Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhi Firmansyah
"ABSTRAK
Transformasi TELKOMFlexi didorong ole perubahan paradigma bisnis
TELKOM yang sebelumnya hanya fokus dibidang telekomunikasi berubah menjadi sebuah perusahaan infocomm yang akan bergerak dibidang TIME. Upaya utama yang dilakukan adalah membangun infrastruktur NGN yang dikemas dalam visi INS YNC2014. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan tesis ini akan dilakukan analisis terhadap proses transformasi TALKOMFlexi Khususnya dibidang infrastruktur sehingga sejalan dengan visi INS YNC2014.
Analisis yang dilakukan adalah mempelajari sejumlah informasi yang berkaitan dengan program INSYNC2014, kebijakan TELKOM, serta konsep dan teknologi yang mendukung proses transformasi tersebut. Metode yang digunakan adalah melakukan studi kasus terhadap infrastruktur TELKOMFlexi Dive II. Langkah awal analisis dilakukan dengan mengidentifikasikan kondisi infrastruktur, proyeksi pertumbuhan dan tantangan yang akan dihadapi di masa yang akan datang.
Hail analisis menunjukan bahwa transformasi TELKOMFlexi Divre II terdiri atas 3 tahap yaitu implementasi infrastruktur IP, ckspansi infrastruktur IP dan implementasi network convergence. Masing-masing tahapan membutuhkan penyesuaian berdasarkan atas skenario yang diusulkan. Analisis kesenjangan menunjukkan bahwa infrastruktur eksisting tidak sesuai dengan kebijakan INYSNC2014 dan implementasi network convergence akan menjadikan IMS sebagai core network TELKOMPlexi Dive II. Analisis kelayakan investasi menunjukkan bahwa investasi tahun 2007 adalah layak dengan nilai NPV Rp. 246 Miliar, IRR 89,51%, dan PBP 2,29 tahun, investasi tahun 2008 adalah layak dengan nilai NPV Rp.334 Miliar, IRR 172% dan PBP 1,67 tahun, investasi tahun 2009 dan 2010 adalah layak dengan nilai NPV R. 450 Miliar dan Rp. 529 Miliar. Investasi tahun 2011 s.d 2014 difokuskan untuk pengembangan RAN dengan total investasi mencapai Rp. 136 Miliar.

ABSTRACT
The transformation of TELKOMFlexi encourage by the change of TELKOM business paradigm, from only focus on telecomunication, now becoming infocom company that focus on telecommunication, media, information and entertainment (TIME). the priority thing to do is to build NGN infrastructure encapsulated in INSYNC2014 vision. Related with that condition, in this final assignment will be discuss the process of TELKOMFlexi transformation especially in infrastructure sector so it will syncronized with INSYNC2014 vision.
This paper describes a study r of the extent dan related information about INSYNC2014, policy of service and infrastructure development, and also supporting information in concept and technology. The analysis using case study method at TELKOMFlexi Divre I.
The first step to do is identifying infrastructure, development projection and
related challange ahead in TELKOMFlexi Divre II.
The Analysis result revealed that TELKOMFlexi Dive I transformation consists of three phases, there are IP infrastructure Implementation, IP Infrastructure Expansion and Convergence Network Implementation. Each phase needs the adaptability based on recommended scenario. Asymmetrical analysis revealed that existing infrastructure is not conform to INYSNC2014 policy and Convergence Network Implementation will enact IMS as a core network of TELKOMFlexi Divre II. investment Visibility Analysis revealed that investment in 2007 is reliable with Rp 246 Billion of NPV value, 89.51% of IRR, and 2.29 years of PBP. Investment in 2008 is reliable with Rp 334 Billion of NPV value, 172% of IRR, and 1.67 years of PBP. Investment in 2009 and 2010 is reliable with R 450 Billion and Ro.529 Billion of PV value. Investment from 2011 until 2014 focusing on development of RAN with total investment Rp. 136 Billion."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T38867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Gunawan
"Sistem ekonomi pasar merupakan sistem ekonomi yang paling tinggi efisiensinya diantara semua sistem ekonomi yang kita kenal. Ekonomi pasar, termasuk persaingan antara produsen dan pembeli menjamin penyediaan terbaik kebutuhan konsumen akan barang serta peningkatan kesejahteraan umum. Persaingan mengakibatkan modal dan sumberdaya lainnya digunakan ditempat-tempat yang paling produktif.
Di banyak negara, untuk waktu yang lama, pemerintah menjadikan sektor telekomunikasi sebagai pasar monopoli. Namun pada akhirnya pemerintah menyadari bahwa tidak pada semua bagian dari industri telekomunikasi memiliki karakteristik yang tepat jika dilakukan dengan sistem monopoli, dan pada saat yang sama, teknologi menawarkan penurunan biaya investasi dan tumbuhnya tuntutan masyarakat akan tersedianya kapasitas yang baru.
Liberalisasi telekomunikasi memberikan hasil yang sangat positif. Studi yang dilakukan ITLI (International Telecommunication Union), mengindikasikan suatu hubungan yang significant antara ukuran l1beralisasi pasar dengan tingkat pertumbuhan keparlatan pengguna telepon, balk untuk telepon bergerak maupun telepon tetap. Disaat kompetisi menjadi suatu tren yang terns didorong keberadaanya di seluruh belahan dunia, ternyata disinyalir masih ada Para pemain di bisnis telekomunikasi yang perilakunya menghambat terwujudnya persaingan yang sehat di sektor ini.
Sebagai salah satu pemain telekomunikasi di Indonesia, TelkomFlexi ditengarai berperilaku anti kompetisi. Beberapa perilaku TelkomFlexi yang ditengarai anti kompetisi adalah perilaku penyalahgunaan po5isi dominan PT.TELKOM di bisnis telekomunikasi telepon tetap, melakukan diskriminasi harga, melakukan blocking dengan produk pesaingnya, serta melakukan subsidi silang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"with the rapid growth of communication technology, PT. TELKOM as one of the telecommunication companies in Indonesia provides new services based on CDMA branded TELKOMFlexi. in Bandung, TELKOMFlexi has been launched since November last year. as a new services, PT. TELKOM is triying to reach its customer by built BTS oriented to customer penetration and coverage. in order to give the optimal services to customer, BTS location is hoped can solve geography problem and efficiency level. geographical informayion system (GIS) is an appropriate solution to make decision in determining the optimal BTS location. to get optimal BTS location, it is need to analyze spread, potential grid content with demand spread, and proper analysis using proper parameter that is NPV (net present value) where BTS and customer became the prime component. that analysis is needed so BTS can be placed at the optimal location which can give profit not only for customer but also PT. TELKOM. the system designed in this research geographical information system simulated to determine the optimal BTS location. the needed values can change depend on decision taking condition."
JTIT 5:1 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library