informasi bahwa hal ini berpengaruh terhadap profitabilitas maskapai. Peningkatan konsentrasi dapat dilakukan melalui penambahan rute dan frekuensi penerbangan. Selain itu, maskapai bisa menarik konsumen dengan membedakan kualitas produk antar maskapai. Dikarenakan industri penerbangan tumbuh, maka diperlukan dukungan modal agar industri penerbangan dapat menyediakan kapasitas sesuai permintaan perjalanan udara. Tingkat utang memberi pengaruh positif dalam meningkatkan profitabilitas maskapai dengan limitasi tertentu.
ABSTRACT
The airline industry has become more rapid growth in a two decades. Number of passengers increase drastically. On the other hand, airlines facing some challenges in conjunction with internal capacity creates and external shocks. Increasing demand do not linearly increasing profitability since they have to compete over the rivals. Deregulation airline industry has changing the entry and exit to market lower.

The study about determinants of airlines profitability is required to ensure the airlines in profitabile operations. By multiple linear regression, research is examining operational, financial, and competition issue to find these effect into profitability. The research results confirmed previous study that operational performance has affect to airlines profitability. Several factors in operational has tested. Fleet size as variables operational has consistently impact to profitability. However, alliances as the other ways increasing size could be considering as part of strategic to growth while load factor has no affect in predicting profit.

The industry concentration as competition measurement has provide insight to the research that competition has affect to profitability. Increasing concentration could achieved by increase fligth frequencies particularly into routes that profitable. In addition, airlines shall attract passengers more by offering product market quality that can distinguished by consumers. Since the industry growth driven by demand, airlines required more financial supports in providing capacity of air traffics. The financial leveraged has play a key role in generating profitability.;The airline industry has become more rapid growth in a two decades. Number of passengers increase drastically. On the other hand, airlines facing some challenges in conjunction with internal capacity creates and external shocks. Increasing demand do not linearly increasing profitability since they have to compete over the rivals. Deregulation airline industry has changing the entry and exit to market lower. The study about determinants of airlines profitability is required to ensure the airlines in profitabile operations. By multiple linear regression, research is examining operational, financial, and competition issue to find these effect into profitability. The research results confirmed previous study that operational performance has affect to airlines profitability. Several factors in operational has tested. Fleet size as variables operational has consistently impact to profitability. However, alliances as the other ways increasing size could be considering as part of strategic to growth while load factor has no affect in predicting profit. The industry concentration as competition measurement has provide insight to the research that competition has affect to profitability. Increasing concentration could achieved by increase fligth frequencies particularly into routes that profitable. In addition, airlines shall attract passengers more by offering product market quality that can distinguished by consumers. Since the industry growth driven by demand, airlines required more financial supports in providing capacity of air traffics. The financial leveraged has play a key role in generating profitability., The airline industry has become more rapid growth in a two decades. Number of passengers increase drastically. On the other hand, airlines facing some challenges in conjunction with internal capacity creates and external shocks. Increasing demand do not linearly increasing profitability since they have to compete over the rivals. Deregulation airline industry has changing the entry and exit to market lower. The study about determinants of airlines profitability is required to ensure the airlines in profitabile operations. By multiple linear regression, research is examining operational, financial, and competition issue to find these effect into profitability. The research results confirmed previous study that operational performance has affect to airlines profitability. Several factors in operational has tested. Fleet size as variables operational has consistently impact to profitability. However, alliances as the other ways increasing size could be considering as part of strategic to growth while load factor has no affect in predicting profit. The industry concentration as competition measurement has provide insight to the research that competition has affect to profitability. Increasing concentration could achieved by increase fligth frequencies particularly into routes that profitable. In addition, airlines shall attract passengers more by offering product market quality that can distinguished by consumers. Since the industry growth driven by demand, airlines required more financial supports in providing capacity of air traffics. The financial leveraged has play a key role in generating profitability.]
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Budiarto
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan transportasi maskapai pada kelas low-cost carrier di Indonesia dengan mengukur persepsi dan ekspektasi konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan model Pakdil dan Ozlem (2007). Variabel penelitian dimensi kualitas pelayanan maskapai yang didapatkan dari model, disesuaikan dengan pendapat beberapa ahli. Beberapa pendapat tersebut dielaborasi menggunakan bantuan metode AHP. Dari hasil penyesuaian krteria, terjadi pengurangan kriteria pada tiga dimensi dari kedelapan dimensi yang ada. Analisis kualitas pelayanan maskapai pada penelitian ini membuktikan bahwa nilai ekspektasi dan persepsi konsumen masih berbeda secara signifikan. Perbedaan yang signifikan antara nilai persepsi dan ekspektasi mengindikasikan layanan yang kurang berkualitas. Dimensi Responsiveness menjadi dimensi yang menyumbang nilai kesenjangan terbesar diikuti oleh dimensi flight patterns, empathy, reliability and assurance, image, dan availibility. ......This study analyzes service quality of low-cost carrier airline in Indonesia through measuring consumer expectation and perception. This study was conducted using Pakdil and Ozlem (2007) model. Based on the model, the research variable consist of airline service quality dimensions adjusted by expert judges. The expert judges elaborated with AHP methods. The result adjusting process are criteria reduction in three dimensions out of eight dimensions existing airline service quality. The airline service quality analysis in this study prove that consumer expectation and perception have a significant difference. The significant difference between expectations and perceptions score indicates that airline service quality is bad. Responsiveness dimension is a dimension with biggest gap value, followed by flight patterns, empathy, reliability and assurance, image, and availibility.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Irianto
Jakarta: Rajawali, 2010
629.13 AGU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Azdi Pamungkas Marsam
Abstrak :
ABSTRAK
Harga bahan bakar berdampak pada berbagai macam industry terutama transportasi. Dalam hal fluktuasi harga bahan bakar jet, maskapai penerbangan lah yang akan mendapatkan dampak langsung karena mereka membutuhkan bahan bakar jet untuk operasional sehari-hari. Dampaknya juga mempengaruhi return dari harga saham mereka. Menggunakan data panel yang terdiri dari maskapai full service dan maskapai low cost, penelitian ini melihat hubungan berbeda dimana maskapai full service memiliki hubungan dengan market return dan harga bahan bakar tetapi maskapai low cost hanya memiliki hubungan dengan market return. Sementara jika data diklasifikasikan sebagai negara maju dan berkembang, hasilnya cukup menarik dimana harga saham maskapai di developed countries memiliki hubungan dengan pengembalian pasar, harga bahan bakar, dan perubahan biaya bahan bakar di dalam perusahaan. Namun pada negara berkembang/developing countries, return saham maskapai hanya memiliki hubungan dengan inflasi.
Harga bahan bakar berdampak pada area yang luas terutama transportasi. Dalam hal fluktuasi harga bahan bakar jet, maskapai penerbangan lah yang akan mendapatkan dampak karena mereka membutuhkan bahan bakar jet untuk kegiatan operasional. Untuk melihat dampak harga bahan bakar jet dalam pengembalian harga saham maskapai, penelitian ini menggunakan data panel yang terdiri dari perusahaan layanan penuh dan maskapai berbiaya rendah yang terdaftar. Dalam model efek acak, operator layanan penuh memiliki dampak pada pengembalian pasar dan harga bahan bakar, tetapi biaya rendah hanya berdampak pada pengembalian pasar. Sementara jika data diklasifikasikan sebagai negara berpendapatan menengah ke atas & menengah ke bawah, hasilnya menarik karena stok maskapai negara berpenghasilan menengah ke atas berdampak pada pengembalian pasar, harga bahan bakar, dan perubahan biaya bahan bakar di dalam perusahaan. Namun, di negara-negara menengah ke bawah, pengembalian saham maskapai hanya berdampak pada inflasi.
2018
T54681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zorawar
Abstrak :
ABSTRAK
PT Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan nasional dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah Departemen Perhubungan yang saat ini memberikan jasa pelayanan penerbangan ke beberapa kota besar didalam negri maupun penerbangan Internasional.

Dengan semakin gencarnya dorongan era globalisasi khususnya di Indonesia, maka pemerintah sudah mengantisipasi dampak makro yang berhubungan dengan pertumbuhan perekonomian didalam negri sehingga timbul kebijaksanaan - kebijaksanaan pemerintah yang membuka kesempatan yang semakin luas bagi perusahaan perusahaan baik dari dalam ataupun luar negri untuk ekspansi lebih jauh dalam bisnisnya.

Dalam bidang jasa perhubungan, khususnya perhubungan udara dampak yang paling nyata adalah semakin kuatnya kompetisi persaingan dengan perusahaan - perusahaan penerbangan swasta baik yang berasal dari dalam negri maupun yang berasal dari luar negri dalam melayani jalur- jalur penerbangan domestik ataupun Internasional.

Kondisi ini merupakan pemic.u bagi PT. Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen dalam mempertahankan bahkan meningkatkan pangs a pasarnya. Untuk itu dalam menentukan strategi pemasaran khususnya untuk penerbangan domestik, perlu dikaji strategi korporasi Garuda Indonesia Group yang misi maupun visinya merupakan masukan bagi strategi bisnis PT. Garuda Indonesia. Kemudian penjabaran broad action programe pada fungsional unit dikaji dengan menganalisa variabel - variabel apa yang mempengaruhi besar atau kecilnya jumlah penumpang yang memanfaatkan pelayanan penerbangan dengan Garuda Indonesia.

Dengan menggunakan analisa regresi dan korelasi program statistik dari MYSTAT diperoleh hasil yang memperlihatkan bahwa untuk meningkatkan jumlah penumpang yang mamanfaatkan jasa penerbangan dengan Garuda Indonesia untuk jalur penerbangan Jakarta. - Surabaya perlu dilakukan beberapa strategi yaitu dengan : 1. Menambah frekwensi penerbangan khususnya untuk penerbangan pada pagi hari ( antara jam 06.00 sampai dengan jam 11.00 ). 2. Khusus untuk segmen pasar pemakai jasa penerbangan pagi hari diberlakukan diskon harga tiket pada kelas ekonomi. 3. Khusus untuk segmen pasar pemakai jasa penerbangan siang hari ( antara jam 11.00 sampai dengan jam 18.00 ) diberlakukan diskun harga tiket pada kelas eksekutif. 4. Demikian juga untuk segmen pasar pemakai jasa penerbangan malam hari antara jam 18.00 sampai dengan jam 23.00 ) diberikan diskon harga tiket untuk kelas eksekutif.

Pemberian diskon pada kelas tertentu untuk waktu yang tertentu pula mempunyai tujuan mengoptimisasikan perolehan yield bagi perusahaan untuk penerbangan pada jalur tersebut. Untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah penumpang dan juga meningkatkan citra pelayanan perusahaan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing perusahaan penerbangan domestik lainnya,Garuda Indonesia dapat mengatasinya dengan : A. Menyediakan pesawat terbang yang memil iki kapasi tas seat yang lebih besar yang masih masuk dalam klasifikasi pesawat untuk penerbangan medium range. B. Atau dapat pula dengan menambah frekwensi penerbangan pada jalur tersebut.

Dengan melakukan strategi yang disebutkan diatas, Garuda Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk merebut pangsa pasar penumpang yang membutuhkan pelayanan penerbangan pada route Jakarta - Surabaya bahkan memperoleh peningkatan yield bagi perusahaan.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Sitauli Dewikristi
Abstrak :
Salah satu biaya utama dalam industri penerbangan berasal dari biaya bahan bakar. Untuk mengelola dampak fluktuasi harga bahan bakar, maskapai penerbangan melakukan lindung nilai (hedging) operasional dan finansial. Studi ini menguji pengaruh hedging operasional dan finansial dalam mengurangi eksposur bahan bakar jet serta dampak aktifitas hedging tersebut dalam mengurangi rasio biaya operasi terhadap pendapatan. Penelitian dilakukan pada perusahaan penerbangan periode tahun 2013 hingga 2017. Untuk menguji hipotesis bahwa maskapai penerbangan menggunakan hedging untuk mengurangi eksposur mereka terhadap harga bahan bakar jet, penulis menggunakan prosedur dua langkah. Pertama, mengestimasi faktor risiko bahan bakar jet tahunan untuk setiap maskapai, kemudian melakukan regresi pada nilai absolut faktor risiko bahan bakar jet terhadap lindung nilai operasional, lindung nilai keuangan, dan variabel kontrol lainnya. Sementara untuk menguji dampak lindung nilai terhadap kinerja operasi maskapai, penulis meregres rasio biaya operasi terhadap pendapatan terhadap lindung nilai operasional, lindung nilai keuangan dan variabel kontrol lainnya. Studi ini menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memberikan dampak signifikan untuk mengurangi faktor risiko bahan bakar jet maskapai. Tetapi keberadaan lindung nilai derivatif finansial memberikan dampak signifikan dalam mengurangi rasio biaya operasional terhadap pendapatan.
One of the major expense in airline industry comes from fuel cost. An airline tries to manage the impact of fuel price fluctuation by performing operational and financial hedging. Using the airline data from 2013 to 2017, this study examines the effect of financial and operational hedging in reducing jet fuel exposure and airlines operating costs to revenue ratio. To test the hypothesis that airlines use hedging to reduce their exposure to the jet fuel price, the author use a two step procedure. First, estimate the annual jet fuel risk factor for each airline, then regress the absolute value of jet fuel risk factor against the operational hedging, financial hedging and other control variables. While to test the impact  of hedging to the airlines operating performance, the author regress the operating cost to revenue ratio agains the operational hedging, financial hedging and other control variables. This study shows that here is no variable that give significant impact to reduce the airlines jet fuel risk factor. But the existence of financial derivative hedging gives significant impact in reducing the airlines operating cost to revenue ratio.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Muthia Kusumawardani
Abstrak :
Munculnya Low Cost Airlines dan skema pengurangan biaya merupakan ancaman besar bagi Full Service Airlines yang menyediakan layanan unggul. Low Cost Airlines mengubah pola harga pasar penerbangan dengan menetapkan harga rendah yang berakibat pada penghapusan layanan tambahan. Penelitian-penelitian terdahulu telah menyelidiki alasan orang-orang memilih Full Service Airline dibanding Low Cost Airline atau sebaliknya. Penelitian ini mencoba untuk memprediksi kepuasan dan intensi perilaku dari penumpang full service dan low cost airlines dengan menguji peranan value for money nilai uang, kualitas layanan, dan citra maskapai penerbangan. Structural Equation Modeling dengan menggunakan Partial Least Square digunakan untuk menguji pengaruh nilai uang, kualitas layanan, dan citra maskapai penerbangan terhadap kepuasan pelanggan dan intensi perilaku mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk penumpang full service airlines, kualitas layanan memainkan peran penting untuk mempengaruhi intensi perilaku, sedangkan untuk penumpang low cost airlines, nilai uang yang dirasakan lebih dipentingkan. Namun, pengaruh nilai uang dan kualitas layanan tidak bisa secara langsung memprediksi intensi perilaku penumpang. Melainkan, intensi perilaku dari penumpang full service dan low cost airlines dapat dicapai melalui jalur kronologis kualitas layanan/nilai uang- kepuasan pelanggan-citra maskapai penerbangan-intensi perilaku. ......The emergence of Low Cost Airlines and their cost reduction schemes is a major threat to Full Service Airlines that are driven by superior services. Low Cost Airlines changed the price pattern of airline market by setting a low price which results in eliminating additional services. There has been research investigating the reasons of people choosing Full Service Airline over Low Cost Airline or vice versa. This research attempts to predict satisfaction and behavioral intentions of full service and low cost airline passengers by examining the role of value for money, service quality, and airline image. Structural Equation Modeling by Partial Least Square was employed to test the effect of value for money, service quality, and airline image on customer satisfaction and their behavioral intentions. Results revealed, for full service airline passengers, service quality plays an important role to affect behavioral intentions, whereas for low cost airline passengers, perceived value for money is more concerned. However, the influence of value for money and service quality cannot directly predict the passengers rsquo behavioral intentions. Instead, the behavioral intentions of full service and low cost airline passengers can be achieved through the chronological path of service quality value for money customer satisfaction airline image behavioral intentions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>