Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Changing on Indonesian exchange rate system from fixed to dirty floating systems since August 14, 1997, had made rupiah US dollar rate fluctuating freely and achieved its higher rate, like on June 1998 at Rp 14.900/USD. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syofriza Syofyan
"Kebijakan moneter Indonesia sampai saat ini pada dasarnya masih menggunakan paradigma lama yang mengandalkan mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui pengendalian jumlah uang beredar dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi. Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian. Mekanisme transmisi kebijakan moneter selama ini menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI), dapat mengendalikan M (0) dan dengan asumsi multiplier uang (Money Multiplier) tetap, BI akan dapat mengendalikan M(1} dan M(2). Melalui pengendalian M(1) dan M(2), BI dapat mempengaruhi PDB Nominal atau permintaan agregat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yio, Tjeh Kie
"Arus globalisasi menyebabkan negara-negara di dunia ini menjadi semakin terbuka untuk berinteraksi, baik dalam bidang sosial, politik maupun ekonomi. Sistem perdagangan internasional yang terbuka, seperti yang diharapkan oleh para pendiri GATT dan WTO, jelas akan membawa dampak yang sangat besar bagi semua negara di bumi ini. Secara teoritis, penghapusan hambatan yang bersifat proteksionis akan menggairahkan perdagangan internasional dan membawa kemakmuran yang lebih besar bagi umat manusia, namun implikasi yang ditimbulkan oleh keterbukaan ini juga dahsyat sekali, terutama bagi negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia.
Dampak yang paling langsung dan meningkatnya perdagangan internasional adalah volume perpindahan uang antar negara akan menjadi semakin besar. Dengan adanya teknologi canggih yang diaplikasikan pada sisteni perbankan secara global, maka uang bukan saja dapat ditransfer dalam jumlah besar, tetapi juga dengan kecepatan yang amat menakjubkan. Akibat dari perpindahan modal yang besar dan cepat ini adalah nilai mata uang menjadi sangat fluktuatif dan sulit diprediksi, karena uang tidak lagi berfungsi sebagai alat bayar saja melainkan juga berfungsi sebagai komoditi yang dapat diperdagangkan dan dispekulasikan. Fluktuasi kurs yang tidak menentu ini menjadi kendala yang sangat merisaukan para pemimpin perusahaan, terutama para manajer keuangan dari perusahaan-perusahaan yang cakupan bisnisnya sudah bersifat multinasional.
Oleh sebab itu, pengetahuan yang solid mengenai Tatar belakang gejolak kurs menjadi perangkat yang mutlak hams dimiliki oleh seorang manajer keuangan masa kini, sebagaimana dikemukakan oleh Peter Drucker bahwa dalam era globalisasi, seorang eksekutif tidak dapat mengelak tanggung jawabnya terhadap kerugian yang timbul akibat volatilitas valuta asing, karena is sudah dibayar untuk melindungi perusahaan dari kerugian semacam itu(Eiteman). Pendapat Peter Drucker yang disampaikan kepada para eksekutif keuangan di San Fransisco pada tahun 1990 tersebut, telah terwujud dalam malapetaka yang menimpa Indonesia sejak medio tahun 1997. Perusahaan-perusahaan besar yang sebelumnya menunjukkan kinerja yang sangat balk, satu per satu memperlihatkan item 'kerugian kurs' pada laporan keuangan mereka dalam jumlah milyaran, bahkan tidak jarang yang digugat pailit oleh kreditor asingnya karena tidak sanggup membayar pinjaman dan bunganya yang tiba-tiba menggelembung secara fantastis.
Bila ditelusuri kembali, akan tampak bahwa semua tragedi ini timbul karena runtuhnya nilai Rupiah. Mengapa hal ini bisa terjadi secara mendadak pada negara kita yang selama ini memperlihatkan kinerja ekonomi yang baik ? Mengapa para manajer keuangan kita gaga] mengantisipasi keadaan ini? Apa sebenarnya yang menyebabkan fluktuasi kurs? Pengetahuan ekonomi makro yang saya peroleh dari jurusan ilmu manajemen ternyata tidak memadai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Hal ini semakin mendorong rasa ingin tahu dan membangkitkan minat saya untuk mempelajari tentang kurs.
Ternyata, dalam proses mempelajari karakteristik kurs ini, saya menemukan bahwa belum ada satu instrumen atau teori yang dapat menjelaskan dan rnengestimasi pergerakan kurs secara akurat. Copeland (1995) pun mengakui bahwa andaikata ada seseorang yang mengetahui cara meramal pergerakan kurs, dia juga tidak akan memberitahukan kepada kita. Oleh sebab itu, sebagai iangkah awal untuk memahami kurs, saga memilih salah sate teori yang paling fundamental yaitu pendekatan moneter (monetary approach), Pendekatan moneter merupakan gabungan dari beberapa konsep dasar tentang kurs, modelnya sederhana, mudah dimengerti dan Bering dijadikan bench mark perbandingan oleh pendekatan lain. Bahkan banyak pendekatan atau teori Baru tentang kurs sebenarnya bersumber dari model moneter (Copeland). Ini juga merupakan salah satu alasan mengapa pendekatan ini dipilih sebagai model untuk mengadakan analisis."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahjus Ekananda
"The ratio of Non-Performing Loan (NPL) and Capital Adequacy Ratio (CAR) is still a measure of bank soundness in various countries including Indonesia. Interdependence across bank condition, diversity of the size, market structure within banking industry, and macroeconomic variables, may be very complex and dynamic. This paper utilizes the advantage of PVAR model on capturing this complexity to analyze the dynamic relationship between the macroeconomic variables and the soundness of the banks.
The result shows NPL of banks with small asset will increases rapidly when interest rate fluctuates. For banks with large asset, the increase in interest rates leads to larger reduction on their CAR. On the other hand, the result show banks with smaller capital are less able to adapt quickly to an increase in NPL due to exchange rate depreciation, therefore banks with smaller capital should be cautious about the exchange rate risk."
Jakarta: Bank Indonesia Insitute, 2017
332 BEMP 20:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tax revenue is one of the main sources of state revenue than the revenue from oil and gas and other revenues. Tax revenues contributed to the state budget amounted to 70.46% in 2007..."
MMJA 6:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Opti
"Penelitian ini bertujuan memperoleh hasil pengujian efisiensi pasar nilai tukar rupiah bentuk lemah (weak form efficiency market) untuk nilai tukar rupiah terhadap USD, nilai tukar rupiah terhadap dollar Singapura, nilai tukar rupiah terhadap DM dan nilai tukar rupiah terhadap Yen, pada masing-masing sistem nilai tukar yang telah diterapkan di Indonesia. Sistem nilai tukar yang pernah diterapkan di Indonesia adalah sistem nilai tukar tetap , sistem nilai tukar terkendali mengambang, sistem nilai tukar terkendali mengambang dengan crawling pegs dan sistem nilai tukar mengambang bebas.
Penelitian ini menggunakan data bulanan untuk menguji efisiensi pasar pada periode sistem nilai tukar tetap, yaitu kurs tengah bulanan Januari 1971 sampai 1978. Sedangkan untuk periode sistem nilai tukar berikutnya menggunakan kurs tengah harian 1 Januari 1990 sampai 30 Juni 1998. Data nilai tukar diambil dari Bank Indonesia.
Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori manajemen keuangan intemasional, teori ekonomi intemasional dan teori ekonometrik. Teori ekonometrik digunakan untuk menguji apakah pasar valuta asing dari nilai tukar rupiah merupakan pasar efisien bentuk lemah, yaitu dengan menggunakan Unit Root Test, Box-Pierce Statistic dan menggunakan regresi sederhana. Unit Root rest digunakan untuk menguji asumsi dasar deret berkala , bahwa claret berkala harus stasioner. Data deret berkala dari nilai tukar tersebut belum stasioner maka untuk mendekatkan pada data yang stasioner dilakukan pembedaan sampai Box-Pierce Statistic digunakan untuk menguji apakah secara keseluruhan ada otokorelasi, dan sedangkan analisa regresi sederhana dengan menggunakan Joint Hyphothesis digunakan untuk menguji apakah suatu deret berkala random-walk.
Hasil dari penelitiaan ini adalah bahwa pada periode fixed exchange rate system, managed floating exchange rate system dan managed floating exchange rate system with crawling bands system, pasar valuta asing dari nilai tukar rupiah terhadap Dollar-Amerika, Dollar-Singapura, DM-Jerman dan Yen-Jepang, menunjukkan adanya otokorelasi yang mana tidak random-walk Hasil ini menandakan bahwa pasar belum efisien bentuk lemah. Karena kondisi pasar valuta asing di atas bukan merupakan pasar efisien maka pelaku pasar dapat meramalkan pergerakan nilai tukar dari meta uang tersebut. Sedangan pada periode free floating exchange rate system menunjukkan keadaan yang inconclusive (tidak meyakinkan) apakah menolak atau menerima HO. Hal ini dikarenakan hasil dari kedua pengujian yaitu dengan analisa otokorelasi dan dengan menggunakan pengujian Joint Hypothesis menghasilkan kesimpulan yang bertentangan."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Muhammad Nasim
"Banyak sasaran yang ingin dicapai secara serentak serta tidak berfungsinya mekanisme transmisi secara efisien akibat disintermediasi dalam sistem keuangan menyebabkan pengendalian moneter secara tidak langsung menjadi kurang efektif. Di satu sisi, perkembangan nilai tukar yang belum stabil dan inflasi yang masih tinggi memaksa Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk mempertahankan kebijakan uang ketat, yang berakibat tingginya suku bunga di dalam negeri. Di sisi lain, tingginya suku bunga telah berdampak negatif terhadap dunia usaha karena membengkaknya kewajiban pembayaran bunga dan terhentinya pemberian kredit barn oleh perbankan, akibatnya nonperforming loan (NPL) meningkat dan bank-bank beroperasi dengan negative spread.
Penelitian ini mengevaluasi kembali apakah mekanisme transmisi yang selama ini dipergunakan masih relevan dijalankan dan mencari alternatif mekanisme lainnya yang lebih mengakomodasi terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang semakin terbuka. Dengan menggunakan indeks kondisi moneter (IKM) sebagai sasaran antara pada mekanisme transmisi kebijakan moneter akan diketahui ketat atau tidaknya stance dari kebijakan moneter yang ditempuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks kondisi moneter (1KM) dapat memberikan informasi tentang akan dilakukannya pengetatan atau pelonggaran moneter di Indonesia. Pergerakan indeks kondisi moneter (IKM) ditentukan oleh gejolak dari komponen yang membentuk indeks kondisi moneter (1KM) yaitu suku bunga dan nilai tukar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Eko Susilo Riadi
"Tesis ini meneliti mengenai dampak ketidakpastian nilai tukar efektif riil Indonesia terhadap pertumbuhan ekspor non migas riil menggunakan periode waktu 1979.1-1998.4. Hipotesa yang diuji adalah apakah ketidakpastian nilai tukar efektif rill mempunyai dampak negatif terhadap ekspor non migas riil balk dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Untuk menguji hipotesa tersebut digunakan fungsi permintaan ekspor non migas riil sebagai fungsi dari pendapatan luar negeri, harga relatif, indeks nilai tukar tertimbang ekspor non migas dan ketidakpastian nilai tukar efektif riil dengan memfokuskan penelitian pads variabel ketidakpastian nilai tukar. Ukuran yang digunakan untuk variabel ketidakpastian ! fluktuasi nilai tukar adalah standar deviasi nilai tukar efektif riil rata-rata bergerak 4 triwulan sebelumnya.
Hasil uji kointegrasi prosedur Johansen menunjukkan adanya kointegrasiiketerkaitan antara variabel ekspor non migas rill dengan pendapatan fear negeri, harga relatif, indeks nilai tukar dan ketidakpastian nilai tukar efektif Taman penelitian juga menunjukkan bahwa hanya dalam jangka panjang variabel ketidakpastian nilai tukar efektif rill tersebut memberikan dampak negatif terhadap ekspor non migas rill, sedangkan dalam jangka pendek tidak mempengaruhi ekspor non migas rill.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaitun
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan pengaruh variabel makroekonomi terhadap kinerja perusahaan pembiayaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 perusahaan pembiayaan yang memenuhi syarat dan listing di Bursa Efek Jakarta. Data- data laporan keuangan diperoleh dari Bursa Efek Jakarta. Tingkat inflasi diperoleh dari website Biro Pusat Statistik (BPS), sedangkan tingkat suku bunga, perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar dan perubahan jumlah uang beredar diperoleh dari website Bank Indonesia.
Untuk menguji hubungan antara variabel independen dan dependen digunakan uji korelasi dan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji regresi linier berganda. Perusahaan Pembiayaan adalah suatu lembaga yang kegiatan utamanya bergerak dalam jasa keuangan seperti sewa guna usaha, anjak piutang, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Jenis-jenis kegiatan ini hampir mirip dengan yang dilakukan oleh bank hanya saja melihat umurnya yang relatif sangat muda maka kontribusi dari institusi masih merupakan porsi yang kecil bila dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan oleh bank. Tingkat suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar dan nilai tukar Rupiah adalah variabel-variabel yang mempengaruhi unsur-unsur di dalam permintaan agregat. Variabel-variabel tersebut sangat berperan pada stabilitas moneter yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan pembiayaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga, perubahan nilai tukar Rupiah dan perubahan jumlah uang beredar terhadap kinerja perusahaan pembiayaan berdasarkan data historis periode September 2005 sampai dengan September 2007. Kinerja perusahaan pembiayaan yang digunakan adalah Curent Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio & Total Asset Turnover.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap rasio TATO perusahaan pembiayaan; tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pembiayaan; perubahan nilai tukar rupiah terhadap US dolar berpengaruh signifikan terhadap beberapa rasio yaitu ROA, ROE dan TATO; sedangkan perubahan jumlah uang beredar tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio kinerja perusahaan pembiayaan.

This research is made to see the relation and effect of Financial Institution Performance. These samples? research are 8 financial institution that meet the requirement and had been listed at Jakarta Stock Exchange. Quarterly Financial Statements are taking from Jakarta Stock Exchange. Inflation rate are taking from BPS website. Interest rate, exchange rate and money supply are taking from Bank Indonesia website. Correlation test is used to test the relationship between independent and dependent variables and multiple linear regression test is used to test the effect of independent variables to dependent variables.
The research results shows that inflation rate have significant influence to Total Asset Turnover of Financial Institution; interest rate doesn?t have any significant influence to financial institution performance; exchange rate have significant influence to such ratios like Return on Asset, Return on Equity and Total Asset Turnover; and money supply doesn?t have any significant influence to financial institution performance ratios."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25275
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Companies that carry out international trade transaction will face a more complicated problem than when the companies only deal with a domestic market...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>