Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Toreh, Christof
Abstrak :
ESWL telah berkembang menjadi pilihan pertama untuk terapi batu pielum ginjal dan kaliks superior atau media dengan ukuran le; 20 mm, dan pada batu ureter proksimal dengan ukuran < 10 mm. Meskipun begitu, terdapat banyak faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dari pengguanaan ESWL, dimana salah satu parameter pentingnya adalah frekuensi gelombang kejut permenit. Peneilitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan pendekatan metoda cross-sectional. Sampel untuk diambil dengan total sampling, yaitu seluruh pasien yang dilakukan tindakan ESWL pada 1 Januari 2012- 31 Desember 2014 yang tidak memiliki batu multiple, tidak ada batu radiolsen, tidak ada kelainan anatomi traktus urinarius, dan usia diatas 17 tahun. Pasien dilakukan tindakan ESWL dengan menggunakan kombinasi gelombang kejut 60 gk.menit dan 120 gk/menit. Dari total 60 pasien, rata-rata usia adalah 45.61 14.54 tahun. Sebanyak 30 pasien 50 menderita batu ginjal non-kalik inferior, 26 pasien 43.4 menderita batu kalik inferior, dan 4 pasien 6.7 menderita batu ureter. Dari 60 pasien, 52 pasien 86.7 menderita batu dengan ukuran 10 ndash; 20 mm, empat pasien 6.7 dengan ukuran < 10 mm, dan empat pasien 6.7 dengan ukuran > 20 mm. Kejadian bebas batu 2 minggu post ESWL terjadi pada 46 pasien 76.7 , lalu 15 orang 25 mengeluhkan nyeri intensitas ringan VAS 1-3 , 5 orang 8.3 intensitas sedang 8.3 , dan 40 orang bebas nyeri 66.7 . Penggunaan DJ stent terjadi pada 7 pasien 11.7 dan hematuria terjadi pada 1 pasien 1.7 . Penelitian ini menunjukkan bahwa tata laksana batu saluran kemih menggunakan ESWL dengan kombinasi 60 gelombang kejut/menit dan 120 gelombang kejut/menit memiliki tingkat kejadian bebas batu yang lebih tinggi dan efek samping yang lebih rendah dibandingkan penelitian-penelitian serupa dengan menggunakan satu frekuensi gelombang kejut saja. ......ESWL has emerged as the main treatment option for kidney stone located in pyelum and superior calyces or middle calyses with size of le 20 mm, and in proximal ureter stone with size of 17 years old. Pasien underwent ESWL procedure with combination of 60 shockwave minutes and 120 shockwave minute. From total 60 patients, the mean age was 45.61 14.54 years old. 30 patients 50 diagnosed with non inferior calyces stone, 26 patients 43.4 with inferior calyses stone, and 4 patients 6.7 have ureteral stones. From 60 patients, 52 86.7 patients had stone with size of 10 20 mm, 4 6.7 patients had stone sized 10 mm. Stone free after 2 weeks happened in 46 patients 76.7 . 15 patients complained low intensity pain, 5 patients 8.3 complained mid intensity pain, and 40 patients 66.7 were pain free. The use of DJ stent happened in 7 patients 11.7 . This study showed that ESWL procedure with combination of 60 shockwave minutes and 120 shockwave minutes have a higher stone free rate and lower complication compared with single shockwave prcedure
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyawati
Abstrak :
The land in Gedangsari Subdistrict area composes of limestone. Many local people consume drinking water from wells that contain high levels of calcium. Many people suffer from urolithiasis. This study aimed to describe calcium or Ca(OH)2 distribution in the well water and explain its relation with urolithiasis incidence. This study was conducted in Gedangsari Subdistrict, Gunung Kidul District from July to November 2013. The study was cross sectional confirmed with titration test in laboratory. Samples were 94 wells of 3,849 well population as selected randomly. Criteria of sample selection included wells used for drinking by the population aged older than 30 years already, with less than 15 meter of depth. Laboratory test of Ca (OH)2 level was conducted by titration. Suspect urolithiasis was clinically diagnosed by doctor and data analysis used chi-square test. Results showed relation between water hardness and urolithiasis (RP = 2.27), although statistically not significant. In conclusion, there was no relation between mineral water consumption, age, and length of stay with urolithiasis incidence in Gedangsari Subdistrict, Gunungkidul District.

Tanah di wilayah Kecamatan Gedangsari mengandung batuan kapur. Masyarakat di daerah ini banyak yang mengkonsumsi air minum dari sumur gali yang mengandung kadar kalsium tinggi, dan banyak yang menderita urolitiasis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran distribusi kalsium atau Ca(OH)2 pada air sumur dan menjelaskan hubungannya dengan kejadian urolitiasis. Penelitian dilakukan di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul selama Juli sampai November 2013. Penelitian dilakukan secara potong lintang dengan konfirmasi uji titrasi di laboratorium. Sejumlah 94 sampel sumur dipilih secara acak dari populasi 3.849 sumur. Kriteria pemilihan sampel adalah sumur gali yang telah digunakan untuk minum oleh penduduk berusia lebih dari 30 tahun, dengan kedalaman kurang dari 15 meter. Pemeriksaan laboratorium kadar kalsium dilakukan dengan titrasi. Dugaan urolitiasis didiagnosis melalui pemeriksaan klinis oleh dokter. Data dianalisis dengan uji kai kuadrat. Hasil analisis menunjukkan hubungan antara kesadahan air dengan urolitiasis (RP= 2.27) namun tidak bermakna secara statistik. Konsumsi air putih, usia, dan lama tinggal tidak berhubungan dengan kejadian urolitiasis di Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul.
Ahmad dahlan university, faculty of public health, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thamrin Pahar
Abstrak :
ABSTRAK
Di Indonesia yang termasuk kelompok negara-negara "Stone-belt", urolitiasis merupakan suatu masalah yang besar karena kebanyakan mengenai golongan umur produktif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data prevalensi, profit radiologik, pengaruh suku dan tingkat sosial ekonomi terhadap urolitiasis.

Materi penelitian ini adalah penderita urolitiasis rawat inap di salah satu rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Didapatkan 155 penderita batu saluran kemih selama jangka waktu 4 tahun dari bulan Juli 1986-Juni 1990 yang terdiri dari 115 laki-laki dan 40 wanita dengan umur antara 1-75 tahun. Frekunsi kejadian tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun yaitu 40 dari 155 kasus {25,81%) dan paling rendah pada kelompok umur 10-19 tahun yaitu 6 dari 155 kasus (3,87%).

Lokalisasi Batu Saluran Kemih (BSK) yang terbanyak adalah pada ureter yaitu 82 kasus (45,05%) dan paling sedikit adalah uretra yaitu 1 kasus (0,54%). Pada penelitian ini ditemukan semua BSS{ dari kelompok umur 0-9 tahun adalah vesikolitiasis yang jumlahnya adalah 10 kasus. Dan ini adalah 30,30% dari semuua kasus vesikolitiasis yang berjumlah 33 kasus.

Jeis batu radiopak lebih banyak dari batu radiolusen dengan perbandingan 2,2, : 1.

Baik pada nefrolitiasis maupun pada ureterolitiasis tidak ditemukan perbedaan yang bermakna secara statistik antara penderita yang termasuk tingkat sosial ekonomi yang rendah, sedang dan tinggi. Namun pada vesikolitiasis ditemukan perbedaan yang bermakna antara setiap tingkat sosial ekonomi.

Penyulitan yang didapatkan secara radilogik berupa hidronefrosis 48 (35,40%) dan gangguan fungsi ginjal 32 (25,60%).

Kekerapan BSK paling tinggi pada suku Toraja yaitu 41 kasus dari 4210 penderita suku Toraja yang dirawat inap (9,73% per mil) dibanding dengan suku Bugis Makassar (6,32 per mil), Jawa (4,13 per mil) dan Cina (2,04 per mil).

Melihat tingginya angka penyulitan BSK dan banyaknya batu radiolusen, maka perlu dilakukan pemeriksaan Pielografi Intravena (PIV) pada setiap BSK.

1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Riadi Alim Suprapto
Abstrak :
Latar belakang: Prediabetes merupakan keadaan dengan kadar gula darah diantara normal dan diabetes. Salah satu komplikasi prediabetes adalah urolithiasis. Berbagai studi telah mengemukakan peran vitamin D dalam memodifikasi risiko prediabetes. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suplementasi vitamin D3 dalam mencegah urolithiasis pada kondisi prediabetes. Metode: Penelitian ini dilakukan pada 24 ekor tikus Wistar. Sebanyak 18 ekor tikus diberikan diet tinggi lemak dan tinggi glukosa (DTL-G) untuk menginduksi kondisi prediabetes dan 6 ekor tikus sehat diberikan diet standar selama tiga minggu. Pada akhir minggu ketiga, tikus prediabetes diinjeksi streptozotocin dan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: (1) kelompok prediabetes dengan DTL-G, (2) kelompok prediabetes dengan suplementasi vitamin D3 100 IU/kg/hari dan DTL-G, dan (3) kelompok prediabetes dengan suplementasi vitamin D3 1000 IU/kg/hari dan DTL-G selama 12 minggu. Tikus sehat diberikan diet normal selama 12 minggu. Pengumpulan urin 24 jam dilakukan untuk mengukur kadar kalsium dan pH urin. Hasil: Pemberian DTL-G tampak meningkatkan kadar kalsium urin tikus prediabetes. Pemberian vitamin D dosis 100 IU/kg/hari dan 1000 IU/kg/hari tampak meningkatkan kadar kalsium urin tikus prediabetes. pH urin pada kelompok prediabetes tampak meningkat dibandingkan kelompok sehat. Perbedaan kadar kalsium dan pH urin ditemukan tidak signifikan secara statistik. Kesimpulan: Suplementasi Vitamin D3 dosis 100 IU/kg/hari dan 1000 IU/kg/hari tidak memberikan perbedaan pada kadar kalsium dan derajat keasaman (pH) urin tikus prediabetes yang signifikan secara statistik. ......Introduction: Prediabetes is a condition with blood sugar levels between normal and diabetes. One of the complications of prediabetes is urolithiasis. Various studies have suggested the role of vitamin D in modifying the risk of prediabetes. This studi analyzes the effect of vitamin D3 supplementation in preventing urolithiasis caused by prediabetes. Method: This experiment was conducted on 24 Wistar rats. A total of 18 rats were given a high-fat and high-glucose diet (HFD-G) to induce prediabetes and 6 healthy rats were given a normal diet. At the end of the third week, prediabetic rats were injected with streptozotocin and intervened in three groups: (1) HFD-G, (2) vitamin D 100 IU/kg/day and HFD-G, and (3) vitamin D 1000 IU/kg/day and HFD-G for 12 weeks. Healthy rats were given a normal diet for 12 weeks. 24-hour urine was collected to measure urinary calcium levels and pH. Result: Administration of HFD-G increases urinary calcium levels in prediabetic rats. Administration of vitamin D 100 IU/kg/day and 1000 IU/kg/day increases urinary calcium levels in prediabetic rats. The urine pH of the prediabetic rats increases compared to the healthy rats. However, differences in urinary calcium levels and pH were not found to be statistically significant. Conclusion: Vitamin D3 100 IU/kg/day and 1000 IU/kg/day supplementation did not give a statistically significant difference in urinary calcium levels and pH of prediabetic rats.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkika Ramadhani
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek klinik spesialis keperawatan medikal bedah pada sistem perkemihan secara keseluruhan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan tingkat lanjut, menerapkan praktek keperawatan berbasis bukti serta berperan sebagai agen pembaharu di ruang perawatan. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Model Adaptasi Roy pada 30 pasien gangguan sistem perkemihan dan pada pasien urolithiasis sebagai kasus utama. Peran sebagai peneliti dilakukan melalui penerapan Evidence Based Nursing berupa penerapan format DSI Dialysis Symptom Index pada 164 pasien hemodialisis terbukti memudahkan perawat dalam mengidentifikasi keseluruhan sindroma hemodialisis yang dialami pasien. Peran sebagai inovator dilakukan dengan menerapkan latihan ROM Range of Motion terbukti dapat menurunkan nilai fatigue yang diukur dengan format FACIT-F Functional Assessment of Chronic Illness Therapy- Fatigue
ABSTRACT
Clinical practice of medical surgical nursing specialist in urinary system aimed to provide the advance nursing care to implement the evidence based nursing and to act as an innovator in the treatment room. The role as a caregiver in nursing process was carried out using Roy rsquo s Adaptation Theory toward 30 patients with urinary system disorder and toward an urolithiasis patient as a main case. The role as a researcher was carried out by implementing evidence based nursing about assessment of hemodialysis syndrome by using DSI Dialysis Symptom Index on 164 hemodialysis patients that can facilitate nurses to identify all of patient rsquo s hemodialysis syndrome. The role as an innovator was carried out by doing Range of Motion ROM exercise that was proven to reduce fatigue level measuring by FACIT F Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Fatigue .
2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Frendy Wihono
Abstrak :
ABSTRAK
Komposisi batu saluran kemih dapat mempengaruhi pilihan dalam perawatan pasien. Nilai Hounsfield Unit (HU) dapat memprediksi komposisi batu, begitu juga dengan pH urin. Kami mengevaluasi kombinasi nilai HU dan pH urin dalam prediksi komposisi batu saluran kemih. Studi potong lintang terhadap 35 pasien urolitiasis dilakukan dari Januari hingga Desember 2018 di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. Data nilai HU, pH urin, dan hasil analisis batu dikumpulkan. Hasil analisis batu dikategorikan menjadi batu dengan komposisi utama asam urat dan kalsium. Analisis HU dan pH antara kedua kelompok tersebut menggunakan uji-t tidak berpasangan. Receiver Operating Characteristic (ROC) digunakan untuk menganalisis hubungan antara HU dan pH dengan komposisi batu. Dari 35 pasien, 14 memiliki batu dengan komposisi utama asam urat dan 21 batu dengan komposisi utama kalsium. Rata-rata HU dari batu dengan komposisi utama asam urat dan kalsium adalah masing-masing 445 (± 155,3) dan 943 (± 284,0), sedangkan pH rata-ratanya masing-masing adalah 5,3 (± 0,46) dan 6,5 (± 0,64). Ada perbedaan signifikan antara nilai HU dan pH dari kedua kelompok (p <0,0001 dan p <0,0001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai HU dan pH urin dapat digunakan sebagai prediktor pembeda batu asam urat dari batu kalsium pada analisis batu.
ABSTRACT
Urinary stone composition may affect the treatment of choice for patients. Hounsfield Unit (HU) and urinary pH may help predict the composition of urinary stones. We evaluated HU and urinary pH combination in the prediction of urinary stone composition. A cross-sectional study on 35 urolithiasis patients were performed from January to December 2018 in Haji Adam Malik Hospital, Medan. Data on HU, urinary pH, and stone analysis results were collected. Stone analysis results were categorized into predominantly uric acid and calcium. We analyzed HU and pH between the two groups using independent T-test. Receiver operating characteristic (ROC) were used to analyze the relationship between HU and pH and the stone composition. Among 35 patients, 14 stones were predominantly uric acid and 21 stones were predominantly calcium. The mean HU of the predominantly uric acid and calcium were 445 (±155.3) and 943 (±284.0) respectively, while the mean pH was 5.3 (± 0.46) and 6.5 (± 0.64). There is a statistically significant difference of HU and pH between the two groups (p<0.0001 and p<0.0001). Our study results showed that HU and urinary pH can be used as predictors to differentiate uric acid stones from calcium stones in stone analysis.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library