Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heru Mulyanto
Abstrak :
Tesis ini merupakan suatu penelitian dengan metode penelitian kualitatif terhadap waktu pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Gading Pluit Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui waktu pelayanan IGD serta mencari penyebab lamanya waktu pelayanan IGD. Penelitian dilakukan dengan menghitung waktu pelayanan IGD terhadap pasien yang berobat ke IGD RS Gading Pluit selama bulan Januari 2016. Waktu pelayanan IGD maksimal 90 menit dihitung sejak pasien masuk ke IGD atau setelah dilakukan triase pada pasien. Dilakukan observasi terhadap proses pendaftaran pasien, triase pasien, asuhan keperawatan dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi serta konsultasi dokter spesialis. Terhadap waktu pelayanan pasien IGD yang melebihi waktu 90 menit dilakukan penelusuran penyebab lamanya pelayanan. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai penyebab lamanya waktu pelayanan IGD. Dari penelitian didapatkan bahwa waktu pelayanan IGD dipengaruhi faktor-faktor kategori triase pasien dan diagnosis penyakit pasien. Rata-rata waktu pelayanan IGD untuk kategori gawat darurat (Label Merah) adalah 70 menit 40 detik sedangkan rata-rata waktu pelayanan untuk kategori darurat tidak gawat (Label Kuning) adalah 80 menit 40 detik. Saran-saran penelitian : membatasi tindakan konsultasi ke dokter spesialis hanya untuk kasus-kasus gawat darurat, waktu pelayanan IGD sebaiknya berbeda berdasarkan kategori pasien dan menjamin proses triase berjalan dengan prosedur yang berlaku. ......This thesis is a study with qualitative research methods to the service time ER RS Gading Pluit Jakarta. The research objective was to determine the ER service time and find the cause of the length of time emergency services. The study was conducted by calculating the time emergency services to patients who went to the emergency room Gading Pluit Hospital during January 2016. ER maximum service time of 90 minutes is counted since the patient go to the ER or after triage on patients. Observations on the process of patient registration, triage, nursing care and physician examination, laboratory test, radiological examination and consultation specialist. ER patient care over time that exceeds 90 minutes unpacking the cause of the length of service. Depth interviews were conducted to obtain information about the cause of the length of time the emergency services. This research's result, the service time ER affected by category of emergency and patient diagnosis. Average services time for emergency category (red label) is 70 minutes while the average time of emergency services for urgent category (yellow label) is 80 minutes 40 seconds. Suggestions research : limiting the action to consult a specialist only for cases of emergency, emergency service time should be different by category triage patients and ensure the process runs with the applicable procedures.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.A.N. jaya Kusuma
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap lamanya waktu pelayanan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012, dimana kondisi ini mempunyai potensi untuk terjadinya kejadian yang terjadi kejadian yang tidak diharapkan dan menurunkan kepuasan pasien. Penelitian dilakukan dengan rancangan kuantitatif dan kualitatif. Dilakukan observasi terhadap 450 pasien dalam kurun waktu 14 Januari sampai 19 Januari 2013 dengan pendekatan Constraint Lean Six sigma dicari penyebab, hambatan, pemborosan serta defek pada proses pelayanan pasien gawat darurat. Median waktu pelayanan gawat darurat sebesar 219 menit, penyebab lamanya waktu pelayanan oleh karena itu belum ada panduan praktek klinik kegawatdaruratan, hambatan pada pelayan radiologi, pemborosan terjadi pada waktu tunggu antara penegakkan diagnosis ke tindakan dan antara tindakan ke keputusan untuk keluar dari Instalasi Gawat Darurat. Level kualitas sigma sebesar 2,9 sigma dengan defek sebesar 86.762 DPMO. Diperlukan panduan praktek klinik untuk memandu proses pelayanan gawat darurat agar menjadi efektif, efisien dan aman untuk pasien dan proses bisnis rumah sakit. ......This research based on issues regarding the time of emergency service at emergency Instalation Sanglah Hospital was too long in 20012, since that situation had increased the adverse event and decreasing patient satisfaction. Quantitative and qualitative design was performed by doing observation of 450 emergency patient beginning from 14th until 19th January using Contstraint Lean Six Sigma approach to identify causes, constraints, wastes and defects in service process. The median value of emergency service time was 219 minute due to the absence of clinical practice guideline. The constraint was at radiology examination, wasting time due to delay of waiting time from diagnosis to procedure and from procedure to discharge dispotition. Sigma Quality level for Emergency Service at 2,9 Sigma with defects Possibility was 86.762 DPMO. This study suggest that clinical practice guidelines is needed to guidance emergency service process in effort to become more effective, efficient, safe for the the patient and hospital business process.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Syaharani Putri Kusumowardhani
Abstrak :
Pelayanan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang profesional dibidang ilmunya untuk melakukan atau memberikan jasa kepada konsumen yang membutuhkan. Waktu pelayanan dapat mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan farmasi rumah sakit. Waktu pelayanan yang lama dianggap membuat pasien frustasi dan menjadi penyebab potensial ketidakpuasan pasien pada pelayanan kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui waktu pelayanan resep dari resep masuk hingga obat diberikan kepada pasien. Waktu pelayanan dihitung dari waktu dokter meresepkan hingga pemberian obat ke pasien. Parameter yang diamati adalah waktu penulisan resep, verifikasi, dispensing, dan penyerahan obat. Rata-rata waktu pelayanan pelayanan resep pasien pulang dari obat diresepkan hingga diserahkan adalah 10 jam 21 menit 27 detik, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan resep pasien pulang di Unit Rawat Inap dilakukan kurang dari 24 jam. Rata-rata waktu pelayanan resep pada tahap verifikasi, dispensing, dan penyerahan berturut-turut adalah 37 menit, 1 jam 48 menit 55 detik, dan 7 jam 55 menit 33 detik. Rata-rata waktu pelayanan resep untuk pasien dengan jaminan BPJS yaitu 10 jam 6 menit, sedangkan pelayanan resep untuk pasien dengan jaminan Umum memiliki waktu pelayanan 8 jam 53 menit 54 detik. ...... Service is a series of activities carried out by a professional in the field of knowledge to perform or provide services to consumers in need. Service time can affect patient satisfaction with hospital pharmacy services. Long service time is considered to frustrate patients and is a potential cause of patient dissatisfaction with health services. This research was conducted to determine the prescription service time from the incoming prescription until the drug was given to the patient. Service time is calculated from the time the doctor prescribes to administering the drug to the patient. Parameters that are considered are the time of prescription writing, verification, dispensing, and drug delivery. The average time for prescription services for patients to go home from the drugs prescribed to delivery is 10 hours 21 minutes 27 seconds, so it can be interpreted that the prescription services for patients going home at the Inpatient Unit are carried out in less than 24 hours. The average prescription service time at the verification, dispensing and delivery stages was 37 minutes, 1 hour 48 minutes 55 seconds and 7 hours 55 minutes 33 seconds respectively. The average prescription service time for patients with BPJS insurance is 10 hours 6 minutes, while prescription services for patients with general insurance have a service time of 8 hours 53 minutes 54 seconds.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jessy Ramadhan
Abstrak :
Waktu pelayanan pasien Instalasi Gawat Darurat adalah penanda kualitas dari proses pelayanan Instalasi Gawat Darurat. Analisis waktu pelayanan pasien Instalasi Gawat Darurat dari setiap proses pelayanannya akan membantu memperjelas penyebab perpanjangan waktu pelayanan pasien Instalasi Gawat Darurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur rata-rata waktu pelayanan pasien Instalasi Gawat Darurat untuk masuk rawat inap RSUD Cengkareng di tahun 2012 dari tiap proses pelayanan pasien sejak pasien tiba sampai keluar dari IGD berdasarkan karakteristik pasien (status triase dan jam kedatangan) dan untuk mengidentifikasi variabel independen yang paling memberikan pengaruh pada perpanjangan waktu pelayanan pasien IGD untuk masuk rawat inap RSUD Cengkareng tahun 2012. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik pasien yaitu status triase dan jam kedatangan, waktu pemeriksaan perawat, response time dokter, waktu pelayanan pemeriksaan penunjang (laboratorium dan/radiologi), waktu dokter membuat keputusan, waktu pelayanan admission, waktu pasien keluar dari IGD dan total waktu pelayanan pasien IGD untuk masuk rawat inap secara keseluruhan. Uji Independent t-test digunakan untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien status triase dan jam kedatangan dengan total waktu pelayanan pasien IGD untuk masuk rawat inap dan uji regresi linier ganda digunakan untuk variabel independen yang paling berdampak pada total waktu pelayanan pasien IGD untuk masuk rawat inap. Rata-rata waktu pelayanan pasien IGD untuk masuk rawat inap berdasarkan status triase pasien gawat darurat adalah 119,4 menit dan pasien gawat tidak darurat adalah 108,5 menit. Ada hubungan antara karakteristik status triase dan jam kedatangan dengan waktu pelayanan pasien IGD RSUD Cengkareng untuk masuk rawat inap. Didapatkan variabel denpenden yang diperkirakan paling memberikan dampak pada waktu pelayanan pasien IGD untuk rawat inap. Dengan mengintervensi variabel status triase maka diharapkan dapat menurunkan waktu pelayanan pasien IGD untuk masuk rawat inap RSUD Cengkareng. Penelitian lebih lanjut diperlukan dengan mempertimbangkan karakteristik perawat dan dokter.
Time spent by Emergency Department patient to receive care is a marker of the quality of ER care process. Time analysis of patient services in Emergency from every process will help clarify the cause of extra-time spent by ER patient. The purpose of this study was to determine and measure the average service time from patient arrival at the ER to actual discharge to inpatient ward based on patient`s characteristics (triage status and arrival time) and to identify the independent variables that most influence the extension of time spent by boarded ER patients of Cengkareng Hospital in 2012. The data collected is characteristic of the patient: triage status and arrival time, nurse`s assessment time, physician`s response time, service time of investigation (laboratory and/radiology), physician`s disposition time, admission service time, time of actual discharge from ER to inpatient ward and the total service time ER patients to inpatient. Independent test t-test was used to determine the relationship between patient`s characteristics: triage status and time of arrival to total service time ER patients to inpatient and multiple linear regressions analysis is used to estimate the impact of independent variables and to identify areas of particular concern. The average time spent for boarded ER patients based on triage status was 119.4 minutes for the urgent emergency patients and 108.5 minutes for non urgent emergency patients. There is a relationship between patient`s characteristics: triage status and time of arrival to total service time boarded ER patients of Cengkareng Hospital. There is indenpendent variable: triage status that predicted mostly give impact to total service time boarded ER patients. By intervening this variable, it is expected to reduce total service time boarded ER patients of Cengkareng Hospital. Further research is needed to consider the characteristics of nurses and doctors which may influence the time of service.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
Abstrak :
Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan di rumah sakit harus dapat memberikan mutu pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas semakin tinggi ditambah persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat membuat setiap rumah sakit berlomba untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik, termasuk dalam hal ini rumah sakit Universitas Indonesia (RSUI). Salah satu indikator mutu di rumah sakit yang harus terpenuhi adalah kepuasan pasien. Waktu yang dibutuhkan dalam pelayanan resep menjadi salah satu hal penting yang akan menentukan citra rumah sakit dan merupakan salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pelayanan resep pasien pulang di depo farmasi rawat inap dan tahapan yang membutuhkan waktu paling lama dalam proses pelayanan resep. Analisis dilakukan dengan menghitung rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam setiap tahap pelayanan resep pasien pulang. Tahapan yang membutuhkan waktu paling lama dalam pelayanan resep obat pasien pulang adalah dari dispensing ke penyerahan dan edukasi obat yaitu sekitar 4 jam 3 menit. ......The implementation of health treatment and recovery services at hospitals must be able to provide quality service in accordance with established standards. Public demands for higher quality health services coupled with increasingly fierce competition between hospitals make every hospital compete to be able to provide the best health services, including in this case the University of Indonesia Hospital (RSUI). One indicator of quality in a hospital that must be met is patient satisfaction. The time required for prescription service is one of the important things that will determine the image of the hospital and is a component that has the potential to cause dissatisfaction. This analysis aims to determine the time needed in the prescription service for discharged patients at the inpatient pharmacy depot and the stages that require the longest time in the prescription service process. The analysis was carried out by calculating the average time needed for each stage of the patient's discharge prescription service. The stage that takes the longest time in dispensing drug prescription services for patients going home is from dispensing to drug delivery and education, which is about 4 hours 3 minutes.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Maryadi Tirtana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh peningkatan ketepatan waktu pelayanan jasa service delivery kepada konsumennya pada perusahaan jasa pembasmi hama.Tesis ini akan memperlihatkan aktifitas pemborosan (waste) yang menyebabkan ketidakcapainya waktu service delivery yang diberikan oleh teknisi kepada setiap segmen konsumennya terhadap waktu service delivery yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Perbaikan yang dilakukan untuk tercapainya ketepatan waktu service delivery yang ditetapkan oleh perusahaan dengan teknisi lapangannya adalah menggunakan pendekatan lean service dan analisa Six Sigma yang mudah diaplikasikan yang berfungsi untuk mempermudah dalam penentuan kategori aktifitas kerja. Peningkatan ketepatan waktu ini dilakukan dengan mengklasifikasi 3 kriteria aktifitas waktu nilai tambah yaitu non value added (NVA), business value added (BVA),dan value added (VA). Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisa six sigma, aktifitas yang memiliki klasifikasi aktifitas business value added dapat dikurangi waktu pekerjaannya, sehingga sisa waktu yang berlebih dapat digunakan untuk aktifitas value added (VA) yang kemudian dapat diketahui perbaikan nilai variasi dan sigma nya. ...... The objective of research is to obtain an improvement on pest control services punctuality based on company achievement target using an approachment in lean service and Six sigma analysis. In this tesis will be showing that waste activity is the reason why technician can not achieve in punctuality. Theanalysis method could be adopted easily and became additional value for the company and its clients. The punctuality improvement have applied with classifying 3 criteria of work time activities, which one "Non-Value Added (NVA)", "Business Value Added (BVA)", and "Value Added (VA)". Outcomes from he research have point out that the activity which classified as "Business Value Added (BVA)" could have work time reduction, therefore excessive time left will be optimized for Value Added (VA) activity.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Oktorina
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penumpang bandar udara baik domestik maupun internasional dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bandara Soekarno ? Hatta saat ini melayani bisa sampai 30 juta penumpang per tahun, bahkan tahun ini diperkirakan bisa mencapai 40 juta penumpang. Sementara kapasitasnya hanya 22 juta penumpang saja. Tingginya pergerakan penumpang dari tahun ke tahun menyebabkan bandara ini overload capacity. Dengan pergerakan penumpang yang terus meningkat diperlukan adanya pengaturan pergerakan penumpang agar pelayanan terhadap penumpang tetap optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan penumpang dan mengetahui faktor ? faktor yang mempengaruhi pergerakan penumpang di Keberangkatan Domestik Terminal I-A. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode teori antrian. Hasil dari penelitian ini adalah faktor ? faktor yang mempengaruhi pergerakan penumpang di Keberangkatan Domestik Terminal I-A.
ABSTRACT
A growing number of passengers the airport both domestic and international from year to year increasing. Soekarno - Hatta currently can serve up to 30 million passengers per year, even this year estimated could reach 40 million passengers. While capacity is only about 22 million passengers. The high mobility of passengers from one year to cause the overload capacity of this airport. With the ever-increasing passenger movement is necessary to setup the movement of passengers to remain optimal service to passengers. This research aims to analyze the movement of passengers and knowing the factors ? factors that affect the movement of passengers at the Domestic Departure Terminal I-A. In this study, the method used is a method of queuing theory. The results of this research are the factors - factors that affect the movement of passengers at the Domestic Departure Terminal I-A.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30855
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Saptorini Rahmadhani
Abstrak :
Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang efisien, efektif, tepat waktu dan tepat biaya dengan mengedepankan kepuasan serta keselamatan pasien. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama wajib memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien. Hasil Indeks Kepuasan Masyarakat menunjukkan dari setiap dimensi mutu, unsur kecepatan pelayanan menjadi elemen ketidakpuasan paling tinggi. Perlu dilakukan upaya perbaikan waktu pelayanan rawat jalan di UPT Puskesmas Unit II Kecamatan Sumbawa dengan menggunakan metode Lean Six Sigma untuk mengidentifikasi dan meminimalisasi pemborosan. Penelitian ini merupakan operations research untuk memperbaiki pelayanan rawat jalan dengan penerapan metode lean six sigma melalui tahapan mendefinisi (define), mengukur (measure), menganalisa (analyze), memperbaiki (improve), dan mengendalikan (control) pada unit pelayanan rawat jalan. Hasil penelitian mendapatkan gambaran terjadinya penumpukan pasien dan lama waktu tunggu pelayanan rawat jalan di loket pendaftaran, ruang poli, ruang konsul dokter dan ruang pelayanan apotek yang merupakan hambatan (bottleneck) dalam proses pelayanan rawat jalan. Persentase value added pelayanan rawat jalan sebelum penerapan lean six sigma adalah sebesar 20,32% dan non value added sebesar 79,68%. Setelah penerapan lean six sigma nilai value added meningkat 33,19% dari sebelumnya menjadi 53.51%, dan non value added menurun 33,19% menjadi 46,49%. Ditemukan adanya delapan jenis pemborosan yang terjadi pada pelayanan rawat jalan, sebagian besar merupakan pemborosan over processing dan waiting. Waste banyak terjadi di ruang loket pendaftaran dan rekam medis serta ruangan konsul dokter. Sumber terjadinya pemborosan berdasarkan hasil analisis fishbone adalah man dikarenakan kurangnya kuantitas dan kualitas tenaga, beban kerja, kedisiplinan terhadap waktu kerja, serta kepatuhan petugas terhadap standar operasional prosedur (SOP). Usulan perbaikan disusun menggunakan lean tools seperti visual management, 5 S, Erorr Profing dan kaizen. Intervensi yang dilakukan untuk memperbaiki lama waktu pelayanan adalah dengan cara melakukan penyederhanaan alur pelayanan rawat jalan, pembagian tugas beberapa tenaga yang diposisikan sebagai tenaga UKP dan tenaga UKM, menerapkan budaya 5 S, perbaikan dokumen berkas rekam medis serta melakukan relokasi penempatan ruangan sesuai standar Permenkes 75 tahun 2014.
Quality service is an efficient, effective, timely and costly service by prioritizing patient satisfaction and safety. Puskesmas as a first-rate health facility must provide quality services to patients. The results of the Community Satisfaction Index show that from every dimension of quality, the element of speed of service becomes the highest element of dissatisfaction. Efforts need to be made to improve the outpatient service time at Unit II UPT Puskesmas Sumbawa District by using the Lean Six Sigma method to identify and minimize waste. This research is an operations research to improve outpatient services by applying lean six sigma methods through the stages of defining, measuring, analyzing, improving, and controlling the outpatient service unit. The results of the study get a picture of the accumulation of patients and the length of time waiting for outpatient services at the registration counter, poly room, doctors consul room and pharmacy service room which are bottlenecks in the outpatient service process. The percentage of outpatient value added services before the implementation of lean six sigma was 20.32% and non value added was 79.68%. After the application of lean six sigma, the value added value increased 33.19% from the previous to 53.51%, and the non value added decreased 33.19% to 46.49%. It was found that there were eight types of waste that occurred in outpatient services, most of which were wasteful of over processing and waiting. Waste occurs a lot in the registration counters and medical records rooms and doctors office rooms. The source of waste based on the results of fishbone analysis is man due to lack of quantity and quality of labor, workload, discipline to work time, and compliance of officers to standard operating procedures (SOP). Proposed improvements are arranged using lean tools such as visual management, 5S, error profing and kaizen. The intervention to improve the length of service time is by simplifying the flow of outpatient services, the division of tasks of several staff who are positioned as UKP staff and UKM staff, applying the 5S culture, improving the medical record file documents and relocating the room according to the Permenkes 75 standard. year 2014.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Subekti
Abstrak :
Pemenuhan harapan pengguna kargo terhadap kualitas pelayanan merupakan hal penting bagi organisasi jasa untuk menghadapi persaingan bisnis. Kualitas pelayanan dalam penelitian ini diukur dengan dimensi model Servqual dan waktu pelayanan minimum. Dimensi kualitas yang digunakan terdiri dari dimensi reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik yang meliputi 15 atribut jasa. Atribut jasa tersebut digunakan untuk menilai kualitas pelayanan warehouse operator PT Garuda Indonesia Cargo dan PT Gapura Angkasa pada terminal kargo Domestik Bandar Udara Soekarno-Hatta. Sampel penelitian kualitas pelayanan terdiri dari 46 pada warehouse operator PT Garuda Indonesia Cargo dan 33 pada PT Gapura Angkasa. Atribut jasa dianalisis dengan Importance Performance Analysis. Atribut jasa penting yang digunakan dalam rumusan tingkat pelayanan minimum terdiri dari kemampuan pengiriman tepat waktu, menyampaikan catatan/dokumen tanpa kesalahan, komunikasi dengan pelanggan dan mengkoordnasi waktu, layanan yang segera/cepat bagi pelanggan, kompensasi untuk kerusakan atau barang hilang dan kejelasan dan kelengkapan prosedur operasional. Waktu pelayanan kargo dihitung dengan pendekatan teori antrian pada PT Garuda Indonesia Cargo dan PT Gapura Angkasa selama 46.90 menit dan 51.51 menit. Kualitas pelayanan terminal kargo Bandar Udara Soekarno-Hatta berada pada posisi di atas tingkat pelayanan minimum. Peningkatan kualitas pelayanan terminal kargo domestik dapat dilakukan dengan langkah perbaikan pada atribut jasa yang terletak pada kuadran satu dan mengurangi waktu pelayanan. Waktu pelayanan minimum dapat dicapai dengan penambahan jumlah server secara optimal dengan mempertimbangkan komposisi petugas dan alat/mesin.
Fulfillment of user expectations on cargo services quality is important for organizations to face the competition of business services. The quality of service in this study is measured by the dimensions of SERVQUAL model and the minimum service time. Dimensions quality that is used consists of the dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible which included 15 service attributes. Service attributes are used to assess the quality of warehouse operator services at PT Garuda Indonesia Cargo and PT Gapura Angkasa at Soekarno-Hatta Airport domestic cargo terminal. The service quality research sample is consisted of 46 in the PT Garuda Indonesia Cargo warehouse operator and 33 in the PT Gapura Angkasa. Service attributes are analyzed by Importance Performance Analysis. Important service attributes that are used in a minimum level of service formulation consist of delivery capability on time, delivering record / document without errors, communicate with customers and time coordination, the immediately / quickly service for customers, compensation for damage or missing items and the clarity and completeness of operational procedures. Cargo service time is calculated by queuing theory approach to the PT Garuda Indonesia Cargo and PT Gapura Angkasa for 46.90 minutes and 51.51 minutes. Service quality of Soekarno-Hatta Airport cargo terminal is at a position above the minimum level of service. Improving the service quality of domestic cargo terminal can be done with service attributes refinement that are located in quadrant one and reduces service time. Minimum service time can be achieved with the addition of an o and equipment machinery.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28554
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Kinasih
Abstrak :
Apotek merupakan sarana atau fasilitas pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Salah satu pelayanan kefarmasian yang dilakukan di apotek adalah pelayanan resep. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016, lama waktu pelayanan Resep antara 15-30 menit. Berdasarkan SOP Apotek Kimia Farma, waktu tunggu pasien resep non racikan adalah antara 5-10 menit. Untuk mengevaluasi mutu pelayanan resep di apotek, perlu dilakukan perhitungan durasi waktu tunggu pelayanan resep. Hingga saat ini, waktu tunggu pelayanan resep masih menjadi masalah. Hal tersebut terjadi karena kurangnya efisiensi waktu pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian (TTK) dan antrian pasien yang hendak menebus resep di apotek. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis waktu tunggu pelayanan resep di apotek untuk mencapai kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di Apotek Kimia Farma Cahaya Amalia. Penelitian dilakukan dengan metode observasi. Observasi dilakukan terhadap resep kredit dan resep tunai pasien di Apotek Kimia Farma Cahaya Amalia. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, rata-rata waktu pelayanan resep kredit di Apotek Kimia Farma Cahaya Amalia adalah 17 menit, sedangkan rata-rata waktu pelayanan resep kredit di Apotek Kimia Farma Cahaya Amalia adalah 6 menit. Rata-rata waktu pelayanan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Namun, rata-rata waktu pelayanan resep kredit tidak sesuai dengan SOP Apotek Kimia Farma. ......Pharmacy/drugstore is a pharmaceutical service facility or facility where pharmacists practice pharmacy. One of the pharmaceutical services carried out in a pharmacy is a prescription service. Based on Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016, prescription service time is between 15- 30 minutes. Based on the SOP of Apotek Kimia Farma, the waiting time for non- concoction prescription patients is between 5-10 minutes. To evaluate the quality of prescription services in pharmacies, it is necessary to calculate the waiting time for prescription services. Until now, the waiting time for prescription services is still a problem. This happens due to the lack of time efficiency for services performed by pharmacists and pharmaceutical technical personnel (TTK) and the queues of patients who want to redeem prescriptions at the pharmacy. Therefore, it is necessary to analyze the waiting time for prescription services at the pharmacy to achieve patient satisfaction with prescription services at Apotek Kimia Farma Cahaya Amalia. The research was conducted by observation method. Observations were made on credit prescriptions and cash prescriptions for patients at the Apotek Kimia Farma Cahaya Amalia. Based on the results of the analysis that has been carried out, the average credit prescription service time at Apotek Kimia Farma Cahaya Amalia is 17 minutes, while the average credit prescription service time at Apotek Kimia Farma Cahaya Amalia is 6 minutes. The average service time is in accordance with Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies. However, the average credit prescription service time is not in accordance with the SOP of Kimia Farma Pharmacy.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>