Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutapea, Manahara
Abstrak :
Konsep TQM (Total Quality Management) yang salah satu tujuannya mencapai Zero defect management, sepinias memiliki kesamaan dan korelasi dengan konsep K3, (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang mengarah pada pencapaian Zero accident award.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada responden PT. Tambang Batubara Bukit Assam Unit Produksi Tanjung Enim, PT. Aneka Tambang UBP Nikei Pomaia, PT. Freeport Indonesia dan PT. Aneka Tambang UBP Emas Pongkor atas korelasi penerapan unsur TQM di bidang manajemen K3 dengan keberhasilan pencapaian nihil kecelakaan (zero accidend diperoleh hasil yang cukup signifikan.

Kuatnya korelasi antara unsur-unsur TQM (Customer Focus, Continue Improvement dan Total participation) dengan keberhasilan pencapaian nihil kecelakaan menunjukkan bahwa fungsi K3 telah diberdayakan secara proporsional, karena telah menyadari betapa pentingnya masalah K3 dalam menghadapi persaingan di era perdagangan bebas, dimana masalah K3 telah menjadi isu global yang merupakan salah satu faktor keunggulan dalam bersaing.
Abstract
TQM (Total Quality Management) concept whose one of its aims is to accomplish Zero defect management at glance has similarity and correlation with Safety and Health concept with direct to zero accident award accomplishment.

Based on research from PT. Tambang Batubara Bukit Asam Unit Produksi Tanjung Enim, PT, Aneka Tambang UBP Nikel Pomala, PT. Freeport lndonesia and PT. Aneka Tambang UBP Emas Pongkor on correlation of TQM elements implementation on Safety and Health management with successful Zero accident accomplishment, we gota significant result.

The strong relation among TQM elements (Customer Focus, Continual Improvement and Total participation) with the successful of zero accident accomplishment on that company showed that the function of Safety and Health has been empowered proportionally the importance of Safety and Health problems in dealing the competition in free market era has been realized. Where safety and Health problems have become global issue which are one of the competitive advantage factors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T2577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Wahyu Hidayati
Abstrak :
[Lama persalinan adalah waktu yang diperlukan untuk ibu melahirkan dari kala I sampai kala II secara normal tanpa ada penyulit dalam persalinannya. Tesis ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh jumlah langkah kaki selama 4 minggu pada ibu hamil trimester III terhadap lama persalinan. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dan dilakukan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta tahun 2015. Sampel penelitian sebanyak 42 ibu hamil trimester III usia 20-35 tahun dengan paritas 1 dan 2. Uji analisis dengan uji normalitas dan Mann Whitney. Hasil penelitian membuktikan bahwa ibu hamil trimester III yang jalan kaki ≥ 5697 langkah/hari memiliki waktu bersalin kala I, II dan total persalinan yang lebih singkat dibandingkan dengan ibu hamil trimester III yang jalan kaki < 5697 langkah/hari (p= 0,0001).
Long labor is the time required for mothers giving birth from the first stage to the second stage normally without any complications in childbirth. This thesis aims to demonstrate the effect of footsteps total for 4 weeks at the third trimester pregnant women to the long labor. This study is a prospective cohort study conducted in Mergasan health center Yogyakarta 2015. Research sample as much as 42 third trimester pregnant women, aged 20-35 years with parity 1 and 2. Analysis with normality test and Mann Whitney. Therefore, the research proves that the third trimester pregnant women who walk ≥ 5697 steps/day have a labor time stage I, II and the total of labor are shorter than the third trimester pregnant women who walk <5697 steps/day (p = 0.0001)., Long labor is the time required for mothers giving birth from the first stage to the second stage normally without any complications in childbirth. This thesis aims to demonstrate the effect of footsteps total for 4 weeks at the third trimester pregnant women to the long labor. This study is a prospective cohort study conducted in Mergasan health center Yogyakarta 2015. Research sample as much as 42 third trimester pregnant women, aged 20-35 years with parity 1 and 2. Analysis with normality test and Mann Whitney. Therefore, the research proves that the third trimester pregnant women who walk ≥ 5697 steps/day have a labor time stage I, II and the total of labor are shorter than the third trimester pregnant women who walk <5697 steps/day (p = 0.0001).]
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririen Razika Ramdhani
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker paru dan tuberkulosis TB adalah dua masalah kesehatan di seluruh dunia dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Meningkatnya kasus TB aktif dan reaktivasi TB laten pada pasien kanker paru serta dampak buruknya terhadap prognosis pasien memerlukan upaya untuk melakukan deteksi TB laten pada pasien kanker paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar proporsi TB laten pada pasien kanker paru, karakteristiknya dan hubungan antar keduanya.Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan sampel dikumpulkan secara consecutivesampling terhadap 86 pasien kanker paru baru terdiagnosis di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta tahun 2015 hingga 2016. Pemeriksaan sputum Xpert MTB/RIF dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan TB aktif. Penentuan TB laten dilakukan dengan pemeriksaan Interferon Gamma Release Assay IGRA menggunakan alat QuantiFERON-TB Gold-in-Tube QFT-GIT .Hasil: Pemeriksaan TB laten mendapatkan hasil IGRA 11 pasien 12,8 , IGRA - 59 pasien 68,6 dan IGRA indeterminate I 16 pasien 18,6 . Karakteristik sosiodemografi pasien kanker paru dengan TB laten adalah 63,6 laki-laki, rerata usia 56 tahun, 36,4 diimunisasi BCG, 9 dengan kontak erat TB, 72,7 dengan riwayat merokok. Karakteristik klinis pasien tersebut 90 memiliki status gizi normal lebih dengan nilai tengah indeks massa tubuh IMT 19,12 18,24-29,26 kg/m2, nilai tengah hitung limfosit total 1856 1197-4210 sel/ul, 9 dengan komorbid diabetes mellitus, 81,8 tumor paru mengenai lokasi khas predileksi TB paru. Jenis kanker terbanyak adalah adenokarsinoma 81,8 dengan stage lanjut 81,8 dan status tampilan umum 2-3 63,6 . Karakteristik yang menunjukkan hubungan bermakna dengan hasil IGRA adalah lokasi tumor yang mengenai daerah lesi khas TB secara radiologis. Hitung limfosit total yang rendah berhubungan dengan hasil IGRA I dengan nilai tengah 999,88 277-1492,60 sel/ul.Kesimpulan: Proporsi TB laten pada pasien kanker paru di RSUP Persahabatan adalah 12,8 . Karekteristik pasien kanker paru yang berhubungan dengan TB laten adalah lokasi tumor yang mengenai daerah lesi khas TB walaupun belum dapat disimpulkan hubungannya secara biologis. Hasil IGRA I pada pasien kanker paru dengan hitung limfosit total yang rendah menunjukkan keterbatasan sensitivitas IGRA dalam mendeteksi infeksi TB laten pada pasien imunokompromais.Kata Kunci : infeksi TB laten, kanker paru, IGRA, hitung limfosit total
ABSTRACT
Background Lung cancer and pulmonary tuberculosis TB are two major public health problems associated with significant morbidities and mortalities. The increased prevalence of active TB and latent TB reactivation in lung cancer patients and the negative effect of pulmonary TB in lung cancer prognosis underline the need for a through screening of lung cancer patients for latent TB infection LTBI . The aims of this study are to determine the proportion of LTBI in lung cancer patients, their characteristics and the relationship between them.Methods This study used a cross sectional design and sample was collected using consecutive sampling of the 86 newly diagnosed treatment naive lung cancer patients from a referral respiratory hospital, Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta in 2015 to 2016. The presence of LTBI was determined by Quantiferon TB Gold In Tube QFT GIT after having Mycobacterium TB not detected result from Xpert MTB RIF sputum test. Demographic characteristics and cancer related factors associated with LTBI were investigated.Results There are 11 patients 12,8 with IGRA result and 16 patients 18,6 with IGRA indeterminate I result. Sociodemographic characteristics of lung cancer patients with latent TB are 63,6 male, mean of age 56 years, 36,4 with BCG immunization, 9 had TB close contacts history, 72,7 with a history of smoking. The clinical characteristics of these patients are 90 had a normal nutritional status with the median body mass index BMI 19,12 18,24 29,26 kg m2, the median of total lymphocyte count is 1856 1197 4210 cells ul, 9 with diabetes mellitus as comorbid, 81,8 of lung tumour located in the typical predilection for pulmonary tuberculosis. Most types of lung cancer are adenocarcinomas 81.8 with advanced stage 81,8 and the WHO performance status of 2 3 63,6 . Characteristics having significant relationship with IGRA results is the tumour located in the typical TB area radiologically. Low total lymphocyte count is associated with indeterminate IGRA results with median 999,88 277 1492,6 cells ul.Conclusion The proportion of latent TB in lung cancer patients is 12,8 . Characteristics of patients with lung cancer associated with latent TB is the location of the tumor lesions typical of the area although it can not be concluded biologically. Having indeterminate IGRA results in lung cancer patients with a low total lymphocyte count showed the limitations of QFT GIT in detecting latent TB infection in immunocompromised patients.Key words latent TB infection, lung cancer, IGRA, total lymphocyte count
2016
T55572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Pandi Wijaya
Abstrak :
Total Quality Management (TQM) masih tetap menjadi suatu yang kontroversial, karena kesulitan mempraktekkannya. Ada yang mengatakan TQM sebagai kiasan baru manajemen, ada juga yang memujinya sebagai lompatan manajemen menuju kesuksesan. Beberapa bukti telah menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan TQM mampu meningkatkan kinerjanya secara kuantitatif, misalnya peningkatan profitabilitas dan pangsa pasar, maupun kualitatif seperti makin terpenuhinya kebutuhan konsumen dan meningkatkan motivasi kerja karyawan. Namun, kadang-kadang penerapan TQM tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak adanya komitmen manajemen, tidak adanya visi serta perencanaan yang jelas, karyawan tidak dilibatkan secara penuh, ataupun ketidakcermatan menginterpretasi masalah yang dihadapi konsumen. Kontroversi antara pendukung keberhasilan TQM dengan pengkritik penerapan TQM perlu dijembatani oleh suatu pandangan atau penelitian yang mampu mengidentifikasi apa saja faktor-faktor yang mungkin berpotensi menjadi penghambat keberhasilan penerapan TQM, khususnya di perusahaan yang telah dilabeli sertifikat ISO- 9000. Jangan sampai label sertifikasi ini hanya kiasan agar perusahaan tersebut dipandang sebagai perusahaan berkualitas tinggi, namun faktanya tidak. Seharusnya menilai kendala potensial penerapan TQM merupakan bagian integral dari proses penerapan TQM. Penggunaan alat bantu statistik juga diperlukan untuk mengukur besarnya korelasi dan pengaruh dari faktor-faktor potensial penghambat penerapan TQM, sehingga diketahui apa saja faktor penghambat dan seberapa besar hambatan itu, agar penerapan TQM menjadi mempunyai arah dan pijakan yang jelas dan sertifikasi ISO-9000 yang sudah dibayar mahal menjadi bermanfaat.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26529
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Titin Ashari
Abstrak :
Tesis ini diangkat dari sebuah penelitian kualitatif tentang pengimplementasian Sistem Manajemen Kinerja Polri pada Polres Metro Jakarta Barat. Sebagai sebuah hasil penelitian tesis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang terbentuknya tindakan tidak prosedural personel Polri dalam mengimplementasikan suatu kebijakan yang dipengaruhi oleh kemampuan interpretasinya sebagai individu yang dapat mempengaruhi struktur. Polres Metro Jakarta Barat sebagai salah satu ujung tombak pelaksana kebijakan Polri pada jajaran Polda Metro Jaya, telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Kinerja Polri sebagai kelengkapan administrasi serta syarat formal penilaian kinerja personel Polri. Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa implementasi Sistem Manajemen Kinerja Pada Polres Metro Jakarta Barat belum berjalan secara optimal. Masih terjadi penyimpangan-penyimpangan di antara prosedur normatif dan praktik sesungguhnya di lapangan oleh para personel Polri. Penyimpangan itu terbentuk sebagai hasil interpretasi subjektif mereka atas kontradiksi struktural yang terjadi. Sebagai konsekwensinya pemaknaan itu menghasilkan tindakan-tindakan yang berbeda dari prosedur normatif yang telah ditentukan yang terbentuk sebagai sebuah struktur baru tentang Sistem Manajemen Kinerja Polri. Tindakan tidak prosedural ini akan sangat mempengaruhi bahkan menghambat tercapainya tujuan dari di tetapkannya kebijakan tersebut, yaitu mewujudkan perbaikan dan peningkatan kualitas kinerja personel Polri. Tesis ini, mengaplikasikan berbagai teori yang berkenaan dengan tindakantindakan individu. Teori utama berasal dari perspektif interpretif interaksi simbolik oleh George Herbert Mead, Blumer, dan Goffman. Serta beberapa teori dan konsep lain yang di anggap relevan untuk mengkaji permasalahan yang di teliti, yaitu : teori strukturasi oleh Anthony Gidden, teori implementasi kebijakan oleh George C. Edwards, konsep birokrasi Weber, dan konsep pembentukan kebijakan oleh Frank T.Paine. Oleh sebab itu, guna meningkatkan pemahaman dan komitmen para personel Polri untuk dapat melaksanakan Sistem Manajemen Kinerja Polri sesuai dengan prosedur normatifnya, optimalisasi sosialisasi, pelatihan dan pengawasan adalah sangat penting. Selain itu dalam rangka efektifitas dan efesiensi, maka perlu adanya penyempurnaan terhadap metode Sistem Manajemen Kinerja Polri melalui pengaplikasian sistem informasi teknologi sebagai data base, yang dapat diakses langsung oleh para personel Polri. Dengan demikian, kinerja personel Polri dapat di kelola dengan lebih professional, transparan, dan akuntabel. ......This thesis is based on a qualitative study on the implementation of the Police Performance Management System in West Jakarta Metro Police. As a result of this thesis research is intended to provide an overview of the formation of police personnel procedural acts in implementing a policy that is influenced by the ability of its interpretation as an individual who can affect the structure. West Jakarta Metro Police as one end of tombaj implementers at national police ranks Jakarta Police have implemented a performance management system as the completeness of the national police administration and the terms of formal performance appraisals national police personnel. However, based on the results of the study concluded that the implementation of performance management systems in jakarta metro west district police has not run optimally. There are still deviations between normative procedures and actual practices in the field by the national police personnel. The deviation was formed as a result of their subjective interpretation of the structural contradictions that occurred. As a consequence of meaning that result in actions that are different from normative procedure that has been determined that formed as a new structure of the Police Performance Management System. No procedural actions will greatly affect even hinder attainment of the objectives of the enactment of the policy, namely to realize performance improvements and improved quality national police personnel. This thesis applies the various theories concerning the actions of individuals. The main theory comes from the interpretive perspective of symbolic interaction by George Herbert Mead, Blumer, and Goffman, as well as some teory and other concepts that are considered relevant to assessing the problems under study, namely: the theory of structuration by Anthony gidden, the theory of policy implementation by george c. Edwards, weber concept of bureaucracy, and the concept of policy formation by frank t. Paine. Therefore, in order to enhance understanding and commitment of the national police personnel to be able to implement the national police's performance management system in accordance with the normative procedures, optimization of socialization, training and supervision is very important. In addition, in order to effectiveness and efficiency, it is necessary improvements to the method of performance management systems through the application of national police information system technology as a database, which can be accessed directly by the national police personnel. Thus, the performance of national police personnel can be managed with a more professional, transparent and accountable. Key words: interpretation, procedures, national police performance management systems, personel of metropolitan distric police west jakarta.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30198
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henarmin Chandra
Abstrak :
Manajemen persediaan merupakan salah satu manajemen yang mengalami perkembangan yang sangat Namun dalam kenyataannya, banyak perusahaan menghadapi berbagai permasalahan serius di pengelolaan persediaan, walaupun mereka bidang pesat. tetap dalam telah mengimplementasikan sistem manajemen persediaan yang canggih. Terdapat kesan bahwa perkembangan konsep, teori dan teknik pengelolaan persediaan selama ini tidak mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan dan permasalahan riil di dalam pengelolaan persediaan perusahaan. Fenomena di atas merupakan alasan utama penulis untuk memilih manajemen persediaan sebagai topik utama penulisan skripsi ini. Penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan dalam rangka untuk mengumpulkan berbagai data, informasi dan bahan kajian lainnya yang diperlukan dalam pembahasan skripsi ini. Berbagai teori dan teknik pengendalian persediaan tradisional seperti formula Economic Order Quantity (EOQ) dan teknik Order Point. selalu didasarkan pada pendekatan spesifik. Pendekatan ini memfokuskan perhatian pada pengendalian terhadap masing-masing jenis persediaan secara terpisah. Pendekatan yang demikian sebenarnya tidak efektif dalam pengendalian persediaan. karena hanya bertujuan untuk mencapai kondisi optimal pada masing-masing sub total persediaan (sub-total optimalization). Dalam kenyataannya penerapan pendekatan ini justru menciptakan kondisi suboptimal pada total persediaan (total sub optimalization). Untuk mengatasi masalah di atas kita harus mencari pendekatan alternatif yang lebih tepat. Pendekatan Total Flow Rate merupakan salah satu alternatif yang logis dan rasional. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan kondisi "total optimalization" dalam persediaan melalui pengendalian langsung terhadap total persediaan perusahaan. Dengan adanya suatu daya kendali yang lebih baik terhadap total persediaan. maka diharapkan para manajer perusahaan akan lebih mampu untuk mengelola sumber daya dan dana perusahaan secara efektif dan efisien.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwondo
Abstrak :
Total Quality Management (TQM) merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan dengan cara melibatkan pelanggan dan se1uruh.anggota organisasi. Total berarti seluruh sisteng Quality berarti karekteristik memenuhi kebutuhan pelanqgan dan Management berarti proses komunikasi dua arah. Biasanya TQM di-implementasikan pada bidang manufaktur, dan kita akan mencoba apakah TQM bisa di-implementasikan pada bidang pendidikan yang sudah banyak dipraktekkan di luar negeri (Inggris, Amerika dan Jepang). TQM dapat dicapai melalui pendekatan sbb: ~ Fokus pada pelanggan (mahasiswa). ~ Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas. ~ Menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengambil keputusan dan pemecahan masalah. ~ Memiliki komitmen jangka panjang. ~ Membutuhkan kerjasama tim (teamwork) ~ Memperbaiki proses secara berkesinambungan. ~ Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. ~ Memberikan kebebasan yang terkendali. ~ Memiliki kesatuan tujuan. ~ Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. TQM pada proses belajar-mengajar memfokuskan perhatian pada fungsi manajemen untuk mengubah usaha dosen dan mahasiswa selalu belajar. Kekuatan model belajar-mengajar TQM yaitu malalui pertemuan yang berkelanjutan, penciptaan kelompok belajar, penggunaan kerjaeama, perbaikan yang berkelanjutan, melihat umpan balik, pembagian tanggungjawab dan pembekalan pengajar. Diharapkan dengan Cara ini akan memberikan kontribusi pada pengembangan kualitas mahasiswa, lulusan, pengajar (dosen), dan secara umum kualitas institusi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dieah Siti Rahmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Achyranthes aspera atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut Sangketan merupakan tumbuhan liar yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Akar Achyranthes aspera ini dapat berkhasiat sebagai penyembuh luka dengan melibatkan peran arginase, arginin, dan metabolitnya yaitu nitrit oksida yang memengaruhi secara langsung proses penyembuhan luka tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak akar Achyranthes aspera dalam menghambat aktivitas arginase. Simplisia diekstraksi secara bertingkat dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol dengan metode ultrasound-assisted extraction. Ekstrak yang dihasilkan dari masing-masing pelarut kemudian diuji penghambatannya terhadap aktivitas arginase menggunakan metode kolorimetri dengan microplate, lalu dilakukan penetapan kadar fenol total dan kadar flavonoid total. Uji penghambatan aktivitas arginase oleh ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi 100 g/ml secara berurutan adalah 9,56; 17,58; dan 29,77; kandungan fenol total secara berurutan adalah 3,91; 4,83; dan 11,18 mgGAE/gram sampel serta kandungan flavonoid total secara berurutan adalah 0,29; 0,80; dan 0,88 mgQE/gram sampel. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar Achyranthes aspera memiliki potensi penghambatan aktivitas arginase yang rendah.
ABSTRACT
Achyranthes aspera, or commonly called as Sangketan in Indonesian is a wild plant that is used as a traditional medicine. The roots of Achyranthes aspera can be used as a wound healer by involving the role of arginine and its metabolites, nitric oxide, that directly affect the wound healing process itself. The aim of this study was to determine the potential of Achyranthes aspera roots extract in inhibiting arginase activity. The simplicia is extracted using ultrasound assisted extraction method with n hexane, ethyl acetate, and methanol solvent. Each extract from different solvents were tested for the inhibition of arginase activity using colorimetric method with microplate, determination of total phenolic concentration, and total flavonoid concentration. The results of inhibition test of arginase activity by n hexane, ethyl acetate, and methanol extract in sequence are 9.56, 17.58 and 29.77 at concentration of 100 g/ml the total phenol concentration in sequence are 3.91 4.83 dan 11.18 mgGAE gram of sample and the total flavonoid concentration in sequence are 0.29 0.80 and 0.88 mgQE gram of sample. From this research it can be concluded that Achyranthes aspera roots extract had low potency of arginase inhibitory activity.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>