Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Washington: Health Insurance Association, 2002
368.36 HEA m II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bridgman, Robert F.
Oxford: Oxford University Press, 1979
362.11 BRI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Prasetyo
"Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu terletak 45 km sebelah utara Kota Jakarta. Jumlah keseluruhan pulau sebanyak 76 pulau yang terbagi dalam empat zona yaitu zona inti, zona perlindungan, zona pemanfaatan (intensif dan tradisional) dan zona penyangga. Zonasi diberlakukan dengan pertimbangan perairan disekitar pulau memiliki kekayaan sumberdaya alam seperti terumbu karang dan biota laut lainnya. Zona pemanfaatan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan wisata dan permukinian dengan mempertimbangkan konservasi lingkungan.
Dalam realitanya, terjadi penyimpangan pemanfaatan pulau, bangunan-bangunan yang berada di zona pemanfaatan dan aktivitas wisata yang dijalankan di Pulau Putri dan Pulau Matahari tidak sesuai dengan strategi konservasi sesuai amanat UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 18 Tahun 1994. Hal ini terjadi karena pemanfaatan pulau jauh lebih berkembang dibandingkan peraturan yang muncul belakangan. Tumpang tindihnya kewenangan dalam hal pengembangan pulau antara Pemda DKI dan Departemen Kehutanan, membuat rendahnya penegakan peraturan (law enforment). Pihak swasta selama ini hanya mengacu kepada peraturan yang dikeluarkan oleh DKI Jakarta yaitu SK Gubenur 1814 Tahun 1989 dan Perda No 11 Tahun 1992.
Dengan kondisi tersebut, pengembangan pulau wisata di zona pemanfaatan intensif, berdasarkan SWOT analisis harus dilakukan reorentasi pengembangan. Pola pengembangan yang dijalankan selama ini cenderung memberikan ancaman terutama dalam kerusakan alam. Namun, pulau-pulau wisata memiliki kekuatan (strength) untuk bisa dikembangkan, terutama dalam hal potensi yang dimiliki. Langkah yang bisa dilakukana adalah melakukan diversifikasi jenis pariwisata yang telah dijalankan selama ini. Jika diversifikasi dijalankan, maka arah pemanfaatan pulau akan lebih memberikan manfaat bagi pulau itu sendiri maupun stakeholder lain yaitu masyarakat dan pemerintah baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
Diversifikasi yang bisa dilakukan terhadap pemanfaatan pulau adalah reorientasi jenis pariwisata yaitu, diantaranya adalah ekowisata, suatu perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi Iingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Konsep ekowisata sepenuhnya bisa dijalankan sepenuhnya, bagi pulau-pulau yang belum (operasional) berjalan. Sementara untuk pulau-pulau yang sudah dimanfaatkan, secara bertahap di alihkan konsepnya sebagai ekowisata. Dengan konsep ekowisata, maka ancaman berupa kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas pengembangan dan wisata dapat diminimalisir. Karena pada hakekatnya ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Ekowisata lebih mempergunakan pendekatan pelestarian dibandingkan pemanfaatan.

Thousand Islands National Park region is situated 45 km Northern Jakarta. The number of Islands consist of 76 islands which are divided into 4 zones. They are core zone, protection zone utilization zone (intensive and traditional) and support zone. Zonation is implemented considering the oceans along the islands contain natural resources; such as coral and other creature of sea. The utilization zone can be called upon the tourism interests and dwelling with consideration of environment conservation.
In reality, there are deviations of the Island utilization; buildings placed in the utilization zone and tourism activities carried out in Putri Island and Matahari Island are compatible with the conservation strategy that is act no 5 ! 1990 and government law no 8 ! 1994. These happen because the making use of the islands develop faster than the regulations that come later. The over laping authority in developing the islands between Pemda DKI and Forestry Department causes the weakness of law enforcement. So far, private sectors have just referred to the regulations issued by Jakarta Local District, Governor's decree 1814 1989 and Perda no 11/1992.
Under such circumstances and based on SWOT analysis, the development of tourism islands in the intensive utilisation zone extremely needs a development reorientation. The pattern of the development which has been carried on so far prone to give threats specifically in the nature destruction . But tourism islands own strength to be exploited especially in their potentials. Diversifying types of tourism which have been performed so far can be a good step to be implemented. if it works, the make use of the islands will give more benefit to either the islands themselves or other stakeholders, they are the community and the government for either today or future.
Diversification that is possible to be applied is reorienting types of tourism among others; ecotourism; a tourism trip to natural areas intended to the environment conservation, life preservation and local community welfare. Ecotourism consept is fully accessible to be implemented to the operationally not in progress island. In the meantime, by steps, the concept of the in progress islands can be shit 0d to be ecotourism one. Throught this concept all kinds of threats such as environment destruction caused by the activities of developing and tours can be minimized. Basically, otourism is a form of tourism which is managed through the conservation approach. Ecotourism put to use more preservation than utilization."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarniyeti
"Tujuan penelitan ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kota Pariaman tahun 2011 dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan posyandu lansia rendah (42%). Ada hubungan bermakna antara kelompok usia 61- 69 tahun (OR=2,45; 95%CI=1,51-3,96), pendidikan tinggi (OR=4,90; 95%CI=2,56-9,38), pengetahuan baik (OR=121,6), sikap positif (OR=3,244; 95%CI2,01-5,23), menyatakan kualitas pelayanan baik (OR=27,86; 95%CI=10,86-71,43), menyatakan sikap petugas baik (OR=3,21; 95%CI=1,82- 5,65), tidak ada hambatan (OR=38,27; 95%CI=19,79-74,02), budaya pencarian pengobatan ketenaga kesehatan (OR=41,215; 95%CI=9,87-172,05), dukungan keluarga baik (OR=6,099; 95%CI=3,16-11,758), dan menyatakan membutuhkan posyandu lansia (OR=12,1902; 95%CI=2,48-52,17) dengan pemanfaatan posyandu lansia. Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin, pekerjaan dan dukungan petugas dengan pemanfaatan posyandu lansia. Diperlukan peningkatkan promosi kesehatan lansia kepada sasaran langsung dan tidak langsung untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup lansia melalui peningkatan pemanfaatan posyandu lansia.

This research aimed to know some factors associated with utilization of posyandu for the elderly in the urban areas of Pariaman in 2011 with cross sectional design. The results of research shows that posyandu for the elderly utilization is low (42%). The variables related utilizing the posyandu lansia are 61-69 years (OR=2,45; 95%CI=1,51-3,96), high education (OR= 4,909; 95%CI=2,56-9,38), good knowledge (OR=121,6), positif attitudes (OR=3,244; 95%CI=2,01-5,23), good quality of services at posyandu for elderly (OR=27,86; 95%CI=10,86-71,43), good attitude of staff the posyandu for elderly (OR=3,21; 95%CI=1,82-5,65), have not barriers going to posyandu for the elderly (OR=38,27; 95%CI=19,79-74,02), the culture of seeking medication to health officer service (OR=41,215; 95%CI=9,87-172,05), good family support (OR=6,099; 95%CI=3,16-11,758), and the need for posyandu for elderly (OR=12,1902; 5%CI=2,48-52,17). There was no significant relationship between sex, occupation, officer health service support, with the utilization of posyandu for elderly by the elderly (> 60 years). It is recommended to improve elderly health promotion to target audiences directly and indirectly to improve standard of health and elderly life quality by means of increasing utilization of posyandu for the elderly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieska Dwi Widayati
"Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan UPT Lab Uji Narkoba Lakhar BNN yang belum optimal oleh penyidik narkoba dalam rangka pelayanan pemeriksaan narkoba. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Model operasional penelitian menganalisis faktor-faktor yang ada pada penyidik narkoba, faktor-faktor yang ada pada laboratorium dan faktor-faktor di luar laboratorium. Informan penelitian ini terdiri dari tiga orang penyidik narkoba, tiga orang staf Lab dan Kepala Lab. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan analisis merujuk pada standar dan pendapat peneliti sebagai analis di laboratorium BNN.
Dari analisis terhadap hasil wawancara, disimpulkan bahwa: Pemanfaatan UPT Laboratorium Uji Narkoba yang belum optimal disebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh penyidik narkoba mengenai pentingnya laboratorium pemeriksa narkoba dalam membantu mereka tidak hanya untuk menegakkan hukum namun juga penting dalam pemetaan kasus dan pengungkapan jaringan narkoba. Selain itu, kurangnya sosialisasi terhadap penyidik narkoba oleh pihak laboratorium membuat mereka belum faham tentang fungsi laboratorium yang sesungguhnya dan kegiatan yang dijalankan oleh laboratorium. Faktor-faktor yang menyebabkan belum mermanfaatkannya UPT.Laboratorium Uji Narkoba Lakhar BNN oleh penyidik narkoba diantaranya adalah faktor yang ada pada penyidik narkoba itu sendiri seperti proses pengiriman yang terhambat karena minimnya jumlah personel penyidik narkoba yang menangani, waktu pengambilan yang lama, belum fahamnya penyidik mengenai tujuan pemeriksaan dan fungsi laboratorium baik untuk pemeriksaan pro Justicia maupun undercover by sedangkan faktor yang ada pada laboratorium adalah kurangnya sosialisasi dan promosi mengenai pelayanan laboratorium kepada penyidik narkoba mengenai produk pelayanan laboratorium.

This study focuses on the use of NNB?s Laboratory, which has not been optimal by drugs investigators officer in order to services analysis of drug. This research, including qualitative research with a descriptive design. Model of operational research to analyze drugs investigators officer?s factor, laboratory?s factor and other laboratory?s factor. Informants this research consists of three drugs investigators officer, three staff and the head of Laboratory.
Collection of data is done with a depth interviews, analysis, while referring to the standards and opinion research as a laboratory analyst at BNN. From the analysis of the results of the interviews, concluded that Utilization of NNB?s Laboratory that have not been optimal because of a lack of knowledge that are owned by drugs investigators officer about the importance of drugs in the laboratory examiner to help them not only to enforce the law but also important in the mapping of cases and controls drug network . In addition, lack of socialization of drug investigators by the laboratory they have not understood about the function of the laboratory and activities run by the laboratory. The factors are on drugs investigators officer themselves, such as the delivery process hampered because investigators lack the number of personnel who deal drugs, a long time, drugs investigators officer didn?t know about the purpose of examination and laboratory functions well and the other factor is the lack of socialization and promotion of laboratory services to investigators about drug products laboratory services.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25507
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rustiwan Sofyan Pahlevi
"Menurut Suparlan (1996:3) kota itu ada dan hidup karena bisa memberikan pelayanan yang penting artinya bagi warga yang hidup di dalam kota dan sekitarnya. Salah satu bentuk pelayanan kota adalah penyediaan sarana olahraga yang memadai. Gelanggang Remaja Kecamatan Duren Sawit merupakan aset tanah dan bangunan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berfungsi memberikan pelayanan di bidang olahraga. Pada penelitian ini, ditemukan permasalahan bahwa pemanfaatan Gelanggang Remaja Kecamatan Duren Sawit rendah berdasarkan jumlah kunjungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari faktor penting dalam peningkatan pemanfaatan gedung dan mencari cara terbaik dalam pengelolaan aset dalam bentuk sebuah strategi. Dalam penelitian ini melalkui dua tahap analisis. Alat analisis tersebut berupa analisis faktor dan Analithycal Hierarchy Process (AHP). Faktor-faktor yang terkait dengan Peningkatan Pemanfaatan Gelanggang Remaja diperoleh dengan cara survey pendahuluan, tinjauan pustaka, benchmark, diskusi dengan pengelola gedung olahraga. Perumusan strategi didasarkan pada justifikasi pakar/stakeholder. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan cara pengumpulan data kuesioner yang pada 120 orang pengguna gelanggang remaja dan 5 pakar/stakeholder yang mengetahui dan terlibat dalam pengelolaan gelanggang remaja.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor fisik, fasilitas, tarif, aksesibilitas, internal pengguna dan eksternal pengguna merupakan faktor yang terkait dengan Peningkatan Pemanfaatan dan dengan Peningkatkan Kualitas Manajemen Gedung, dan aspek yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan tujuan pelayana masyarakat antara lain faktor yang paling berpengaruh adalah Faktor Fisik dan faktor yang paling berperan adalah Pengelola Gedung. Implikasi dari penelitian ini 1) inspeksi atau monitor secara berkala terhadap kondisi fisik bangunan aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2) Pemberian pelatihan bagi Pengelola Gedung sebagai upaya peningkatan kemampuan pengelolaan aset atau peningkatan kualitas manajemen aset Pemerintah Daerah dan 3) melakukan Bencmark terhadap pengelolaan aset milik swasta baik di dalam dan di luar negeri, secara berkala untuk menambah pengalaman bagi pengelola aset Pemerintah Daerah dan 4) Pembentukan Pilot Project pengelolaan Gelanggang Remaja menjadi Strategic Business Unit (SBU) yang mandiri.

According to Suparlan (1996:3), the life and the existence of a city is determined by its ability to provide services which are important for the people living in or surround it. One of the city services is the adequate sport facility. Duren Sawit Youth Center is a DKI Jakarta?s physical asset which provides sport services. This research finds that Duren Sawit Youth Center?s utilization is considered low in terms of the visit level. The objectives of this research is to find important factors in improving the building utilization and find the best way to strategize the asset management. This research goes through two analytical steps which are factor analysis and Analytical Hierarchy Process (AHP). Factors related to Youth Center Utilization Improvement are taken through preliminary Survey, References, benchmark, discussion with the building management officer. The strategy formula is based on stakeholders?/experts? justification. This is a quantitative research using questionnaire collection from 120 Youth Center visitors and 5 experts/stakeholders who are involved in the Youth Center management.
The result shows that physics, facilities, fee, access, internal and external users are the factors related to the improvement of the utilization and building management quality. The important aspect influencing is a physical factor and the other aspect playing important role is Building management officer. The impacts of the research are: 1) periodical monitoring or inspection to the physical building condition of DKI Jakarta province assets. 2) conducting training for building management officers in order for them to improve the capability of managing asset and to improve the quality of the local Government management asset.3) conducting benchmarking with the local and abroad private asset management periodically in order to acquire more experience for local Government asset management. 4) starting Pilot Project from managing Youth Center to independent Strategic Business Unit (SBU)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia has an important progress in community health status improvement, i.e. infant mortality rate, maternal mortality rate, and life expextancy...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hidayanti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pemanfaatan informasi rekam medis di bagian penunjang
medis dan bagian marketing RS Satya Negara Jakarta Tahun 2011, bertujuan
memperoleh gambaran pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh bagian rekam
medis untuk membuat perencanaan, evaluasi maupun pengambilan keputusan di
bagian penunjang medis dan bagian marketing. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan untuk
memperoleh data primer, sedangkan untuk memperoleh data skunder dengan
melakukan telaah dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bagian
penunjang medis tidak memanfaatkan informasi rekam medis untuk membuat
perencanaan di bagiannya. Sedangkan oleh bagian marketing, informasi rekam medis
sudah dapat dimanfaatkan dengan baik untuk membuat perencanaan dan evaluasi
program. Penulis menyarankan agar bagian penunjang medis memanfaatkan
informasi yang dihasilkan oleh bagian rekam medis untuk membuat perencanaan di
bagian penunjang medis.

ABSTRACT
This study discusses about the utilization of the medical record information by the
medical support division and marketing division in Satya Negara Hospital Jakarta
2011. The objective of this research is to get the description of utilization of
information that generated by the medical record division to make program planning,
evaluation and decision making in the medical support division and marketing
division. This study used qualitative research method with in-depth interview
technique and observation to get primary data, anddocument review to get secondary
data. This paper states that medical support divission does not use medical
information to make the program planning, while the marketing division, uses
medical record information to make the program planning and evaluation. The author
suggested that the medical support division utilizes information generated by the
medical record to make planning in their division."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roza Elmarita
"ABSTRAK
Hasil International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo
tahun 1994, diantaranya merekomendasikan untuk disediakannya pelayanan
kesehatan reproduksi terpadu, salah satunya pemeriksaan infeksi saluran
reproduksi/infeksi menular seksual. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik
infeksi menular seksual oleh Wanita Penjaja Seks Langsung (WPSL). Desain
penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 100 WPSL yang
sedang/pernah menderita IMS yang diambil secara stratified random sampling.
Hasil analisis univariat diperoleh WPSL yang memanfaatkan pelayanan klinik
IMS Sedap Malam sebesar 33%. Analisis bivariat dari faktor sosial budaya yang
berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik IMS Sedap Malam adalah
dorongan/dukungan dari pihak ketiga dengan (OR=3,3; 95% CI: 1,0-10,6); dari
faktor organisasi yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik IMS Sedap
Malam adalah kualitas pelayanan klinik IMS dengan (OR=13,2; 95% CI: 4,7-
37,5); hambatan pergi ke klinik IMS dengan (OR=4,6; 95% CI: 1,5-14,6) dan dari
faktor konsumen yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik IMS Sedap
Malam adalah sikap responden terhadap program P2-IMS dengan (OR=3,8; 95%
CI:1,2-12,1). Pentingnya peningkatan kualitas pelayanan dan dukungan dari
semua pihak agar utilisasi pelayanan klinik IMS oleh WPSL lebih ditingkatkan
lagi.

ABSTRACT
The international Conference on population and development in Cairo in 1994,
partly has recommended the provision of the integrated reproductive health
services which one of them was the examination of reproductive tract
infections/sexually transmitted infections. The purpose of this study is know the
overview and the factors associated to service utilization by sexually transmitted
infections clinic for female prostitutes (WPSL=Wanita Penjaja Seks Langsung).
The study design was cross sectional sample of 100 suffering/suffered from STI
WPSL taken by stratified random sampling. The univariate analysis results
showed that the WPSL that utilized Sedap Malam clinic services were at 33%.
The bivariate analysis of socio-cultural factors associated to the utilization of STI
clinic services Sedap Malam showed that the encouragement/support from the
third party (OR=3.3; 95% CI:1.0-10.6); from the organizational factors associated
to the utilization of Sedap Malam STI clinic services obtained that the quality of
service with the STI clinic (OR=13.2; 95% CI:4.7-37.5); the resistance of visiting
the STI clinic (OR=4.6; 95% CI:1.5-14.6) and from consumer-related factors, the
service utilization of Sedap Malam STI clinic was the perception of the
respondents to the P2-IMS program (OR=3.8; 95% CI:1.2-12.1). It is
recommended that the quality of service and support from all parties to STI
clinical services utilization by the WPSL can be enhanced in the future."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risnawati Valentina
"Pemanfaatan rawat jalan yang semakin meningkat salah satunya disebabkan oleh meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). Salah satu faktor risikonya adalah status merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan rawat jalan dengan teori Andersen. Desain pada penelitian ini adalah crosssectional dengan jenis data kuantitatif. Faktor predisposing (predisposisi) yang dikaitkan dengan status merokok dan riwayat PTM, umur lansia, pria, tidak bekerja, pendidikan rendah, menikah adalah kelompok berisiko dalam memanfaatan pelayanan rawat jalan yang tinggi. Faktor enabling (pemungkin) yang jika dikaitkan dengan status merokok dan riwayat PTM, status ekonomi rendah, memiliki jaminan kesehatan swasta dan pemerintah, dan tinggal di pedesaan adalah kelompok berisiko dalam memanfaatkan pelayanan rawat jalan yang tinggi. Faktor need (kebutuhan) yang jika dikaitkan dengan status merokok dan riwayat PTM, mantan perokok dan memiliki keadaan morbiditas adalah kelompok berisiko dalam memanfaatkan pelayanan rawat jalan yang tinggi Adanya keterkaitan antara status merokok, riwayat PTM, dan jaminan kesehatan dirasa perlu untuk membangun kebijakan berdasarkan ke tiga hal tersebut dan membangun kerjasama lintas sektoral.

Outpatient utilization is increasing, one of which is caused by an increase in cases of Non- Communicable Diseases (PTM). One risk factor is smoking status. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the use of outpatient care with Andersen's theory. The design in this study is cross sectional with quantitative data types. Predisposing factors that are associated with smoking status and history of PTM, elderly, male, non-working, low education, marriage are at risk groups in utilizing high outpatient utilization. Enabling factors that are associated with smoking status and history of PTM, low economic status, having private and public health insurance, and living in rural areas are at risk in utilizing high outpatient services. Need factor that when associated with smoking status and history of PTM, ex-smokers and having a state of morbidity is a risk group in utilizing high outpatient services. The relation between smoking status, history of PTM, and health insurance is deemed necessary to develop policies based on these three things and build cross-sectoral cooperation."
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>