Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fetty Rahmawaty
Abstrak :
Sleep disturbances and fatigue are frequently complained by adolescents with cancer. These problems will lead to a variety of changes that may affect adolescents? development. However, there is very limited data concerning adolescents with cancer in Indonesia. The research aimed to explore sleep disturbances and fatigue in adolescents with cancer who are receiving chemotherapy. The research applied a qualitative design with phenomenology approach. Data were collected using in-depth interviews with seven adolescents with cancer in Jakarta, Bogor, and Bekasi. The interviews involved open questions on seven aspects, consisting of level of fatigue, responses to psychological drives, sleep disturbances, sleep disruption due to illness and chemotherapy, disruptions in some aspects of daily life, responses to problematic situations, and general perspective on life. Participants stated that chemotherapy induced sleep disturbances and fatigue, and this situation greatly influenced their overall quality of life. These problems are interrelated to each other and may affect the success of chemotherapy program. In terms of nursing, this research also shows the importance of developing a more effective system for managing sleep disturbances and fatigue during chemotherapy program.

Gangguan Tidur dan Kelelahan pada Remaja Pengidap Kanker yang Menjalani Kemoterapi. Gangguan tidur dan kelelahan seringkali dikeluhkan oleh para remaja yang mengidap kanker. Keluhan ini mengakibatkan timbulnya berbagai perubahan yang dapat memengaruhi pertumbuhan remaja. Namun, data tentang remaja penderita kanker di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki keluhan-keluhan berupa gangguan tidur dan kelelahan yang diderita oleh remaja pengidap kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Penelitian ini menerapkan rancangan kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam mengenai tujuh aspek yang terdiri dari tingkat kelelahan, reaksi terhadap dorongan-dorongan psikologis, gangguan tidur, tidur tidak nyenyak karena penyakit dan kemoterapi, gangguan pada sejumlah aspek dalam kehidupan sehari-hari, reaksi terhadap keadaan yang menyulitkan, dan pandangan hidup secara umum. Para responden menyatakan bahwa kemoterapi menimbulkan gangguan tidur dan kelelahan. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa situasi ini sangat memengaruhi kualitas hidup mereka secara umum. Masalah-masalah ini berkait satu sama lain dan dapat memengaruhi kesuksesan program kemoterapi yang mereka jalankan. Dari segi keperawatan, penelitian ini juga menunjukkan pentingnya merancang sebuah sistem yang lebih efektif untuk menghadapi gangguan tidur dan kelelahan selama program kemoterapi.
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Jurusan Keperawatan ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Raissa Andina
Abstrak :
Remaja kanker seringkali menghadapi kompleksitas psikososial yang sangat besar dan saat remaja tidak dapat beradaptasi dengan keadaannya tersebut, masalah psikososial rentan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah psikososial yang mungkin dialami oleh remaja dengan kanker. Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional dengan metode pengambilan sampel consecutive sampling terhadap 46 responden remaja 10-18 tahun di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner karakteristik responden dan Pediatric Symptom Checklist 17 Bahasa Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden penelitian tidak mengalami masalah psikososial (78,3%) dan sebanyak 10 responden (21,7%) dicurigai mengalami masalah psikososial. Peneliti menyarankan untuk meneliti faktor-faktor yang mungkin memiliki dampak pada masalah psikososial remaja dengan kanker. ......Adolescents with cancer often face enormous psychosocial complexity and when adolescents cannot adapt to this situation, psychosocial problems are prone to occur. This research aims to find out and identify psychosocial problems that may be experienced by adolescents with cancer. The design of this research was descriptive cross sectional with a consecutive sampling method for 46 adolescent respondents aged 10-18 years at the Dharmais Cancer Hospital. The research instruments used were the respondent characteristics questionnaire and the Indonesian Pediatric Symptom Checklist 17. The data analysis used is frequency distribution and central tendency. The research results showed that the majority of respondents did not experience psychosocial problems (78,3%) and 2 respondents (21,7%) suspected of having psychosocial problems. Researchers suggest examining factors that may have an impact on the psychosocial problems of adolescents with cancer.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elnino Tunjungsari
Abstrak :
Remaja yang didiagnosis kanker rentan mengalami gangguan dalam proses perkembangannya. Berbagai gejala yang dialami akibat kanker maupun pengobatannya seringkali menimbulkan gejala yang menyebabkan distres psikososial. Namun masalah psikososial ini seringkali terabaikan. Sedikitnya alat skrining distres psikosial menjadi salah satu hambatan, oleh karena itu Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) yang dikombinasikan dengan penggunaan Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) diharapkan dapat membantu pengkajian dan evaluasi gejala yang dialami oleh remaja dengan kanker, yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan algortima intervensi masalah psikososial yang disusun berdasarkan literatur. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran proses keperawatan manajemen distres psikososial pada remaja dengan pendekatan TOUS serta gambaran penerapan algoritma intervensi masalah psikososial yang diintegrasikan dengan Peds-DTRS. Proses keperawatan digambarkan dalam lima kasus, dengan proses keperawatan sebagai berikut: keluhan (unpleasant symptom), pengkajian: faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor situasional, dilanjutkan perumusan masalah keperawatan, pemberian intervensi dan implementasi, dan evaluasi performa. Dari lima kasus tersebut ditemukan masalah yang berhubungan dengan psikologis dan hubungan sosial, yaitu ansietas, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan koping tidak efektif. Peds-DTRS membantu mendeteksi adanya distres, namun tidak semua masalah tersebut dapat diselesaikan pada saat evaluasi, hal ini menunjukkan bahwa skrining distres harus tetap dilakukan sepanjang continuum perawatan kanker. Algoritma intervensi masalah psikososial dapat digunakan untuk memilih intervensi sesuai dengan tingkat distres. ......Adolescents diagnosed with cancer are vulnerable to developmental disruptions. Symptoms resulting from cancer and its treatment often induce psychosocial distress. However, these psychosocial issues are frequently overlooked. The scarcity of psychosocial distress screening tools poses a barrier; hence, the Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) combined with the Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) is expected to aid in assessing and evaluating symptoms experienced by adolescents with cancer. This is followed by the application of a psychosocial problem intervention algorithm based on literature. The aim of this scientific paper is to illustrate the nursing management process of psychosocial distress in adolescents using the TOUS approach and to describe the application of the psychosocial problem intervention algorithm integrated with Peds-DTRS. The nursing process is depicted through five cases, with assessment steps including symptom complaint (unpleasant symptom), physiological factor assessment, psychological factor assessment, situational factor assessment, nursing problem formulation, intervention and implementation, and performance evaluation. From these cases, psychological and social relationship problems such as anxiety, hopelessness, powerlessness, and ineffective coping were identified. Peds-DTRS aids in detecting distress, yet not all issues can be resolved during evaluation, underscoring the need for continuous distress screening throughout the cancer care continuum. The psychosocial problem intervention algorithm can guide interventions according to distress levels.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library