Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afro Nusaibah
Abstrak :
Skripsi ini mengungkapkan afeksi apa saja yang muncul pada saat kegiatan menunggu di bandara. Afeksi dipengaruhi oleh emosi, yang berasal dari dalam diri manusia dan atmosfer, ruang yang melingkupi manusia itu sendiri. Penelitian dilakukan dengan menganalisis aktivitas dan gesture pada saat duduk menunggu dengan melihat kesesuaian desain yang ada berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Apabila desain yang ada telah tepat guna maka akan menghasilkan kenyamanan, bentuk afeksi positif dari orang-orang yang menunggu. Hasil Penelitian akan memperlihatkan desain ruang tunggu yang ada telah tepat guna atau tidak. Selain itu dari hasil ini juga dapat menjadi rekomendasi untuk mempertimbangkan kegiatan menunggu dalam menentukan desain ruang transit yang menciptakan afeksi positif. ...... This thesis points out affections that appear during waiting activity in an airport. Affection is affected by emotions that come from within a man and space quality covering the man himself. The study was conducted by analyzing activities and gestures that appear during waiting while sitting down and finding conformity of the existing design based on observation and interview result. If the existing design were already efficient, then it would generate comfortability a form of positive affection from the people waiting. Research outcome would show whether the waiting area design were already efficient. Moreover, the outcome of this study could become a recommendation to consider waiting activity in determining transit room design that create positive affections.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elifta Nurda
Abstrak :
Saat ini kafe bukan lagi hanya sekedar tempat makan, melainkan hiburan. Dimana pengusaha kafe tidak lagi sekedar menawarkan tempat makan tetapi juga hiburan seperti live music bahkan tempat berbelanja. Oleh sebab itu kafe termasuk dalam produk yang memberikan kesenangan (pleasure) dan membangkitkan emosi yang pada akhirnya memberikan pengalaman (experience). Istilah experience merujuk pada pendekatan yang melihat konsumsi sebagai symbolic meaning, hedonic response dan aesthetic. Konsumsi seperti ini terdapat pada produk yang berkaitan dengan hal-hal yang sensory dan experiential attributes yang disebut sebagai produk hedonik. Penelitian mengenai manfaat hedonik dan utilitarian pada suatu produk telah dilakukan oleh Swan dan Combs (1976), dan oleh Hirschman dan Holbrook (1982). Dengan demikian muncul anggapan bahwa orang membeli produk untuk dua manfaat yaitu manfaat hedonik dan utilitarian.

Penelitian mengenai kepuasan sudah ada sejak tahun 1970-an. Dalam penelitian-penelitian selanjutnya, beberapa peneliti melakukan penelitian pengukuran kepuasan untuk dua manfaat produk yang berbeda yaitu produk hedonik dan utilitarian. Salah satunya yaitu penelitian Mano dan Oliver (1993) yang menyatakan bahwa pengukuran kepuasan yang memiliki muatan afeksi yang tinggi dapat mengukur produk hedonik dengan lebih baik. Namun dalam penelitian Lee dan Wirtz (2000) menunjukkan bahwa pengukuran kepuasan yang memiliki muatan afeksi yang rendah (kognisi yang tinggi) bisa mengukur kepuasan produk hedonik lebih baik dibandingkan pengukuran kepuasan dengan muatan afeksi yang tinggi.

Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan melalui focus group discussion menunjukkan bahwa kafe merupakan produk hedonik karena memberikan kesenangan (pleasure) dan membangkitkan emosi (arousal) melalui pengalaman (experience) yang dialami pengunjung. Berdasarkan hasil focus group discussion pengunjung KTS bertujuan menikmati suasana dan hiburan terutama pada malam hari. Dengan demikian KTS merupakan produk hedonik.

Hasil focus group discussion menunjukkan kafe menawarkan suasana dan hiburan (live music) sebagai produk utama, sedangan makanan dan minuman merupakan produk sampingan. Dimana pengunjung kafe memperhatikan dua atribut utama kafe yaitu suasana dan pelayanan. Oleh sebab itu penelitian ini mengukur kepuasan terhadap dua atribut kafe di KTS, yaitu suasana dan pelayanan.

Permasalahan yang diuji dalam penelitian adalah mengevaluasi muatan afeksi (pleasure dan arousal) dan kognisi (disconfirmation-of-expectations) pada pengukuran kepuasan pengunjung KTS. Disamping itu meneliti kualitas pengukuran kepuasan dilihat dart error variance, item reliability, dan muatan faktor untuk pengukuran kepuasan yang menggunakan satu item (single item) dan banyak item (multi items) pertanyaan, baik yang menggunakan skala semantik ataupun skala Likert. Secara terperinci tujuan penelitian ini: 1. Mengetahui besarnya pengaruh afeksi dan kognisi terhadap kepuasan pengunjung Kafe Taman Semanggi 2. Mengetahui muatan afeksi dan kognisi pada pengukuran kepuasan pengunjung Kafe Taman Semanggi (KTS). 3. Mengetahui kualitas pengukuran kepuasan yang menggunakan satu item (single item) dan banyak item (multi items) pertanyaan baik yang menggunakan skala semantik dan skala Likert. 4. Mengetahui Kafe Taman Semanggi sebagai produk hedonik. Afeksi yang diukur adalah kesenangan dan stimulasi (pleasure dan arousal) yang diukur dengan menggunakan 12 indikator (variabel teramati), kognisi yaitu diskonfirmasi menggunakan 5 indikator dan kepuasan menggunakan 6 indikator masing-masing untuk atribut suasana dan pelayanan. Pengolahan data dilakukan dengan metoda Structural Equation Modeling (SEM). Penggunaan metoda ini dengan pertimbangan adanya kovarians antar independent variable dan untuk menguji suatu rangkaian hubungan saling ketergantungan seeara bersamaan.

Hasil pengolahan data memperlihatkan terdapatnya hubungan yang signifikan sebagai berikut: 1. Kesenangan dan stimulasi (afeksi) dengan kepuasan 2. Diskonfirmasi (kognisi) dengan kepuasan 3. Kesenangan dan stimulasi (afeksi) dengan diskonfirmasi (kognisi) memiliki hubungan kovarians.

Dan hasil penelitian ini ditemukan bahwa kesenangan dan stimulasi atau pleasure dan arousal (afeksi) memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kepuasan dibandingkan diskonfirmasi atau disconfirmation-of expectations (kognisi).

Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa pengukuran kepuasan bukan merupakan fungsi dari manfaat produk. Dalam hal ini pengukuran kepuasan dengan muatan afeksi yang tinggi temyata memiliki muatan faktor yang lebih rendah terhadap kepuasan dibandingkan pengukuran kepuasan dengan muatan afeksi yang lebih rendah. Sehingga dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini bahwa pengukuran dengan muatan afeksi yang lebih rendah dapat mengukur kepuasan produk hedonik dengan baik sama halnya dengan pengukuran yang memiliki muatan afeksi lebih tinggi. Dengan kata lain pengukuran kepuasan untuk produk hedonik (tinggi/rendahnya muatan faktor terhadap kepuasan) tidak dipengaruhi oleh tinggi/rendahnya muatan afeksi dan kognisi pada pengukuran kepuasan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lee dan Wirtz (2000).

Hasil penelitian ini membuktikan pula bahwa kualitas tiap pengukuran kepuasan yang menggunakan banyak item pertanyaan sama baiknya dengan pengukuran yang menggunakan satu item pertanyaan. Hasil penelitian ini tidak membuktikan penelitian sebelumnya yang menyatakan kualitas pengukuran banyak item pertanyaan lebih baik dari segi kesahihan dibandingkan satu item pertanyaan.

Hasil penelitian ini memperlihatkan pengukuran dengan skala Likert merupakan pengukuran dengan kualitas yang buruk dilihat dan muatan faktor yang rendah terhadap kepuasan. Sehingga kualitas pengukuran skala Likert kurang baik dibandingkan dengan skala semantik.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milka Melvina
Abstrak :
Panggilan hidup setiap orang tentulah berbeda-beda. Setiap panggilan hidup memiliki konsekuensi masing-masing dan dihayati dalam perjalanan kehidupan. Pastor adalah seorang rohaniwan Katolik yang terpanggil untuk mengabdikan hidup Sepenuhnya untuk Tuhan sesuai dengan iman Katolik Pastor bertugas dan bertanggung jawab untuk menggembalakan umatnya Dalam menjalankan semua tugasnya pastor terikat pada 3 kaul yaitu kaul ketaatan, kaul kemiskinan, dan kaul keperawanan atau hidup selibat. Dengan semua komitmen yang ada, pastor tetaplah seorang manusia dengan berbagai kebutuhan serta dorongan-dorongan, termasuk aspek afeksi di dalam hidupnya. Afeksi merupakan pemsaan atau emosi, perasaan atau respon terhadap orang lain, perasaan terhadap diri sendiri. Oleh karena itu maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek afeksi pastor dengan menggunakan teknik proyeksi Rorschach Teknik Rorschach sendiri dipilih karena merupakan teknik dengan stimulus yang tidak terstruktur sehingga subyek memberikan respon yang tidak dipelajari sebelumnya serta tidak mengetahui apa yang hendak diukur dalam teknik tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jumlah sample empat orang Awalnya dilakukan wawancara untuk menjalin rapport sebelum memasuki pengambilan tes Rorschach sendiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pastor memahami kebutuhan-kebutuhan afeksi mereka serta menerimanya, namun ada yang tidak sepenuhnya menerima kebutuhan tersebut. Secara umum mereka mampu berinteraksi dan berespon dalam lingkungan sosial, meskipun ada pula yang terhambat dalam mengekspresikan emosi serta mengalami kesulitan dalam situasi emosional. Sedangkan saran bagi penelitian ini yaitu mengenai jumlah sample yang akan lebih baik jika jumlahnya lebih besar.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardyanti Kusumaningtyas
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3589
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Febriana Ayub
Abstrak :
Banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, yang memasuki periode kelanjutusiaan penduduk. Periode ini ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia 60 tahun atau lebih. Peningkatan penduduk lansia berdampak positif jika penduduk lansia sehat, mandiri, aktif, serta produktif. Namun, peningkatan penduduk lansia juga dapat berdampak negatif jika terjadi penurunan kondisi kesehatan disertai tingkat disabilitas yang tinggi. WHO berfokus pada kesejahteraan lansia yang dituangkan dalam salah satu tujuan dari SDGs. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi kecukupan pendapatan rumah tangga dan karakteristik sosial ekonomi demografi terhadap subjective well-being serta komponennya pada lansia Indonesia. Selain itu, penelitian ini menggunakan data Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) tahun 2021, dengan unit analisis penduduk usia 60 tahun ke atas yang berstatus sebagai kepala rumah tangga atau pasangannya. Adapun metode analisis inferensial yang digunakan adalah regresi logistik ordinal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan yang merasa pendapatan rumah tangga mencukupi cenderung memiliki subjective well-being, kepuasan hidup, dan afeksi positif yang lebih tinggi, serta afeksi negatif lebih rendah dibandingkan lansia yang merasa kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, berumur lebih muda, tinggal dan memiliki kegiatan bersama orang lain, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki subjective well-being yang lebih tinggi. Tinggal dan memiliki kegiatan bersama orang lain, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi. Menjadi perempuan menikah, tinggal dan memiliki kegiatan bersama orang lain, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki afeksi positif yang lebih tinggi. Menikah, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki afeksi negatif yang lebih rendah ......Many countries in the world, including Indonesia, are entering aging population period. This period is marked by an increase in the number and proportion of the population aged 60 years or over. The increase in the number of older person has a positive impact if the older person is healthy, independent, active, and productive. However, it can also have a negative impact if there is a decline in health conditions accompanied by a high level of disability. WHO focuses on the welfare of the older person as outlined in one of the goals of the SDGs. This study aims to analyze the effect of perceived of household income adequacy and demographic socio-economic characteristics on subjective well-being and its components in the Indonesian older person. In addition, this study uses data from the 2021 Happiness Level Measurement Survey (SPTK), with a unit of analysis for residents aged 60 years and over who are the head of the household or their spouse. The inferential analysis method used is ordinal logistic regression. The results of this study indicate that the older person with the status of head of household or their spouse who feel their household income is sufficient tend to have higher subjective well-being, life satisfaction, and positive affect, and lower negative affection than the older person who feel inadequate to meet their daily needs. In addition, being younger, living and having activities with other people, being more educated, working, and having a higher household income increase the tendency of the older person with the status of head of household or their spouse to have higher subjective well-being. Living and having activities with other people, having a higher education, working, and having a higher household income increase the tendency of the older person with the status of the head of the household or their spouse to have higher life satisfaction. Being a woman, married, living and having activities with other people, having a higher education, working, and having a higher household income increases the tendency of the older person with the status of the head of the household or their spouse to have higher positive affect. Married, more educated, working, and having a higher household income increase the tendency of the older person with the status of the head of the household or their spouse to have lower negative affect.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Dwyniaputeri
Abstrak :
Penelitian ini ingin melihat perbedaan perilaku afeksi ibu dalam interaksi ibu dan anak usia prasekolah ketika bermain menggunakan media permainan elektronik dan non-elektronik. Penelitian ini dilakukan pada 61 pasang ibu dan anak prasekolah yang berusia dari 3 sampai dengan 6 tahun. Data tentang perilaku afeksi ibu pada anak diukur dengan Skala PICCOLO (Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes) melalui metode observasi. Sebagai data tambahan, kuesioner yang berisi pertanyaan seputar kegiatan bermain anak dan alat permainan yang dimiliki, diberikan kepada Ibu untuk mengetahui gambaran kegiatan bermain anak baik dengan media elektronik maupun non-elektronik. Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat perbedaan perilaku afeksi ibu dalam interaksi ibu dan anak usia prasekolah ketika bermain menggunakan media permainan elektronik dan non-elektronik. Afeksi Ibu saat bermain dengan media permainan elektronik lebih rendah dibandingkan saat bermain dengan media permainan non-elektronik. ......The objective of this research is to find the differences of maternal affection in interaction between mother and preschool children when playing with electronic toys and non-electronic toys. This research was conducted to 61 pairs of mother and preschool children, whose ages are between three to six years. The affection was measured by PICCOLO (Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes) scale with observation method. To support the research, questionnaire about children’s playing activities were given to the mothers to get the description of the media which children play, whether the children playing with electronic media or not. The result of the study showed that there is a significant differences of maternal affection in interaction between mother and prsechool children when they were playing together with electronic and non-electronic toys. Mother’s affection when they were playing with their children, using electronic toys is less significantly than when they were playing with a non-electronic one.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Putri
Abstrak :
Thesis ini bertujuan untuk menyajikan pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap kesetiaan merek Bank Syariah. Penulis mengadakan survey pada nasabah BNI Syariah. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling terhadap 210 nasabah pada 4 kantor cabang. Penulis menggunakan metode SEM yang dioperasikan dengan program AMOS. Kesetiaan merek dalam thesis ini menggunakan pendekatan yang diberikan oleh Taylor dkk (2004), yang mempertimbangkan 5 variabel independent yaitu: kepuasan pelanggan, nilai bagi pelanggan, retensi terhadap perubahan, afeksi dan kepercayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa retensi terhadap perubahan, afeksi dan kepercayaan secara signifikan mempengaruhi kedua dimensi kesetiaan merek, yaitu kesetiaan pembelian d an kesetiaan sikap. Sementara itu nilai bagi pelanggan hanya signifikan mempengaruhi kesetiaan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa kesetiaan nasabah akan merek Bank Syariah juga lebih dipengaruhi oleh faktorfaktor psikologis (pendekatan sikap).
This thesis aims to provide a better understanding of Brand Loyalty in Islamic Banking. The writer conducted a survey on BNI SYARIAH customers. Method used is convenience sampling of 210 respondents in 4 Branches. The writer used the Structural Equation Model (SEM) to examine the hypothesis, which was operated by AMOS program. Brand loyalty in this thesis measured by a comprehensive approach given by Taylor et al. (2004) which considers five significant dimensions, namely satisfaction, customer value, retention, affection and trust. The result of this study shows that retention to change, affection had significant influence for both loyalty, consistently appear as most influential in fostering both behavioral and attitudinal loyalty. And customer value only significant to behavioral loyalty. This goes to show that customer loyalty is not only based on rational considerations but more so to attitudinal.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25505
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library